Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erfan Zachri
"Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pelayanan pemenuhan kebutuhan air
bersih di Jakarta yang dikelola oleh PAM DKI Jakarta baru dapat memenuhi 40 % dari jumlah
keseluruhan penduduk kota Jakarta. Karena terbatasnya pelayanan terse but, pemanfaatan air tanah
menjadi alternatif utama bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Penggunaan
air tanah tersebut dimanfaatkan, baik untuk keperluan industri, hotel, perkantoran maupun rumah
tangga.
Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin besar pula penggunaan tanah
permukiman di Jakarta, maka pengaruhnya terhadap terhadap kuantitas dan kualitas air tanah perlu
dipantau, sebab penggunaan air tanah yang semakin banyak secara tidak langsung memacu
terjadinya perubahan kuantitas air tanah. Perubahan kuantitas air tanah dapat terjadi akibat proses
alami di daerah setempat, namun di daerah perkotaan seperti Jakarta, kegiatan man usia merupakan
faktor pengubah yang dominan. Pengambilan air secara besar-besaran, pemotongan dan penutupan
aliran air tanah mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan air tanah.
Sejak bulan Januari tahun 1995 di sepanjang selatan wilayah DKI Jakarta dibuat Jalan TOL dari Lebak
Bulus sampai Terminal bis Kampung Rambutan dan telah selesai pada pertengahan tahun 1996.
Dalam pembuatan jalan TOL terse but di beberapa tempat dilakukan penggalian sedalam 10 m dari
permukaan tanah. Jalan TOL yang melewati Kecamatan Jagakar;;a dan Pasar Reba mengalami
penggalian tanah rata-rata sedalam 10 m dari tanah di sisi utara-selatannya. Pad a kedua sisi jalan
TOL tersebut banyak tinggal penduduk yang masih menggunakan sumur gali sebagai sumber air
sehari-hari.
Permasalahan yang diajukan adalah bagaimanakah kedalaman air tanah dangkal di sisi utara dan sisi
selatan sepanjang jalan"TOL di Kecamatan Jagakarsa- Pasar Reba ?
Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan pengamatan terhadap sumur gali penduduk yang
berada di sepanjang jalan TOL dan perubahan topogafi yang terjadi akibat penggalian tanah.
Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Wilayah dengari ketinggian < 30 m dplluasnya mencakup 9,5 Ha atau 9,60% dari luas penelitian.
Wilayah ini terletak disepanjang aliran Ciliwung baik di kelurahan Tanjung Barat maupun kelurahan
Gedong. Wilayah dengan ketinggian > 30 m dpl merupakan dataran yang mendominasi di wilayah
penelitian yaitu seluas 89,5 Ha atau sebesar 90,40 'Yo dari luas penelitian seluruhnya.
Setelah adanya jalan TOL ditengah-tengah wiiayah penelitian terjadi pengerukan tanah. Karena
adanya kontruksi jalan TOL tersebut, terjadi perubahan pada luas wilayah dengan ketinggian < 30
m dpl yaitu adanya pengurangan seluas 1,13 Ha ( 11,89 %) dari luas luas sebelumnya, sedangkan
untuk wilayah > 30 m dpl luasnya berkurang sebesar 9,9 Ha ( 11,06 %) dari luas wilayah yang
sebelumnya.
Dalam penelitian ini kelas klasifikasi lereng dibagi atas 4 bagian yaitu: 2-5%, 5-8%, 8- 15% dan
15- 25 % .Sebelum ada jalan TOL, di wilayah penelitian terdapat kelas lereng 2- 5 % seluas 25,75
Ha (26,01 %), kemudiankelaslereng 5-8% seluas 66,13Ha (66,79 %), kelaslereng8-15
% seluas 2,56 Ha ( 2,58 %) dan kelas lereng 15- 25% seluas 4,56 Ha ( 4,6 %). Kelas lereng 5-
8 %, 8 -15 % dan 15- 25% terlet<1k disepanjang alirang Ciliwung baik di kelurahan Tanjung Barat
dan kelurahan Gedong, kecuali dari bagian tengah sampai timur kelurahan Gedong sangat
didominasi oieh lereng 5- 8 %. Sedangkan sebagian besar bagian te11gah dan barat kelurahan"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S33837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S33610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Setiyadi Sudrajat
"Kota Jakarta merupakan kota dengan aktivitas yang cukup tinggi. Moda transportasi, baik kendaraan pribadi hingga kendaraan keperluan logistik pun terlihat setiap harinya melintasi jalan-jalan ibukota guna menunjang perekonomian negara. Jalan tol lingkar luar Jakarta atau JORR Jakarta Outer Ring Road merupakan sistem jaringan jalan yang melingkari bagian luar kota Jakarta, dimana tujuan dibangunnya tol JORR adalah sebagai prasarana guna menghindari kemacetan yang ada di jalan dalam kota Jakarta. Namun moda transportasi utama dalam bidang logistik yaitu truk dianggap memiliki andil yang sangat besar sebagai penyebab kemacetan jalan.
Penyebab terganggunya kelancaran perjalanan di jalan tol JORR bermula dari berkurangnya kecepatan kendaraan yang melintas, baik kendaraan pribadi maupun angkutan barang yang disebabkan kelandaian jalan. Lokasi untuk penelitian dampak kelandaian jalan berada di ruas jalan tol JORR arah Kp Rambutan ndash; Pasar Rebo. Menggunakan varibel karakteristik arus lalu lintas yang dikumpulkan pada saat survei, dampak kelandaian terhadap kinerja kecepatan kendaraan truk dan kecepatan lalu lintas keseluruhan dapat disimulasikan dengan menggunakan program transportasi vissim.
Setelah dilakukan tahap analisa data, dapat disimpulkan bahwa kelandaian geometrik jalan di jalan tol JORR berdasarkan simulasi program vissim tidak memiliki dampak atau pengaruh yang signifikan, baik terhadap kinerja kecepatan kendaraan berat truk maupun kinerja kecepatan arus lalu lintas.

Jakarta is a city with high activity. Transportation mode, both private vehicles to logistics vehicles were seen every day across the streets of the capital to support the country 39 s economy. Jakarta Outer Ring Road is a road network system that encircles the outskirts of Jakarta, where the purpose of constructing JORR expressway is as an infrastructure to avoid congestion in the streets of Jakarta. But the main mode of transportation in the field of logistics is the truck is considered to have a very large share as the cause of road congestion.
The cause of the disruption of the smooth journey on the JORR toll road stems from the reduced speed of passing vehicles, both private vehicles and freight transport caused by the slope of the road. The location for research on the impact of the road slope is on the JORR toll road section Kp Rambutan Pasar Rebo. Using variables of the characteristics of the traffic flows collected during the survey, the impact of the vehicle performance on truck speed and overall traffic speed can be simulated using the vissim transport program.
After the data analysis phase, it can be concluded that the geometric slope of the road on the JORR toll road based on the simulation of the vissim program has no significant impact or influence on both the speed performance of the truck and the speed of the traffic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Novelita
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S33457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1986
S33292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirda Wizarti
"Ringkasan
Ci Liwung mengalir dari hulu di gunung Pangrango dan bermuara di Teluk Jakarta. Sejak zaman dahulu (kerajaan Pajajaran) Ci Liwung sudah dimanfaatkan penduduk. baik untuk sarana transportasi, irigasi maupun untuk mengurangi banjir. Pada zaman Belanda Banjir Kanal dibuat membelah Ci Liwung di Manggarai, kemudian mengalir ke Barat dan bermuara di Muara Karang.
Sekarang ini Banjir Kanal Ci Liwung merupakan sungai yang berfungsi sebagai saluran pengendali banjir, selain sebagai sumber bahan baku air minum bagi penduduk DKI Jakarta. Jakarta yang sepertiga bagiannya merupakan wilayah endapan mendapat kiriman banjir melalui Ci Liwung dari wilayah kikisan di atasnya. Perlakuan manusia pada Ci Liwung berupa perubahan koefisien aliran maupun perubahan fisik alur sungai dapat mempengaruhi aliran permukaan sungai. Selain masalah banjir Ci Liwung juga mengalami pencemaran. Pencemaran karena limbah industri dan pencemaran karena limbah rumah tangga. Mengingat fungsi dan keberadaan Ci Liwung, adanya pemanfaatan tanah kosong atau bantaran Ci Liwung sebagai lahan tani (kebun sayur) oleh penduduk, melatar belakangi dilakukannya penelitian ini.
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penduduk menggunakan bantaran sungai sebagai lahan untuk bertani ? dan (2) Apakah pemanfaatan bantaran sungai untuk keperluan pertanian menguntungkan atau merugikan ?
Berdasarkan masalah penelitian, diajukan hipotesis sebagai berikut:
Penggunaan bantaran sebagai lahan untuk bertani lebih meni.mbulkan dampak negatif daripada dampak positif terhadap lingkungan' Penelitian dilakukan di bantaran Ci Liwung pada wilayah endapan, di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan Jakarta.
Data diperoleh melalui metode wawancara, yang dilakukan pada penduduk pemakai bantaran sebagai lahan usaha tarsi (petani) dan penduduk di sekitar bantaran (± 100 m) dari pinggir sungai. Data lain yang berupa hasil penelitian terdahulu. Pengambilan sampel untuk unit observasi petani dilakukan secara sensus dan penelitian untuk masyarakat sekitar bantaran dilakukan secara penarikan acak sederhana dengan melakukan estimasi proporsi penduduk yang telah tinggal 5 tahun atau lebih_ Data diolah secara deskriptif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bantaran sebagai lahan usaha oleh petani mengakibatkan perubahan fisik alur sungai dan membahayakan badan tanggul. Sehingga dengan adanya perubahan fisik alur sungai, aliran air dari hulu akan naik, hal ini karena kapasitas pengaliran alur sungai lebih kecil dari debit pengaliran air, maka terjadi banjir dan merubuhkan tanggul. Keadaan ini diperburuk lagi oleh perubahan koefisien aliran akibat meningkatnya penggundulan hutan dan perubahan koefisien aliran akibat meningkatnya penggundulan hutan dan perubahan tata guna lahan di hulu.
Penggundulan tanah kosong di bantaran oleh petani lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada dampak positif. Dampak positif berupa memberi.pemandangan yang baik dan lebih hijau serta memberi sayuran segar. Sedangkan dampak negatifnya yaitu menimbulkan kerawanan sosial karena status penggunaan tanah yang liar; mencemarkan lingkungan perairan; adanya sayuran yang mengakumulasi logam berat akibat penggunaan air sungai yang tercemar; dan penggunaan bantaran yang merubah fisik alur sungai sehingga menyebabkan banjir; serta tidak banyak menguntungkan walau memberi nafkah subsisten.

The Use Of The Fallow Land Along The River (A Case Study of "Bantaran' Ci Liwung on the Sediment Area of Jakarta)Ci Liwung flows from the up-stream at the mount of Pangrango and empties into Jakarta Bay. Since long times ago (Imperium of Pajajaran), Ci Liwung has been used by the people either for transportation, irrigation or for decreasing the flood. During the Dutch collonial times, the canal has been made to divide Ci Liwung at Manggarai, then flows to the west and empties into Muara Karang. Nowadays, besides the canal of Ci Liwung functions as a channel to control the flood, it being used as drinking water resources for the people of DKI Jakarta. Jakarta, which one third of its area is sediment gets the flood through Ci Liwung from a scrapping area upper of it.
The changes of the flow coefficient and the physics of the river meandering will change the river's flow.
Beside the problem of the flood, Ci Liwung also faces the problem of pollution. The pollution is caused by solid wastes and effluents, domestic and industrial. Considering the function and the existence if Ci Liwung, the writer ditermined to conduct a research on the use of fallow land or 'bantaran' (riverbank)Ci Liwung as farming area (specially for vegetable cultivation).
The questions in this research are:
How do people use 'bantaran' as farming area ?
Is the use of 'bantaran' for agriculture profitable or unprofitable ?
Based on the problems of this research, the hypotesis proposed is as follows:
The use of 'bantaran' as area for farming will cause nega-Live effect rather than positive effect to environment. The research is done at the sediment area of the 'bantaran' Ci Liwung, in Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan Jakarta.
Data are obtained through the method of interviews. The interviews were carried out with the people who use 'bantaran' as farming land and with the people around 'bantaran' (± 100 m) from the edge of the river. Data are also obtained from secondary sources, the results of the previous researches. The sample farmers used as unit of observation are taken by census, While research on the people around the 'bantaran' is taken by simple random sampling, based on estimation proportion who have lived for 5 years or more. Data will processed with descriptive-analytic.
The results of this research show that the activities of the people who use the 'bantaran' for farming change the physics of meandering and these activities are also harmfull for the body of the dike. Because of the changes of physics meandering, in rainy season the flow from up-stream increases and this causes flow meandering river capasity smaller than the debit, thus flow comes. This situation becomes worse due to the bareness of the vegetation which increase quickly. Also, changes in the uses of land in the up-stream part of Ci Liwung cause changes in the river flow coefficient. The use of 'bantaran' by the farmers cause more negative effects rather than positive effects. The positif effects are beautiful green landscape and fresh vegetables produces. On the other hand, the negative effects induce social problems in a form of illegal land occupation. It also causes river pollution, polluted vegetable due to accumulation of heavy metals from polluted water, changes in the physics of river meandering, and unprofitable albeit produces subsistence earnings.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adang S. Soewaeli
"Dalam rangka pemanfaatan air tanah sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan air, di daerah Tonga dan sekitarnya yang termasuk kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan penelitian air tanah berupa pengukuran geolistrik tahanan jenis. Maksud pengukuran geolistrik adalah untuk menduga penyebaran jenis batuan dan gejala-gejala geologi yang terjadi di bawah permukaan secara lateral dan vertikal berdasarkan sifat listrik batuan. Tujuannya adalah untuk menentukan lokasi pengeboran uji (exploration well) dalam rangka pemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air baku. Air tanah yang berupa akuifer dari hasil pengukuran geolistrik mempunyai nilai tahanan jenis antara 0,42-15,00 di dalam endapan pasir. Di gudang logistik dilakukan pengeboran uji sampai 150 m di titik VES.1 untuk air tanah kedalaman 17,00-34,00 m dan lebih dari 70 m, sedangkan Mess di titik VES.9 untuk air tanah kedalaman antara 11,90-52,30 m dan lebih dari 60 m. Ada dua hasil interpretasi untuk nilai tahanan jenis lebih kecil daripada 5 m, bisa akuifer kualitas payau-asin atau berupa lapisan serpih. Sesudah dilakukan pengeboran uji untuk menentukan kuantitas air tanah, perlu dilakukan juga pemompaan uji sumur dan analisis kualitas airnya."
Bandung: Badan penelitian dan pengembangan Kementerian pekerjaan Umum, 2014
620 JSDA 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S33871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>