Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sungkar, Saleha
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten sehingga perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD. Agar PSN tepat sasaran warga perlu dibekali pengetahuan dengan penyuluhan mengenai PSN. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan warga serta kepadatan vektor DBD. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan intervensi penyuluhan. Pre-test dilakukan pada bulan Agustus 2009 terhadap 106 warga desa Bayah dan post-test pada bulan Oktober 2009. Data dikumpulkan dengan wawancara dilanjutkan survei entomologi dengan single larval method lalu diidentifikasi secara mikroskopis. Data dianalisis dengan marginal homogeneity test. Hasil pre-test menunjukkan, 64,2% warga berpengetahuan kurang hanya 11,3% yang baik; sesuai dengan tingkat pendidikan yang rendah dan ekonomi yang kurang. Setelah penyuluhan 14% warga berpengetahuan baik dan 54% kurang yang secara statistik bermakna (p = 0,001). Dari survei entomologi diperoleh container index (CI) 18% dan house index (HI) 52% yang menunjukkan tingginya kepadatan dan penyebaran vektor. Setelah penyuluhan CI menjadi 16% dan HI 42% tetapi penurunan tersebut tidak berbeda bermakna (CI, p = 0,523; HI, p = 0,174) dan masih di atas index WHO. Disimpulkan penyuluhan meningkatkan tingkat pengetahuan warga mengenai PSN tetapi tidak menurunkan kepadatan vektor sehingga Bayah masih tetap berisiko tinggi DBD.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in Bayah, Banten Province thus, control of mosquitoes breeding sites (CMBS) and health education is necessary. This study aimed to evaluate the effect of health education on people?s level of knowledge on CMBS and the density of Ae. aegypti. This study involved 106 villagers from Bayah in August (pretest) and October (postest) 2009. Data was collected through questionnaires, followed by observation of containers available in the house using single larval method and identified microscopically. Data was analyzed using marginal homogeneity test. The result showed, 64.2% and 1.3% villagers had poor and good knowledge on CMBS. This finding was in accordance to their education level and socio-economic status. After education, there were 14% had good and 54% poor knowledge (p = 0,001). Container index (CI) and house index (HI) were 18% and 52% respectively, suggesting high density of Ae. aegypti in that area. Following health education, CI and HI became 16% and 42% which were still above WHO level of indicator; which gave no significant difference in CI (p = 0,523) and HI (p = 0,174). In conclusion, the level of knowledge increased after health education which was not followed by significant decrease in vector density, suggesting Bayah is still categorized as highly transmitted area of DHF."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Azzahra
"Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp, masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu daerah endemi DBD di Indonesia adalah Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Untuk menurunkan kasus DBD, penduduk perlu melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dengan demikian, diperlukan adanya penyuluhan untuk mensosialisasikan kegiatan PSN tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluhan terhadap keberadaan larva Aedes sp. pada container di dalam rumah (indoor). Penelitian eksperimental ini dilakukan dalam bentuk intervensi komunitas berupa penyuluhan DBD dan PSN. Keberhasilan penyuluhan ditentukan melalui survei keberadaan larva Aedes sp. pada semua container yang ada di dalam 100 rumah di Kecamatan Bayah, pada tanggal 12-14 Agustus 2009 (sebelum penyuluhan) dan 16-18 Oktober 2009 (sesudah penyuluhan), dengan single larva method. Data jenis container dan keberadaan larva Aedes sp. di dalamnya, dianalisis dengan uji McNemar. Dari jumlah total 387 container yang disurvei, terdapat 16,28% container positif larva Aedes sp. sebelum penyuluhan, dan 16,28% container positif larva Aedes sp. sesudah penyuluhan. Analisis dengan uji McNemar menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara keberadaan larva Aedes sp. pada container di dalam rumah sebelum dengan sesudah penyuluhan (p=1,000). Disimpulkan bahwa penyuluhan tidak memberikan pengaruh terhadap keberadaan larva Aedes sp. pada container di dalam rumah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) infected by Aedes sp. mosquito, is still a health problem in Indonesia. One of DHF endemic areas in Indonesia is Bayah Subdistrict, Banten Province. To reduce the incidence of DBD, people have to eradicate Aedes sp. mosquito's breeding places. Thereby, it is necessary to give the people health education about dengue's breeding places eradication. The objective of this research is to learn about the role of health education in decreasing the existence of Aedes sp. larva in indoor-containers. This experimental study did in the form of community intervention, i.e. health education about DHF and methods to eradicate Aedes sp. mosquito?s breeding places. The success of this research depends on Aedes sp. larva surveys in all containers in the 100 houses in Bayah Subdistrict on August 12th-14th, 2009 (before health education) and October 16th-18th, 2009 (after health education), by single larva method. Data about type of containers and the existence of Aedes sp. larva in those containers is analyzed by McNemar test. Among 387 containers surveyed, there were 16,28% containers positive Aedes sp. larva before health education, and 16,28% containers were positive Aedes sp. larva after health education. The McNemar test shows that there is no significant difference between the existence of Aedes sp. larva in indoor-containers before health education and after health education (p=1,000). It is concluded that health education has no effect on the existence of Aedes sp. larva in indoor-containers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jelita Artha
"Kecamatan Bayah merupakan daerah endemis demam berdarah dengue (DBD). Untuk memberantas DBD masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai Ae. aegypti melalui penyuluhan setelah itu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat yang diwakili santri di pesantren X setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai seluruh santri menggunakan kuesioner berisi pertanyaan tentang Ae. aegypti. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Didapatkan 57 orang (60%) santri perempuan, 40% santri laki-laki, 36 santri (37,9%) mendapatkan informasi dari 2 sumber informasi, 43 santri (45,3%) memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi paling berkesan, dan 78 santri (82,1%) tidak memiliki riwayat DBD. Santri yang berpengetahuan baik berjumlah 19 orang (20%), cukup 37 orang (38,9%), dan kurang 39 orang (41,1%). Berdasarkan uji chi-square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sumber informasi yang paling berkesan dan tidak terdapat perbedaan bermakna dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan Ae. aegypti tergolong kurang dan berhubungan dengan sumber informasi paling berkesan, serta tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, dan riwayat DBD.

Bayah subdistrict is Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) endemic area. To control DHF, knowledge about Ae. aegypti was given to people by health education, then evaluated. This study?s aim is to know the level of people?s knowledge represented by students in X school after health education. This study use cross sectional study. Data was taken on October 16-18th 2009, by interviewing all students using questionnaires about Ae. aegypti and analyzed using chi square test. The result showed 57 students (60%) were female, 36 students (37,9%) got information from 2 sources, 43 students (45,3%) chose health officers as the most impressive source, and 78 students (82,1%) weren?t had DHF?s history. Students who have good knowledge were 19 students (20%), fair 37 students (38,9%), and poor 39 students (41,1%). Chi-square test showed there is an association between the level of students?s knowledge with the most impressive source and no association with gender, number of information, and DHF history. It was concluded that the level of students?s knowledge after health education about Ae. aegypti were poor, has association with the most impressive source, and no association with gender, number of information, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Marcella
"Kecamatan Bayah merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering mengalami kejadian luar biasa (KLB). Untuk memberantas DBD, masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai DBD dan kemudian dievaluasi. Dalam penelitian ini, masyarakat diwakili oleh santri.
Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD setelah mendapat penyuluhan. Penelitian menggunakan desain crosssectional. Data diambil di Pesantren X Kecamatan Bayah pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Analisis data menggunakan uji chi-square. Sebanyak 60% santri adalah perempuan dan 40% laki-laki. Santri yang mendapat informasi dari 2 sumber sebanyak 37,9%. Sumber informasi paling berkesan bagi 45,3% santri adalah petugas kesehatan. Hanya 17,9% santri yang memiliki riwayat DBD. Sebanyak 19 santri (20,0%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 46 santri (48,4%) cukup, dan 30 santri (31,6%) kurang.
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jumlah sumber informasi (p = 0,003), namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p = 0,079), sumber informasi paling berkesan (p = 0,950), dan riwayat DBD (p = 0,101). Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD umumnya cukup dan berhubungan dengan jumlah sumber informasi.
Bayah Subdictrict is an epidemic area of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) with frequent outbreaks. To control DHF, the people should be educated and then evaluated. In this study, people are represented by students.
The objective was to determine the knowledge level of students after health education and association with their demographic characteristics. The design was cross-sectional. Data was collected in Pesantren X in 16-18 October 2009 and analyzed using chi-square test. As many as 60% students are female and 40% are male. There were 37,9% students who received information from two sources. The most impressive information source for 45.3% students was healthcare workers. Only 17.9% students had DHF history. A total of 19 students (20.0%) had good knowledge level, 46 (48.4%) adequate, and 30 (31.6%) poor.
There?s association between the knowledge level and the number of information sources (p = 0.003). There?s no association between the knowledge level and gender (p = 0.079), the most impressive information source (p = 0.950), and history of DHF (p = 0.101). It is concluded that the knowledge level of the students are generally adequate and influenced by the number of information sources.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Novitasari
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kecamatan Bayah. Setiap tahunnya jumlah penderita DBD di Bayah terus meningkat sehingga diperlukan suatu upaya pemberantasan vektor dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat mengenai DBD dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks larva Aedes sp. sebelum dan sesudah penyuluhan.
Penelitian menggunakan desain eksperimental berupa survei keberadaan larva Aedes sp. pada 100 rumah dengan intervensi penyuluhan DBD. Survei entomologi dilakukan di Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten pada bulan Agustus 2009 dan Oktober 2009 melalui single larvae method.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan house index (HI), container index (CI) dan breteau index (BI) yang sebelumnya 52%, 17,2%, dan 72 menjadi 42%, 15,3%, dan 64. Dari hasil indeks larva tersebut terlihat adanya penurunan, namun secara statistik dengan uji McNemar didapatkan nilai p untuk HI sebesar 0,17 dan nilai p untuk CI sebesar 0,53 (p ≥ 0,001) yang menunjukkan bahwa penyuluhan tidak menurunkan angka penyebaran dan kepadatan vektor DBD (indeks larva Aedes sp.) secara bermakna.

The dengue haemorrhagic fever (DHF) is a serious public health problem in Indonesia including Bayah. Every year the number of DHF patients in Bayah increases, so an effort of eliminating vectors is needed in the form of health promotion to people about DHF and extermination of dengue mosquito?s nest (PSN). The objective of this research is to find out larvae index of Aedes sp. before and after giving health promotion.
This research used experimental design by survey to see the existence of larvaes in 100 houses. The entomology survey was conducted in the Ciwaru Village, Bayah District, Banten Province in August 2009 (pre test) and October 2009 (post test) with a single larvae method.
The result of this research shows changes in house index (HI), container index (CI), and breteau index (BI) from 52%, 17.2%, and 72 to 42%, 15.3%, and 64. The result of larvae index shows a decrease. However by using the Mc Nemar test, the p value for HI is 0.17 and the p value for CI is 0.53 (p ≥ 0.001) which indicates that health promotion does not reduce the number of DHF vector population and spreading (larvae index of Aedes sp.) significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah kematian, penderita DBD perlu mendapat pertolongan pertama dengan segera. Agar dapat memberikan pertolongan, masyarakat perlu diberikan pengetahuan dengan penyuluhan kesehatan setelah itu dievaluasi. DBD dapat menginfeksi semua umur tetapi lebih banyak menginfeksi anak-anak. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah mengenai pertolongan pertama DBD yang diwakili oleh santri. Penelitian di lakukan di pesantren X, Kecamatan Bayah, Provinsi Banten dengan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai semua santri yang berada di lokasi menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square.
Hasilnya 60% responden perempuan, 32,6% memperoleh informasi dari dua sumber, 45,7% memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi DBD paling berkesan dan 81,9% responden tidak memiliki riwayat DBD. Sebanyak 8 orang (8,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 18 orang (18,9%) cukup, dan 69 orang (72,6%) kurang. Berdasarkan uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan santri mengenai pertolongan pertama DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan mengenai pertolongan pertama tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) can cause mortality. To prevent mortality, DHF patient needs immediate first aid. In order to be able to give the first aid, people need to be educated through health promotion and evaluated afterwards. DHF can infect all ages but more in kids. Thus this study is conducted to know students' knowledge level about DHF first aid, represented by santri. This cross-sectional study was conducted at Pesantren X, Bayah Subdistrict, Banten Province. Data was acquired on October 16-18 2009 by interviewing all santri who were at the venue using questionnaires. Data was analyzed with chi-square tests.
The result 60% of respondents were female, 32,6% got information about DHF from two sources, 45,7% chose health officers as the most impressive source, and 81,9% of respondents didn?t have DHF history. Eight respondents (8,4%) have good knowledge about DHF, 18 respondents (18,9%) fair and 69 respondents (72,6%) poor. Chi-square test showed no association between students' knowledge level about DHF first aid with gender, number of information sources, the most impressive source, and DHF history. In conclusion, students' knowledge level about DHF first aid is poor and unassociated with gender, amount of information sources, the most impressive source, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Jakarta Pusat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kepadatan dan penyebaran Aedes aegypti setelah penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Penelitian menggunakan desain cross sectional dan pengambilan data dilakukan satu bulan setelah penyuluhan yaitu tanggal 21 Juni 2009. Survei dilakukan di semua container di 100 rumah dengan single-larval method, yaitu mengambil satu larva dari setiap container lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Data yang didapat dianalisis dengan chi-square test. Hasil survei menunjukkan house index sebesar 29%, container index sebesar 7,6%, dan breteau index sebesar 35. Hasil tersebut menunjukkan angka kepadatan dan penyebaran DBD di Kelurahan Paseban tergolong tinggi karena melebihi indikator standar (house index >10%, container index >5%, breteau index >50) walaupun warga telah diberikan penyuluhan. Dari chi-square test (p=0,018) didapatkan perbedaan bermakna antara keberadaan larva di bak mandi dan ember dengan jenis container lainnya. Disimpulkan kepadatan dan penyebaran vektor DBD di Paseban Timur masih tinggi walaupun telah diberikan penyuluhan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem in Central Jakarta. The purpose of this study was to determine the distribution and density of Aedes aegypti in Paseban Village, Central Jakarta after health education. Using a cross-sectional study design, data collection was done one month after the health education about DHF (June 21, 2009). The survey was conducted in all the containers in 100 houses with a single-larval method, which takes the larvae from each container and then identified using a microscope. The data were analyzed by chi-square test. The results showed, house index was 29%, container index was 7.6%, and breteau index was 35. Ae. aegypti distribution and density was high, exceeding the standard indicators (house index> 10%, container index> 5%, Breteau index> 50), although residents have been given health education. The chi-square test (p = 0.018) showed significant differences between the presence of larvae in the ?bak mandi? and buckets with other container types. To conclude, DHF vector distribution and density in Paseban Village is still high, although it has been given health education."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Winoyoko Sidimontro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang endemis di Kabupaten Lebak, Jawa Barat, dengan vektor utama adalah nyamuk Aedes sp. Survei keberadaan larva Aedes sp. dilakukan pada tanggal 1 - 3 desember 2008 di Desa Cikumpay yang merupakan daerah dengan kasus DBD yang tinggi di Kabupaten Lebak. Temperatur saat pengambilan data berkisar antara 24 oC pada malam hari hingga 35 oC pada siang hari dengan tingkat kelembapan mencapai 90%. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan metode single-larvae, yaitu mengambil satu larva di setiap container pada satu rumah lalu diidentifikasi menggunakan stereoskop. Container tersebut nantinya akan dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu air hujan, air tanah, dan air PAM. Data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan sumber air container terhadap keberadaan larva. Dari 100 rumah yang diteliti didapatkan house index sebesar 26%, container index sebesar 11,8%, dan breateu index sebesar 38. Tingkat penyebaran DBD di Desa Cikumpay tergolong tinggi karena memiliki house index lebih dari 10%. Sebagian besar larva ditemukan pada container berisi air hujan, yaitu 16 container (5%). Dari hasil analisis menggunakan uji chi-square, terdapat hubungan antara sumber air container dengan keberadaan larva, dengan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05).

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in Lebak district, West Java, with the main vector is Aedes sp.. The survey of Aedes sp. Larvae existence was conducted in 1-3 December 2008 in Cikumpay subdistrict, which is considered as an area with high case of DHF in Lebak district. The temperature during data collection ranged from 24 oC in the night to 35 oC in the midday with humidity up to 90%. The survey was conducted in 100 house using the single-larval method, which is taking a larva from each container the identifying them with stereoscope. The container will be divided into 3 distinct categories, rain water, ground water, and pipe water. The data collected were analyzed using chi-square test to find the association between the container water and the larvae existence. From the 100 houses surveyed, the house index was 26%; container index was 11,8%; and breateu index was 38. The spread of DHF in Cikumpay sub-district is considered as high because the house index is more than 10%. More larvae were found on containers with ground water, that is 16 containers (5%). The chi-square test analysis, showed that there is association between container water supply and larvae existence, with the p count is 0.001 (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S44161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Muhammad Alvin Shiddieqie
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang memiliki angka kejadian yang sangat serius di Kabupaten Lebak, Jawa Barat, dengan kepadatan nyamuk Aedes sp yang cukup tinggi. Survei akan masalah ini dilakukan pada tanggal 1 ? 3 Desember 2008 di Desa Cikumpay. Dimana Desa Cikumpay ini menurut data dinas kesehatan setempat merupakan salah satu dari sekian banyak desa di Kabupaten Lebak yang angka penderita DBD cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 rumah warga setempat, yang diteliti adalah hubungan warna container dengan keberadaan larva Aedes sp. dengan cara mengambil larva yang ditemukan pada container tersebut, dengan sekali cidukan, metode ini dinamakan single larvae method. Lalu container dikatagorikan menjadi dua kelompok besar, yaitu container dengan warna gelap dan container yang berwarna terang, lalu diberi labelm sehingga membuang kerancuan,setelah itu larvae yang ditemukan tersebut diindentifikasi dengan alat bernama stereomikroskop, dan kita melakukan pemasukan data ke SPSS for windows 13 version dan dilakukan uji untuk mencari hubungan keduanya, uji yang dimaksud adalah uji analisis chi-square. Dari 100 rumah yang telah diteliti didapatkan hasil berupa house index sebesar 26%, container index sebesar 11,8%, dan breateu index sebesar 38. Hal ini menunjukan bahwasannya tingkat penyebaran akan DBD di Desa Cikumpay dapat digolongkan tinggi, hal yang mendasarinya adalaha house index lebih dari 10%. Dari segi penemuan larva, hampir sebagian besar larva yang ditemukan didapatkan pada container berwarna terang, yaitu 21 container (6,55%), hal ini berbanding terbalik dengan container yang berwarna gelap, dimana hanya diperoleh hasil 17 container (5,29%) yang mengandung larva. Dari hasil uji analisis menggukan chi-square, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara warna container dengan keberadaan larva Aedes sp, dengan nilai p sebesar 0,529 (p>0,05).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in Lebak district, West Java, with the main vector is Aedes sp.. According to local health center?s data, Cikumpay subdistrict is considered as an area with high number of DHF cases in Lebak district. This study was conducted in 1-3 December 2008, which involved 100 houses, and focused on the association between Aedes sp. larva?s existence and the color of containers. The containers are divided into two distinct groups; dark-colored containers and bright-colored containers. Existing larvas were taken by single-larval method and identified with stereomicroscope. The collected data was processed by SPSS For Windows 13th version with chi-square analysis. This analytic-observational study of 100 houses shows that Cikumpay subdistrict has 26% house index; 11,8% container index; and 38 breateu index. More Aedes sp. larvas were found in bright-colored containers (6,55%), while in dark-colored containers showed only 5,29%. Chi-square test analysis confirmed the p count is 0,529 (p >0,05). Therefore, there is no association between container colors and larva?s existence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Agus Sugianto
"Angka kesakitan DBD di Kabupaten Badung tahun 2021 mencapai 55 per 100.000 penduduk, sementara di Kecamatan Kuta Utara mencapai besaran yang sama. Angka ini di atas target nasional yaitu tidak lebih dari 49 per 100.000 penduduk. Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakteristik penderita DBD, memetakan daerah risiko serta menetapkan strategi terbaik pencegahan dan pengendalian DBD di Kecamatan Kuta Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita DBD terbanyak adalah kelompok umur dewasa dan berjenis kelamin laki-laki. Penyebab tingginya angka DBD di Kecamatan Kuta Utara antara lain karena kepadatan penduduk yang tinggi serta banyaknya mobilitas masyarakat. Penyebab lainnya adalah adanya penolakan dari masyarakat serta jumantik yang tidak bekerja dengan baik. Penelitian ini menyimpulkan Desa Canggu dan Desa Tibu Beneng termasuk kategori Daerah Risiko rendah, Kelurahan Kerobokan dan Kelurahan Kerobokan Kaja termasuk dalam Daerah Risiko Sedang, sedangkan Desa Dalung dan Kelurahan Kerobokan Kelod termasuk kategori Daerah Risiko Tinggi. Hasil scoring menunjukkan bahwa prioritas pertama strategi pencegahan dan pengendalian DBD adalah meningkatkan Promosi dan Edukasi Kesehatan kepada masyarakat. Rekomendasi penelitian ini antara lain melakukan promosi dan edukasi secara massif kepada masyarakat, menggerakkan semua komponen masyarakat, perlunya dukungan anggaran dan pelatihan kepada pengelola program serta pengembangkan aplikasi sistem informasi surveilans penyakit."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2023
330 JPP 6:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>