Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Surya Irawan
"Salah satu upaya untuk menyeimbangkan perlindungan terhadap lingkungan dan kepentingan ekonomi pada dunia industri adalah dengan mengupayakan kctersediaan energi altematif dari sumber yang dapat diperbahami dibandingkan penggunaan energi dari slumber yang tidak dapat diperbaharui. Sekam padi merupakan salah satu Iimbah biomas yang tersedia dalam jumlah besar dan memiliki kandungan energi yang tinggi namun menghasilkan polusi terhadap lingkungan serta resiko kcschatan yang rendah jika dibandingkan pembakaran dengan menggunakan bahan bakar yang bcrasal dari fossil.
Dalam proses penggunaannya serta keuntungan yang diberikan, debu sekam padi scbagai energi altematif juga membawa porensi bahaya yang memerlukan penanganan memadai, oleh karena itu pengkondisian awal berdasarkan karakteristik bahan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan pananganan sccara aman untuk material padatan yang memiliki ukuran partikcl sangat halus (seperti bubuk, tepung dan debu) hingga sifat - sifat yang berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan diketahui.
Dengan diketahuinya karakteristik debu sekam padi terhadap kemampuan dapat terbakar dan Iedakan maka didapatkan model dcsain peralatan dan proses dengan mempertimbangkan upaya pencegahan dan perlindungan dari bahaya ledakan awan debu guna memenuhi persyaratan manajemen keselamatan proses pada fasilitas pemanfaatan debu sckam padi di insincrator semen Berdasarkan hasil uji laboratorium yang diperoleh diketahui bahwa debu sekarn padi memiliki karakteristik dapat terbakar dengan tingkat Iedakan debu kelas I dan kemampuan tekanan maksimum ledakan sebcsar 6,7 Bar serta energi minimum yang dibutuhkan untuk pcnyalaan sebesar <1 joule. Berdasarkan hal tcrsebut serta kecukupan untuk kemungkinan timbulnya Iedakan pada proses pemanfaatan sekam padi pada insinerator semen maka sekam padi digolongkan sebagai bahan berbahaya kategori Kelas 2 Divisi 2. Hal tersebnt diatas sangat mendasari penentuan peralatan baik elektrik/al maupun mekanikal yang digunakan sena aktifitas proses operasional yang dilakukan pada fasilitas pemanfaatan debu sekam padi di insinerator semen.
Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karalcteristik bahan sebagai informasi keselamatan proses sangat dibutuhkan dalam analisa bahaya guna menentukan bentuk pengendalian dalam pencegahan bahaya ledakan pada fasilitas pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar altematif di insinerator semen. Dimana hal terscbut dimulai pada tahap dcsain peralatan dan desain proses sebagai dasar pengambilan keputumn operasional guna memastikan proses pemanfaatan energi altcrnatif tersebut bexjalan dengan efektili eiisien dan aman sebagai tujuan pelaksanaan manajemen keselamatan proses.

One of the efforts to balance the protection of the environment and economic purpose in the industrial world is by trying to provide alternative energy from renewable source rather than using the energy from un-renewable source. Rice husk is one of biomass waste that is available in very large amount and contain high energy potential but can contribute less pollution to the environment and low health risk if compared to combustion using fossil-base iitel.
ln the utilimtion process and the benefit that it can contribute, rice husk dust as an altemative energy also carries hamrd potential which needs sufficient handling, thus preconditioning based on material characteristic is very important in determining the safe handling for solid material that contains very small particle size (such as powder and dust) so that all the attributes that can atfect to the health and safety can be discovered.
In knowing the characteristic of rice husk dust to its combustible and explosion capability, then the model of equipment design and process can be established, also by considering the prevention effort and protection from hazard from dust cloud explosion in the effort to fultill the requirement of process safety management at rice husk dust utilization facility at the cement incinerator.
Based on laboratorial test result, it is discovered that rice husk dust have the combustible capability characteristic with tingkat ledakan debu kelas l and maximum explosive pressure of 6,7 Bar and minimum ignition energy needed is
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32104
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"industri tahu adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah berbentuk padat yaitu ampas tahu dengan kandungan organik yang tinggi dan berpotensi menimbulkan pencemaran cair dan udara. pemanfaatan ampas tahu sebagai bahan bakar biomassa ini bertujuan mengatasi masalah timbunan limbah padat ampas tahu sebagai bahan bakar biomassa."
631 BLI 48:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R.Hari Prabowo
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26976
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Barri
"PT. KIA Serpih Mas Karawang memproduksi keramik lantai yang proses pembakarannya menggunakan bahan bakar gas alam. Gas alam ini dipasok oleh PT. Perusahaan Gas Negara Jakarta. Namun sejak terjadinya krisis moneter harga bahan bakar gas alam terus meningkat akibat kenaikan kurs mata uang asing, yang mengakibatkan biaya produksi keramik lantai semakin naik. Untuk mengatasi hal ini maka perlu pemikiran untuk mencari bahan bakar alternatif dan cadangannya yang cukup untuk digunakan dalam jangka waktu lama. Salah satu bahan bakar yang mungkin dapat digunakan dalam industri keramik lantai adalah batubara.
Dalam tugas akhir ini disajikan proses pembakaran batubara secara tidak langsung yaitu batubara diubah dulu menjadi produk gas sebelum dipakai menjadi bahan bakar alternatif. Teknologi proses ini disebut gasifikasi batubara. Batubara digasifikasi dalam reaetor Lurgi menjadi produk gas. Produk gas tersebut mempunyai komposisi (dalam % mol) yaitu H2 = 23,8 %, CO = 16,5%, CHi = 4,1%, CO2 = 13,5 % dan pengotor seperti H2S dan COS sejumlah 0,8 %. Gas yang dihasilkan kemudian dimurnikan dari kandungan asam atau pengotor sehingga memenuhi standar kesehatan, keamanan, dan memproteksi peralatan proses.
Kebutuhan kalor gas alam sebesar 26.870.400 Btu/jam kemudian dibandingkan dengan nilai kalor hasil gasifikasi batubara, dengan jumlah batubara sebanyak 2400 Ib/jam untuk memproduksi 10.000.000 m2 keramik lantai per tahun. Dari hasil perhitungan didapat biaya proses produksi gas batubara sebesar 1.695.853,018 USS per tahun. Biaya ini lebih murah dibandingkan dengan pemakaian gas alam sebesar 1.994.642,207 USS per tahun. Namun ada tambahan biaya modal peralatan proses gasifikasi batubara sebesar 13.039.262 USS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MIMBAR 25(1-2)2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Sultansyah
"Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan penyediaan kelistrikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yaitu melalui PLTBm sekam padi. Sekam padi yang tersedia secara besar menjadi suatu potensi untuk dijadikan feedsotck dalam proses gasifikasi, selanjutnya gas sintetik digunakan sebagai bahan bakar mesin untuk memutar generator. Lab Gasifikasi FTUI saat ini sedang berfokus kepada program riset berbasis komersialiasi dalam pembuatan PLTBm skala kecil untuk daerah 3T. Namun belum adanya penelitian pemanfaatan gas sintetik melalui spark-ignition engine di Lab Gasifikasi FTUI, sehingga dibutuhkan studi literatur pemanfaatan gas sintetik sekam padi sebagai bahan bakar spark-ignition engine. Penelitian ini berfokus kepada pengumpulan informasi untuk mengetahui karakteristik gas sintetik sekam padi, unjuk kerja pembersihan gas sintetik di Lab Gasifikasi FTUI, dan pemanfaatan gas sintetik sebagai bahan bakar spark-ignition engine. Dari studi literatur, karakteristik gas sintetik sekam padi yaitu: penyusun utama yaitu H2, CO, CH4, CO2, dan N2, LHV rendah, terdapat tar, serta terdapat variasi komposisi setiap waktunya. Gas sintetik mampu dijadikan sebagai bahan bakar spark-ignition engine meskipun terdapat penurunan daya akibat rendahnya nilai LHV, namun emisi yang lebih bersih terhadap CO, HC, dan NOx. Parameter proses yaitu AFR, ignition timing, dan rasio kompresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya output dan emisi, sehingga dibutuhkan penyesuaian terhadap parameter tersebut. Rekomendasi pemanfaatan gas sintetik meliputi: meningkatkan LHV, meningkatkan kemampuan pembersihan gas sintetik, penyesuaian AFR, pengontrolan AFR otomatis, penyesuaian ignition timing, dan penggunaan mesin dengan rasio kompresi tinggi.

One alternative in overcoming the problem of providing electricity in rural areas is through the rice husk biomass gasification. Rice husk that has already available in those areas becomes potential in utilizing rice husk as a feedstock for the gasification process, then the synthetic gas is used as a fuel for spark-ignition engine to turn the generator. FTUI Gasification Laboratory is currently focusing on research to commercialization program for the development of small-scale biomass gasifier for rural areas. However, the absence of research on this topic before in FTUI Gasification Laboratory, therefore it is necessary to have a literature review focusing on the utilization of synthetic gas from rice husk biomass gasification as fuel for spark-ignition engines. This research focusing on collects information from various studies to gives an overview of the characteristics of synthetic gas from rice husk gasification, synthetic gas cleaning system performance at FTUI Gasification Laboratory, and the utilization of the synthetic gas through spark-ignition engine. From the literature, the synthetic gas from rice husk gasification is composed of the main constituent gases namely H2, CO, CH4, CO2, and N2, low LHV, has tar, and has variations in the composition of synthetic gas each time. Synthetic gas can be used as a fuel for the engine even though there is a decrease in power due to low LHV, but it gives cleaner emissions on CO, HC, and NOx. Process parameters, namely AFR, ignition timing, and compression ratio have a significant effect on output power and emissions. Therefore, the adjustments of those parameters are needed. Recommendations for using syngas as fuel for spark-ignition engine include increasing the LHV value, increasing syngas cleaning system performance, AFR adjustment, automatic AFR control, ignition timing adjustment, and using an engine with a high compression ratio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rubber membrane filter press (RMFP) dari karet alam (NR) dan karet sintetis (chloroprene rubber and nytrike butadiene rubber). Metode penelitian dilakukan dengan cara vulkanisasi karet alam, karet sintetis, bahan pengisi untuk membentuk rubber membrane filter press. Formula penelitian dilakukan sebanyak 8 unit percobaan dengan variasi campuran yang telah ditentukan. Pengujian terhadap rubber membrane filter press dilakukan dengan metode uji ASTM yang meliputi parameter, viscometer mooney, hardness, tensile strength, modulus 200%, elongation at break, tear strenght, density and abrasion. Hasil uji laboratorium menunjukkan, untuk formula RMFPD yang terdiri dari campuran karet alam (NR) 10; chloroprene rubber (CR) 90;A. 86 2 phr; asam steararat 0,5 phr; TMQ/P .H 2 phr; 6 PPD 1 phr; silica dari abu sekam padi 50 phr; CaCO3 15 phr; karbon hitam N.330 10 phr; DOP 5 phr; DEG 5 phr; TMTD 0,2 phr; Sulfur 0,5 phr."
JDPI 23:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulato
"ABSTRAK
Abu sekam padi ternyata menandung senyawa silika cukup
tinggi. Hasil analisa rnenunjukkan kandun?an SiO2 93%, PH=8,
kadar air 2,70%, luas permukaan butiran 68 m2/gr pada ukuran
butir - 325 Mesh. Abu dengan sifat demikian terbukti dapat
dipakai Sebagai bahan penguat komposit karet alam.
Campuran abu - karet dapat dikerjakan dengan mudah di
dalam gilingan ?open mill?. Pada penambahan abu sebanyak 40-
60 phr kedalam karet dapat rnenghasilkan viskositas kompon
antara 40 sampai 60 satuan 1ooney, suatu harga yang umum di
pakai di dalam pengolahan komposit.
Campuran abu - karet (kompon) ternyata jugs mudah dima
sak (vulkanisasi), terbukti dan waktu pematangan optimurnnya
(optimum cure) yang pendek yaitu 21 menit. Padahal untukme
masak campuran silika sintesis - karet cnernbutuhkan waktu 74
menit. Dalam hal waktu pernatangan awal (scorch time) campur
an abu - karet adalah 8 menit.
Bila nilai tegangan putus dan modulus 300% dipakai in
dikator untuk menilai kekuatan dan komposit karet, maka se-
cara umum kekuatan kornposit abu - karet rnasih lebih rendah
daripada kekuatan komposit silika sintesis-karet. Komposit
abu - karet hanya marnpu mencapai nilai tegangan putus dan mo
dulus 300% masing-masing 157 kg/cm2 dan 57 kg/rn2 sedangkan
komposit silika sintesis karet mencapai 210 kg/cm2 dan 77 kg/
cm2. Dan ui dengan SEM (Scanning Electron Microscope) di
ketahuf bahwa interaksi abu-karet masih be].um efektif ter
bukti adanya gejala ?dewetting? pada bidang antar mukanya.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felisa Dwi Pramesthi
"Penggunaan batubara yang dikategorikan sumber daya tak terbarukan sebagai bahan bakar tanur semen memberikan kontribusi emisi CO2, sebagai Gas Rumah Kaca (ORK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan energi terbarukan dengan pemanfaatan limbah dalam rangka penurunan konsumsi batubara dan penurunan emisi CO2. Kajian mendalam mengenai pemanfaatan
kembali energi yang terkandung pada limbah dengan teknologi co-processing
dilakukan di Plant 8, PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) tbk, Citeureup.
Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2009 untuk menganalis;s penggunaan bahan bakar alternatif (BBA)
pada periode 2007-2008. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa co-processing
memenuhi unsur-unsurur keberlanjutan seperti economically profitable, socially
acceptable dan environmentally sound manageable. Secara khusus,
kesimpulannya yaitu: (1) Kritena pemilihan BBA dalam industri semen: nilai
kalori, kandungan air dan kemudahan penanganan, (2) Kendali pemanfaatan BBA: kualitas biomassa yang fluktuatif, kuantitas limbah yang memenuhi syurat
belum mencukupi dan kendal. berupa biaya investasi serta operasional yang
tinggi, (3) BBA jenis sekam, cangkang kelapa sawit dan limbah industri memiliki
keberlanjutan pasokan relatif stabil, sedangkan bubuk gergaji tidak dapat
mencukupi konsumsi BBA di masa mendatang. Perkiraan kontinuitas pasokan
BBA ini tidak mempertimbangkan penggunaan BBA sebagai baban bakar rumah
tangga dan baban dasar pupuk organik, (4) Penggunaan BBA (2007-2008) mampu
mensubstitusi kalor sebesar 9,69% dan memberikan penurunan biaya baban bakar
sebesar 8,95%, (5) Pemanfaatan biomassa yang dikategorikan memiliki energi
bebas CO2 (2007-2008) memberikan penurunan emisi CO2 sebesar 7.49%, (6)
Teknologi co-processing pada tanur seme memberikan penerimaan
(kompensasi) untuk tiap LB3 yang masuk sebesar US$ 5-30/ton, sesuai dengan
karakteristik limbah. Selain itu, lumpur minyak ITP juga dapat diolah secara
mandiri sebingga mengurangi biaya yang sehurusnya dikeluarkan jika
pengolaanya diserahkan kepada instansi pengolah limbah."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32870
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>