Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Jelita Artha
"Kecamatan Bayah merupakan daerah endemis demam berdarah dengue (DBD). Untuk memberantas DBD masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai Ae. aegypti melalui penyuluhan setelah itu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat yang diwakili santri di pesantren X setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai seluruh santri menggunakan kuesioner berisi pertanyaan tentang Ae. aegypti. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Didapatkan 57 orang (60%) santri perempuan, 40% santri laki-laki, 36 santri (37,9%) mendapatkan informasi dari 2 sumber informasi, 43 santri (45,3%) memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi paling berkesan, dan 78 santri (82,1%) tidak memiliki riwayat DBD. Santri yang berpengetahuan baik berjumlah 19 orang (20%), cukup 37 orang (38,9%), dan kurang 39 orang (41,1%). Berdasarkan uji chi-square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sumber informasi yang paling berkesan dan tidak terdapat perbedaan bermakna dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan Ae. aegypti tergolong kurang dan berhubungan dengan sumber informasi paling berkesan, serta tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, dan riwayat DBD.

Bayah subdistrict is Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) endemic area. To control DHF, knowledge about Ae. aegypti was given to people by health education, then evaluated. This study?s aim is to know the level of people?s knowledge represented by students in X school after health education. This study use cross sectional study. Data was taken on October 16-18th 2009, by interviewing all students using questionnaires about Ae. aegypti and analyzed using chi square test. The result showed 57 students (60%) were female, 36 students (37,9%) got information from 2 sources, 43 students (45,3%) chose health officers as the most impressive source, and 78 students (82,1%) weren?t had DHF?s history. Students who have good knowledge were 19 students (20%), fair 37 students (38,9%), and poor 39 students (41,1%). Chi-square test showed there is an association between the level of students?s knowledge with the most impressive source and no association with gender, number of information, and DHF history. It was concluded that the level of students?s knowledge after health education about Ae. aegypti were poor, has association with the most impressive source, and no association with gender, number of information, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Marcella
"Kecamatan Bayah merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering mengalami kejadian luar biasa (KLB). Untuk memberantas DBD, masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai DBD dan kemudian dievaluasi. Dalam penelitian ini, masyarakat diwakili oleh santri.
Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD setelah mendapat penyuluhan. Penelitian menggunakan desain crosssectional. Data diambil di Pesantren X Kecamatan Bayah pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Analisis data menggunakan uji chi-square. Sebanyak 60% santri adalah perempuan dan 40% laki-laki. Santri yang mendapat informasi dari 2 sumber sebanyak 37,9%. Sumber informasi paling berkesan bagi 45,3% santri adalah petugas kesehatan. Hanya 17,9% santri yang memiliki riwayat DBD. Sebanyak 19 santri (20,0%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 46 santri (48,4%) cukup, dan 30 santri (31,6%) kurang.
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jumlah sumber informasi (p = 0,003), namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p = 0,079), sumber informasi paling berkesan (p = 0,950), dan riwayat DBD (p = 0,101). Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD umumnya cukup dan berhubungan dengan jumlah sumber informasi.
Bayah Subdictrict is an epidemic area of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) with frequent outbreaks. To control DHF, the people should be educated and then evaluated. In this study, people are represented by students.
The objective was to determine the knowledge level of students after health education and association with their demographic characteristics. The design was cross-sectional. Data was collected in Pesantren X in 16-18 October 2009 and analyzed using chi-square test. As many as 60% students are female and 40% are male. There were 37,9% students who received information from two sources. The most impressive information source for 45.3% students was healthcare workers. Only 17.9% students had DHF history. A total of 19 students (20.0%) had good knowledge level, 46 (48.4%) adequate, and 30 (31.6%) poor.
There?s association between the knowledge level and the number of information sources (p = 0.003). There?s no association between the knowledge level and gender (p = 0.079), the most impressive information source (p = 0.950), and history of DHF (p = 0.101). It is concluded that the knowledge level of the students are generally adequate and influenced by the number of information sources.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Putra Asmoro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang gejalanya cepat memburuk sehingga dapat menyebabkan kematian. Karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan agar dapat memberikan pertolongan pertama jika keluarganya mengalami DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama DBD pada murid Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s). Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional pada murid MT?s yang telah mendapat penyuluhan DBD. Sampel dihitung dengan rumus besar sampel dan diambil acak. Data diambil tanggal 16-18 oktober 2009 menggunakan metode wawancara dengan bantuan kuesioner. Data diuji dengan chi-square dan Kolmogorov-Smirnov, yang menggunakan chi-square yaitu hubungan tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p=0,967), jumlah sumber informasi (p=0,140), dan sumber informasi paling berkesan (p=0,340). Hubungan tingkat pengetahuan pertolongan pertama dengan riwayat terkena DBD menggunakan Kolmogorov Smirnov(p=0,610). Hasil lain menunjukkan terdapat 29 orang (27,9%) memiliki tingkat pengetahuan baik, cukup 23 orang (27,1%) dan kurang 52 orang (50%).Perempuan berjumlah 61 orang dan laki-laki 43 orang. Semua responden pernah mendapat informasi. Uji chi square dan Kolmogorov Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden. Disimpulkan tingkat pengetahuan terhadap pertolongan pertama DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, sumber informasi, dan riwayat terkena DBD.

Dengue High Fever (DHF) is a disease with symptoms that can deteriorate quickly, resulted in mortality. Thus people in community needs to be educated to be able to give first aids if there is one of their family members has this disease. The objective of this study is to find out the knowledge level about DHF first Aids in Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s) Students. The study was conducted with cross-sectional method in MT's Students who already had DHF education. Sample was calculated with sample amount formula and was taken randomly. Data were collected from 16-18 October 2009 using interview method with questionnaires, then tested either with chi-square or Kolmogorov-Smirnov tests. The data tested using chi-square were the relationship between knowledge level and gender (p=0.967), between knowledge level and the amount of information sources (p=0.140), and between knowledge level and the most memorable source of information (p=0.340). The relationship between the knowledge level and DHF history was tested using Kolmogorov Smirnov(p=0.610). Other results showed that there were 29 students (27.9%) with good knowledge level, 23 students (27.1%) with medium knowledge level, and 52 students (50%) with poor knowledge level. The composition of sample was 61 females and 43 males. All respondents had received DHF educational information before tested. The chi-square and Kolmogorov Smirnov tests showed that there was no significant difference between the knowledge level and the respondents' characteristics. It is concluded that the knowledge level of DHF first aids was poor and had no relationship with gender, source of information, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Winoyoko Sidimontro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang endemis di Kabupaten Lebak, Jawa Barat, dengan vektor utama adalah nyamuk Aedes sp. Survei keberadaan larva Aedes sp. dilakukan pada tanggal 1 - 3 desember 2008 di Desa Cikumpay yang merupakan daerah dengan kasus DBD yang tinggi di Kabupaten Lebak. Temperatur saat pengambilan data berkisar antara 24 oC pada malam hari hingga 35 oC pada siang hari dengan tingkat kelembapan mencapai 90%. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan metode single-larvae, yaitu mengambil satu larva di setiap container pada satu rumah lalu diidentifikasi menggunakan stereoskop. Container tersebut nantinya akan dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu air hujan, air tanah, dan air PAM. Data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan sumber air container terhadap keberadaan larva. Dari 100 rumah yang diteliti didapatkan house index sebesar 26%, container index sebesar 11,8%, dan breateu index sebesar 38. Tingkat penyebaran DBD di Desa Cikumpay tergolong tinggi karena memiliki house index lebih dari 10%. Sebagian besar larva ditemukan pada container berisi air hujan, yaitu 16 container (5%). Dari hasil analisis menggunakan uji chi-square, terdapat hubungan antara sumber air container dengan keberadaan larva, dengan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05).

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in Lebak district, West Java, with the main vector is Aedes sp.. The survey of Aedes sp. Larvae existence was conducted in 1-3 December 2008 in Cikumpay subdistrict, which is considered as an area with high case of DHF in Lebak district. The temperature during data collection ranged from 24 oC in the night to 35 oC in the midday with humidity up to 90%. The survey was conducted in 100 house using the single-larval method, which is taking a larva from each container the identifying them with stereoscope. The container will be divided into 3 distinct categories, rain water, ground water, and pipe water. The data collected were analyzed using chi-square test to find the association between the container water and the larvae existence. From the 100 houses surveyed, the house index was 26%; container index was 11,8%; and breateu index was 38. The spread of DHF in Cikumpay sub-district is considered as high because the house index is more than 10%. More larvae were found on containers with ground water, that is 16 containers (5%). The chi-square test analysis, showed that there is association between container water supply and larvae existence, with the p count is 0.001 (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S44161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Zesario
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kecamatan Bayah. Untuk mengurangi angka kejadian DBD perlu dilakukan penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat melakukan pemberantasan vektor. Sebelum memberikan penyuluhan, perlu diketahui tingkat pengetahuan masyarakat agar penyuluhan yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan mereka. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pemberantasan vektor DBD. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan warga mengenai pemberantasan vektor DBD. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 di Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah. Data yang diperoleh diuji dengan chi square. Hasilnya menunjukkan bahwa warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Tingkat pendidikan rendah sebanyak 68 orang (64,2%). Kebanyakan responden tidak bekerja yaitu 63 orang (59,4%) dan berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%). Umumnya responden mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berbeda bermakna dengan jenis kelamin dan sumber informasi. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga Bayah berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), is one public health problem in Indonesia, including in Sub Bayah. To reduce the incidence of dengue health education needs to be done so that people can do to eradicate the vector. Prior to providing counseling, please note the level of public knowledge so that extension will be given can be tailored to their level of knowledge. Therefore this study aims to determine the level of public knowledge about the eradication of dengue vectors. This research was conducted using cross sectional method. The data were collected by interview using a questionnaire containing questions related to the knowledge of citizens regarding the eradication of dengue vectors. Data was taken on December 12 to 14 August 2009 in the Village Ciwaru, District Bayah. The data obtained were tested by chi square. The results showed that residents who have good knowledge level is 10 people (9.4%), just 27 (25.5%) and knowledge level about 69 people (65.1%%). 18-34 year age group were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Low education levels were 68 men (64.2%). Most respondents did not work the 63 men (59.4%) and 83 female (72.3%). Generally, respondents get information from 1 source (43%) and information sources of the most memorable was the electronic media (48.1%). From the chi square test significant difference between the level of knowledge about the eradication of dengue vectors with age and education level but did not differ significantly by gender and source of information. Inferred level of knowledge of age-related Bayah citizens and education level but not associated with gender and source of information."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Tasha Bastaman
"Jakarta Utara merupakan salah satu kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta yang memiliki insidens demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Pengetahuan rakyat Jakarta Utara mengenai vektor DBD harus dikembangkan guna meningkatkan kewaspadaan akan DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penyuluhan kesehatan mengenai vektor DHF dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta di Jakarta Utara.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-post study. Data diambil pada tanggal 22 September 2011 dan seluruh guru yang hadir saat penyuluhan menjadi subjek penelitian dengan mengisi kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan yang berisi lima pertanyaan mengenai vektor DBD. Data diproses dengan SPSS versi 11.5 dan diuji dengan marginal homogeneity. Hasilnya menunjukkan dari 82 responden, terdapat 34 orang guru perempuan (41,5%) dan 48 orang guru laki-laki (58,5%).
Hasil pretest, guru yang memiliki pengetahuan baik sebesar 56 orang (59,5%), cukup 19 orang (23,2%), dan buruk 6 orang (7,3%). Setelah posttest, guru dengan pengetahuan baik berubah menjadi 73 orang (89,0%), cukup 8 orang (9,8%), dan buruk 1 orang (1,2%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,01).
Disimpulkan penyuluhan memiliki dampak dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta mengenai vektor DBD dan penelitian kembali diperlukan untuk mengetahui pengetahuan guru setelah intervensi diberikan.

North Jakarta is one of the administration areas in DKI Jakarta province that has high incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). The knowledge of people living in North Jakarta about DHF vector should be improved to increase the awareness of DHF. The purpose of this research is to know the impact of health education about DHF vector in improving the knowledge of private teachers in North Jakarta.
The design of this research was pre-post study. The data was collected in September 22nd 2011 and all teachers who attended the education became the subject of research by filling questionnaire before and after the education, which consisted of five questions regarding DHF vector. The data was processed by using SPSS version 11.5 and tested with marginal homogeneity. The result showed from 82 respondents, female teachers were 34 people (41.5%) and male teachers were 48 people (58.5%).
Pretest results showed that teachers with good knowledge were 56 people (59.5%), average 19 people (23,2%), and poor 6 people (7.3%). Posttest result showed that teachers with good knowledge changed into 73 people (89.0%), average 8 people (9.8%), and poor 1 people (1.2%). Marginal homogeneity showed significant difference on knowledge before and after the education (p<0.01).
In conclusion, health education has an impact in increasing the knowledge about DHF vector and further research is needed to know the teacher's knowledge after the infervention.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Yodia Ditakusuma
"Jakarta Utara merupakan salah satu dari enam daerah di Provinsi DKI Jakarta dengan insidens demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Pengetahuan mengenai gejala klinis DBD kepada guru swasta di Jakarta Utara dibutuhkan agar dapat mendeteksi dini DBD. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pengetahuan guru sekolah swasta mengenai gejala klinis DBD di Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-post study. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 22 September 2011 dan seluruh guru swasta yang hadir saat penyuluhan menjadi subyek penelitian dengan mengisi kuesioner yang berisi lima pertanyaan mengenai gejala klinis DBD sebelum dan sesudah penyuluhan. Data diproses dengan SPSS versi 18 dan diuji dengan marginal homogeneity.
Hasilnya menunjukkan dari 82 responden, terdapat 34 (41,5%) guru perempuan dan 48 (58,5%) guru laki-laki. Hasil pre-test, guru yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah 25 (30,5%) orang, cukup 22 (26,8%), dan kurang 35 (42,7%) orang. Pada post-test jumlah guru dengan pengetahuan baik menjadi 55 (67%) orang, cukup 20 (24,4%), dan kurang 7 (8,6%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,01). Disimpulkan penyuluhan berperan dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta mengenai gejala klinis DBD.

Jakarta Utara is one of six districts in DKI Jakarta with the high incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). It is necessary to giving the knowledge about clinical symptoms of DHF in private teachers in Jakarta Utara in order tomake the early diagnosis of DHF. This study used pre-post study design. The data was taken in 22 September 2011 in Jakarta Utara Walikota office by filling the questionnaire that contain five questions about the clinical symptoms of DHF before and after the health education. All private teachers who attended the health education are becoming the subject of the research. Data processed with SPSS version 18 and used marginal homogeneity test.
The results show of 82 respondents, there were 34 (41.5%) female teachers and 48 (58.5%) male teachers. Pre-test results, teachers who have good knowledge level is 25 (30.5%) people, moderate knowledge is 22 (26.8%), and poor knowledge is 35 (42.7%) people. In post-test, the number of teachers who have good knowledge is 55 (67%) people, moderate knowledge is 20 (24.4%), and poor knowledge is 7 (8.6%) people. By using the marginal homogeneity test it is showed significant differences in the level of knowledge before and after extension (p <0.01). It was concluded that health education have the role in improving teachers' knowledge about the clinical symptoms of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Jakarta Utara.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kabisat Febiachrulia
"Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga kini masih menjadi masalah kesehatan global yang tidak kunjung terselesaikan. Indonesia pun tidak luput dari gangguan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes sp ini. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini, mulai dari penyuluhan hingga penggunaan zat-zat kimia dengan tujuan memberantas vektornya. Container TPA menjadi fokus penelitian ini karena seharusnya container TPA terpelihara dengan baik mengingat fungsinya yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keberadaan larva Aedes sp di container TPA setelah mendapatkan Bacillus thuringiensis israelensis dan dilakukan dengan rancangan cross sectional analitik. Populasi penelitian ini yaitu seluruh container TPA yang terdapat di rumah warga Kelurahan Cempaka Putih Barat dengan subjek penelitian 100 rumah di RW 07 (mendapat Bti) dan 100 rumah di RW 03 (tidak mendapat Bti).
Dari hasil penelitian didapatkan HI, CI, dan BI di daerah yang mendapatkan Bti masing-masing sebesar 11%, 4,9%, dan 12 serta di daerah yang tidak mendapatkan Bti masing-masing sebesar 17%, 7,3%, dan 22. Dari 187 container TPA yang ada RW 07, ditemukan 8 container positif larva, dan dari 229 container yang ada di RW 03, 18 di antaranya postif larva. Uji kemaknaan menggunakan Fischer exact menunjukkan tidak adanya hubungan antara jumlah container TPA positif larva di daerah yang mendapatkan Bti dengan jumlah container TPA positif larva yang ada di daerah kontrol. Hasil ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti keadaan lingkungan, perbandingan jumlah container TPA yang diteliti, kebiasaan pemilik container, letak container, dan sebagainya.

Until now Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) remains an unsolved global health problem. Indonesia can’t also escape from this Aedes sp-transmitted disease. Various ways have been done to prevent the transmission of this disease, ranging from counseling to the use of chemical substances to control the vector of DHF. Water reservoirs (container TPA) became the focus of this study because they should be mantained well considering their function for daily needs. The study was conducted to determine the presence of Aedes sp larvae in water reservoirs after Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) application and be done with cross sectional analytic design. The population of this study is the entire water reservoirs located in kelurahan Cempaka Putih Barat with 100 houses in RW 07 (applied with Bti) and 100 houses in RW 03 (not applied with Bti) as the subject.
From the research, HI, CI, and BI obtained in areas applied with Bti are 11%, 4.9%, and 12, and in area with no Bti application 17%, 7.3%, and 22 as well. Among 187 containers in RW 07, 8 positive larval containers are found, and 18 positive larval containers are found among 229 containers in RW 03. Significance using Fischer’s exact test shows no relationship between the number of positive larval water reservoirs in area applied with Bti and the positive larval water reservoirs in area with no Bti application. These results can be influenced by many factors, such as environmental condition, ratio of the number of water reservoirs examined between 2 area, habits of the containers’ owners, the location of the containers, and so on.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah kematian, penderita DBD perlu mendapat pertolongan pertama dengan segera. Agar dapat memberikan pertolongan, masyarakat perlu diberikan pengetahuan dengan penyuluhan kesehatan setelah itu dievaluasi. DBD dapat menginfeksi semua umur tetapi lebih banyak menginfeksi anak-anak. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah mengenai pertolongan pertama DBD yang diwakili oleh santri. Penelitian di lakukan di pesantren X, Kecamatan Bayah, Provinsi Banten dengan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai semua santri yang berada di lokasi menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square.
Hasilnya 60% responden perempuan, 32,6% memperoleh informasi dari dua sumber, 45,7% memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi DBD paling berkesan dan 81,9% responden tidak memiliki riwayat DBD. Sebanyak 8 orang (8,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 18 orang (18,9%) cukup, dan 69 orang (72,6%) kurang. Berdasarkan uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan santri mengenai pertolongan pertama DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan mengenai pertolongan pertama tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) can cause mortality. To prevent mortality, DHF patient needs immediate first aid. In order to be able to give the first aid, people need to be educated through health promotion and evaluated afterwards. DHF can infect all ages but more in kids. Thus this study is conducted to know students' knowledge level about DHF first aid, represented by santri. This cross-sectional study was conducted at Pesantren X, Bayah Subdistrict, Banten Province. Data was acquired on October 16-18 2009 by interviewing all santri who were at the venue using questionnaires. Data was analyzed with chi-square tests.
The result 60% of respondents were female, 32,6% got information about DHF from two sources, 45,7% chose health officers as the most impressive source, and 81,9% of respondents didn?t have DHF history. Eight respondents (8,4%) have good knowledge about DHF, 18 respondents (18,9%) fair and 69 respondents (72,6%) poor. Chi-square test showed no association between students' knowledge level about DHF first aid with gender, number of information sources, the most impressive source, and DHF history. In conclusion, students' knowledge level about DHF first aid is poor and unassociated with gender, amount of information sources, the most impressive source, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Muhammad Alvin Shiddieqie
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang memiliki angka kejadian yang sangat serius di Kabupaten Lebak, Jawa Barat, dengan kepadatan nyamuk Aedes sp yang cukup tinggi. Survei akan masalah ini dilakukan pada tanggal 1 ? 3 Desember 2008 di Desa Cikumpay. Dimana Desa Cikumpay ini menurut data dinas kesehatan setempat merupakan salah satu dari sekian banyak desa di Kabupaten Lebak yang angka penderita DBD cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 rumah warga setempat, yang diteliti adalah hubungan warna container dengan keberadaan larva Aedes sp. dengan cara mengambil larva yang ditemukan pada container tersebut, dengan sekali cidukan, metode ini dinamakan single larvae method. Lalu container dikatagorikan menjadi dua kelompok besar, yaitu container dengan warna gelap dan container yang berwarna terang, lalu diberi labelm sehingga membuang kerancuan,setelah itu larvae yang ditemukan tersebut diindentifikasi dengan alat bernama stereomikroskop, dan kita melakukan pemasukan data ke SPSS for windows 13 version dan dilakukan uji untuk mencari hubungan keduanya, uji yang dimaksud adalah uji analisis chi-square. Dari 100 rumah yang telah diteliti didapatkan hasil berupa house index sebesar 26%, container index sebesar 11,8%, dan breateu index sebesar 38. Hal ini menunjukan bahwasannya tingkat penyebaran akan DBD di Desa Cikumpay dapat digolongkan tinggi, hal yang mendasarinya adalaha house index lebih dari 10%. Dari segi penemuan larva, hampir sebagian besar larva yang ditemukan didapatkan pada container berwarna terang, yaitu 21 container (6,55%), hal ini berbanding terbalik dengan container yang berwarna gelap, dimana hanya diperoleh hasil 17 container (5,29%) yang mengandung larva. Dari hasil uji analisis menggukan chi-square, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara warna container dengan keberadaan larva Aedes sp, dengan nilai p sebesar 0,529 (p>0,05).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in Lebak district, West Java, with the main vector is Aedes sp.. According to local health center?s data, Cikumpay subdistrict is considered as an area with high number of DHF cases in Lebak district. This study was conducted in 1-3 December 2008, which involved 100 houses, and focused on the association between Aedes sp. larva?s existence and the color of containers. The containers are divided into two distinct groups; dark-colored containers and bright-colored containers. Existing larvas were taken by single-larval method and identified with stereomicroscope. The collected data was processed by SPSS For Windows 13th version with chi-square analysis. This analytic-observational study of 100 houses shows that Cikumpay subdistrict has 26% house index; 11,8% container index; and 38 breateu index. More Aedes sp. larvas were found in bright-colored containers (6,55%), while in dark-colored containers showed only 5,29%. Chi-square test analysis confirmed the p count is 0,529 (p >0,05). Therefore, there is no association between container colors and larva?s existence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>