Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Teguh Wibowo
"Penyediaan APAR yang sesuai, pemasangan yang tepat dan pemeliharaan yang benar, serta pelatihan penggunaan merupakan suatu sistem salah satu pencegahan kebakaran yang sangat efektif dalam pencegahan kebakaran. Namun pada kenyataan di PT.PM ditemukan pengelolaan yang kurang sesuai dengan peraturan melingkupi pemilihan, pemasangan, inspeksi, perawatan, dan penggunaan. Penelitian ini mengevaluasi jumlah APAR sebanyak 109 unit dengan disain studi deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan masih terdapat penempatan sejumlah 68 APAR yang kurang sesuai , inspeksi dan pemeliharaan yang kurang mendetail. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah anggota sebanyak 50 personil, dalam melakukan pengelolaan APAR, tidak terdapat nya peraturan, dan kurang sosialisasi mengenai pengelolaan APAR.

Provision of appropriate fire extinguisher, proper installation and maintenance, as well as training to use is a highly effective sistem protection in fire prevention. But in reality at PT.PM has been founded less management in accordance with the regulations surrounding the selection, installation, inspestion, maintenance, and usage. This is descriptive study which evaluate the amount of 109 units fire extiguisher.
Research shows there are 68 of fire extinguisher placement is less appropriate, inspection and, maintenance are less detailed. This is because of the limited number of fire brigades team members 50 personil in managing fire extinguisher, absence of regulation, and the lack of socialization on the management of fire extinguisher.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Sari
"Karawang Central Plaza termasuk dalam pusat perbelanjaan yang terdiri dari berbagai jenis aktifitas yang memiliki resiko kebakaran besar. Berdasarkan NFPA 101 area umum dengan luas lebih dari 5000 M2 dan berpenghuni minimal 50 orang harus menerapkan sistem Manajemen Kebakaran dan Tanggap Darurat Penyusunan. Skripsi bertujuan untuk membandingkan Sistem Manajemen Kebakaran pada Karawang Central Plaza dengan standard NFPA 10,13, 14, 72 dan 101.
Desain studi dalam penelitian ini adalah observasional dengan cara observasi ke lapangan dan telaah dokumen. Pada Gedung Karawang Central Plaza terdapat beberapa ketidaksesuaian seperti kontrol panel tidak berfungsi. Skripsi ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang cukup mengenai pentingnya aspek pencegahan kebakaran dan tangga darurat bagi Karawang Central Plaza.

Karawang Central Plaza categorized as shopping centre which in consisting of different types of activities that have a major fire risk. According to NFPA 101 a common area with an area of more than 5000 M2 and occupied at least 50 people shall implement systems Fire Management and Emergency Response. This essay has an aims to compare the Fire Management Systems at Karawang Central Plaza with NFPA standard 10, 13, 14, 72 and 101. The
Study Design was use is an observational study by field observations and document review. At KCP there is a discrepancy as known control panel does not work. This essay is expected to provide enough information about the importance of the fire prevention and emergency date for Karawang Central Plaza Keyword Fire shopping mall prevention and control of fire emergency response management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afri Dian Sari
"Produk baru sedang dikembangkan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Sumber energi ini memiliki komposisi utama propana, butana, pentana, dan heksana dengan ukuran tabung 6 kg. Penelitian ini membahas mengenai analisis konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan jika terjadi kebocoran pada tabung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder yang menggunakan Piranti Lunak BREEZE Incident Analyst. Hasil penelitian menyarankan agar pihak yang bertanggung jawab dalam pembuatan dan penanganan tabung harus memperhatikan aspek K3 untuk menghindari kebocoran pada tabung. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna perlu diinformasikan mengenai bahaya, efek, dan penganan dalam penggunaan sumber energi ini.

A new product is being developed by government to provide energy in the country. This energy source has a main composition of propane, butane, pentane, and hexane with the size of tank is 6 kg. This study discuss about consequence analysis gas dispersion, fire, and explosion if there is a leaking in the tank. This study uses a quantitative approach with secondary data and using BREEZE Incident Analyst Software. This study suggest that the party which handled and made the tank to pay attention at safety and health aspect. So that, the leaking of the tank can be avoided. In addition, the people as users have to be informed about danger, effect, and how to handled this product."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herdina Rosalia Paramita
"Kejadian kebakaran yang ada masih tergolong tinggi dan kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran juga cukup besar, sehingga diperlukan sistem keselamatan kebakaran yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem keselamatan kebakaran di Apartemen X. Evaluasi ini meliputi sistem kontrol penyebaran kebakaran, sistem jalur evakuasi, dan sistem keselamatan secara umum berdasarkan NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety yang kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES). Penelitian ini berupa studi evalausi yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem keselamatan kebakaran yang ada di Apartemen X belum memenuhi persyaratan keselamatan kebakaran minimum yang harus dipenuhi.

Fire incidents and the loss that caused by fire are relatively high, therefore adequate fire safety system is needed. This research aims to evaluate fire safety system at X Apartment. This evaluation covers fire spreading control system, evacuation route system, and fire safety system in general based on NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety which analyzed with Computerized Safety Evaluation System (CFSES) software. The method of this research is analytic descriptive with semi-quantitative approach. The result of this research shows that fire safety system in X Apartment has not complied with the minimum requirements of fire safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifaudi Hidayanto
"Skripsi ini membahas pengembangan pencegahan kebakaran di gedung Asrama Haji Pondok Gede Jakata Timur tahun 2012. Objek perielitian ini ialah gedung panginapan D3 Asrama Haji Pondok Gede. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini berupa persentase kesesuaian pencegahan kebakaran berdasarkan standar. Persentase kesesuaian tersebut sebesar 45,38 persen. Dari hasil penelitian tersebut peneliti merekomendasikan pengembangan pencegahan kebakaran yang dibagi menjad pengembangan jangka pendek dan pengembangan jangka panjang.

This thesis discusses the development of tire prevention in the building of Asrama Haji Pondok Gede, East Jakarta in 2012. Object of this study is the building D3 Asrama Haji. The study is a descriptive qualitative research design. The results of this study the suitability of fire prevention in the percentage based on the standards. The compliance percentage of fire prevention is 45.38 percent. From these results, the researcher recommends the developments of fire prevention are divided into-trmn development and long development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Riza
"Kebakaran itu bukan hanya menghilangkan harta benda dan tempat tinggal, tetapi juga memakan korban jiwa, Menurut Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta, setiap tahun terjadi 700 sampai 900 kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta. Itu artinya, dalam satu hari terjadi dua atau tiga kali kasus kebakaran.
Berdasarkan catatan statistik Dinas Pemadam Kebakaran, di bandingkan dengan kota - kota lainnya di Indonesia, kota Jakarta menempati angka tertinggi dalam hal frekuensi kejadian kebakaran. Selama 5 tahun terakhir, frekuensi kejadian kebakaran di Jakarta rata - rata 500 sampai 700 kali kebakaran. Dan 80% nya terjadi di lingkungan padat. Berdasarkan data di ketahui bahwa dari 5 wilayah kotamadya di OKI Jakarta yang paling banyak terjadi musibah kebakaran adalah kotamadya Jakarta Barat, Penyebab kebakaran yang utama adalah listrik di tahun 2001 sebanyak 87 kasus dan tahun 2002 sebanyak 105 kasus, terjadi kenaikan 20,68% dan bangunan yang banyak terbakar adalah bangunan perumahan (Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, 2003).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian ini menitik beratkan pada wilayah rawan kebakaran di Jakarta Barat. Masalah yang utama dari daerah rawan tersebut adalah kurangnya sarana dan prasarana seperti jalan masuk yang sempit, kelangkaan sumber air serta kurangnya sarana komunikasi. Kesemua ini dapat menghambat tugas dari pasukan pemadam kebakaran. Kondisi ini di tandai dengan padatnya populasi bangunan pada wilyah tersebut, serta bdhan bangunan terbuat dari bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan triplek, sehingga mempercepat penjalaran api pada waktu kebakaran. Dari hasil penelitian didapatkan 4 region rawan kebakaran di Jakarta Barat yaitu reg in permukiman, campuran, perdagangan dan region industri. Namun daerah rawan kebakaran di dominasi oleh region permukiman dengan dicirikan dengan permukiman kumuh, jaringan jalan local yang sempit, serta kurangnya sarana dan prasarana pemadam kebakaran dalam hal kualitas maupun kuantitas serta kurangnya sumberdaya.

Fire is not only to make disappear residence and wealth, according to head of OKI fire fighting department, every year any 700 to 800 fire cases in Jakarta. That means, in one day there are twice or three fire cases. Based on firefighting statistic data has shown, Jakarta was occupied the higest in frequency of fire. At 5 years latest, in Jakarta average frequency of fire 500 - 700 and 80% occurred at densely populated environtmen. Among 5 cities in OKI Jakarta , Jakarta Barat has also been occupied the first place on fire. In 2001 to 2002 frequency of fire has increased 5, 91 % or 169 to 179 cases of fire. The main Governing factors of fire is electricity, increased 20,68 % ( 2001 to 2002 ), many housing 1s on fire (Sudin Pemadam Kebakaran, 2003 )
Base on background above, the study will be stressed on extremerely dangerous of fire region in West Jakarta. The main problem of slum area in the city are minimize infrastructure supporting such as narrow street, watl'r supply, communication.Its hampered the fire fighting work, beside the infrastructure behaviour of society also been impeded.This condition signed by densely of building, there no space between it and fuel of house dominated by flammable like wood. It will be accelerated the spread out of fire. The study shown, there are any 4 extremely dangerous of fire region in West Jakarta. The type of it are: settlement, mix, trade and industry. Extremely dangerous of fire region in West Jakarta dominated on settlE~ment region which be characterized dominated by slum area with local street, lacking of firefighting infrastructure (quantity and quality).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guswanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ihsani
"Kebakaran merupakan sebuah bencana yang tidak pernah diinginkan oleh siapapun. Demikian halnya kebakaran tidak diinginkan oleh perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan penyimpanan data baik dalam bentuk pita-pita film ataupun dalam bentuk kertas dan gambar (Tape Storage and Document Storage). Seperti kita ketahui bersama bahwa jasa tersebut membutuhkan pelayanan dan sistem perlindungan yang sangat baik agar para klien merasa bahwa dokumen-dokumennya yang tersimpan dalam gudang tersebut terawat dengan baik. Untuk itu, pencegahan, perlindungan, dan pemadarnan kebakaran merupakan hal yang banyak dilakukan oleh divisi keselamatan termasuk diantaranya dengan menyiapkan atau memasang alat pemadam kebakaran. Merancang suatu sistem perlindungan terhadap kebakaran dalam sebuah gedung, begitu banyak aspek yang harus dipertimbangkan dimulai dari pemilihan perlengkapan dan sistem pemadaman terhadap kebakaran yang akan digunakml sampai pada menyesuaikan suatu rancangan sistem dengan kegunaan dari gedung itu sendirL Sprinkler merupakan salah satu sistem perlindungan terhadap kebakaran yang baik, maka penuiis memilih sistem sprinkler sebagai salah satu alternatif dalam perancangan sistem perlindungan terhadap kebakamn secara aktif. Dan zat yang dikeluarkan yaitu CO, yang berfungsi untuk memadarnkan api dengan cara mendinginkan atmosphere sekitar dan mengurangi jumlah oksigen dalam ruangan untuk melindungi area yang belum terkena api. Oleh karena itu penulis melakukan analisa kebutuhan CO, dan sprinkler untuk sistem perlindungan yang telah dipilih Storage I dan II Volume 2160m3 kebutuhan CO, sebanyak 70 cylinder dengan jumlah sprinkler 44 pieces Storage III dan IV Volume l 080m3 kebutuban C02 sebanyak 38 cylinder dengan jumlah sprinkler 24 pteces"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Sahrir
"ABSTRAK
SPBU merupakan prasarana umum yang disediakan oleh pengelola untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Sebagai fasilitas publik, SPBU seharusnya dapat memberikan jaminan keselamatan dan keamanan bagi pekerja, pelanggan dan masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar di area tersebut.
Untuk memastikan tingkat keselamatan terhadap kebakaran dan ledakan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia, diperlukan suatu sistem penilaian yang diakui, sehingga terdapat akuntabilitas publik terhadap tingkat keamanan suatu SPBU.
Tujuan dari studi ini adalah menghasilkan suatu sistem pemeringkatan (rating system) yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keselamatan kebakaran dan ledakan untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Sistem pemeringkatan yang dihasilkan diberi nama Safety Assessment of Fire and Explosion (SAFE) Rating, yang terdiri dari persyaratan-persyaratan utama yang harus dimiliki oleh SPBU untuk memastikan keselamatan terhadap kebakaran dan ledakan.
Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak terkait, yaitu badan regulasi dan pemberi lisensi, untuk mengembangkan lebih lanjut sistem pemeringkatan keselamatan di SPBU.

ABSTRACT
Petrol filling station is facility provided for public to meet their demand for fuel. As their role as public facility, the petrol station must assure safety and security for their customers workers and community.
The petrol filling station need to be assessed for their safe level against fire and explosion risk as part of their accountability for the public.
This study is aimed to develop a rating system that recognized to assess the safe level of petrol stations against fire and explosion risk.
The rating system, namely Safety Assessment of Fire and Explosion (SAFE) Rating, contains requirements which useful for the management of petrol filling stations to manage safety of their facility from fire and explosion.
Result of this study is intended to be input for those interest in the safe operation of petrol filling station, particularly the regulatory body and license holder, to further develop the rating system to assess the safe level of petrol filling stations in Indonesia"
2012
T32522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsal
"Kebakaran merupakan hal krusial yang membutuhkan sistem pengendalian dan pemadaman yang efektif. Kebakaran dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar, dan sistem proteksi kebakaran merupakan salah satu solusi untuk mencegah dan mengendalikan risiko kebakaran yang lebih luas, selain desain berbasis kinerja dan kode preskriptif. Sistem proteksi kebakaran aktif adalah salah satunya. Makalah ini menganalisis sistem pemadam kebakaran berbasis karbon dioksida untuk memadamkan kebakaran kelas C (kebakaran kelistrikan), seperti pada kompartemen listrik tertutup. Metode penelitian dilakukan dengan eksperimen skala laboratorium. Eksperimen dilakukan dengan nyala lilin dalam kompartemen, dialirkan dengan gas pemadam dan dianalisis untuk penurunan konsentrasi oksigen, penurunan temperatur dan durasi pemadaman untuk penggunaan gas nitrogen dan gas karbon dioksida terhadap satu dan dua nyala lilin eksperimen secara terpisah. Beberapa peralatan seperti termokopel, tangki gas pemadam, flow meter, kamera visual, dan data logger Graphtec mendukung proses pengolahanan data. Saat lilin dinyalakan dalam kompartemen, gas dialirkan ke dalam kompartemen melalui pipa saluran dengan flow rate 0,8 mL/menit untuk memadamkan api. Dari percobaan diperoleh tingkat penurunan konsentrasi oksigen, penurunan temperatur dan durasi pemadaman dalam kompartemen tertutup. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan gas karbondioksida dan nitrogen dalam menurunkan konsentrasi oksigen dan temperatur untuk waktu pemadaman api yang lebih cepat. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan gas karbon dioksida lebih efektif menurunkan konsentrasi oksigen dengan durasi pemadaman lebih cepat. Hal ini sangat penting untuk mencegah penyebaran api lebih luas dengan menghilangkan unsur oksigen dari rantai oksidasi. Selain itu, penggunaan clean gas CO2 ini tidak menghantarkan arus listrik, tidak menyebabkan karat dan tidak meninggalkan residu. Terdapat 14 jenis clean agent gas yang dapat digunakan dalam sistem pemadaman kebakaran, salah satunya adalah jenis IG-541 yaitu campuran gas nitrogen (52%), argon (40%) dan karbondioksida (8%). Dengan komposisi gas tersebut, konsentrasi karbondioksida lebih kecil sehingga relatif aman untuk keselamatan manusia. Literatur membahas penggunaan gas karbon dioksida dan nitrogen mewakili kemajuan masa depan dalam skema keselamatan kebakaran berbasis kinerja dan kode preskriptif untuk pengendalian kebakaran dan keberlanjutan fungsional jangka panjang. Penelitian ini dilatar belakangi untuk meningkatkan sistem keselamatan kebakaran dalam ruangan tertutup dengan klasifikasi kebakaran yang efektif untuk menggunakan clean agent gas karbondioksida sebagai media pemadam kompartemen elektrik.

Fire is a crucial matter that requires an effective control and suppression system. Fires can cause enormous losses, and a fire protection system is one of the solutions to prevent and control a wider fire risk, in addition to performance-based design and prescriptive code. An active fire protection system is one of them. This paper analyses carbon dioxide-based fire extinguishing systems to extinguish class C fires (electrical fires), such as those in closed electrical compartments. The research method was carried out by laboratory-scale experiments. Experiments were carried out with a candle flame in a compartment, supplied with a gas flame extinguisher and analyzed for decreased oxygen concentration, decreased temperature, and extinguished duration for the use of nitrogen gas and carbon dioxide gas against one and two experimental candle flames separately. Some equipment such as thermocouples, gas fire tanks, flow meters, visual cameras, and Graphtec data loggers support data processing. When the candle is lit in the compartment, gas is flowed into the compartment through a pipeline at a flow rate of 0.8 mL/min to extinguish the fire. From the experiments, it was obtained the degree of reduction in oxygen concentration, temperature reduction and extinguishing duration in closed compartments. Experiments were conducted to determine the effectiveness of using carbon dioxide and nitrogen gas in reducing oxygen concentration and temperature for a faster fire extinguishing time. The experimental results show that using carbon dioxide gas is more effective in reducing oxygen concentrations with a faster extinguishing duration. This is very important to prevent the wider spread of fire by removing elemental oxygen from the oxidation chain. In addition, the use of CO2 clean gas does not conduct electricity, does not cause rust, and leaves no residue. 14 types of clean agent gases can be used in fire suppression systems, one of which is the IG-541 type, which is a gas mixture of nitrogen (52%), argon (40%) and carbon dioxide (8%). With this gas composition, the concentration of carbon dioxide is smaller, so it is relatively safe for human safety. The literature discusses the use of carbon dioxide and nitrogen gas use, future advances in work-based fire safety schemes and prescriptive codes for fire suppression and functional long-term sustainability. The background of this research aims to be a safety system in closed rooms with effective fires using clean agent carbon dioxide gas as an electric compartment fire extinguishing medium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>