Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Zesario
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kecamatan Bayah. Untuk mengurangi angka kejadian DBD perlu dilakukan penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat melakukan pemberantasan vektor. Sebelum memberikan penyuluhan, perlu diketahui tingkat pengetahuan masyarakat agar penyuluhan yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan mereka. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pemberantasan vektor DBD. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan warga mengenai pemberantasan vektor DBD. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 di Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah. Data yang diperoleh diuji dengan chi square. Hasilnya menunjukkan bahwa warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Tingkat pendidikan rendah sebanyak 68 orang (64,2%). Kebanyakan responden tidak bekerja yaitu 63 orang (59,4%) dan berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%). Umumnya responden mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berbeda bermakna dengan jenis kelamin dan sumber informasi. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga Bayah berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), is one public health problem in Indonesia, including in Sub Bayah. To reduce the incidence of dengue health education needs to be done so that people can do to eradicate the vector. Prior to providing counseling, please note the level of public knowledge so that extension will be given can be tailored to their level of knowledge. Therefore this study aims to determine the level of public knowledge about the eradication of dengue vectors. This research was conducted using cross sectional method. The data were collected by interview using a questionnaire containing questions related to the knowledge of citizens regarding the eradication of dengue vectors. Data was taken on December 12 to 14 August 2009 in the Village Ciwaru, District Bayah. The data obtained were tested by chi square. The results showed that residents who have good knowledge level is 10 people (9.4%), just 27 (25.5%) and knowledge level about 69 people (65.1%%). 18-34 year age group were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Low education levels were 68 men (64.2%). Most respondents did not work the 63 men (59.4%) and 83 female (72.3%). Generally, respondents get information from 1 source (43%) and information sources of the most memorable was the electronic media (48.1%). From the chi square test significant difference between the level of knowledge about the eradication of dengue vectors with age and education level but did not differ significantly by gender and source of information. Inferred level of knowledge of age-related Bayah citizens and education level but not associated with gender and source of information."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Putra Asmoro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang gejalanya cepat memburuk sehingga dapat menyebabkan kematian. Karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan agar dapat memberikan pertolongan pertama jika keluarganya mengalami DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama DBD pada murid Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s). Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional pada murid MT?s yang telah mendapat penyuluhan DBD. Sampel dihitung dengan rumus besar sampel dan diambil acak. Data diambil tanggal 16-18 oktober 2009 menggunakan metode wawancara dengan bantuan kuesioner. Data diuji dengan chi-square dan Kolmogorov-Smirnov, yang menggunakan chi-square yaitu hubungan tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p=0,967), jumlah sumber informasi (p=0,140), dan sumber informasi paling berkesan (p=0,340). Hubungan tingkat pengetahuan pertolongan pertama dengan riwayat terkena DBD menggunakan Kolmogorov Smirnov(p=0,610). Hasil lain menunjukkan terdapat 29 orang (27,9%) memiliki tingkat pengetahuan baik, cukup 23 orang (27,1%) dan kurang 52 orang (50%).Perempuan berjumlah 61 orang dan laki-laki 43 orang. Semua responden pernah mendapat informasi. Uji chi square dan Kolmogorov Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden. Disimpulkan tingkat pengetahuan terhadap pertolongan pertama DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, sumber informasi, dan riwayat terkena DBD.

Dengue High Fever (DHF) is a disease with symptoms that can deteriorate quickly, resulted in mortality. Thus people in community needs to be educated to be able to give first aids if there is one of their family members has this disease. The objective of this study is to find out the knowledge level about DHF first Aids in Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s) Students. The study was conducted with cross-sectional method in MT's Students who already had DHF education. Sample was calculated with sample amount formula and was taken randomly. Data were collected from 16-18 October 2009 using interview method with questionnaires, then tested either with chi-square or Kolmogorov-Smirnov tests. The data tested using chi-square were the relationship between knowledge level and gender (p=0.967), between knowledge level and the amount of information sources (p=0.140), and between knowledge level and the most memorable source of information (p=0.340). The relationship between the knowledge level and DHF history was tested using Kolmogorov Smirnov(p=0.610). Other results showed that there were 29 students (27.9%) with good knowledge level, 23 students (27.1%) with medium knowledge level, and 52 students (50%) with poor knowledge level. The composition of sample was 61 females and 43 males. All respondents had received DHF educational information before tested. The chi-square and Kolmogorov Smirnov tests showed that there was no significant difference between the knowledge level and the respondents' characteristics. It is concluded that the knowledge level of DHF first aids was poor and had no relationship with gender, source of information, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jelita Artha
"Kecamatan Bayah merupakan daerah endemis demam berdarah dengue (DBD). Untuk memberantas DBD masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai Ae. aegypti melalui penyuluhan setelah itu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat yang diwakili santri di pesantren X setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai seluruh santri menggunakan kuesioner berisi pertanyaan tentang Ae. aegypti. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Didapatkan 57 orang (60%) santri perempuan, 40% santri laki-laki, 36 santri (37,9%) mendapatkan informasi dari 2 sumber informasi, 43 santri (45,3%) memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi paling berkesan, dan 78 santri (82,1%) tidak memiliki riwayat DBD. Santri yang berpengetahuan baik berjumlah 19 orang (20%), cukup 37 orang (38,9%), dan kurang 39 orang (41,1%). Berdasarkan uji chi-square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sumber informasi yang paling berkesan dan tidak terdapat perbedaan bermakna dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan Ae. aegypti tergolong kurang dan berhubungan dengan sumber informasi paling berkesan, serta tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, dan riwayat DBD.

Bayah subdistrict is Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) endemic area. To control DHF, knowledge about Ae. aegypti was given to people by health education, then evaluated. This study?s aim is to know the level of people?s knowledge represented by students in X school after health education. This study use cross sectional study. Data was taken on October 16-18th 2009, by interviewing all students using questionnaires about Ae. aegypti and analyzed using chi square test. The result showed 57 students (60%) were female, 36 students (37,9%) got information from 2 sources, 43 students (45,3%) chose health officers as the most impressive source, and 78 students (82,1%) weren?t had DHF?s history. Students who have good knowledge were 19 students (20%), fair 37 students (38,9%), and poor 39 students (41,1%). Chi-square test showed there is an association between the level of students?s knowledge with the most impressive source and no association with gender, number of information, and DHF history. It was concluded that the level of students?s knowledge after health education about Ae. aegypti were poor, has association with the most impressive source, and no association with gender, number of information, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdi Komara
"Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah DKI dalam pemberantasan penyakit DBD adalah dengan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas melakukan pemeriksaan jentik secara berkala, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejadian kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Jumantik di Kecamatan Tebet Kodya Jakarta Selatan dengan metode pendekatan cross sectional dan melibatkan 81 Jumantik sebagai sampel. Metode analis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor usia berhubungan dengan kinerja Jumantik (p=0,043), dan kesesuaian honor (p = 0,03). Faktor lain yang tidak berhubungan dengan kinerja Jumantik adalah tingkat pendidikan (p = 0,47), status pekerjaan (p = 0,08), masa kerja (p = 0,59), tingkat pengetahuan (p = 0,39), pelatihan PSN (p = 0,59), frekuensi pelatihan (p = 0,49), perlengkapan PSN (p = 0,13), kartu berobat gratis (p = 0,56), pemberian bubuk larvasida (p = 0,22) dan lingkungan (p = 0,49).
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat dua variabel yang mempengaruhi kinerja Jumantik di Kecamatan Tebet yaitu usia dan kesesuaian honor, meskipun perlu adanya penelitian lebih lanjut.

The once of Jakarta government policies were to eradication dengue haemorrhagic fever (DHF) case with the Jumantik (mosquito larvae monitor) who task of inspection larvae periodically, so the expected to decrease the DHF cases. This study aims to determine the factors that can influence Jumantik work performance in the district Tebet South of Jakarta with cross-sectional approach method and involved 81 Jumantik as the sample. The data was analyzed by univariate and bivariate.
Reseach result, there was correlation of age with Jumantik work performance (p=0,043), and correlation of the suitability of honor with Jumantik work performance (p = 0,03). Other factors there were no correlation with Jumantik work performance is level of education (p = 0,47), employment status (p = 0,08), longer work as Jumantik (p = 0,59), level of knowledge (p = 0,39), training of PSN (mosquito larvae eradication) (p = 0,59), frequency of training (p = 0,49), PSN tools (p =0,13), free medical treatment card (p = 0,56), larvasida of provision (p = 0,22) and work environment (p = 0,49).
Conclutions of the study there are two variables that affect Jumantik work performance that level of age and suitability of honor, although need for further reseach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purwanto
"Penelitian ini menyelidiki kejadian penyakit DBD tahun 2012 di Kecamatan Karawang Barat, Kecamatan Telukjambe Timur dan Kecamatan Karawang Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu, lingkungan biologik rumah, lingkungan fisik rumah dan perilaku terhadap kejadian penyakit DBD. Penelitian dengan disain kasus kontrol, dan perbandingan jumlah kasus kontrol 156:156.
Hasil analisis penelitian, variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian penyakit DBD adalah kebiasaan gantung pakaian di luar lemari, kebiasaan menutup tempat penampungan air (TPA) dan kebiasaan mengubur barang-barang bekas/membuangnya jauh dari area rumah. Analisis risiko menunjukkan kelompok yang berisiko berpeluang terkena penyakit DBD 4,049 kali dibanding pada kelompok yang tidak berisiko.
Kesimpulan analisis multivariat, ada 4 variabel independen yang diduga mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian penyakit DBD, yaitu kebiasaan gantung pakaian di luar lemari, kebiasaan pakai obat nyamuk/repellent, kebiasaan menutup TPA, dan kebiasaan mengubur barang-barang bekas / membuangnya jauh dari area rumah. Dari empat variabel tersebut yang terbesar pengaruhnya terhadap kejadian penyakit DBD adalah variabel kebiasaan gantung pakaian di luar lemari dengan OR = 2,908.

This study investigates the incidence of dengue fever in 2012 in West Karawang District, East Telukjambe District and East Karawang District. This study aimed to determine the relationship of individual characteristics, the biological environment, the physical environment and behavior on the incidence of DHF. Study with case-control design, and a number of case-control comparison of 156:156.
Results of analysis, variables significantly associated with the incidence of DHF is custom of hanging clothes outside cabinets, custom cover water reservoirs and the custom of burying the secondhand goods / throw away from the home area. Risk analysis showed that the group exposed to potential risk of DHF 4.049 times than in those not at risk.
Conclusion multivariate analysis, there are 4 independent variables thought to have a significant relationship with the incidence of DHF, which is in the custom hanging clothes outside cabinets, custom-made mosquito coil / repellent, custom cover water reservoirs, and customs burying the secondhand goods / throw away from the home area. Of the four variables are the largest influence on the incidence of DHF is variable in habit of hanging clothes outside the closet with OR = 2.908.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Yodia Ditakusuma
"Jakarta Utara merupakan salah satu dari enam daerah di Provinsi DKI Jakarta dengan insidens demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Pengetahuan mengenai gejala klinis DBD kepada guru swasta di Jakarta Utara dibutuhkan agar dapat mendeteksi dini DBD. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pengetahuan guru sekolah swasta mengenai gejala klinis DBD di Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-post study. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 22 September 2011 dan seluruh guru swasta yang hadir saat penyuluhan menjadi subyek penelitian dengan mengisi kuesioner yang berisi lima pertanyaan mengenai gejala klinis DBD sebelum dan sesudah penyuluhan. Data diproses dengan SPSS versi 18 dan diuji dengan marginal homogeneity.
Hasilnya menunjukkan dari 82 responden, terdapat 34 (41,5%) guru perempuan dan 48 (58,5%) guru laki-laki. Hasil pre-test, guru yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah 25 (30,5%) orang, cukup 22 (26,8%), dan kurang 35 (42,7%) orang. Pada post-test jumlah guru dengan pengetahuan baik menjadi 55 (67%) orang, cukup 20 (24,4%), dan kurang 7 (8,6%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,01). Disimpulkan penyuluhan berperan dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta mengenai gejala klinis DBD.

Jakarta Utara is one of six districts in DKI Jakarta with the high incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). It is necessary to giving the knowledge about clinical symptoms of DHF in private teachers in Jakarta Utara in order tomake the early diagnosis of DHF. This study used pre-post study design. The data was taken in 22 September 2011 in Jakarta Utara Walikota office by filling the questionnaire that contain five questions about the clinical symptoms of DHF before and after the health education. All private teachers who attended the health education are becoming the subject of the research. Data processed with SPSS version 18 and used marginal homogeneity test.
The results show of 82 respondents, there were 34 (41.5%) female teachers and 48 (58.5%) male teachers. Pre-test results, teachers who have good knowledge level is 25 (30.5%) people, moderate knowledge is 22 (26.8%), and poor knowledge is 35 (42.7%) people. In post-test, the number of teachers who have good knowledge is 55 (67%) people, moderate knowledge is 20 (24.4%), and poor knowledge is 7 (8.6%) people. By using the marginal homogeneity test it is showed significant differences in the level of knowledge before and after extension (p <0.01). It was concluded that health education have the role in improving teachers' knowledge about the clinical symptoms of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Jakarta Utara.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Winoyoko Sidimontro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang endemis di Kabupaten Lebak, Jawa Barat, dengan vektor utama adalah nyamuk Aedes sp. Survei keberadaan larva Aedes sp. dilakukan pada tanggal 1 - 3 desember 2008 di Desa Cikumpay yang merupakan daerah dengan kasus DBD yang tinggi di Kabupaten Lebak. Temperatur saat pengambilan data berkisar antara 24 oC pada malam hari hingga 35 oC pada siang hari dengan tingkat kelembapan mencapai 90%. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan metode single-larvae, yaitu mengambil satu larva di setiap container pada satu rumah lalu diidentifikasi menggunakan stereoskop. Container tersebut nantinya akan dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu air hujan, air tanah, dan air PAM. Data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan sumber air container terhadap keberadaan larva. Dari 100 rumah yang diteliti didapatkan house index sebesar 26%, container index sebesar 11,8%, dan breateu index sebesar 38. Tingkat penyebaran DBD di Desa Cikumpay tergolong tinggi karena memiliki house index lebih dari 10%. Sebagian besar larva ditemukan pada container berisi air hujan, yaitu 16 container (5%). Dari hasil analisis menggunakan uji chi-square, terdapat hubungan antara sumber air container dengan keberadaan larva, dengan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05).

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in Lebak district, West Java, with the main vector is Aedes sp.. The survey of Aedes sp. Larvae existence was conducted in 1-3 December 2008 in Cikumpay subdistrict, which is considered as an area with high case of DHF in Lebak district. The temperature during data collection ranged from 24 oC in the night to 35 oC in the midday with humidity up to 90%. The survey was conducted in 100 house using the single-larval method, which is taking a larva from each container the identifying them with stereoscope. The container will be divided into 3 distinct categories, rain water, ground water, and pipe water. The data collected were analyzed using chi-square test to find the association between the container water and the larvae existence. From the 100 houses surveyed, the house index was 26%; container index was 11,8%; and breateu index was 38. The spread of DHF in Cikumpay sub-district is considered as high because the house index is more than 10%. More larvae were found on containers with ground water, that is 16 containers (5%). The chi-square test analysis, showed that there is association between container water supply and larvae existence, with the p count is 0.001 (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S44161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refniwita
"Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di wilayah Jakarta, khususnya di wilayah Kecamatan Duren Sawit. Kejadian DBD dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik individu, tingkat pengetahuan, perilaku dan kondisi lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian DBD di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei hingga Juni 2014 dengan memilih 50 kasus dan 50 kontrol secara acak. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dan kegiatan observasi di rumah responden.
Hasil analisis bivariat menemukan bahwa terdapat hubungan antara umur (p value=0,000; OR=6,66), jenis kelamin (p value=0,007; OR=0,29) dan jenis pekerjaan (p value=0,000; OR=6,64) dengan kejadian DBD di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa. Dari penelitian ini dapat terlihat bahwa kerjasama lintas sektor dibutuhkan untuk melakukan pemberantasan penyakit DBD. Selain itu, penyuluhan perlu dilaksanakan untuk meningkat pengetahuan masyarakat sehingga mereka mampu mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) has become a public health problem in Jakarta, especially in Duren Sawit Subdistrict. Incidence of DHF is influenced by several factors such as individual characteristics, knowledge levels, behaviours and environmental conditions. The purpose of this research is to find out the DHF risk factors in the Pondok Kelapa Urban Village, Duren Sawit Subdistrict, East Jakarta 2014. This research used a case control design. It was held in May to June 2014 by selecting 50 cases and 50 controls randomly. The data collection was conducted through a direct interview with respondents by using a questionnaires and observation activities in their residence.
The result of bivariate analysis found that there are a meaningful relationship between age (p value=0,000; OR=6,66), sex (p value=0,007; OR=0,29) and type of work (p value=0,000; OR=6,64) with incidence of DHF in Pondok Kelapa Urban Village, Duren Sawit Subdistrict. From this research, it can be seen that the cross sector cooperation is needed to make an eradication of DHF. Beside that, counseling should be implemented in order to increase public knowledge about DHF so they are able to change their behaviour towards better.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Jakarta sehingga penting untuk merencanakan tindakan pencegahan sebelum terjadinya wabah. DBD dikaitkan dengan perubahan iklim karena puncak kejadian biasanya terjadi pada awal dan akhir musim hujan. Namun, karena perubahan iklim global, iklim di Jakarta tidak dapat diprediksi. Subjek dengan diagnosa DBD di Jakarta Pusat dari tahun 2008 sampai 2010 dicatat oleh Sudinkes Jakarta Pusat. Data sekunder dianalisis untuk menyelidiki tren DBD berdasarkan usia, jenis kelamin dan case fatality rate (CFR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian puncak diamati pada bulan Mei (tahun 2008) dan Maret (tahun 2009 dan 2010). Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan (p <0,19), sedangkan orang dewasa lebih rentan terhadap DBD dibandingkan dengan anak-anak (p <0,001). CFR pada ketiga tahun tersebut berada di bawah standar (<1%). Intinya, semua masyarakat harus waspada terhadap DBD. Kewaspadaan terhadap DBD harus ditingkatkan terutama pada bulan Maret sampai Mei. Namun, orang dewasa harus lebih waspada terhadap DBD dibandingkan dengan anak-anak. Akhirnya, CFR di Jakarta harus dipertahankan <1% dengan pengurangan kasus DBD.

Dengue Hemorrhagic fever (DHF) constitutes a significant public health problem in Jakarta thus becomes crucial to plan preventive measure before an outbreak occurs. There is a strong association between DHF and climate changes because the highest cases of DHF often occurs at the beginning of rainy season and also when rainy season is near the end. Because the climate changes from time to time, as the consequence, climate in Jakarta is unpredictable. Subjects diagnosed for DHF in Central Jakarta from the year of 2008 to the year of 2010 were documented by Sudinkes of Jakarta Pusat. Investigation was performed on the trend of DHF cases using the secondary data with the adjustment of several criteria such as age, gender and case fatality rate (CFR). Results revealed that the peak incidence of DHF infections was detected in May 2008 and in March 2009 and 2010. There was no difference observed between male and female (p<0.19), whereas adult personnels were more susceptible to suffer from DHF compared to children (p<0.001). CFR apperead to be under the standard (<1%). To conclude, all societies living in the area of Central Jakarta should be aware of DHF. The awareness towards dengue infection have to be raised particularly from March until May. However, adults should increase their awareness towards DHF more than children. Lastly, CFR of DHF in Jakarta has to be maintained < 1%. This can be done with the efforts on decreasing of DHF cases."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Tasha Bastaman
"Jakarta Utara merupakan salah satu kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta yang memiliki insidens demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Pengetahuan rakyat Jakarta Utara mengenai vektor DBD harus dikembangkan guna meningkatkan kewaspadaan akan DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penyuluhan kesehatan mengenai vektor DHF dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta di Jakarta Utara.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-post study. Data diambil pada tanggal 22 September 2011 dan seluruh guru yang hadir saat penyuluhan menjadi subjek penelitian dengan mengisi kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan yang berisi lima pertanyaan mengenai vektor DBD. Data diproses dengan SPSS versi 11.5 dan diuji dengan marginal homogeneity. Hasilnya menunjukkan dari 82 responden, terdapat 34 orang guru perempuan (41,5%) dan 48 orang guru laki-laki (58,5%).
Hasil pretest, guru yang memiliki pengetahuan baik sebesar 56 orang (59,5%), cukup 19 orang (23,2%), dan buruk 6 orang (7,3%). Setelah posttest, guru dengan pengetahuan baik berubah menjadi 73 orang (89,0%), cukup 8 orang (9,8%), dan buruk 1 orang (1,2%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,01).
Disimpulkan penyuluhan memiliki dampak dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta mengenai vektor DBD dan penelitian kembali diperlukan untuk mengetahui pengetahuan guru setelah intervensi diberikan.

North Jakarta is one of the administration areas in DKI Jakarta province that has high incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). The knowledge of people living in North Jakarta about DHF vector should be improved to increase the awareness of DHF. The purpose of this research is to know the impact of health education about DHF vector in improving the knowledge of private teachers in North Jakarta.
The design of this research was pre-post study. The data was collected in September 22nd 2011 and all teachers who attended the education became the subject of research by filling questionnaire before and after the education, which consisted of five questions regarding DHF vector. The data was processed by using SPSS version 11.5 and tested with marginal homogeneity. The result showed from 82 respondents, female teachers were 34 people (41.5%) and male teachers were 48 people (58.5%).
Pretest results showed that teachers with good knowledge were 56 people (59.5%), average 19 people (23,2%), and poor 6 people (7.3%). Posttest result showed that teachers with good knowledge changed into 73 people (89.0%), average 8 people (9.8%), and poor 1 people (1.2%). Marginal homogeneity showed significant difference on knowledge before and after the education (p<0.01).
In conclusion, health education has an impact in increasing the knowledge about DHF vector and further research is needed to know the teacher's knowledge after the infervention.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>