Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meidiana Bangun
"Relapse pada anak dengan leukemia adalah suatu keadaan munculnya kembali sel leukemia setelah mencapai priode remisi atau bebas penyakit. Keadaan relapse dapat berdampak negativ baik bagi anak, orang tua maupun support sistem yang ada. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian relapse pada anak dengan leukemia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional, dengan jumlah sample 126 melalui purposive sampling. Analisis yang digunakan dengan Mann-Whitney V Test, chi square dan regresi logistik. Hasil menunjukkan kejadian relapse sebesar 40% responden, selanjutnya terdapat hubungan signifikan antara keparahan penyakit dengan kejadian relapse (p Value=0,000). kesimpulan bahwa tingkat keparahan penyakit dan tingkat pendidikan orang tua merupakan faktor yang paling berpengaruh terjadinya relapse maka disarankan untuk mengadakan familly conference antar multidisipliner dan penjelasan dengan segera pada anak dan keluarga yang terdiagnosis leukemia. Serta meningkatkan pemberian edukasi sesuai dengan tingkat pendidikan keluarga.

Relapse in children with Leukemia is a phase appearing the leukemia cells after complete remission, this situation can impact to the children itself, parents and olso the support system. This research is to identify factors which related with relapse in leukemia children. Methods used in this research is a cross sectional design, with 126 children with Leukemia using purposive sampling as sample. By using Mann-Whitney V Test ,Chi square and Regresi logistic the result showed 40% relapses, tells a significant relation between level of stadium diagnose with relapse incident. The conclusion that level of stadium diagnose and parent?s educational background is the determined factor, in relapse incident. Thus, family conference, proper education and information are expected to be given to the family as soon as the children was diagnosed with leukemia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thatiana Dwi Arifah
"Leukemia merupakan kanker tersering yang ditemukan pada anak. Penatalaksanaan yang dilakukan pada anak dengan leukemia adalah kemoterapi. Agen kemoterapi tidak hanya membantu menghentikan atau memperlambat sel kanker, namun juga memberikan efek samping berupa mual muntah dan  demam. Tujuan karya ilmiah ini untuk menganalisis implementasi asuhan keperawatan terkait manajemen mual muntah pada anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi. Implementasi yang dilakukan berupa pemberian edukasi manajemen mual muntah dan foot massage untuk mengurangi mual muntah. Hasil evaluasi asuhan keperawatan yang didapatkan adalah terjadi penurunan mual muntah, tidak terjadi kekurangan volume cairan, dan penurunan demam pada anak. Hasil ini merekomendasikan perawat untuk meningkatkan pemberian edukasi manajemen mual muntah, risiko kekurangan volume cairan dan penurunan demam pada anak leukemia yang mendapatkan agen kemoterapi dengan efek samping mual, muntah, dan demam.

Leukemia is the most common cancer found in children. Management performed on children with leukemia is chemotherapy. Chemotherapy agents not only help stop or stop cancer cells, but also provide side effects in the form of nausea and vomiting and fever. The purpose of this scientific work is to implement the implementation of nursing care related to the management of nausea released in children with leukemia who are supported by chemotherapy. The implementation carried out contains education on management of nausea vomiting and foot massage to reduce nausea and vomiting. The evaluation results of nursing care that occur is a decrease in nausea, no shortage of fluid volume, and a decrease in fever in children. These results were published by nurses to improve education management assistance for nausea and vomiting, low risk volumes and decreased fever in children with leukemia who received chemotherapy agents with side effects of nausea, vomiting, and fever."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraeni Putri
"Leukemia merupakan kanker tersering yang ditemukan pada anak. Penatalaksanaan yang dilakukan pada anak dengan leukemia adalah kemoterapi. Agen kemoterapi tidak hanya membantu menghentikan atau memperlambat sel kanker, namun juga memberikan efek samping berupa mual muntah dan mukositis oral. Tujuan karya ilmiah ini untuk menganalisis implementasi asuhan keperawatan terkait manajemen mual muntah dan pencegahan mukositis pada anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi. Implementasi yang dilakukan berupa pemberian edukasi manajemen mual muntah dan perawatan mulut untuk mencegah mukositis. Hasil evaluasi asuhan keperawatan yang didapatkan adalah terjadi penurunan mual muntah dan tidak terjadi mukositis pada anak. Hasil ini merekomendasikan perawat untuk meningkatkan pemberian edukasi manajemen mual muntah dan perawatan mulut pada anak leukemia yang mendapatkan agen kemoterapi dengan efek samping mual, muntah, dan mukositis.

Leukemia is the most common cancer found in children. Management performed on children with leukemia is chemotherapy. Agents of chemotherapy not only stop or inhibit cancer cells, but also provide side effects such as nausea, vomiting, and oral mucositis. The purpose of this paper is to analyze the implementation of nursing care about management of nausea-vomiting and prevention of mucositis in children with leukemia who are undergoing chemotherapy. Implementation in the form of health education about management nausea-vomiting and oral care to prevent mucositis. The results of evaluation of this nursing care is decrease in nausea-vomiting and mucositis does not occur in children. This result recommends that nurse should to improve the health education about management nausea-vomiting and oral care in children with leukemia who receive chemotherapy agents that have side effects of nausea, vomiting, and mucositis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Rosmiatin
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan yang sangat penting karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Insidens PJK pada wanita lansia cenderung meningkat. Penelitian ini untuk menganalisis faktor- faktor risiko terhadap kejadian PJK pada wanita lansia di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain pada penelitian ini adalah penelitian analitik dengan studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 136 responden.
Hasil analisa multivariat didapatkan bahwa faktor risiko yang paling berhubungan dengan terjadinya PJK adalah usia (OR=3,64 ). Diharapkan perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan khususnya bagi wanita lansia untuk mencegah faktor- faktor risiko terjadinya PJK sehingga kejadian PJK pada wanita dapat menurun.

Coronary heart disease is a serious health problem that has high morbidity and mortality. The incidence of elderly women who have heart attack are increasing. The purpose of this study is to analyze risk factors to coronary heart disease on elderly women at Dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta. This study used descriptive analysis design with cross-sectional approach, and 136 respondents were recruited.
The finding of the study showed that age was the most predominant factor to coronary heart disease (OR=3,64). Based on the study, it is suggested that nurses need to improve their knowledge and skill in providing health education to prevent risk factors to coronary heart disease. So the incidence of coronary heart desease among elderly women can be decreased."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31036
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Diastiningsih
"Latar belakang: Data global, terdapat 2,2 milyar penduduk di seluruh dunia memiliki gangguan penglihatan jauh dan dekat. Setengah dari kasus atau sekitar 1 milyar memiliki gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau belum ditangani, dan berpotensi kejadian low vision. Seorang dengan low vision berakibat kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seperti putus sekolah, dan kehilangan pekerjaan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian low vision di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Metode: Desain studi yang digunakan adalah desain studi potong lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder berasal dari rekam medis. Sampel penelitian ini adalah 281 responden pasien kontrol rawat jalan Poli Anugerah IPKMT RSCM Kirana. Hasil: Proporsi kejadian low vision di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah sebesar 16,8%. Adanya hubungan signifikan secara statistik dengan kejadian low vision pada faktor klinik yaitu katarak nilai-p=<0,001dan PR=6,03 (95%CI;2,21 – 16,5) dan retinopati diabetik dengan nilai-p=0,005 dan PR=3,20 (95%CI;1,69 – 6,06). Kesimpulan: Katarak dan retinopati diabetik memiliki hubungan secara signifikan dengan kejadian low vision. Meningkatkan pelayanan kesehatan mata dan deteksi dini diharapkan dapat mencegah gangguan penglihatan yang berakibat low vision.

Background: Global data reported that 2.2 billion of worldwide population suffer from far and near vision impairment. Half of the cases, or approximately 1 billion people, exhibits the visual impairment which can be prevented but has not been addressed, leading to the occurrence of low vision. A person with a low vision would be susceptible to the risk of the difficulty in performing their daily activity and affects their quality of life such as school dropout and loosing their job. Objective: This study aims to determine the factors associated of low vision incidence in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Method: This study performs a cross sectional study design, using secondary data obtained from medical records. As many as 281 respondents were collected from outpatient control in Poliklinik Anugerah IPKMT RSCM Kirana. Results: The propotion of low vision incidence in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo was estimated 16.8%. There is a statistically significant relationship with the incidence of low vision between clinical factor, i.e. cataract with p-value=<0,001 and PR=6,03(95%CI;2,21 – 16,5) and diabetic retinopathy with p-value=0,005 and PR=3,20 (95%CI;1,69 – 6,06). Conclusion: Cataract and diabetic retinopathy were identified to have a significant relationship with the incidence of low vision. Improving eye health services and early detection is expected to prevent visual impairment which result in low vision"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fannya Ayu Permatasari
"Salah satu dari komplikasi kemoterapi adalah kejadian Febrile Neutropenia (FN), yang mana ditandai dengan demam lebih dari 38o C dalam jangka waktu lebih dari 1 jam dengan hitung jenis neutrophil kurang dari 500/mm3.  Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus anak dengan LLA, didapatkan kejadian FN post kemoterapi dengan gejala umum demam, serta ditambah dengan Pneumonia sehingga timbul sesak dan batuk berdahak. Masalah keperawatan yang ditegakkan terdiri dari ketidakefektifan bersihan jalan napas, hipertermia, dan risiko infeksi. Intervensi yang menjadi fokus dalam karya ilmiah ini yaitu kompres hangat Tepid Water Sponge (TWS). Selain itu, dilakukan intervensi untuk mengatasi masalah lainnya, seperti penerapan manajemen jalan napas dan pencegahan infeksi. Hasil evaluasi dari intervensi yang telah dilakukan adalah sesak dan batuk berkurang, demam tidak ada, dan penyebaran infeksi tidak terjadi. TWS yang dilakukan menunjukkan efektifitas pada pasien dengan LLA yang mangalami demam ketika dilakukan segera minimal 30 menit setelah pemberian antipiretik. TWS dapat menurunkan suhu dengan rata-rata penurunan 0.43o C. Hasil karya ilmiah ini menyarankan institusi kesehatan atau rumah sakit untuk menerapkan teknik kompres hangat TWS sebagai tindakan non-farmakologi yang efektif menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. 

One of the complications of chemotherapy is the occurrence of Febrile Neutropenia (FN), which is characterized by fever of more than 38o C in a period of more than 1 hour with a count of neutrophils of less than 500/mm3. Based on the results of studies in cases of children with LLA, post-chemotherapy FN was found with common symptoms of fever and added to Pneumonia resulting in tightness and coughing up sputum. The established nursing problems consist of ineffectiveness of airway clearance, hyperthermia, and risk of infection. The intervention that is the focus of this scientific work is warm compresses of Tepid Water Sponge (TWS). In addition, interventions are done to address other problems, such as the application of airway management and prevention of infection. The results of the evaluation of the interventions that have been done are reduced dipsnoe and coughing, no fever, and the spread of infection doesnt occur. TWS performed shows effectiveness in patients with ALL who experience fever when done immediately at least 30 minutes after antipyretic administration. TWS can reduce the temperature by an average temperature drop of 0.43o C. This scientific work suggests health institutions or hospitals to apply the warm TWS compress technique as a non-pharmacological action that effectively lowers the body temperature of children who have fever.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilda Athalia Sudarto
"Latar Belakang: Anak dengan leukemia limfoblastik akut ALL yang bertahan hidup cenderung mengalami obesitas, yang meningkatkan risiko ALL relaps. Obesitas dipengaruhi oleh pemberian kortikosteroid dan kemoterapi, namun juga oleh faktor-faktor lain yang hubungannya dengan obesitas pada ALL belum secara konsisten dibuktikan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan usia saat diagnosis ALL, jenis kelamin, status gizi saat diagnosis ALL, kelas layanan kesehatan, kelompok risiko ALL, dosis kumulatif L-asparaginase dan jenis steroid, dengan kejadian obesitas setelah pengobatan ALL fase induksi.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang yang menggunakan data rekam medis pasien ALL tahun 2014-2016 di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Hasil: Dari 94 pasien ALL, 84,0 berusia.

Background: Child survivors of acute lymphoblastic leukemia ALL showed a tendency to become obese, increasing the risk of relapse. Obesity is influenced not only by administration of corticosteroid and chemotherapeutic agents, but also by other factors with which the relationships have not been consistently proven.
Purpose: This study aims to investigate the relationships between age at ALL diagnosis, sex, nutritional status at diagnosis, class of service, ALL risk group, cumulative dose of L asparaginase and type of steroid, and post induction obesity.
Method: This is an observational, cross sectional study, using data from medical records of ALL pediatric patients during the years 2014 2016 at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta.
Results: Out of 94 ALL patients, 84.0 were aged
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Dhiaulhaq
"
Latar Belakang
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah jenis kanker anak yang paling umum di Indonesia, menyumbang 75% dari kasus leukemia anak. Meski demikian, angka kesintasan 5 tahun untuk pasien di negara berkembang masih rendah dibandingkan dengan negara maju. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor prognostik yang memengaruhi kesintasan tiga tahun pasien LLA anak di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan data sekunder rekam medis. Subjek penelitian adalah pasien anak dengan LLA yang dirawat di RSCM, terdiagnosis antara 1 Januari 2020 hingga 30 Juni 2021, dan memenuhi kriteria inklusi. Uji Kaplan-Meier digunakan untuk analisis kesintasan dan uji Cox regression untuk mengidentifikasi faktor prognostik.
Hasil
Sebanyak 107 pasien terinklusi dalam studi ini. Analisis menunjukkan bahwa status gizi buruk atau kurang merupakan faktor prognostik signifikan, dengan risiko kematian 3,7 kali lebih tinggi dibandingkan pasien dengan gizi baik (HR=3,705; p=0,011). Faktor-faktor lain, seperti usia, jenis kelamin, jumlah leukosit awal, durasi kemoterapi fase induksi, dan stratifikasi risiko, tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kesintasan LLA anak tiga tahun. Tingkat kesintasan tiga tahun pasien anak dengan LLA di RSCM mencapai 69%, dengan IK 95% dalam rentang 59,8% hingga 78,2%.
Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa status gizi buruk atau kurang merupakan faktor prognostik signifikan terhadap kesintasan tiga tahun pada pasien anak dengan LLA di RSCM. Tingkat kesintasan tiga tahun pada pasien anak dengan LLA di RSCM sebesar 69%.

Introduction
Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) is the most common type of childhood cancer in Indonesia, representing 75% of pediatric leukemia cases. However, the 5-year survival rate for patients in developing countries remains lower compared to developed countries. This study aims to identify prognostic factors influencing the three year survival of pediatric ALL patients at Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) National Central General Hospital.
Method
This research is a retrospective cohort study using secondary data from medical records. The study subjects are pediatric ALL patients treated at RSCM, diagnosed between January 1, 2020, and June 30, 2021, who met the inclusion criteria. Kaplan-Meier analysis was used to assess survival, and Cox regression to identify prognostic factors. Results
A total of 107 patients were included in this study. The analysis showed that poor or malnourished nutritional status was a significant prognostic factor, with a 3.7-fold increased risk of mortality compared to patients with good nutritional status (HR=3.705; p=0.011). Other factors, including age, sex, initial leukocyte count, induction phase chemotherapy duration, and risk stratification, did not have a significant association with three year survival in pediatric ALL. The three year survival rate of pediatric ALL patients at RSCM was 69%, with a 95% CI of 59.8%-78.2%.
Conclusion
This study found that poor nutritional status is a significant prognostic factor for three year survival in pediatric ALL patients at RSCM. The three year survival rate of pediatric ALL patients at RSCM was 69%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Kurniasari
"Kecemasan merupakan fenomena yang sering dilaporkan dan terjadi pada anak sebelum anak menjalani tindakan operasi di rumah sakit. Kecemasan pada anak berdampak pada psikologis anak sampai pada penolakan tindakan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan sebelum operasi pada anak di kamar operasi urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. Desain cross sectional, dengan sampel 86 responden dengan masing-masing sampel terdiri dari 43 responden anak usia sekolah dan 43 responden remaja melalui proporsional stratified random sampling. Analisa menggunakan Chi-Square dan Independen T-test. Hasil menunjukkan tingkat kecemasan sedang dialami oleh 54,7% responden. Kesimpulan bahwa Tingkat kecemasan yang dialami anak usia sekolah dan remaja di kamar operasi urologi cukup tinggi dengan cemas sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik anak pada penelitian ini yaitu usia, pengalaman dioperasi sebelumnya, kehadiran keluarga, waktu tunggu pasien sebelum operasi dengan tingkat kecemasan sebelum operasi. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kecemasan sebelum operasi pada anak. Penelitian ini merekomendasikan penurunan lama waktu tunggu pasien sebagai salah satu intervensi persiapan operasi.


Anxiety is a phenomenon that is often reported and occurs in children before the child underwent surgery in the hospital. Anxiety in children has psychological effects on children to the refusal of surgery. This study aims to analyze the factors associated with preoperative anxiety in school-age children and adolescents in the urology operating room of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Central Jakarta. Cross sectional design, with a sample of 86 respondents with each sample consisting of 43 respondents of school age children and 43 teenage respondents through proportional stratified random sampling. Analysis using Chi square and Independent T-test. The results show that anxiety level is being experienced by 54.7% of respondents. The conclusion that the level of anxiety experienced by school-age children and adolescents in the urology operating room is quite high with moderate anxiety. There is a significant relationship between the characteristics of children in this study, namely age, previous surgery experience, family presence, patient waiting time before surgery with anxiety levels before surgery. While not found a significant relationship between the sex of the child with child anxiety before surgery. This study recommends reduction in patient waiting time as an operative preparation intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primadea Kharismarini
"Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering dihadapi oleh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Sampai saat ini, belum ditemukan penyebab pasti kanker payudara tetapi hanya berbagai kemungkinan faktor risiko. Salah satu faktor risiko yang diduga berkaitan dengan kanker payudara adalah jumlah paritas. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai hubungan faktor jumlah paritas dengan kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014.
Studi desain yang digunakan adalah potong lintang dengan sampel yang berjumlah 123 kasus yang diperoleh dengan cara random sampling. Data didapatkan dari data rekam medik pasien berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomik dan dilakukan uji analisis dengan uji Fisher. Hasil yang didapatkan adalah secara statistik jumlah paritas tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014 p>0,05.

Breast cancer remains as one of the many types of cancer that is commonly faced in all countries, including Indonesia. To this day, the leading cause of breast cancer has not yet been found but there are evidences of the probability on risk factors. One of the risk factors that may be related to breast cancer is the number of parity. This study analyzes the relationship between number of parity and breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 ndash 2014.
The study design that is used is cross sectional with 123 cases which were obtained using random sampling. Data were acquired from the patient rsquo s medical records based on their anatomical pathology examination results and were analyzed using Fisher test. The result is that statistically the number of parity doesn rsquo t have a significant relation to breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General HospitalJakarta in 2010 ndash 2014 p 0,05.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>