Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triyoga Widiastomo
"Gerai Kuliner banyak terdapat di Kota Depok, terutama di Jalan Margonda dan sekitarnya. Lokasi gerai kuliner yang terdapat di Jalan Margonda dan sekitarnya memiliki perbedaan dan persamaan sesuai dengan ciri khasnya masing-masing. Ciri khas lokasi yang dimaksud dapat terlihat dari penggunaan tanah, kelas jalan, dan fasilitas gerai kuliner. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui karakteristik lokasi gerai kuliner bagi konsumen mahasiswa di Jalan Margonda dan sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dengan melihat hubungan antara karakteristik lokasi gerai kuliner dan karakteristik konsumennya. Dilakukan klasifikasi gerai kuliner menjadi tiga tipe, yaitu Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Hasilnya terlihat perbedaan karakteristik lokasi gerai kuliner di Jalan Margonda dan sekitarnya, yakni gerai kuliner yang memiliki fasilitas lengkap berada di Jalan Margonda yang merupakan jalan utama. Sedangkan gerai kuliner yang fasilitasnya kurang lengkap berada di jalan- jalan sekitar Margonda. Sementara, perbedaan karakteristik konsumen, yang dilihat dari pendapatan, asal kedatangan, frekuensi pembelian, moda transportasi, biaya pembelian, pandangan konsumen, dan suku, memiliki hubungan dengan karakteristik lokasi gerai kuliner.

Culinary outlets are common in Depok, especially at Jalan Margonda and surroundings roads. Location of culinary outlets at Jalan Margonda and surrounding areas have differences and similarities according to their typical characteristics. Characteristic of the location is able to be seen from land use, road class and culinary outlets facilities. The purpose of this research is to determine the culinary outlet’s location characteristic for university student at Jalan Margonda and surroundings roads. The method used in this research is a spatial analysis of the relationship between the characteristics of the location and characteristics of consumer culinary stores. Culinary outlets classified into three types: Type A, Type B, and Type C. The result shows the differences of the culinary outlet’s location characteristics at Jalan Margonda and surrounding streets, the culinary outlets that has complete facilities located in Jalan Margonda which is the main street. While culinary outlets with incomplete facilities located at the streets around Margonda. Meanwhile, differences in consumer characteristics, as seen from income, origin arrivals, frequency of purchase, transportation, cost of purchase, the consumer outlook, and tribe, have a relationship with the culinary outlet’s location characteristic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nur Kamaluddin
"Studi mengenai hubungan antara lingkungan buatan dan perilaku manusia, yang dalam penelitian ini memusatkan kajian pada karakteristik kegiatan berkumpul remaja, telah memberikan sumbangan pemikiran berupa hasil penelitian di tiga lokasi penelitian. Karakteristik kegiatan berkumpul remaja ini di dasari oleh jenis kegiatan yang ada, yaitu necessary, optional dan social activities yang dapat memberikan gambaran khusus mengenai hubungan karakteristik kegiatan berkumpul remaja dan pemilhan jalan.
Pemilihan jalan Bulungan dan jalan Mahakam sebagai lokasi penelitian di dasarkan atas beberapa alasan: pertama, memiliki keunikan dalam hal sejarah (sudah sejak lama dipersiapkan sebagai pusat kegiatan umum); dan kedua, memiliki lokasiltempat berkumpul remaja yang cukup banyak, antara lain karena di Iokasi ini terdapat 2 sekolah pilihan (SMUN 70 dan SMUN 6), dan adanya sebuah gelanggang remaja (Gelanggang Remaja Bulungan).
Jenis penelitian ini adalah studi kasus intrinsik dengan metode statistic non parametrik. Populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui sucara pasti hal ini dikarenakan jumlah remaja yang berkumpul selalu berubah-ubah sehingga teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara incidental di lokasi.
Adapun pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah seperti berikut:
? Kegiatan apa sajakah yang terjadi pada saat remaja berkumpul?
? Faktor-faktor apa sajakah yg mempengaruhi pemilihan jalan bagi remaja?
? Adakah hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja
Bertitik tolak dari tiga pertanyaan di atas, hipotesis penelitian yang dicoba untuk dibuktikan adalah:
Ada hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja
Dari basil penelitian lapangan yang dilakukan dengan kuesioner dan wawancara, diperoleh beberapa temuan penelitian sebagai berikut:
1. Kegiatan berkumpul remaja di lokasi penelitian memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Karakteristik ini di dasari oleh jenis kegiatan yang ada, yaitu necessary, optional dan social activities (Jan Gehl, 1987),
2. Diketahui faktor-falctor yang mempengaruhi remaja (secara umum) dalam memilih jalan, yaitu: Jarak dengan sekolah; Sifat keterbukaan ruang; Batas fisik pelingkup; Ketersediaan tempat duduk; Jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan; Persimpangan jalan; Luasan; Material permukaan; Pengawasan dari orang lain; Tempat pedagang kaki lima.
3. Disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak, yaitu bahwa ada hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja dengan faktor-faktor:
a. Jarak dengan sekolah;
b. Sifat keterbukaan ruang;
c. Batas fisik pelingkup
d. Ketersediaan tempat duduk;
e. Jalan yang banyak dilalui kendaraan;
f. Persimpangan jalan
3.B Hipotesis nol diterima, yaitu bahwa tidak ada hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja dengan faktorfaktor:
a. Luasan
b. Material permukaan
c. Pengawasan dari orang lain
d. Tempat pedagang kaki lima

This is a study of the relationship between human being and its environment, specifically discussing particularly the aspect of the cause and effect relationship between artificial environment and human behaviour. Human being has always been an interesting subject. There are researches conducted that concluded that there are some positive and negative influence occurrences (according to Bell-1984).
In this study, the focus emphasize to the characteristic of teenagers' habit on spending their leisure time (and its connection to the function of artificial environment surrounds them), in which has conducted in 3 locations and based on the characteristic of their activities on their `hang out spot' that is randomly selected with sampling procedures both step method and strata. These characteristics were based on the varieties in their activity, in which comprises into 3 item: Necessary, Optional and Social Activities (that will be able to provide the overview to the relationship between these activities with their choice of places.
Bulungan and Mahakam road is the place chosen as the research site with some good reasons, for instance: firstly, it has its own unique historical value that its function was long prepared by our government as a place for social activities. Secondly, these locations has 2 Jakarta's major high school (SMUN 70 and SMUN 6).
The proceeding of this research has a descriptive nature with Parametric statistical method. Populations that is used in the research are: Students that regularly spending their time at Bulungan and Mahakam road after school. The sampling technique that is used by the research is: Proportional Random Sampling (using the Riduwan 2004 formula).
The findings that are proposed by this research are the following:
- The connection of teenagers' activities characteristics with the choice of places.
- The factors that influence in their decisions of choosing their place of hang out.
Base on the findings above, the research hypothesis is proposing conclusions as follow:
- There are proofs that justify that there are connections between the choice of places and the characteristics of teenagers' activities.
- There are factors that determine the choice of places according to the characteristic of teenagers' activities.
And the field research that is conducted with survey method and depth interview method has resulted with the following:
1. Teenagers' activities in research site has different characteristic that unique with one another, these characteristics are divided into 3 items: Necessary, Optional and Social Activities. These differences are based to the need of their activities.
2. These indicators influence (in general condition) teenagers the choice of places: reach distance from school; the outdoor nature of the place; Physical boundary parameter that surrounds it; The seat availability; Transportation availability; Crossroads, Area; Surface; Supervision; Hawker stall.
3. A These type of characteristics determine their choice of place to hang out with indicators as follow: reach distance from school; the outdoor nature of the place; Physical boundary parameter that surrounds it; the seat availability; transportation availability; crossroads.
3.B Other indicator: Area; Surface; Supervision; hawker stall; Therefore, the characteristic of teenagers' activities provide no influence."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Santoso Hadi
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang tinggi membawa berbagai masalah lingkungan perkotaan. Di kota-kota besar di Indonesia seperti Semarang, pada saat ini dirasakan ada gejala kualitas lingkungan yang menurun. Penanggulangan masalah lingkungan hidup perkotaan tersebut akan banyak memberi manfaat bila dimulai dari lingkungan pemukiman, khususnya pekarangan.
Pekarangan merupakan istilah yang belum didefinisikan secara baku dalam lingkup nasional Berbagai instansi pemerintah, masih memberikan penafsiran yang simpang siur. Dalam tesis ini digunakan definisi kerja Karyono (1981) yaitu "Pekarangan adalah sebidang lahan sekitar rumah, dengan batas tertentu, yang ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman dan masih mempunyai hubungan fungsional dengan rumah yang bersangkutan".
Pekarangan mempunyai fungsi ganda bagi pemiliknya. Pada dasarnya fungsi pekarangan dapat dibedakan dalam fungsi (1) sosial, (2) estetik, (3) produksi subsisten, (4) komersial dan (5) pengawetan tanah dan sumberdaya genetik (Soemarwoto 1979, I979a). Cerminan ini di perkotaan, dapat dilihat dari bentuk dan pola penanaman serta kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pekarangannya.
Penelitian yang memilih lokasi di Kelurahan Krapyak, Kali Banteng Kulon, Gisikdrono, Salamanmloyo, Cabean, Karangayu, Krobokan, Bulu Lor, Bulu Stalan, dan Pendrikan pada Kecamatan Semarang Barat ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1) Dari jenis fungsi pekarangan yang diteliti, yaitu fungsi ekologik, estetik/ keindahan dan tempat usaba ternyata ketiga jenis fungsi tersebut dapat ditemukan pada pekarangan kota. Dapat dikemukakan, pertimbangan pemanfaatan pekarangan kota sebagai tempat usaha mungkin lebih diprioritaskan dari segi ekologik maupun estetik/ keindahan.
2) Luas pekarangan serta Building Coverage merupakan faktor yang mempengaruhi pola pengelolaan pekarangan kota secara nyata. Ternyata faktor karakteristik penghuni, baik karakteristik pekorangan maupun rumah tangga, tidak memiliki pengaruh hubungan yang nyata .
3) Faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap fungsi pekarangan, adalah sebagai berikut :
a. Terhadap Fungsi Ekologik Karakteristik Perorangan tingkat pendapataan kepala keluarga merupakan faktor yang langsung berpengaruh.
* Karakteristik Rumah Tangga
Status pemilikan rumah yang dihuni serta luas
Pekarangan dari rumah tersebut, merupakan faktor yang berpengaruh langsung.
* Pengelolaan Pekarangan
Building Coverage, merupakan faktor yang berpengaruh langsung.
b Terhadap Fungsi Estetik/Keindahan
* Karakteristik Perorangan
Telaah lanjut menunjukkan bahwa Pendidikan, Pendapatan dan Jenis Pekerjaan secara bersama memberikan pengaruh langsung.
* Karakteristik Rumah Tangga
Luas Pekaranganterlihat sangat nyata pengaruhnya.
* Pengelolaan Pekarangan
Hanya Building Coverage yang merupakan faktor berpengaruh.
c Terhadap Fungsi Tempat Usaha
* Karakteristik Perorangan
Pendidikan dan Pendapatan memberi pengaruh langsung.
* Karakteristik Rumah Tangga
Luas pekarangan yang berpengaruh, den inipun terjadi secara kurang nyata.
* Pengelolaan Pekarangan
Building Coverage dan Jenis tanaman tidak memberikan pengaruh sama sekali .
4) Implikasi
Luas pekarangan serta besaran Building Coverage merupakan faktor yang relevan secara langsung dengan kemungkinan kebijaksanaan pemerintah dalam lingkup perbaikan lingkungan kota. Secara tidak 1angsung, factor pendidikan, pendapatan disamping status pemilikan bermanfaat sebagai indikator sosioekonomis, dari kondisi warga masyarakat dimana kebijaksanaan tersebut ingin diterapkan

ABSTRACT
Rapid population growth in cities often brings about various environmental problems. In many big cities in Indonesia,Semarang for example, the phenomena of declining environment quality can be seen nowadays. It will be very advantageous if the efforts to over come such environmental problems in cities start from the residence area, especially the yard. Actually there is no clear and fixed definition about yard nationally accepted. That's why very often different interpretations on the term appear among government institutions. In this thesis the definition used is that of Karyono (1977) asserting that "A yard is a piece of land around a house which has fixed bounds, is planted with all sorts of planted with all sorts of plants and has a functional relationship with the house".
A yard has a double function for its owner. A yard has fundamentally different functions (1) social, (2) aesthetic, (3) subsistence productions, (4) commercial and (5) soil and genetic resources conservations (Soemarwoto 1979, 1979 a). The different functions of a yard can be seen easily in cities through the planting form and pattern as well as the way the town people manage their yards.
This research done in the village of Krapyak, Kali Banteng Kulon, Gisikdrono, Salamanmloyo, Cabean, Karangayu, Krobokan, Sulu lor, Bulu stalan, and Pendrikan in the district of Semarang Barat brings about conclusions as follows:
(1) The city yards have consecutively ecological function, that is to create micro climate; aesthetic function to embellish the yards; and productive function, as a place used for business purposes. From the point of view of its degree--among other functions of yards-- function for business purpose comes first.
(2) Size of the yard and building coverage were the significant factors that influences the way of the owners in managing their yards. Owner's characteristics such as individual and family characteristics have no significant influences on the yard's management.
(3) Factors that have influences on perception of yard's functions, were as follows :
a Perception on Ecological Function.
* Individual characteristics
The family's head of income has apparent influence on the perception of the yard's ecological function.
* Family characteristics
Status of ownership and the size of yard has significant corellation with perception of ecological function.
* Yard's management
Building Coverage has direct and significant influences on ecological function.
b Perception on Esthetic function
* Individual characteristics
Family's head of level of education, amount of income and kind of job together has direct influences on esthetic function.
*Family characteristics
Size of yard has apparent relationship on esthetic function.
* Yard's management
Building Coverage was the only influencing factor on esthetic function.
c Perception on the prospect of the yard as a business place
* Individual characteristics
Family's head of income and amount of income have direct influences
* Family characteristics
Only size of yard that have influence, without no apparent association.
* Yard's management
Building coverage and kinds of plantings have no influences at all.
(4) Implication
Size of the yard and building coverage were the relevant factors associated with the possibility of government policy concerning in managing the city environment. Family's head of level of education and the amount of income were useful as the indicators of. the citizen socio-economic conditions in the area, where the government policy would be executed.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.H. Wahyu Wijayanto
"Studi ini mencoba manganalisa sejauh mana elastisitas faktor endowment upah tenaga kerja dan produktifitas tenaga kerja; dan jaringan infrastruktur jalan, sambungan telepon dan kapasitas listrik terpasang mampu mempengaruhi pemilihan lokasi industri manufaktur di Pulau Jawa. Sampel data diambil dari lima propinsi di Pulau Jawa yaitu Propinsi DKl Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogyakarta dan Jawa Timur Tabun 1983-1997.
Model yang digunakan adalah fungsi produksi Y = K' LP dimana Y adalah jumlah perusahaan industri manufaktur (Perush), K adalah Modal dikeluarkan untuk membangun infrastruktur (Infra), sedangkan L adalah Tenaga Kerja yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tingkat upah tenaga kerja (Upah) dan Produktifitas Tenaga Kerja (Prod)_ Sedangkan metode yang digunakan adalah Panel Data dengan pendekatan fixed effect sehingga model secara spesi,Fik dapat dituliskan menjadi : 1nPerush,[ = a, + 41nPJ1n;i + ipInTel,, + OlnLis;1 + J31nProdit + Q-.y lnUpah + u;1 dimana Perush adalah jumlah industri manufaktur skala sedang dan besar, PJIn adalah panjang jalan (kilometer), Tel adalah jumlah sambungan telpon, Lis adalah jumlah produksi listrik (KWh), Prod adalah produktifitas tenaga kerja sektor industri manufaktur (Rp/tenaga kerja/tahun) dan Upah adalah tingkat upah tenaga kerja industri manufaktur (Rpl bulan).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model diatas mempunyai kecocokan model 99,6%.Adapun tingkat signifikansi dan elastisitas dari masing-masing variabel terhadap pemilihan lokasi industri secara berurut adalah produktifitas tenaga kerja dengan elastisitas positif 0,359 diikuti panjang jalan 0,304; dan upah tenaga kerja negatif 0,201; sedangkan telepon dan listrik tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor endowment dan infrastruktur mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap pemilihan lokasi industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bachrun N.A.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhendro Priadi
"Indeks Aktifitas Parkir adalah suatu besararn Baru yang menunjukkan tingkat kesibukan parkir pada suatu arael parkir. Tujuan mengukur Indeks ini adalah untuk mengetahui tingkat kesibukan areal parlor tersebut. Suatu jenis kegiatan bisnis tertentu disuatu areal yang menimbulkan adanya kebutuhan parlor dengan kesibukannya dapat diukur dengan indeks baru ini.
Studi ini dilakukan disuatu areal parkir dengan Tata Guna Lahan tertentu yaitu suatu areal pertokoan di ]l. Panglima Polim yang ben uafan bahan-bahan bangunan yang tidak menyediakan lahan khusus untuk parkir. Parkir kendaraan dilakukan di kerb jalan yang berubah fungsi menjadi areal parkir.
Data yang dikumpulkan di lapangan adalah : akumulasi kendaraan parkir, turnover, lamanya parkin, jumlah pergerakan parkir dan pengaruh dari semua aktifitas tersebut terhadap kendaraan yang lewat di jalan raya itu yang diidentifikasi dengan kecepatan kendaraan yang lewat melalui pengukuran waktu tempuh sepanjang areal parkir.
Hasil analisa menunjukkan korelasi yang didapat antara sejumlah pergerakan parkir dengan kendaraan yang lewat di jalan. Juga dari data yang dikumpulkan dapat diukur suatu angka Indeks Aktifitas Parkir, IAP = 12,6 yang menunjukan kesibukan perparkiran arael tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Woro Retno Mastuti
"Penelitian ini adalah salah satu bentuk tanggung-jawab kami sebagai peneliti muda atas naskah-naskah nusantara yang ribuan jumlahnya. Memang, dari segi kuantitas, belum banyak yang kami lakukan untuk menyelamatkan naskah-naskah nusantara tersebut. Namun demikian, laporan penelitiari ini semakin memacu kami untuk berbuat lebih banyak lagi.
Penggarapan naskah yang kami lakukan ini juga merupakan tugas seorang filolog, yaitu orang yang menyintai naskah-naskah lama. Tujuan kerja filologi adalah mengungkapkan produk masa lampau melalui peninggalan tulisan, mengungkapkan budaya lalu, menyajikan teks yang terbaca oleh masyarakat.masa kini dalam bentuk suntingan.
Sebetulnya, masih .banyak naskah yang harus digarap. Dari 109 peti naskah Surat-surat Tanah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, kami hanya sanggup mengerjakan 2 peti saja. Hal yang tidak dapat dihindari dari penggarapan naskah tersebut adalah kesulitan dalam membaca naskah dalam aksara Bali. Hal ini disebabkan kondisi naskah yang usianya cukup lama, aksara yang sudah tidak jelas lagi untuk dibaca, keterbatasan waktu, dana, dan tenaga.
Namun demikian, dari 2 peti naskah yang berhasil digarap dapat diungkapkan berbagai aspek yang terkandung di dalam naskah ini. Yaitu. Bahasa Bali Kuno, system penanggalan, pola penulisan catatan peristiwa hukum, sejarah sosial-politik di Bali pada abad ke--19, dan fungsi naskah bagi masyarakat. Naskah Surat-surat Tanah ini ditulis di lontar, berbahasa dan beraksara Bali. Tidak diketahui siapa penyalinnya. Hampir pada setiap naskah terdapat catatan penanggalan. Nampaknya, catatan penanggalan ini bukan penanggalan yang berkaitan dengan penyalinan atau penulisan naskah, tetapi penanggalan dari berlangsungnya peristiwa hukum tersebut.
Bahasa Bali yang digunakan termasuk bahasa Bali Kuno. Berdasarkan klasifikasi bahasa Bali, maka bahasa yang digunakan dalam teks naskah Surat-surat tanah ini adalah Basa Alus Hider.
Naskah Surat-surat Tanah tidak lagi disimpan oleh masyarakat Bali, karena bukan termasuk naskah yang berisi teks-teks ajaran moral. Naskah Surat Tanah dimusnahkan dengan cara dibakar atas perintah pemerintah Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP 1994 13
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Yoga Mustika
"Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pemanfaatan aset berupa tanah dan bangunan di kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur. Faktor-faktor tersebut adalah faktor aksesibilitas kawasan PIK, faktor tipe bangunan yang disediakan, faktor biaya pemanfaatan dan faktor prosedur pemanfaatan.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat penjelasan yaitu menjelaskan hubungan kausal atau hubungan saling mempengaruhi. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, yang selanjutnya diolah dengan uji statistik. Sedangkan untuk melengkapi data primer yang diuji statistik, dilakukan juga pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi obyek penelitian dan studi literatur. Analisa yang dilakukan adalah dengan mengkaitkan hasil uji statistik dengan data lapangan yang diperoleh.
Dari analisis terhadap hasil uji statistik, disimpulkan bahwa : hanya dua faktor yang mempengaruhi pemanfaatan tanah dan bangunan di PIK, yaitu faktor aksesibilitas dan faktor tipe bangunan, sedangkan faktor biaya pemanfaatan dan prosedur pemanfaatan tidak berpengaruh.
Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk mengoptimalkan pemanfaatan tanah dan bangunan diperlukan kejelasan fungsi kawasan PIK Pulogadung, perbaikan aturan tentang penggunaan lahan dan pengawasan terhadap penggunaannya.

This research focused at factors anticipated influence the asset (land and building) exploiting in the form of real property at Small-Medium Scale Enterprise Industrial Village ( PIK) Pulogadung, Cakung, East Jakarta. The Factors areaccessibility of PIK area, building type of real property PIK, expense of exploitingand exploiting procedure.
This research is a quantitative research having the character of clarification that is influencing each other.Data collecting was done with the questionaire distribution, then conducted with the statistical test. While to equip the statistical examinee primary data, data collecting also done with interview, and documentation of object research.
Analyse is taken by correlating result of statistical test with the obtained field data. From statistical test result, concluded that : only two factors influencing exploiting of real property in PIK, that is accessibility and building type, while factor expense of exploiting and exploiting procedure do not have an effect on.
Result of this research suggest that to optimize exploiting real property needed by function clarity of PIK Pulogadung area, order repair about usage of farm and observation to its use."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Azhar Abdurachman
"Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi industri, Kabupaten Karawang yang dulunya adalah sebagai daerah pertanian yang merupakan penghasil beras terbesar di pulau jawa, sebagian besar lahannya digunakan untuk bercocok tanam padi perlahan-lahan berubah menjadi daerah terbangun. Peneletian ini bertujuan untuk mengetahui diimana dan penyebab Perubahan Penggunaan lahan Pertanian menjadi daerah terbangun pada tahun 1984 dan 2008 serta pengaruh terhadap swasembada beras di Kabupaten Karawang dengan menggunakan Metode analisis deskriptif, super imposed peta, dan uji data statistik Multiple Regressi sehingga terlihat bahwa Perubahan Penggunaan lahan pertanian menjadi daerah terbangun yang tinggi pada Kabupaten Karawang secara umum terjadi pada Kecamatan yang mengalami pertambahan kepadatan penduduk yang tinggi, penurunan rata-rata pendapatan petani dan prosentase lahan terbangun yang direncanakan oleh RTRW yang tinggi. Perubahan lahan pertanian menjadi daerah terbangun memberikan dampak pada Kabupaten Karawang dalam memenuhi Swasembada beras kedua di Kabupaten Karawang. Secara Umum Kabupaten Karawang masih dapat melakukan Swasembada beras, namun terjadi penurunan surplus beras di setiap Kecamatan di Kabupaten Karawang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S27849
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zunelda
"Surat Kuasa Membebankan Hak tanggungan (SKMHT) sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 adalah untuk merubah ketentuan yang berlaku dalam praktek penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang pada masa itu dikenal dengan Surat Kuasa Memasang Hipotik (SKMH). Dengan diundangkannya Undang-undang Hak Tanggungan, maka tuntaslah Unifikasi Hukum Tanah Nasional sebagaimana diamanatkan dalam UUPA. Berlakunya UUHT, maka ketentuan mengenai Hipotik sebagaimana diatur dalam Buku II KUH Perdata sepanjang mengenai pembebanan hak tanggungan pada hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dinyatakan tidak berlaku lagi. Pokok masalah yang diambil adalah (1) Apakah terdapat perbedaan persyaratan untuk pembuatan SKMHT jika dibandingkan surat kuasa pada umumnya dan SKMH, (2) Apakah permasalahan yang dihadapi kreditur dalam pelaksanaan SKMHT yang dibuat dihadapan Notaris X, dan (3) Apakah ketentuan SKMHT dalam memberikan perlindungan bagi kreditur sebagai pemegang kuasa.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian hukum normatif. Surat kuasa terdapat unsur persetujuan, unsur atas namanya dan unsur menyelenggarakan suatu urusan. Bentuk surat kuasa terbagi atas kuasa khusus dan kuasa umum. Dalam pemberian kuasa tersebut, maka akan ditentukan isi yang mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak. SKMHT adalah surat kuasa khusus yang dalam ketentuannya wajib dibuat dengan akta Notaris atau akta PPAT dan memenuhi persyaratan: (a) tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada membebankan hak tanggungan; (b) tidak memuat kuasa substitusi dan; (C) mencantumkan secara jelas objek hak tanggungan, jumlah hutang dan nama serta identitas krediturnya, nama dan identitas debitur bukan pemberi hak tanggungan. Untuk membebankan hipotik berbeda dengan membebankan hak tanggungan karena Hipotik harus dibuat dengan akta otentik dan pada waktu itu yang dimaksud dalam hal ini adalah akta Notaris. Ketentuan UUHT ini terdapat kesulitan dalam pelaksanaan, karena tidak dipatuhinya aturan tersebut oleh kreditur dalam membebankan hak tanggungan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003
T19841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>