Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Azwarani
"Penelitian ini dilakukan di gedung parkir 3 Mal Kelapa Gading untuk mengetahui perbedaan nilai konsentrasi karbon monoksida (CO) pada tempat parkir tertutup, gedung parkir, dan tempat parkir terbuka. Gedung parkir 3 memiliki 8 lantai, dengan 2 lantai adalah berupa parkir bawah tanah (basement) dan 6 lantai lainnya adalah gedung parkir di atas tanah. Lokasi parkir basement yang berada di ruangan tertutup membuat pihak pengelola harus bisa memastikan bagaimana kondisi sirkulasi udara di ruangan tersebut dapat terjaga. Karbon monoksida merupakan polutan yang berbahaya karena sifatnya yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna sehingga tidak dapat terdeteksi secara fisik.
Penelitian yang dilakukan hari Senin dan Jumat ini menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum CO terjadi di titik A 3 (ruang tunggu supir), yaitu sebesar 19 ppm pada hari Senin siang. Konsentrasi minimum CO adalah 0 ppm yang terjadi pada basement 2 (titik B 1 dan B 2), lantai P 3 ( titik D 1), dan parkir luar (titik E 2) di hari Jumat pagi dan siang, titik lantai P 1 (titik C 1), D 2, dan E 1 di hari Jumat pagi. Pada pengukuran hari Senin, seluruh nilai minimum CO sebesar 0 ppm terjadi di seluruh titik kecuali di titik A 3 pada siang hari, yakni sebesar 17 ppm. Berdasarkan hasil uji-t, jumlah kendaraan berpengaruh terhadap nilai konsentrasi CO di udara ambien. Berdasarkan uji ANOVA, ada perbedaan nilai konsentrasi CO antara ketiga jenis tempat parkir tersebut.

This study took place at Gedung Parkir 3 Mal Kelapa Gading to know the differences of concentration value of carbon monoxide in basement parking, building parking, and field parking. Gedung Parkir 3 is a 8 stories building, with 2 floors are the basement parking, and the other 6 floors are upperground parking structure. The basement parking that located in a confined space makes the manager should be able to ascertain how the conditions of the air circulation in the room can be maintained. CO is a dangerous pollutant because its odorless, tasteless, and colorless, so it can't be physically detected.
Research conducted on Monday and Friday shows that the maximum concentration of CO accurs at point A3 (the driver's waiting room), amounting to 19 ppm on Monday afternoon. The minimum concentration of 0 ppm CO is occuring in basement 2 (point B1 and B2), p3 floor (point D), and outside parking (point E2) on friday morning and afternoon, the floor P1 (point C1), D2, and E1 on friday morning. On monday measurement, all minimum value of 0 ppm CO occurs at all points except at the point A3 in the afternoon, which amounted to 17 ppm. Based on the results of t- test, the concentration of CO in ambient air is affected by the amount of vehicles. Based on the ANOVA test, there are diffirences in the concentration of CO between the three types of parking spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Rahardianto
"Nongkrong merupakan gejala yang timbul di kalangan remaja sebagai salah satu bentuk apresiasi dalam tahap menuju kedewasaan dan pencarian identitas dirL Tahap remaja merupakan tahap perkembangan manusia yang cenderung ingin bebas dan menghabiskan waktunya berkumpul bersama kelompok dan ternan sebayanya, Pada akhimya banyak tempat yang dapat dijadikan pilihan dalam melakukan kegiatan nongkrong tersebut bersama dengan kelompoknya dan salah satunya adatah tempat parklr.
Skripsi ini membahas tentang gejala nongkrong yang timbul di tampa!parkir dan di tempat yang melibatkan kendaraan sebagai alat bantu da!am melakukan kegiatan nongkrong. Dan juga membahas tentang pelilaku remaja di !uar lingkungan sekolah dan keluarga, Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi dan menarik keberadaan remaja-remaja tersebut untuk nongkrong di tempat parkir dan tempat-tempat umum lainnya, dllihat dari kacamata seorang remaja dan faktor-faktor yang menyebabkan remaja membutuhkan ruang nongkrong dan berkumpuL"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S48524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Prihatini
"Belanja sudah menjadi kegiatan utama manusia yang hampir dilakukan tiap hari. Fungsi belanja setiap orang berbeda-beda. Ada yang merupakan seperti belanja kebutuhan makan, untuk santai menghilangkan kejenuhan, ataupun sebagai rangsangan untuk mendapatkan inspirasi. Karena itulah shopping center sudah menjadi sebuah tuntutan kebutuhan masyarakat baik di pusat kota maupun di daerah suburban.
Salah satu konsep dari shopping center adalah memberikan kepuasan berbelanja. Karena itulah banyak orang yang mengunjunginya. Berbagai, cara ditempuh untuk menuju ke shopping center tersebut. Bagi orang yang memiliki kendaraan bisa mengunjunginya dengan naik kendaraan pribadinya atau bila tidak memiliki kendaraan bisa naik kendaraan umum atau bisa jalan kaki jika letak shopping center-nya dekat.
Setiap tahunnya kendaraan plibadi bertambah benyak. Hal ini bisa dilihat dari jalan-jalan di kota Jakarta yang bertambah macet. Parkir pun menjadi salah satu hal penting yang harus ada dalam suatu bangunan. Jika tidak ada tempat parkir maka orang bisa memarkirkan kendaraannya di jalan yang bisa menambah macet. Tidak terkecuali di shopping center.
Parkir merupakan keburuhan utama. Apalah jadinya sebuah shopping center tanpa tempat parkir. Desainnya pun harus dibuat khusus karena pengunjung umumnya tidak ber1ama-lama di dalam shopping center. Sirkulasi menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam desain parkir di shopping center. Parkir yang baik memberikan image yang baik bagi shopping center."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengky Prabowo
"Karbon monoksida merupakan senyawa gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa tetapi sangat beracun. Karbon monoksida terutama berasal dari asap hasil pembakaran mesin dan kendaraan bermotor. Keracunan terutama terjadi karena proses inhalasi dan melalui mekanisme hipoksia, selanjutnya dapat menimbulkan gangguan sistem saraf pusat dengan gejala gangguan neurobehavioral dan fungsi kognitif.
Penelitian ini mengkaji hubungan antara pajanan kronis karbon monoksida dengan gangguan fungsi kognitif pada pekerja di lokasi parkir dalam gedung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, melibatkan 93 pekerja di lokasi parkir dalam gedung rumah sakit dan hotel di Jakarta pada tahun 2015. Pengukuran kadar karbon monoksida di udara lingkungan kerja dilakukan 1 kali menggunakan metode spektrofotometri dengan iodida pentoksida. Pengukuran kadar COHb dilakukan dengan metode kromatografi gas melalui udara CO ekshalasi, sedangkan fungsi kognitif dinilai menggunakan kuesioner Montreal Cognitive Assessment. Prevalensi gangguan fungsi kognitif pada populasi pekerja di lokasi parkir dalam gedung 22,58%. Gangguan fungsi kognitif memiliki hubungan bermakna (p<0,05) berturut-turut dengan kadar CO ruang (ORcr=4,28; 95% CI = 1,15-15,86), kadar COHb (ORcr=6,5; 95% CI = 2,21-19,10) dan kebiasaan merokok (ORcr=6,81; 95% CI = 1,98-23,42).
Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor risiko utama yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif adalah kadar COHb ≥5% (ORadj=4,47; 95% CI = 1,23-16,25). Disimpulkan pajanan kronis CO di udara lingkungan kerja dapat menimbulkan gangguan fungsi kognitif yang ditandai dengan peningkatan kadar COHb dalam darah. Kebiasaan merokok merupakan faktor perancu utama, karena dapat secara langsung meningkatkan kadar COHb dalam darah dan menimbulkan gangguan fungsi kognitif melalui mekanisme kerusakan sel syaraf. Pemerintah perlu menyusun regulasi terkait pembangunan fasilitas parkir dalam gedung untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja.

Carbon monoxide (CO) is a colorless, nonirritating, odorless and tasteless gas. The most important human-made source of CO arises from the exhaust of automobiles. Carbon monoxide chronic intoxication mostly occurs from an inhalation process and can cause brain damage due to its sensitivity over hypoxia, and leads to various neural defects including neurobehavioral and cognitive function disturbance.
This study aimed to determine the relationship between chronic CO exposure and cognitive function among basement parking lot workers. This study used a cross-sectional design, involving 93 people age 20-40 years who work in a hospital or hotel basement parking lot in Jakarta on 2015. Carbon monoxide air levels in workplace were measured using iodine pentoxidespectrophotometric method, while COHb levels were measured once using Gas Chromatography through a CO exhalation procedure. Cognitive function was determined using the Montreal Cognitive Assessment (MoCA) questionnaire.
Study result showed the CO air levels were all below threshold limit value (TLV) of 29 mg/m3. The prevalence of impaired cognitive function among basement parking lot workers was 22,58%. Carbon monoxide air levels, COHb levels and smoking habit factors were statistically significant related to impaired cognitive function, with ORcr 4.28 (95% CI = 1,15-15,86); ORcr 6.5 (95% CI = 2,21-19,10); and ORcr 6.81(95% CI = 1,98-23,42). Logistic regression method shows COHb levels is the only predictive factor of cognitive function with ORadj 4.47 (95% CI = 1,23-16,25). Therefore, it is concluded that chronic exposure of CO in the air workplace can cause cognitive function impairment, marked by a significant increase of COHb levels. Smoking habit is the main confounding factor, for it can directly increase COHb levels and impair cognitive function. Government should establish a punctual and effective regulation on how to build a basement parking lot facility regarding the safety of the workers."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Abubakar
Jakarta: Transindo Gastama media, 2011
388.474 ISK p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Wulan Apriliyanti P.
"Penelitian pada skripsi ini merancang, membuat, dan menganalisis sistem tertanam pemantau polusi udara pada area parkir tertutup menggunakan FPGA Xilinx Spartan 3E dan sensor gas CO MQ7. Sistem ini berguna untuk mengatasi secara dini kasus keracunan gas emisi kendaraan bermotor yang terendap pada area parkir tertutup. Metode yang digunakan dalam penelitian mengikuti tahapan Software Development Life Cycle (SDLC). Bahasa yang digunakan untuk mengkonfigurasikan FPGA Xilinx Spartan 3E adalah VHDL melalui Xilinx ISE Design Suite 13.2. Selain itu, diperlukan dua rangkaian tambahan sebagai antarmuka, yaitu rangkaian Pulse Width Modulation (PWM) dan transduser. FPGA ini akan mendapatkan data pembacaan sensor tiap 19,11 ms. Pengambilan data dilakukan dengan pengambilan sampel pada sense phase sensor yang diambil tiap 10 detik selama 15 menit. Berdasarkan pengujian, sistem menghasilkan selisih pembacaan sebesar 1,76 ppm (2,45% kesalahan) terhadap data normal.

This thesis discusses the design, manufacture, and analyzes the embedded air pollution monitor system in a enclosed parking area using the FPGA Xilinx Spartan 3E and the CO MQ7 gas sensor. This system is useful as a precautionary measure in cases of motor vehicles gas emission poisoning deposited in enclosed parking area. The method used in this research follows the Software Development Life Cycle (SDLC). The programming language used in configuring the FPGA Xilinx Spartan 3E is VDHL using Xilinx ISE Design Suite 13.2. In addition, two additional circuit is needed to act as an interface, a Pulse Width Modulation (PWM) and a transducer. The FPGA reads the data every 19.11 ms. Data extractions is performed by extracting samples from the sense phase sensor every 10 seconds for 15 minutes. The test resulted in a deviation of 1.76 ppm (2.45% error) form normal data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42850
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Dwi Kurniawan
"Area parkir tertutup merupakan salah satu tempat terjadinya polusi udara tertutup akibat emisi gas buang kendaraan bermotor yang tidak dapat keluar dari ruangan tertutup. Polusi udara tertutup jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan polusi udara terbuka. Skripsi ini merancang, membuat prototipe, serta menganalisis sistem peringatan polusi udara menggunakan Field Programmable Gate Array (FPGA) Xilinx Spartan 3E. Peralatan yang digunakan sebagai sistem peringatan dalam prototipe berupa LED, buzzer, dan fan. Metode yang digunakan dalam sistem embedded ini mengikuti Software Development Life Cycle (SDLC). Bahasa yang digunakan adalah VHDL dengan software Xilinx ISE.
Berdasarkan hasil uji coba, didapatkan hasil bahwa timing diagram antara simulasi Register Transfer Level (RTL) dan implementasi tidak jauh berbeda dengan selisih waktu 0.37%, sehingga untuk melihat output dan response time keseluruhan sistem dapat melalui simulasi RTL. Waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengeluarkan CO lebih lama 60-71% dari perhitungan dikarenakan terdapat jeda waktu pembacaan kadar CO oleh sensor. Diperlukan sebanyak 1024 sampel data ADC pada FPGA Spartan 3E agar hasil pembacaan sensor stabil.

Closed parking area can deposit motor gas emission that could be harmful to humans. Indoor air pollution is more dangerous than the outdoor one. This thesis discusses the design, prototype making, and analyzes the embedded air pollution warning system using Field Programmable Gate Array (FPGA) Xilinx Spartan 3E. Other equipments use in this system are LED, buzzer, and fan. The method used in this research follows the Software Development Life Cycle (SDLC). The programming language used in configuring the FPGA Xilinx Spartan 3E is VDHL using Xilinx ISE Design Suite 13.2.
Based on result, Register Transfer Level (RTL) simulation and implementation timing diagram does not have much different with a difference 0,37% so to see the output and overall system response time can be through RTL simulation. Time required to remove carbon monoxide from the dummy box is 60-71% longer than the calculation because there is a lag time of the reading levels of CO by the sensor. 1024 data ADC samples are needed in order to give a stable result from FPGA Spartan 3E.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42111
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadapdap, Huala
"Emisi gas buang kendaraan bermotor khususnya yang berbahan bakar bensin berpotensi meningkatkan kandungan CO di perparkiran bawah tanah dua kali lebih besar dalam empat bulan. Korelasi konsentrasi CO, HC dan Opasitas dari emisi gas buang dengan perparkiran sangat erat dengan nilai r untuk rata-rata kandungan CO mencapai 0.9845. Kandungan CO dan HC dapat terakumulasi di perparkiran tertutup dengan terbatasnya ventilasi, sirkulasi udara dan exhaust. Perancangan sistem perparkiran yang memadai dan memenuhi kaidah Kesehatan dan Keselamatan Kerja menentukan seberapa besar akumulasi CO.
Kandungan CO dalam darah dan Phenol dalam air kemih merupakan indikasi paparan CO emisi gas buang kendaraan dengan udara ruang parlor P2 BEJ. Kandungan CO berdampak negatif langsung terhadap kesehatan manusia. CO dengan cepat dapat menggeser 02 dari dalam darah karena CO dengan Hb membentuk COHb dengan cepat 200 - 300 kali lebih kuat dari oksigen dalam mengikat Hb darah. Dampak CO terhadap pekerja parkir tergantung lamanya pemajanan dan konsentrasi CO nya. Perokok lebih berisiko terhadap pajanan CO di P2. Kondisi pekerja yang terpajan CO di P2 sudah relatif terganggu, potensi hipoksia sudah megganggu sistem kardiovaskuler terlihat dari keluhan-keluhan pekerja seperti nyeri kepala, pusing, mual dan vertigo.
Pengendalian dampak emisi gas buang dapat dilakukan oleh pekerja secara proaktif. Tindakan preventif dengan menekan emisi gas buang melalui penyuluhan pemeliharaan mesin secara teratur, pemiiihan jenis dan tahun produksi kendaraan. Pengelola gedung sebaiknya melakukan tindakan perbaikan yang terpadu mencakup perencanaan system perparkiran, ventilasi, sirkulasi udara dan sistem pengaturan kerja.

Within four month periods the gas emissions from burning gasoline vehicles has the potential to doubling increase of the carbon monoxide (CO) concentration in the underground parking area. The correlation of HC, CO and Opacity of gas emission is very close to the parking indoor air quality, it shows by the r-value of CO about 0.9845. CO and HC content can be accumulated in the indoor parking area due to the poor ventilation, air circulation, number and capacity of exhaust fans. The adequate parking system designs that meet with Health and Safety requirement will effect the CO content accumulation.
The CO content in the blood and phenol in the urine are indicating the employee exposure to CO vehicles gas emission and P2 BET parking indoor air quality. The CO concentration at P2 has direct impact to the parking employee health. Carbon monoxide quickly reduce the oxygen intake from blood stream and by binding carbon monoxide with hemoglobin (Hb) to become a carboxyhemoglobin (COHb) compounds that toxic to human. CO bound Hb rapidly 200 - 300 times stronger than oxygen in the blood. The effect of carbon monoxide to the employee depends on the duration of exposure and CO concentration. Moreover smokers have a higher risk to the CO exposure in the P2. The condition of employee who expose to the CO at P2 has relatively been affected of the gas emission and will suffering from hypoxia with aggravated cardiovascular problem such as head pain, headache, fatigue and vertigo.
The employee can proactively participate in controlling of vehicles gas emission. Preventive action by minimizes the gas emission through awareness program, regular engine maintenance, choosing type of vehicles and year of product are parts of better control_ The building management should concern a continuous improvement through corrective action such as redesign the parking system, ticketing system, ventilation system, and shift work system of the employee.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>