Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31621 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Idham Habibie
"Penelitian ini menfokuskan kepada pembuatan reflektor dengan struktur EBG untuk Antena Waveguide 8 slot yang termasuk salah satu aplikasi terhadap radar pengawas pantai. Antena Waveguide 8 slot ini telah diteliti sebelumnya dan telah bekerja pada frekuensi 9.4 GHz, parameter Gain > 15 dB, dan dengan bandwidth 60 MHz. Namun, antena Waveguide 8 slot masih memiliki kekurangan. Kekurangan antena Waveguide 8 slot saat itu masih memiliki backlobe yang cukup besar. Backlobe yang besar ini akan mengurangi kinerja antena Waveguide 8 slot tersebut sebagai radar pengawas pantai karena pada dasarnya radar pengawas pantai memerlukan beamwidth yang kecil.
Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja antena Waveguide 8 slot dengan cara mendesain reflektor dengan struktur EBG untuk menekan backlobe dari Antena tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi backlobe antena tersebut adalah menggunakan Electromagnetic Band Gap (EBG) dalam penelitian ini. Terdapat beragam jenis EBG yaitu High Impedance Surface, Photonic Crystal, Artificial Magnetic Conductor (AMC). Penelitian ini memilih EBG jenis Artificial Magnetic Conductor karena fabrikasinya mudah dan terjangkau. EBG merupakan metamaterial yang dapat menekan gelombang permukaan, mengurangi backlobe maupun sidelobe dari suatu Antena. EBG yang didesain ini harus bekerja pada frekuensi 9.4 GHz agar backlobe Antena dapat berkurang secara signifikan.
Antena Waveguide 8 slot dipasang diatas reflektor EBG tanpa ada material lain yang menghalangi. Pada penelitian ini akan dibandingkan hasil simulasi dan pengukuran antara Antena Waveguide 8 slot tanpa reflektor, Antena Waveguide 8 slot dengan Reflektor konvensional, dan Antena Waveguide 8 slot dengan reflektor EBG untuk menekan Backlobe Antena. Hasilnya adalah Front To Back Ratio untuk Antena Waveguide adalah 21.6 dBi, antena waveguide dengan EBG adalah 54.4 dBi, dan antena waveguide dengan reflektor tembaga adalah 39.35 dBi.

This research focused on designing the reflector with EBG structure for 8 slot waveguide for Coastal Surveillance radar (CSR). The 8 slot waveguide antenna has been studied and works at frequency of 9.4 GHz, with parameter Gain > 15 dB, and the bandwidth of 60 MHz. However, the 8 slot waveguide antenna still has disadvantages. The 8 slot waveguide antenna has a big backlobe. The big backlobe would decrease the 8 slot waveguide antenna performance because the CSR essentially requires small beamwidth.
This Research is focused to improve the performance of the 8 slot waveguide antenna by suppressing backlobe of the antenna. One possible method to reduce backlobe is using a reflector with Electromagnetic Band Gap (EBG) structure for this study. There are various types of EBG such as High Impedance Surface, Photonic Crystal and Artificial Magnetic Conductor (AMC). This study focused on AMC because the EBG type of fabrication is easy and affordable. EBG is a metamaterial that can suppress surface waves, reduce backlobe and sidelobe of the antenna. This EBG reflector is designed to work at frequency 9.4 GHz in order to reduce backlobe antennas significantly.
The 8 slot waveguide antenna is mounted on the EBG reflctor without any other materials blocking. This research will compare the results of simulation and measurements between 8 waveguide slot antenna without a reflector, waveguide antenna 8 slots with conventional copper reflector planar, and 8 waveguide slot antenna with EBG reflector to suppress backlobe antenna. The measurement results show that the Front to back ratio is 21.6 dBi for antenna waveguide, 54.4 dBi for waveguide antenna with EBG and 39.35 dBi for waveguide antenna with reflector copper reflector.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Susanto
"Struktur Electromagnetic Band Gap (EBG) pada aplikasi antena mikrostrip bias mencegah munculnya gelombang permukaan yang menyebabkan karakteristik antena mikrostrip menjadi tidak optimal. Gelombang permukaan timbul ketika substrat yang digunakan memiliki konstanta dielektrik lebih besar dari satu ????????????1 ??????r ?????. Teknik EBG ini dapat digunakan untuk memperbaiki karakteristik antena mikrostrip.
Dalam tesis ini, masalah medan magnet dan medan listrik pada struktur EBG suatu material dapat diformulasikan ke dalam bentuk persamaan Maxwell dalam variabel diferensial dan integral. Persamaan Maxwell dalam struktur EBG tersebut dipecahkan dengan menggunakan beberapa metode numerik yaitu dengan menggunakan metode transfer matriks dan metode Finite Difference Time Domain (FDTD). Tak seperti metode lain yang biasa digunakan, metode transfer matriks ini tidak hanya menginformasikan struktur EBG tapi juga untuk mengetahui koefisien transmisi dan refleksi. Metode ini dibatasi untuk stuktur EBG pola kubik simetri.
Persamaan-persamaan medan magnet dan medan listrik dari pemodelan yang didapat dengan menggunakan metode transfer matriks ini lebih sederhana karena mereduksi variabel-z dari medan magnet dan medan listrik sehingga menjadi lebih mudah dalam perhitungan atau proses numerik. Metode transfer matrik yang dihasilkan selanjutnya dibandingkan dengan metode FDTD dari algoritma Yee.

Electromagnetic Band Gap (EBG) structure in application of microstrip antenna can be overcome of surface wave which causes microstrip antenna characteristic becomes not optimal. The surface waves are excited when the substrate have dielectric constant more than one ????????????1 ??????r ?????. EBG technique can improve microstrip antenna characteristic.
In this thesis, electric and magnetic field in EBG structue can be formulated into the Maxwell's equations in differential and integral variable. Maxwell's equations in EBG structure is solved with transfer matrix method. Unlike other methods commonly used this technique gives access to not only EBG structure information but also transmission and reflection coefficients. This method confined to systems with cubic symmetry.
The equations of electric and magnetic field from obtained modeling with transfer matrix method to be simple because its reduce z-variable, so become more easy into numerical calculation. Transfer matrix method had a result is compared with FDTD method from Yee Algorithm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40860
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subroto Fajar Siddiq
"Dalam buku skripsi ini, dirancang sebuah antena mikrostrip yang memiliki tiga frekuensi kerja untuk aplikasi pembaca RFID yaitu pada frekuensi 433-434 MHz, 923-925 MHz dan 2,446-2,454 GHz. Antena mikrostrip ini menggunakan dua substrat dengan dua patch. Patch pertama mempunyai dimensi 100 x 98 mm untuk frekuensi resonansi pada 433-434 MHz dan dimensi untuk patch kedua yaitu 57 x 38 mm yang mana didesain agar berresonansi pada frekuensi 2,446-2.454 GHz. Pada patch kedua, diberikan tambahan beberapa slot serta dilakukan karakterisasi terhadap slot tersebut. Karakterisasi dilakukan untuk mendapatkan frekuensi resonansi pada 923-925 MHz dan frekuensi 2,446 - 2,454 GHz. Antena mikrostrip ini dirancang dengan menggunakan substrat FR-4 yang memiliki dimensi 118 x 120 x 3.2 mm dan menerapkan teknik pencatuan electromagnetic coupling. Hasil pengukuran antena menunjukkan bahwa antena tersebut mempunyai bandwidth pada frekuensi 428,45-435,5 MHz, 911,8-939,1 MHz dan 2,42-2,487 GHz dapat tercapai.

This paper discusses about a microstrip antenna design for RFID reader which has frequency resonance at 433-434 MHz, 923-925 MHz and 2,446-2,454 GHz. This design uses 2 patches with dimension for the first patch is 100 x 98 mm for resonance frequency 433-434 MHz and dimension for the second patch is 57 x 38 mm which has a resonance frequency at 2,446-2,454 GHz. In the second patch, slots are added and characterized. Characterization of the slots has been conducted to excite the frequency resonance at 923-925 MHz and at 2,446-2,454 GHz. The antenna is designed with FR-4 substrate of dimension 118 x 120 x 3.2 mm and using electromagnetic coupling technique for the feeding. The result of measurement shows a frequency bandwidth at 428,45-435,5 MHz, 911,8-939,1 MHz and 2,42-2,487 GHz is achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51238
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Susanto
"Struktur Electromagnetic Band Gap (EBG) pada aplikasi antena mikrostrip bisa mencegah munculnya gelombang permukaan yang menyebabkan karakteristik antena mikrostrip menjadi tidak optimal. Gelombang permukaan timbul ketika substrat yang digunakan memiliki konstanta dielektrik lebih besar dari satu (er > 1). Teknik EBG ini dapat digunakan untuk memperbaiki karakteristik antena mikrostrip.
Dalam tesis ini, masalah medan magnet dan medan listrik pada struktur EBG suatu material dapat diformulasikan ke dalam bentuk persamaan Maxwell dalam variabel diferensial dan integral. Persamaan Maxwell dalam struktur EBG tersebut dipecahkan dengan menggunakan beberapa metode numerik yaitu dengan menggunakan metode transfer matriks dan metode Finite Difference Time Domain (FDTD). Tak seperti metode lain yang biasa digunakan, metode transfer matriks ini tidak hanya menginformasikan struktur EBG tapi juga untuk mengetahui koefisien transmisi dan refleksi. Metode ini dibatasi untuk stuktur EBG pola kubik simetri. Persamaan-persamaan medan magnet dan medan listrik dari pemodelan yang didapat dengan menggunakan metode transfer matriks ini lebih sederhana karena mereduksi variabel-z dari medan magnet dan medan listrik sehingga menjadi lebih mudah dalam perhitungan atau proses numerik.
Metode transfer matrik yang dihasilkan selanjutnya dibandingkan dengan metode FDTD dari algoritma Yee.

Eleclromagnetic Band Gap (EBG) structure in application of microstrip antenna can be overcome of surface wave which causes microstrip antenna charactcristic becomes not optimal. The surface waves arc excited when the substrate have dielectric constant morc tiran one (er > 1). EBG technique can improve microstrip antenna characteristic.
In this thesis, electric and magnetic field in EBG structue can be formulated into the Maxwell’s equations in differential and integral variable. Maxwell’s equations in EBG structure is solved with transfer matrix method. Unlike other methods commonly used this technique gives access to not only EBG structure information but also fransmission and reflection coefficients. This method confined to systems with cubic symmetry.The equations of electric and magnetic field from obtained modeling with transfer matrix method to be simple because its reduce z-variable, so become more easy into numerical calculation.
Transfer matrix method had a result is compared with FDTD method from Yee algorithm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25914
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Okki Wibowo Supendi
"Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi identifikasi dan pendataan baru yang memiliki keunggulan dibanding teknologi sebelumnya yaitu barcode. Salah satu bagian dalam sistem RFID adalah antena pembaca. Pada skripsi ini dirancang suatu antena mikrostrip patch segi empat dengan slot U yang memiliki dua frekuensi kerja untuk aplikasi pembaca RFID. Penggunaan slot U dimaksudkan agar antena dapat bekerja pada dual-frekuensi. Antena dirancang dengan menggunakan teknik pencatuan Electromagnetic Coupled. Antena dapat bekerja pada dua frekuensi yang diinginkan yaitu pada rentang frekuensi 919-927 MHz dan 2,43-2,48 GHz dengan return loss C -13,98 dB atau VSWR C 1,5. Antena ini memiliki polarisasi linear pada kedua frekuensi.

Radio Frequency Identification (RFID) is a new identification and data mining technology that has many advantages than previous technology, namely barcode technology. One part of The RFID system is The Antenna Reader. In this research rectangular microstrip antenna with U-shaped slot that resonances at two frequencies is designed for RFID Antenna Reader application. The purpose of using the U-shaped slot is to get dual-frequencies. This antenna design uses electromagnetic couple feeding technique. Measurement results show that this antenna resonances at 919-927 MHz and 2.43-2.48 GHz with return loss C -13.98 dB or VSWR C 1.5. Antenna has linear polarization at both frequencies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51400
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Aulia Rachman
"Teknologi telekomunikasi seluler berkembang sangat pesat, mulai dari diluncurkannya generasi pertama 1G pada tahun 1980 dimana teknologi masih berbasis analog, generasi kedua 2G pada tahun 1990 dengan peralihan dari analog ke digital, hingga sekarang sudah memasuki generasi kelima 5G. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan koneksi internet yang cepat dan availabilitas tinggi. Teknologi 5G yang identik dengan bandwidth yang besar, kecepatan yang tinggi, dan coverage luas merupakan solusi untuk mengatasi kebutuhan tersebut. Di dalam teknologi 5G terdapat sistem antena MIMO yang memungkinkan multi-antena untuk beroperasi secara simultan sehingga dapat mengurangi efek multipath fading, meningkatkan kapasitas bandwidth, dan kecepatan data. Penggunaan lebih dari satu antena yang berdekatan mengakibatkan efek mutual coupling yang dapat menurunkan kinerja antena. Pada penelitian ini telah dirancang antena MIMO menggunakan metode Defected Ground Structure (DGS) untuk menurunkan nilai mutual coupling. Antena yang beroperasi pada frekuensi 2,3 GHz dan 3,5 GHz ini dirancang pada bahan FR-4 dengan elemen peradiasi berbentuk rectangular dengan penambahan slot rectangular. Telah dilakukan 4 skenario penyusunan antena dengan hasil simulasi dan pengukuran terbaik adalah antena MIMO dengan peletakan port diputar 900. Hasil simulasi antena pada frekuensi rendah diperoleh nilai bandwidth 109 MHz dan mutual coupling dari -21,72 dB hingga -28,25 dB, pada frekuensi tinggi diperoleh nilai bandwidth 130 MHz dan mutual coupling dari -27,85 dB hingga -30,58 dB. Hasil pengukuran antena pada frekuensi rendah diperoleh nilai bandwidth 189 MHz mutual coupling dari -19,43 dB hingga -33,63 dB, pada frekuensi tinggi nilai bandwidth 144 MHz dan mutual coupling dari -21,72 dB hingga -30,58 dB. Perbaikan nilai mutual coupling pada frekuensi rendah sebesar 4,66 dB hingga 7,74 dB, sedangkan pada frekuensi tinggi sebesar 4,20 dB hingga 5,84 dB.

Mobile telecommunications technology has developed rapidly, beginning with the launch of the first generation (1G) in 1980, where the technology was still analog-based. It then transitioned to the second generation (2G) in 1990 with the shift from analog to digital. As of now, we have entered the fifth generation (5G). This development aligns with the growing public demand for high-speed and highly available internet. 5G technology, capable of providing extensive bandwidth, high speed, and wide coverage, emerges as a solution to meet these demands. Within 5G technology, the MIMO antenna system stands out, allowing multiple antennas to operate simultaneously, thereby mitigating the effects of multipath fading and enhancing bandwidth capacity and data speed. The use of more than one nearby antenna results in mutual coupling effects that can degrade antenna performance. In this research, MIMO antenna has been designed using the Defected Ground Structure (DGS) method to reduce mutual coupling values. This antenna, operating at frequencies of 2,3 GHz and 3,5 GHz, is designed using FR-4 material with rectangular radiation elements and the addition of rectangular slots. Four scenarios of antenna configurations have been carried out, and the best and measurement results were achieved with the MIMO antenna with the ports rotated 900. The simulation results at low frequencies yielded a bandwidth value of 109 MHz, and the mutual coupling ranged from -21,22 dB to -28,25 dB. At high frequencies, the bandwidth value was 130 MHz and the mutual coupling ranged from -27,85 dB to -30,58 dB. The measurement results at low frequencies yielded a bandwidth value of 189 MHz and the mutual coupling ranged from -19,43 dB to -33,63 dB. At high frequencies, the bandwidth value was 144 MHz and the mutual coupling ranged from -21,72 dB to -30,58 dB. Improvements in mutual coupling at low frequencies range from 4,66 dB to 7,74 dB, while at high frequencies range from 4,20 dB to 5,84 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfaan Fadhlullah
"Wi-Fi (Wireless Fidelity) merupakan komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang paling banyak digunakan di seluruh dunia untuk saat ini. Teknologi ini memberikan kebebasan dari keterbatasan fisik kabel dan memungkinkan konektivitas yang lebih fleksibel. Wi-Fi 6 merupakan standar Wi-Fi yang diluncurkan pada tahun 2019 dengan nama IEEE 802.11ax. Wi-Fi 6 menawarkan kecepatan tinggi, latensi rendah, serta kapasitas jaringan yang besar yang membuatnya sangat cocok untuk daerah populasi padat penduduk. Perangkat pendukung yang paling sering digunakan dalam wireless communication adalah antena mikrostrip. Pada Tugas Akhir ini dirancang bangun sebuah antena mikrostrip yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz sesuai dengan frekuensi Wi-Fi 6. Hasil pengukuran didapatkan bandwidth sebesar 38 MHz dari frekuensi 2392 – 2431 MHz untuk pita frekuensi 2,4 GHz dan sebesar 158 MHz dari dengan rentang frekuensi 5783 – 5941 MHz untuk pita frekuensi 5,8 GHz. Nilai gain yang didapat adalah 0,16 dBi untuk frekuensi 2,4 GHz dan 4,13 dBi untuk frekuensi 5,8 GHz. Hasil pola radiasi antena fabrikasi juga cukup sesuai dengan hasil simulasi, yaitu omnidireksional untuk frekuensi 2,4 GHz dan membentuk ke dua arah untuk frekuensi 5,8 GHz.

Wi-Fi (Wireless Fidelity) is currently the most widely used form of wireless communication worldwide. This technology provides freedom from the physical limitations of cables and enables more flexible connectivity. Wi-Fi 6 is a Wi-Fi standard that was introduced in 2019 under the name IEEE 802.11ax. Wi-Fi 6 offers high speed, low latency, and large network capacity, making it ideal for densely populated areas. The most commonly used devices in wireless communication are antennas. In this research, a microstrip antenna will be designed and built to operate at frequencies of 2.4 GHz and 5.8 GHz, in accordance with Wi-Fi 6 standards. The results show a bandwidth of 38 MHz from 2392 – 2431 MHz for the 2.4 GHz frequency band and 158 MHz from 5783 – 5941 MHz for the 5.8 GHz frequency band. The gain results for 2.4 GHz is 0,16 dBi and for 5.8 GHz is 4,13 dBi. The radiation patterns also show the similarities with the simulation, the radiation pattern for 2.4 GHz frequency is omnidirectrional and for 5.8 GHz frequency it radiates to two directions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Amanta Kumala Sakti
"Untuk mengawasi dan mengamankan perbatasan wilayah NKRI dari aktivitas ilegal, Indonesia membutuhkan radar. Radar terdiri atas beberapa komponen, salah satunya adalah antena yang bekerja pada frekuensi X-band dengan spesifikasi performansi tertentu seperti gain yang tinggi, Half Power Beamwidth HPBW yang sangat rendah dan Side Lobe Level SLL yang rendah.Tesis ini membahas tentang rancang bangun antena slotted waveguide dengan 12 slot yang berada pada dinding sempit waveguide untuk frekuensi X-band. Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan rancang bangun antena slotted waveguide adalah dengan melakukan identifikasi parameter seperti panjang gelombang, slot width, slot spacing, slot angle, dan slot depth.
Dari hasil identifikasi parameter, selanjutnya akan dilakukan perhitungan, perancangan dan simulasi. Untuk mengoptimasi hasil perancangan maka dilakukan karakterisasi antena sehingga mendapatkan hasil yang terbaik. Langkah terakhir yang dilakukan dari rancang bangun antena slotted waveguide adalah melakukan validasi hasil perancangan dan fabrikasi dengan cara melakukan pengukuran parameter ndash; parameter antena. Dari hasil pengukuran, untuk antena fabrikasi menghasilkan VSWR 1,18, bandwidth 335 MHz pada frekuensi tengah 9,4 GHz. Sedangkan hasil simulasi antena menghasilkan VSWR 1,17, bandwidth 251 MHz pada frekuensi tengah 9,4 GHz. Dalam melakukan perancangan dan fabrikasi antena narrow wall waveguide 12 slot, dibutuhkan ke akurasian dan data ndash; data yang lengkap sehingga meminimalis terjadinya kesalahan.

To supervise and secure the borders of the NKRI from illegal activities, Indonesia requires radar. The radar consists of several components, one of which is an antenna that works on X band frequency with certain performance specifications such as high gain, Half Power Beamwidth HPBW is very low and Side Lobe Level SLL is low.In this article discusses a design of a slotted waveguide antena with 12 slot located on the narrow wall waveguide for X band frequencies. The first step at designing a slotted waveguide antenna is identify parameters such as wavelength, slot width, slot spacing, slot angle and slot depth.
From the result of parameter identification, will be calculate, designed and simulated. To optimize the design results, do the antenna characterization for the best results. The last step from the design slotted waveguide antenna is do the validation results and fabrication by measuring the antenna parameters. From the measurement results, for fabrication antennas produce VSWR 1.18, 335 MHz bandwidth at the center frequency of 9.4 GHz. While the antenna simulation results generate VSWR 1.17, bandwidth 251 MHz at the center frequency of 9.4 GHz. In designing and fabrication narrow wall slotted waveguide antenna, the accuration and complet data are very important to minimize of errors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anshari Akbar
"Pengembangan satelit saat ini mengarah pada pengembangan satelit kecil. Jumlah misi luar angkasa yang menggunakan satelit kecil dengan ukuran berbeda terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Saat ini LAPAN mengembangkan satelit mikro LAPAN-A4 dengan misi pengamatan bumi sumber daya alam, pemantauan maritim dan misi riset. Kapasitas data yang besar memerlukan sistem transmisi kecepatan tinggi untuk mengirimkan data hasil observasi ke stasiun bumi. Salah satu cara yg dapat dilakukan yaitu dengan peningkatan bandwidth. Dalam penelitian tesis ini antena didesain pada frekuensi 2220 MHz dengan metode DGS (defected ground structure). Metode ini mampu meningkatkan bandwidth antena dan memiliki efek miniaturisasi sehingga cocok untuk desain untuk aplikasi satelit. Antena dirancang dengan polarisasi melingkar untuk mengatasi loss polarisasi yang besar dalam mentransmisikan data payload satelit ke stasiun bumi.
Untuk meningkatkan bandwidth antena, digunakan metode DGS dengan pola dual slot yang berbentuk huruf X. Dimensi DGS seperti panjang slot (Ls), Lebar slot (Ws), dan jarak antar slot (d) DGS dioptimasi untuk mendapatkan bandwidth yang lebih lebar dengan melakukan simulasi pada software CST. Antena didesain pada dua jenis bahan yang berbeda yaitu bahan Roger 5880 dan Roger 4350 untuk mendapatkan efek miniaturisasi dan peningkatan beamwidth. Antena dipabrikasi menggunakan mesin CNC (computer numeric control).
Dari hasil pengukuran pada bahan Roger 4350 dengan permittifitas (r=3.4) diperoleh bandwidth antena sebesar 97 MHz atau sebesar 4.3% dengan rentang frekuensi antena diperoleh dari 2157 – 2254 MHz. Gain antena sebesar 3.63 dB pada frekuensi 2220 MHz dan beamwidth sebesar 90 derajat. Sementara hasil pengukuran menggunakan radom diperoleh bandwidth 107 MHz dari 2146 – 2253 MHz, dengan gain sebesar 3.28, dan beamwidth sebesar 80 derajat. Hasil pengukuran antena dengan bahan Roger 5880 dengan permitifitas (r=2.2) diperoleh bandwidth sebesar 92 MHz atau sebesar 4.1%. Rentang frekuensi dari 2171-2262 MHz. Gain antena diperoleh sebesar 5.85 dB pada frekuensi 2220 MHz dan beamwidth sebesar 85 derajat. Sedangkan pada antena menggunakan radom diperoleh bandwidth 105 MHz, dari 2160-2265 MHz, gain sebesar 4.94 dB dan beamwidth sebesar 75 derajat. Antena dengan bahan Roger 4350 memiliki efek miniaturisasi 35.3% terhadap bahan Roger 5880. Sedangkan dengan penggunaan DGS pada bahan Roger 4350 efek reduksi yang dihasilkan 4.8% dan bahan Roger 5880 efek reduksi sebesar 1.84%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan metode DGS dengan pola dual slot berbentuk huruf X mampu meningkatkan bandwidth antena. Sedangkan efek miniaturisasi yang dihasilkan masih relatif kecil.

Currently satellite development has led to the development of small satellites. Number of space missions using small satellites of different sizes continues increase every year. Currently LAPAN is developing the LAPAN-A4 micro satellite with missions of earth observation of natural resources, maritime monitoring and research missions. Large data capacities require high speed transmission systems to transmit observational data to earth stations. One way that can be done is by increasing bandwidth. In this study, the antenna is designed at a frequency of 2220 MHz using the DGS method. This method is able to increase the antenna bandwidth and has a miniaturization effect making it suitable for the design of satellite applications. The antenna is designed with circular polarization to overcome polarization losses in transmitting satellite payload data to earth stations.
To increase the antenna bandwidth, the DGS (defected ground structure) method is used with X shape dual slot. DGS dimensions such as slot length (Ls), slot width (Ws), and distance between slots (d) DGS are optimized to obtain wider bandwidth by simulating in CST software. The antenna is designed on two different types of materials, namely Roger 5880 and Roger 4350 to obtain a miniaturization effect and an increase in beamwidth. The antenna is manufactured using a CNC (computer numeric control) machine.
From the antenna measurement results of Roger 4350 material with permittivity (r = 3.4) obtained 97 MHz bandwidth or 4.3% with frequency range from 2157 - 2254 MHz. The antenna gain is 3.63 dB at 2220 MHz frequency and 90 degrees beamwidth. The results of antenna measurements using radom obtained 107 MHz of bandwidth from 2146 to 2253 MHz, with 3.28 dB of gain, and 80 degrees of beamwidth. The result of antenna fabrication with Roger 5880 material and permitivity (r = 2.2) obtained bandwidth of 92 MHz or 4.1%. frequency range from 2171 to 2262 MHz. The antenna gain is 5.85 dB at2220 MHz frequency and 85 degrees of beamwidth. Meanwhile, when antenna using the radom, 105 MHz of bandwidth is obtained, from 2160 to 2265 MHz, gain 4.94 dB and beamwidth 75 degrees. The antenna with the Roger 4350 material has a miniaturization effect of 35.3% against the Roger 5880 material. Whereas with the use of DGS on the Roger 4350 material reduction effect obtained is 4.8% and the Roger 5880 material has 1.84% reduction effect. The results obtained indicate that the DGS method with a dual slot with X shape pattern is able to increase the antenna bandwidth. Meanwhile, the miniaturization effect obtained is relatively small.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tauhid Bareno
"Beberapa tahun terakhir, studi mengenai antena mikrostrip memiliki ketertarikan yang besar pada rancang bangun antena untuk peralatan komunikasi nirkabel karena karakateristiknya yang menjanjikan, seperti ringan, kecil, dan mudah untuk diintegrasikan dengan peralatan lain. Skripsi ini akan menginvestigasi antenna mikrostrip segitiga yang dikombinasikan dengan struktur metamaterial guna mendapatkan karakteristik gain yang tinggi. Pada studi ini, sebuah elemen tunggal dan dua elemen susun yang ditumpuk dengan struktur metamaterial digunakan untuk menghasilkan frekuensi tengah pada 2,35 GHz dengan bandwidth yang mencukupi untuk aplikasi Long Term Evolution (LTE). Antena ini dianalisis secara numeric dengan Finite Integration Technique (FIT) pada simulasinya.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 2,29-2,39 GHz dengan bandwidth 96 MHz, return loss -25,06 dB pada frekuensi tengah, dan gain 3,2 dBi untuk single elemen. Pada dua elemen susun antena bekerja pada 2,31-2,38 GHz dengan bandwidth 64 MHz, return loss -14,57 dB pada frekuensi tengah, dan gain 5,4 dBi. Guna mendapatkan kinerja tinggi pada antena, dua elemen susun ditumpuk dengan struktur metamaterial. Hasil simulasi menunjukkan antena bekerja pada 2,29-2,39 GHz dengan bandwidth 101 MHz, return loss -22,39 dB pada frekuensi tengah, dan gain 9,1 dBi.
Setelah simulasi terlaksana, antena-antena tersebut difabrikasi dan divalidasi dengan pengukuran yang dilakukan di Anechoic Chamber. Hasil pengukuran menunjukkan, dua elemen susun bekerja pada 2,31-2,37 GHz dengan bandwidth 60 MHz, return loss -18,93 dB pada frekuensi tengah, dan gain 5,02 dBi. Sebagai tambahan, struktur metamaterial dipasang di atas antena susun, antena bisa bekerja pada 2,24-2,35 GHz dengan bandwidth 111 MHz, return loss –11,98 dB pada frekuensi tengah, dan gain 8,9 dBi. Maka, penggunaan struktur metamaterial yang ditumpuk diatas antena, gain bisa ditingkatkan menjadi 8,9 dBi atau terjadi peningkatan 3,8 dBi.

In recent years, the study of microstrip antennas have been great interest in most of antenna design for wireless communication devices due to it's promising characteristics such as light weight, compact, small, and easy to be integrated with other devices. This thesis will investigate a triangular microstrip antenna which is combined with metamaterial structure in order to obtain high gain characteristic. In this study, a single element and two-element array antenna with stacked metamaterial structure are proposed in order to generate the center frequency at 2.35 GHz with sufficient bandwidth for Long Term Evolution (LTE) application. The antenna is numerically analyzed by using the Finite Integration Technique (FIT) during simulation.
The simulation results show that the antenna works at 2.29-2.39 GHz with the bandwidth 96 MHz, return loss -25.06 at the center frequency, and the gain 3.2 dBi for single element. As for two-element array works at 2.312.38 GHz with the bandwidth 64 MHz, return loss -14.57 dB at the center frequency, and the gain 5.4 dBi. In order to obtain high performance of the antenna, the two-element array is stacked by a metamaterial structure. The simulation results show the antenna works at 2.292.39 GHz with bandwidth 101 MHz, return loss -22.39 dB at the center frequency, and the gain 9.1 dBi.
Having conducted the simulation, the antennas have been fabricated and validated by the measurement, which is performed in an Anechoic Chamber. The measurement results show that two-element array works at 2.312.37 GHz with the bandwith 60 MHz, return loss -18.93 dB at the center frequency, and the gain 5.02 dBi. In addition, when the metamaterial structure is installed on the top of the array, it works at 2.242.35 GHz with the bandwidth 111 MHz, return loss - 11.98 dB at the center frequency, and the gain 8.9 dBi. Therefore, by using a a metamaterial structure that is stacked on the top of the antenna, the gain can be increased up to 8.9 dBi or about 3.8 dB improvement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>