Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Putra Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sudut kemiringan pada proses pemisahan gravitasi menggunakan metode meja getar terhadap ukuran partikel bijih besi. Bijih besi merupakan salah satu mineral tambang yang keberadaannya cukup besar di Indonesia, sehingga mempunyai berbagai macam cara untuk proses pengolahan mineralnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode meja getar pada lima sudut kemiringan meja yang berbeda yaitu 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; dan 2,5 derajat dengan kecepatan aliran air dan stroke adalah konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut kemiringan meja getar dan ukuran partikel memiliki pengaruh terhadap proses pemisahan gravitasi dengan metode meja getar. Berat concentrate dan tailing dihitung dengan metode kehilangan berat dari feed pada awal proses sedangkan kadar Fe total dan Fe2+ dihitung dengan menggunakan metode titrimetri yang menunjukkan penurunan nilai Fe total dengan adanya pertambahan sudut kemiringan di daerah concentrate namun nilai Fe2+ cenderung tetap. Selain itu, Fe total dan Fe2+ digunakan untuk menentukan kadar mineral magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), dan recovery secara kuantitatif. Adanya senyawa-senyawa besi secara kualitatif ditentukan dengan menggunakan alat XRD (X-Ray Diffraction). Ukuran partikel dan hasil recovery dalam proses pemisahan gravitasi menjadi sangat penting karena untuk menentukan keefektifan proses pengolahan mineral bijih besi.

This study aimed to study the effect of tilt angle on the gravity separation using shaking table for iron ore particle size. Iron ore is one of the minerals that sizeable presence in Indonesia, so as to have a variety of ways to mineral processing. The study was conducted using a shaking table method in five different tables tilt angle of 0.5; 1.0, 1.5, 2.0, and 2.5 degrees with the water flow rate and stroke was constant. The results showed that the angle of the shaking table and the particle size have an influence on gravity separation process with shaking table method. Heavy concentrate and tailings calculated by weight loss method of feed at the beginning of the process, while the levels of total Fe and Fe2+ calculated using the titrimetric method showed a decrease in total Fe values with the increase in the angle of concentrate. However, Fe2+ values were likely to remain. In addition, total Fe and Fe2+ were used to determine the mineral content of magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3), and quantitative recovery. The presence of iron compound was qualitatively determined using a XRD (X-Ray Diffraction). The particle size and yield recovery in gravity separation process become very important as to determine the effectiveness of iron ore mineral processing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Salsadilla
"Urinalisis merupakan test kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai zat-zat yang terkandung dalam urine, yang bertujuan untuk mendeteksi suatu kondisi medis. Salah satu instrumen urinalisis yang umum digunakan adalah Strip Uji Urine. Strip uji urine menggunakan prinsip kolorimetri, yaitu teknik yang digunakan untuk mengukur kadar suatu substansi dengan cara menganalisa intensitas warnanya. Implementasi kolorimetri pada urinalisis berada pada perubahan warna dari bantalan reagen yang berada pada strip uji, ketika bereaksi dengan zat yang terkandung dalam urine. Umumnya interpretasi perubahan warna strip uji urine dilakukan dengan kasat mata, hal ini mengakibatkan rentan terjadi kesalahan interpretasi. Oleh karena itu, penelitian mengenai penggunaan kamera ponsel pintar dan strip uji urine sedang ramai diteliti. Namun, penelitian umumnya dilakukan hanya mencakup pengukuran pada satu parameter saja.
Pada penelitian ini, penulis merancang sistem kolorimetri Multi-Output untuk urinalisis dengan memanfaatkan strip uji urine dan ponsel pintar. Sistem pemodelan Multi-Output ini dirancang menggunakan arsitektur model AlexNet, dengan menghasilkan pengkuran tiga parameter secara simultan. Dengan Sistem prediksi Multi-Output kadar Leukosit, Berat Jenis, dan pH pada urine berhasil dirancang dengan performa yang baik. Performa model klasifikasi menghasilkan nilai 99% pada seluruh analit. Performa model regresi menghasilkan nilai RMSE 0.0013 untuk analit Specific Gravity, dan 0.1126 untuk analit pH. Performa regresi menghasilkan nilai R2 0.9730 untuk analit Specific Gravity, dan 0.9787 untuk analit pH. System urinalisis Multi-Output menawarkan fungsi yang efisien dengan performa yang baik, namun dengan waktu komputasi yang lebih singkat.

Urinalysis is a medical test used to examine information about various substances contained in urine. Urinalysis is generally used as a diagnostic tool that aims to detect or monitor a medical condition. One of the commonly used urinalysis instruments is the Urine Test Strip. Urine test strips use the principle of colorimetry. Colorimetry is a technique used to measure the level of a substance by analysing its color intensity. The implementation of colorimetry in urinalysis lies in the change in color of the reagent bearing on the test strip when it comes into contact with substances contained in the urine. Generally, the interpretation of changes in the color of a urine test strip is done by naked eye, however, this method is prone to misinterpretation. For this reason, research on the use of smartphone cameras and urine test strips is being actively studied. However, research that is generally carried out only includes measurements on one parameter.
In this study, the authors designed a Multi-Output colorimetric system for urinalysis by utilizing urine test strips and smartphones. The system is designed to detect three parameters at once, in contrast to one-parameter Deep Learning modeling, this Multi-Output modeling can produce three parameters measurements simultaneously. By using the AlexNet model architecture, the Multi-Output Prediction System for Leukocyte levels, Specific Gravity, and pH in urine was successfully designed with good performance. The performance of the classification model resulted in a value of 99% for all analytes. The performance of the regression model yielded an RMSE value of 0.0013 for the Specific Gravity analyte, and 0.1126 for the pH analyte. Regression performance produces an R2 value of 0.9730 for the Specific Gravity analyte, and 0.9787 for the pH analyte. Multi-Output urinalysis systems offers a more comprehensive evaluation compared to single-output systems. Deep Learning Multi-Output system offers efficient functions with good performance with shorter processing time.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Adi Putra
"Penelitian ini berfokus pada pemetaan struktur geologi bawah laut di sekitar Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai, Provinsi Maluku, Indonesia, sebagai bagian dari rute pemasangan kabel serat optik bawah laut Proyek Palapa Ring paket Timur. Mengingat lingkungan geologis yang kompleks dan rawan bencana di wilayah ini, terutama gempa bumi dan pergerakan lempeng tektonik, penelitian ini menggunakan data gravitasi TOPEX untuk mengidentifikasi struktur geologis di bawah laut. Dari pengolahan dan analisis data, ditemukan tujuh sesar atau patahan normal yang berorientasi searah dengan zona subduksi Banda, mengarah dari Barat Daya ke Timur Laut. Penelitian ini juga menentukan kedalaman rata-rata zona regional, zona residual, dan zona noise. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting dalam pemetaan potensi bahaya geologis terhadap sistem kabel Palapa Ring paket Timur, yang sangat krusial untuk merencanakan instalasi dan pemeliharaan infrastruktur kabel bawah laut. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi risiko kerusakan infrastruktur bawah laut akibat bencana geologis, serta mendukung keberlanjutan dan keandalan layanan telekomunikasi di wilayah tersebut.

his study focuses on mapping the underwater geological structures around the Aru and Kai Islands in Maluku Province, Indonesia, as part of the undersea optical fiber cable installation route for the Eastern package of the Palapa Ring Project. Given the complex and disaster-prone geological environment of this region, particularly concerning earthquakes and tectonic plate movements, this research utilizes TOPEX gravity data to identify underwater geological structures. From processing and analyzing the data, seven normal faults or fractures were identified, oriented in line with the Banda subduction zone, stretching from Southwest to Northeast. This study also determined the average depth of the regional zone, the residual zone, and the noise zone. The results of this study provide crucial insights for mapping potential geological hazards to the Palapa Ring system's Eastern package, essential for planning the installation and maintenance of underwater cable infrastructure. This research is expected to reduce the risk of underwater infrastructure damage due to geological disasters and support the sustainability and reliability of telecommunications services in the region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erizka Ramdhiani
"Pembangunan infrastruktur dan jalan perlu dilakukan seiring dengan berkembangnya populasi, termasuk di wilayah lahan gambut. Tanah gambut merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik khusus, seperti tingginya kompresibilitas, kadar air, dan kadar organik yang membuatnya memiliki daya dukung yang rendah. Selain itu, karena kadar karbon yang dimilikinya tinggi menyebabkan lahan gambut mudah terbakar. Uji laboratorium dilakukan berdasarkan kondisi tersebut dengan menggunakan fly ash yang berasal dari sisa pembakaran tanah gambut yang digunakan sebagai bahan stabilisasi. Sebuah studi mengenai pengaruh penambahan kadar fly ash pada tanah gambut dengan membandingkan hasil dari pengujian CBR (California Bearing Ratio). Perbedaan kadar fly ash (yaitu 15, 20, dan 25%) ditambahkan pada tanah gambut pada kadar air optimum dengan menambahkan 5% semen Portland untuk setiap sampel dengan variasi masa peram selama 2 jam, 1 hari, 3 hari, dan 7 hari. Perubahan ditinjau dalam specific gravity, tingkat keasaman, dan struktur mikroskopisnya. Hasil CBR menunjukkan bahwa tanah gambut mengalami peningkatan kekuatan seiring dengan penambahan kadar fly ash beserta lamanya masa peram. Nilai CBR tertinggi yang didapatkan adalah sebesar 5.36% untuk kondisi unsoaked dan 6.35% untuk kondisi soaked. Selanjutnya, berdasarkan hasil tersebut, tanah gambut yang sudah distabilisasi dapat digunakan sebagai subgrade.

Due to population growth, it has become necessary to have infrastructure facilities and road construction everywhere, including in the peatland area. Peat has typical characteristics, such as high compressibility, moisture content, and organic content that make it has a low bearing capacity. Moreover, because of its high carbon content, peatland is easily to put on fire. Laboratory tests were carried out according to these conditions by using peat burning remains as fly ash to stabilized peat soil. A study on the influence of fly ash addition in peat soils was done by comparing the result from CBR (California Bearing Ratio). Different percentages of fly ash (i.e. 15, 20, and 25%) were added into peat soil at optimum moisture content amidst 5% of Portland cement for each sample with a variety of curing time of 2 hours, 1 day, 3 days, and 7 days. Changes were observed in specific gravity, acidity, and the microscopic structure. The CBR test results show that the peat gained strength due to the addition of different percentages of fly ash as well as the increase of curing periods. The highest value of CBR is 5.36% for unsoaked condition and 6.35% for soaked condition. Furthermore, according to the results, the peat soil can be used as a subgrade."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Sulistianingsih
"Daerah penelitian yaitu daerah X diduga berpotensi memiliki zona mineralisasi besi, hal tersebut diindikasikan dengan keberadaan sebaran pasir besi di atas permukaan daerah X. Zona mineralisasi dapat berupa struktur sesar, dan sumber mineral besi dapat berasal dari hasil pelapukan batuan beku yang mengandung mineral besi. Untuk mendeteksi keberadaan struktur sesar dan jenis batuan yang menjadi sumber pasir besi dan bijih besi di bawah-permukaan maka dilakukan penelitian dengan metoda gravity yang ditunjang dengan data geologi dan data magnetik berupa peta anomali magnetik. Pemanfaatan metoda gravity dalam penelitian ini meliputi proses akuisisi dengan bantuan alat gravitymeter La Coste & Romberg G. 826 , pemrosesan data, dan interpretasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan beberapa software seperti; Golden software surfer 8, Grav2D, dan TSA. Hasil interpretasi terpadu dari data gravity, geologi dan magnetik menunjukan indikasi bahwa daerah penelitian X berpotensi sebagai daerah yang mengandung sebaran mineral besi. Hasil forward modelling 2-Dimensi dari lintasan AB dan CD menunjukan keberadaan struktur di bawah-permukaan berupa sesar, horst dan sinklin beserta jenis batuan beku yang diperkirakan mengandung mineral magnetik dengan densitas hingga 2,9 gr/cc. Struktur sesar pada hasil pemodelan diperkirakan berpotensi sebagai zona mineralisasi, sedangkan batuan beku dengan densitas 2,9 gr/cc diperkirakan merupakan sumber dari pasir besi yang terhampar di sebagian permukaan daerah penelitian. Untuk pengembangan lebih jauh perlu dilakukan uji hasil dengan metode resistivity, uji kandungan mineral magnetik terhadap batuan beku yang ada dan juga dapat dilakukan pengeboran pada daerah yang diperkirakan merupakan zona mineralisasi.

Investigation X area estimated has an iron mineralization potential which is indicated with iron sand existing on surface. Mineralization zone can be as fault structure and resource of iron is product of weathering of igneous rock which contain of iron minerals. To detect structure and kind of rocks on subsurface, gravity method was used supported by geological data and magnetic data in magnetic anomaly map. Gravity method including acquisition with La Costa & Romberg G.826 gravity meter, data processing with software such as Golden Software Surfer 8, Grav 2D, and TSA. Integrated interpretation based of gravity, geological, and magnetic data shown indication of X area has potential for iron mineralization. According to result of 2-Dimention forward modeling from cross line AB and CD shows indication of fault, horst which contain of igneous rock with density 2.9 g/cc indicated contain of magnetic mineral. Fault structure by modeling indicated as mineralization zone and igneous rock with density 2.9 g/cc is predicted as resource for iron sand on X area. In future development, resistivity method, drilling test highly recommended for magnetic mineralization test against igneous rock which trusted as mineralization zone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29440
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Friany Putri
"Pada era modern saat ini diperlukan inovasi teknologi untuk melakukan survei geotermal yang efisien namun tetap akurat. Salah satu metode yang tengah dikembangkan adalah menggunakan remote sensing. Dalam penelitian ini, aplikasi metode remote sensing yaitu Fault and Fracture Density (FFD) digunakan untuk mendeteksi zona permeabel dengan cara menilai area yang memiliki kepadatan struktur tinggi berdasarkan kelurusan yang terbentuk oleh aktivitas patahan dan rekahan. Namun, kenyataannya tidak semua kelurusan berasal dari aktivitas patahan, sehingga perlu dilakukan pemrosesan sinyal digital untuk menyeleksinya. Penelitian dilakukan menggunakan citra Landsat 8 yang diproses melalui dimension reduction metode Principal Component Analysis dan proses filtering berupa filter konvolusi directional dan Laplacian untuk meningkatkan kualitas citra. Kelurusan dari citra Landsat 8 diekstrak secara otomatis menggunakan algoritma Edge Detection, lalu dikomparasikan dengan kelurusan dari citra IFSAR yang diekstrak secara manual. Hasilnya dalam bentuk peta FFD, daerah dengan kepadatan kelurusan tertinggi berada di sisi tenggara dan di sekitar kawah G.K. Untuk membuktikan keefektifan metode ini, digunakan pula data gravitasi yang dapat mengonfirmasi keberadaan struktur patahan secara geofisika. Hasil integrasi kedua data tersebut disertai data penunjang lainnya menunjukkan zona permeabel untuk lokasi pengeboran yang paling efektif berada di dekat manifestasi APKK dan APSE.

In this modern era, technology is needed to conduct geothermal surveys that are efficient but still accurate. One method that is being developed to survey geothermal potential is remote sensing. In this study, the application of remote sensing methods namely Fault and Fracture Density (FFD) is used to evaluate permeable zones by evaluating areas that have high faults and joints structures. However, not all of lineament presence caused by fault activities, so digital signals processing need to be carried out. This research used Landsat 8 imagery which is done through dimension reduction using Principal Component Analysis and the filtering process such as Sobel, Line Detection, Prewitt, and Laplacian convolution filters to improve image quality. Lineament extraction from Landsat 8 images is performed automatically using Edge Detection while lineament from IFSAR image extracted manually. The extracted lineaments then compared in the form of FFD maps. To prove the effectiveness of this method, gravity data are also used to confirm the fault presence geophyisically. The results of these data which integrated with other supporting data showed the suitability of covering permeable zones which can be most effective drill point areas are near the manifestations of APKK and APSE."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Noor Qondiyas
"Prototype kompor minyak tanah tanpa sumbu dengan metode gravitasi terdiri dari 2 bagian piranti utama. Piranti pertama berfungsi untuk mengalirkan cairan minyak tanah secara automatis dengan memanfaatkan efek tekanan gravitasi dan piranti kedua berfungsi untuk karburisi dan konversi energi dari cairan menjadi uap minyak tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dari kerja kompor tersebut dengan melakukan beberapa pengujian diantaranya pengujian volume spirtus yang dibutuhkan, kestabilan penyalaan api dengan variasi ketinggian sehingga menghasilkan range tekanan efek pada kran konverter cut off berdasarkan debit aliran minyak tanah pada reservoir bahan bakar, laju pemanasan pada 1 liter air , massa bahan bakar yang dihabiskan dalam selang waktu 1 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompor tersebut dapat beroperasi dengan baik dengan volume spirtus minimal 50 ml, pada ketinggian 1 m - 1,8 m dengan tekanan efek kran konverter cut off sebesar 1,089 bar - 1,152 bar. Pada penyalaan api maksimum ( ketinggian 1,8 m ), bahan bakar yang dihabiskan dalam 1 jam sebesar 200 gram dan pada pemanasan 1 liter air dalam waktu 5,5 menit dapat menghasilkan P maksimum = 708,53 watt."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firaz Abdurrahman
"Struktur geologi merupakan faktor yang utama dalam menentukan area prospek panas bumi. Keberadaan struktur geologi bawah permukaan dapat diketahui dengan menggunakan survei geofisika. Salah satu survei geofisika yang efektif digunakan untuk survei awal dalam memetakan struktur geologi merupakan survei gayaberat. Di samping biaya survei yang relatif murah, metode gayaberat juga dapat melakukan survei dengan cepat. Sehingga survei gayaberat merupakan metode yang tepat sebagai awal untuk mendelineasi struktur geologi. Metode ini dapat mengidentifikasi struktur bawah permukaan seperti struktur patahan yang merupakan faktor pengontrol sistem panas bumi. Namun, hasil survei metode gayaberat itu sendiri masih memiliki ambiguitas yang tinggi. Oleh karena itu, analisis derivatif akan digunakan untuk mereduksi ambiguitas yang ada pada metode gayaberat. Lalu, hasil dari analisis derivative akan diintegrasikan dengan data geologi dan data pengikat lainnya untuk menggambarkan struktur dua dimensi bawah permukaan.

The geological structure is a major factor in determining the area of geothermal prospects. The existence of subsurface geological structures can be determined by using the geophysical survey. One effective geophysical surveys are used for the initial survey in mapping the geological structure is a gravity survey. In addition to the relatively low cost of the survey, the gravity method can also do a quick survey. So that gravity survey is an efficient method as a prelude to delineate geological structure. This method can identify subsurface structures such as the structure of the fault which is the controlling factor of the geothermal system. However, the survey results of the gravity method itself still has a high ambiguity. Therefore, the analysis of derivatives will be used to reduce the ambiguities that exist on gravity methods. Then, the results of the analysis of derivatives will be integrated with the geological data and other constraint data to describe the twodimensional structure of the subsurface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadiyatno
"Telah dibuat sebuah program modeling gravitasi yang dikembangkan dari program G3D (Syah, 1996). Program yang dikembangkan tersebut merupakan program Delphi, Matlab, dan Fortran yang terintegrasi. Dengan program baru yang lebih user-friendly ini, pemodelan gravitasi dapat lebih mudah dan lebih cepat dilakukan. Program yang dikembangkan tersebut telah dites menggunakan data sintetik (dengan model bola homogen) dan data lapangan (dari daerah kampus UI Depok). Dari hasil kedua studi kasus tersebut, program yang dikembangkan terbukti mampu merekonstruksi model 3-D bawah tanah. Program ini telah digunakan untuk membuat model struktur bawah permukaan wilayah kampus UI Depok, Jawa Barat. Model yang dihasilkan kemudian diinterpretasi dengan bantuan data resistivity dan data geologi. Berdasarkan model hasil interpretasi, terdapat indikasi keberadaan akuifer batuan pasir di bawah lapisan permukaan. Lapisan paling dasar, di bawah akuifer, diinterpretasikan sebagai basement formasi Bojongmanik.

A 3-D gravity modeling program has been developed. It is enhanced version of G3D software (Syah, 1996). The program is integration of Delphi, Matlab, and Fortran language. The new program is more user friendly, so gravity modeling is easier and faster using this new developed program. The program was tested by means of both synthetic data (using homogeneous sphere as the anomalous mass) and real data (from a site in the vicinity of UI Campus, Depok). In both cases, it was evident that the program was capable of reconstructing 3-D subsurface model. The program has been applied to analyze real gravity data from a site in the vicinity of UI Campus, Depok, West Java. The model derived was then interpreted by incorporating resistivity and geology data. Based on the resulting model, there is indication of sand aquifer underneath overburden. The bottom most layer, beneath the sand aquifer, is interpreted as Bojongmanik formation basement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S28989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Tria Pranandari
"Informasi keberadaan basement menjadi hal penting dalam eksplorasi migas. Hal tersebut dikarenakan dalam bentuknya sebagai sebuah cekungan yang dapat berfungsi sebagai alas pembentukan petroleum system. Metode gayaberat dipilih karena informasi tentang keberadaan basement ini tidak didapat dari beberapa data seismik. Daerah yang menjadi penilitian ini terletak dari daratan hingga ke lautan. Data gayaberat lokal adalah data hasil akuisisi di darat, sedangkan data gayaberat citra satelit adalah data yang digunakan untuk melihat ekstrapolasi dari data gayaberat lokal hingga ke laut. Kedua data ini diolah hingga menghasilkan anomali Bouguer. Dalam hal ini, metode analisa spektrum mencoba dikembangkan, sehingga dapat digunakan untuk membantu mencari kedalaman basement yang merupakan anomali regional pada daerah tertentu. Untuk pemisahan anomali regional dan residual dari kedua data tersebut menggunakan metode Moving Average. Gambaran bawah permukaan diperoleh dengan menggunakan proses 2D Forward Modeling terhadap suatu lintasan pada peta anomali gayaberat yang sesuai dengan lintasan seismik. Hal tersebut dilakukan untuk memodelkan bawah permukaan yang dikontrol oleh data seismik dan dibantu dengan kondisi geologi regional. Hasil analisis dari Forward Modeling menyatakan bahwa basement dari barat laut ke arah tenggara. Basement tersebut menunjukkan adanya cekungan dengan kedalaman basement bervariasi dari 2000 m sampai 5100 m.

Information of presence basement is important thing in the oil and gas exploration. That is because the shape as a basin that can serve as the base of the formation petroleum system. Gravity method chosen because of the existence of the basement is not obtained from a seismic data. This research area is to be located on land to the ocean. Local gravity data is the result of data acquisition on land, while the Satellite Imagery gravity data is used to view the data extrapolation from local gravity data to the sea. Both of these data are processed to produce a Bouguer anomaly. In this case, spectrum analysis method trying developed, so it can be used to help find the depth of the basement, which is a regional anomaly in certain areas. For the separation of regional and residual anomalies of both the data using the Moving Average method. Picture of the subsurface is obtained by using the 2D Forward Modeling on a track on the corresponding gravity anomaly map with seismic trajectory. This is done to model the subsurface is controlled by seismic data and assisted with the regional geological conditions. Analysis of Forward Modeling result stating that the basement from the northwest to the southeast. The basement shows basin with basement depths varying from 2000 m to 5100 m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>