Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180014 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulana Sofyan
"Daerah prospek panasbumi Arjuno - Welirang berada di wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu. Geologi daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Penelitian ini memfokuskan pada metode gayaberat untuk mengetahui struktur bawah permukaan. Manifestasi permukaan yang ada di daerah ini berupa fumarol yang terletak di puncak Gunung welirang dan juga mata air panas di sebelah barat dan baratlaut Gunung Welirang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya lapisan clay cap, reservoar dan juga batuan panas yang berbentuk updome yang berada dibawah Gunung Welirang. Dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia dan juga geofisika maka model konseptual dari sistem panasbumi Arjuno Welirang bisa kita buat dengan menggabungkan ketiga data tersebut.

Arjuno – Welirang geothermal prospect area is located in the Regency of Malang, Regency of Mojokerto, Regency of Pasuruan, and Batu City. This prospect has a geological area dominated by Kuartery volcanic rocks. This study focuses on gravity method to determine the subsurface structure. Surfcace manifestations in the form of fumaroles of this area is located on a Mountain top Welirang and hot springs in the west and northwest of Mount welirang. This result indicate the presence of a layer of clay cap, reservoir, and also indicate the presence of hot
rock shaped updome under Mount Welirang. Integrate data with geological, geochemical, and geophisical well as conceptual model of a geothermal system Arjuno – Welirang we can make by combining the three data.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S45289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wambra Aswo Nuqramdha
"Daerah prospek panasbumi Arjuno-Welirang terletak di wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu. Daerah prospek ini berada di lingkungan geologi yang didominasi oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Manifestasi permukaan yang terdapat di daerah prospek ini berupa fumarol ? Solfatar yang terletak di puncak Gunung Welirang serta mata air panas yang berada di sebelah barat dan baratlaut Gunung Welirang. Mata air panas ini bertipe bicarbonate, dengan suhu berkisar antara 39,4 ? 55 0C.
Dari hasil perhitungan geothermometer Na-K, suhu reservoir area prospek ini sekitar 310-314 0C. Untuk mengetahui informasi bawah permukaan daerah prospek panasbumi Arjuno-Welirang, dilakukan survey magnetotelurik. Selanjutnya hasil dari data MT akan di integrasikan dengan data geologi dan geokimia. Data magnetotelurik diolah dari time-series data hingga mendapatkan kurva resistivitas versus frekuensi, dan fase, lalu dilakukan filtering, rotasi dan koreksi static shift untuk mendapatkan kurva MT yang lebih representatif. Selanjutnya dilakukan inversi 2-dimensi dan divisualisasikan secara 3-dimensi.
Hasil penelitian ini memperlihatkan lapisan konduktif (<15 ohm-m) dengan ketebalan sekitar 1 km, diindikasikan sebagai clay cap dari sistem panasbumi. Lapisan yang berada di bawah clay cap dengan nilai resistivitas sedikit lebih tinggi (>30 ohm-m), diindikasikan sebagai zona reservoir. Updome shape dengan nilai resistivitas yang tinggi (±1000 ohm-m), mengindikasikan hot rock, yang berada di bawah Gunung Welirang dan masih meluas kearah Selatan dan Tenggara. Model konseptual dibuat dengan mengintegrasikan data MT, geologi dan geokimia, sebagai pedoman dalam melakukan pengeboran eksplorasi.

Arjuno-Welirang geothermal prospect area is located in the district of Malang, Mojokerto, Pasuruan, dan Batu Town. The prospect area is located in the geological environment that is dominated by Quaternary volcanic rocks. Surface manifestations occurred in this prospect area are fumaroles-solfatara found on the top of Mount Welirang and hot springs located on the West and Northwest of Mount Welirang. These hot springs are bicarbonate types, with temperature range between 39.4 to 55 0C.
From the calculation of Na-K geothermometer, the temperature of the reservoir is about 310-314 0C. To understand the subsurface information of the Arjuno-Welirang geothermal prospect for further development, a magnetotelluric survey was carried out. The result was then integrated with geological and geochemical data. The Magnetotelluric data was processed from the time-series data to obtain resistivity and phase versus frequency. Further processing were filtering, rotation and static shift correction to obtain a more representative MT curve. The final processing was two-dimensional inversion and 3-D visualization.
The results show a conductive layer (<15 ohm-m) with a thickness of about 1 km, indicating a clay cap of the geothermal system. A slighty higher resistivity values (>30 ohm-m) is found below the clay cap, indicating as reservoir zone. An updome shape of high resistivity zone (± 1000 ohm-m) is encountered below the indicated reservoir zone. This resistive zone indicating the hot rock is located below the Mount Welirang cone and is still expanding towards the south and southeast. A conceptual model of the geothermal system was then developed on the basis of the MT data, integrated with geological and geochemical data. This model could be used for a guidance in conducting exploration drilling.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S911
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhammad Hafizh
"Indonesia memiliki banyak daerah yang berpotensi panas bumi yang perlu ditelusuri dan dikembangkan. Daerah yang berpotensi panas bumi di Indonesia salah satunya terletak di Gunung Arjuno-Welirang, Provinsi Jawa Timur, yang merupakan daerah gunung api muda berumur Kuarter (Utama dkk., 2012). Penelitian ini berfokus dalam memperkirakan persebaran daerah prospek panas bumi di Gunung Arjuno-Welirang dengan menganalisis serta mengintegrasi beberapa metode penginderaan jauh yang meliputi LST, NDVI, dan FFD. Metode ini diolah pada data citra Landsat-8 dan DEM serta didukung juga oleh data geologi dan manifestasi permukaan. Selain itu, dilakukan juga evaluasi daerah prospek tersebut untuk mengetahui kondisi sistem panas bumi dan kondisi permukaannya yang ditentukan berdasarkan analisis aspek 3G (geologi, geokimia, dan geofisika) dari penelitian terdahulu serta analisis dari metode penginderaan jauh, sehingga dapat ditentukan tingkat kelayakan daerah tersebut untuk dapat dieksplorasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah prospek panas bumi di kompleks Gunung Arjuno-Welirang ditentukan pada dua tempat, yaitu prospek A dengan koordinat UTM 669207 - 671925 mE dan 9149510 - 9151370 mN serta memiliki luas sekitar 549,912 hektar, dan prospek B dengan koordinat UTM 668347 – 669687 mE dan 9142730 - 9144840 mN serta memiliki luas sekitar 272,17 hektar. Evaluasi daerah prospek panas bumi menunjukkan bahwa kondisi sistem panas bumi sudah lengkap dan terletak dekat dengan daerah prospek serta kondisi permukaan dengan akses wilayah yang mudah dan tidak mengganggu daerah hutan. Secara keseluruhan, daerah prospek ini sudah cukup layak untuk eksplorasi panas bumi lebih lanjut.

Indonesia has many areas with geothermal potential that need to be explored and developed. One of the areas that have geothermal potential in Indonesia is located on Mount Arjuno-Welirang, East Java Province, which is a young volcanic area of Quaternary age (Utama et al., 2012). This study focuses on estimating the dist ribution of geothermal prospect areas on Mount Arjuno-Welirang by analyzing and integrating several remote sensing methods including LST, NDVI, and FFD. This method is processed on Landsat-8 and DEM image data and is also supported by geological data and surface manifestations. In addition, an evaluation of the prospect area was also carried out to determine the condition of the geothermal system and its surface conditions which were determined based on the analysis of 3G aspects (geology, geochemistry, and geophysics) from previous studies as well as analysis of remote sensing methods, so that the feasibility level for exploration in that area could be determined. The results of this study indicate that the geothermal prospect area in the Mount Arjuno-Welirang complex is determined in two places, namely prospect A with UTM coordinates of 669207 - 671925 mE and 9149510 - 9151370 mN and has an area of about 549,912 hectares, and prospect B with UTM coordinates of 668347 - 669687 mE and 9142730 - 9144840 mN and has an area of about 272.17 hectares. Evaluation of the geothermal prospect area shows that the condition of the geothermal system is complete and is located close to the prospect area as well as surface conditions with easy area access and does not interfere with forest areas. Overall, this prospect area is worthy enough for further geothermal exploration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Priyono
"Gunung Arjuno-Welirang merupakan gunung api yang berada di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi energi panas bumi. Secara geologi, batuan penyusun pada umumnya berjenis andesit-basaltik yang berasal dari beberapa pusat erupsi seperti gunung Arjuno, Welirang, Kembar I – II, gunung Bakal, gunung Pundak dan gunung Bulak. Untuk mengetahui keberadaan struktur patahan di bawah permukaan, dilakukan analisis data gayaberat. Zona struktur patahan dapat diketahui dari peta kontur anomali residual, yang ditunjukkan dari adanya nilai anomali positif dan negatif yang dibatasi dengan kontur yang rapat. Identifikasi daerah panas bumi dengan data gaya berat perlu dilakukan untuk mengestimasi kedalaman sekitar 4400 m menggunakan analisis spektrum.
Berdasarkan hasil pemodelan 2 dimensi yang telah dikorelasikan dengan data geologi, penampang inversi 3D Magnetotellurik dan hasil analisis second vertical derivative digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan serta jenis patahan dan struktur naik yang kemungkinan ada di daerah Padusan dan patahan turun yang berada pada struktur kaldera Arjuno-Welirang. Sistem panas bumi dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa air panas dengan temperatur sekitar 50ºC, pH netral, solfatara dan fumarol dengan temperatur hingga 137 ºC dan alterasi batuan.

Arjuno-Welirang Mountain, the volcanoes which located in East Java, had the potential of geothermal energy. In geology, rocks constituents in general had basaltic andesite type that derived from several eruption centers, such as mountain Arjuno, Welirang, Kembar I–II, Bakal mountain, Bulak mountain and Pundak mountain. To identify the presence of a fault under surface, gravity data analysis was done. Fault zone structures can be seen from the residual anomaly contour map, that show the presence of positive and negative anomalous values that constrained by a tight contours. Identification of geothermal areas with gravity data was important to be done in order to estimate depth around 4400m by using spectrum analysis.
Based on Two-dimensional modeling results that has been correlated with geological data, the cross-sectionals 3D magnetotelluric inversion and vertical second derivative analysis was used to identify the presence and type of fracture and also the ascended stuctures that could be exist on Padusan area and the descended faults that exist in Caldera’s stucture on Arjuno-Welirang. Geothermal system was characterized by the existance of hot water’s manifestations with temperature about 50º C, neutral acidity, Solfatara and Fumaroles that have temperature up to 137 º C and rock alteration.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Torkis
"Gunung Lawu berada di daerah Tawangmangu, Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah dan termasuk dalam jalur gunung api kuarter (Quartenary). Geologi daerah Gunung Lawu didominasi oleh batuan vulkanik berumur Plistosen pada bagian selatan dan Holosen pada bagian utara. Gunung Lawu memiliki potensi panas bumi sekitar 275 MW. Pemetaan struktur bawah permukaan daerah prospek panas bumi Gunung Lawu telah dilakukan dengan menggunakan metode gaya berat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya anomali positif-negatif pada anomali residual. Berdasarkan hasil pemodelan 2 dimensi yang telah dikorelasikan dengan data geologi, anomali positif-negatif tersebut mengindikasikan adanya struktur graben yang disebabkan oleh sesar Cemorosewu. Struktur graben berada pada bagian timur laut daerah penelitian dengan kedalaman sekitar 3500 m, yang diduga merupakan daerah prospek panas bumi di Gunung Lawu.

Gunung Lawu is located in the Tawangmangu, Karanganyar, Central Java and known as Quartenary volcanic. Geological area of Gunung Lawu is dominated by Plistosen volcanic rocks in the south direction and Holosen in the north direction. Gunung Lawu have potency of geothermal around 275 MW. Mapping of subsurface structure in geothermal prospect area Gunung Lawu is achieved using gravity method.
The results show the existence of a positive-negative anomaly in the residual anomaly. Based on two-dimensional model which correlated with geological data, the positive-negative anomaly is indicated as a structure of graben that caused by Cemorosewu fault. The graben is located in the north-east direction of survey area with depth around 3500 m, which assumed as a geothermal prospect area in Gunung Lawu.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43190
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Fahmi
"Daerah prospek panas bumi Arjuno-Welirang berada di jalur ring of fire Indonesia dan berlokasi di Kab. Mojokerto, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, dan Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Secara geologi batuan di daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik berupa lava dan piroklastik yang berumur kuarter. Manifestasi yang muncul di permukaan berupa fumarol - solfatar yang terletak di puncak Gn. Welirang dan mata air panas yang berada di sebelah barat dan baratlaut Gn. Welirang bertipe bicarbonate dengan suhu berkisar antara 39 - 55 0C. Inversi 2-D dan 3-D dari data Magnetotellurik dilakukan untuk mengetahui struktur resistivitas bawah permukaan dengan menggunakan software WinGlink dan MT3DInv-X.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inversi 3-D mampu menggambarkan struktur bawah permukaan dengan lebih baik dibandingkan dengan inversi 2-D. Lapisan konduktif (<15 ohm-m) dengan ketebalan sekitar 1 - 1,5 km diindikasikan sebagai clay cap dari sistem panas bumi. Lapisan yang berada di bawah clay cap dengan nilai resistivitas sedikit lebih tinggi (20 - 60 ohm-m), diindikasikan sebagai zona reservoir. Body dengan nilai resistivitas yang tinggi (>80 ohm-m), diinterpretasikan sebagai heat source yang berasosiasi dengan aktivitas vulkanik Gn. Arjuno-Welirang.
Tahap akhir dari penelitian adalah mengintegrasikan data MT, geologi dan geokimia, untuk membangun model konseptual. Luas daerah prospek untuk sistem geotermal Arjuno-Welirang sekitar 18 km2 dengan pusat reservoar berada di bawah puncak Welirang. Temperatur reservoar geotermal Arjuno-Welirang dihitung dengan menggunakan geotermometer gas CO2 sekitar 260oC. Potensi dari sistem geotermal Arjuno-Welirang dihitung dengan metode Volumetrik Lump Parameter adalah sebesar 144 MWe.

Arjuno-Welirang Geothermal prospect area is situated in ring of fire Indonesia and located in Kab. Mojokerto, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, and Kota Batu, East Java. Geologically, the prospect area is dominated by Quartenary volcanic rocks, both lava and phyroclastic. Surface manifestations occured in this prospect area are fumaroles-solfatara found on top of Mount Welirang. Other manifestanions found in this area are hot springs on the West and Northwest of Mount Welirang that catagorized as bicarbonate type with temperatures range between 39 to 55 oC. The 2-D and 3-D inversion MT data are performed to determine the subsurface resistivty structure. The 2-D inversion was done by using WinGlink software, while the 3-D inversion has been carried out using MT3DInv-X software.
The result of the inversion shows that the 3-D inversion can deliniate the subsurface structure more clearly than the 2-D inversion. The conductive layer (<15 ohm-m) with a thickness of about 1 - 1,5 km is indicated indicating the clay cap of the geothermal system. A slighty higher resistivity value (20-60 ohm-m) is discovered below the clay cap, indicating the reservoir zone. Body with high resistivity values (> 80 ohm-m) is interpreted as heatsource of geothermal system associated with volcanic activity of Mount Welirang.
The final stage of the research is to intergrate the MT data, geology and geochemistry data, to build a conceptual model. The coverage boundary of the prospective area is about 18 km2 with the summit of Mount Welirang as the center of reservoar. Temperature of geothermal reservoir based on CO2 gas geothermometer is about 260oC.The capacity of Arjuno-Welirang geothermal system counted using Volumetric Lump Parameter method is about 144 MWe.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Eko Kurniawan
"Pengetahuan dan pengembangan panas bumi sangat penting saat ini untuk diketahui oleh masyarakat luas karena pemanfaatan potensi panas bumi secara langsung merupakan salah satu solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat disekitarnya.
Panas bumi yang terletak di daerah Pincara, Sulawesi Selatan merupakan sistem panas bumi non–vulkanik yang potensinya dapat digunakan secara langsung.
Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi panas bumi adalah metode gaya berat. Kemampuan metode gaya berat untuk mencari nilai variasi batuan dibawah permukaan dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur–struktur yang mengontrol keberadaan sistem panas bumi.
Pengolahan data lanjutan dengan metode talwani dilakukan terhadap hasil pegolahan data gaya berat awal sehingga didapatkan penampang vertikal 2D yang lebih baik dari pegolahan data yang hanya mengandalkan korelasi data geologi.

Knowledge and development of geothermal energy is very important nowadays to be known due to the utilization of direct use in geothermal energy is one alternative solution to meet the energy needs by the public surround.
Geothermal area that located in Pincara, South Sulawesi is a non-volcanic geothermal system that can be used directly.
One of the geophysical methods that can be used to determine the geothermal potential is gravity method. The ability of gravity method to find the variation of rock below the surface can be used to identify the structure that controls the existence of a geothermal system.
Advanced data processing by the method of Talwani carried out on the initial gravity data processing so we obtain a 2D vertical cross-section which is better than the data processing that just relying on geological data correlation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fitriana Walidah
"Besarnya ambiguitas dan kemungkinan dalam pemetaan bawah permukaan merupakan alasan utama dalam pengaplikasian berbagai macam teknik-teknik pemetaan untuk mendapatkan kemungkinan model bawah permukaan terbaik yang paling logis dan bisa digunakan untuk mendekati kondisi yang sebenarnya. Teknik analisa dan Pemodelan data gayaberat pada penelitian ini diaplikasikan untuk memastikan keberadaan struktur terumbu karbonat dari Formasi Kujung yang diidentifikasi sebagai struktur sembulan pada penampang seismik, dan pada penampang MT merupakan high resistivity zone.
Berdasarkan kondisi geologi dan karakteristiknya, struktur karbonat ini diasumsikan akan mempunyai kontras densitas yang sangat baik dengan litologi batuan disekitarnya sehingga hasil pemodelan data gayaberat yang dikorelasikan dengan data-data geofisika lainnya ini, dapat dengan baik untuk digunakan dalam mendekati kondisi bawah permukaan area FW1807 dan dapat mengkonfirmasi keberadaan Kujung carbonates reservoir dalam bentuk terumbu karbonat yang berada pada kedalaman sekitar 2000-3000 m. tepat diatas basement.

The high ambiguity and the probability in subsurface mapping are the main reason for the application of many mapping techniques in order to get the best logical subsurface probability and also to approach the geological condition. Gravity analysis technique and modeling in this study are applied to ensure the presence of carbonate reef from Kujung Formation which is identified as an anticline at seismic section and from MT section as a high resistivity zone.
Based on geological condition and geological characterization, the carbonate structure is assumed will have a good density contrast compare with the surrounding lithology. The quality of gravity modeling which is correlate with others geophysical data, can well approach the subsurface condition of "FW1807" and can confirm the presence of Kujung carbonat reservoir in the form of carbonate reef at depth between 2000-3000 m. just above the basement.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42925
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agie Maliki Akbar
"Prospek Panasbumi Gunung Endut terletak di kabupaten Lebak, Provinsi Banten, 40 km arah selatan Kota Rangkasbitung, dengan letak geografis antara 9261000-9274000 N dan 639000-652000 E. Survei pendahuluan berupa survei geologi- geokimia, resistivitas dan MT yang telah dilakukan PSDG pada 2006 menunjukkan Gunung Endut di dominasi oleh batuan vulkanik kuarter yang berasal dari Gunung Endut, yang memotong lapisan sedimen. Sesar normal berarah NE ndash; SW menghasilkan manifestasi yaitu mata air panas Cikawah T=53-88?C, pH=7.74-7.98 dan mata air panas Handeuleum T=57?C, pH=7.7. Berdasarkan geotermometer NaK dan SiO2 suhu bawah permukaan berkisar antara 162-180?C.
Analisa lineament density menunjukkan daerah lereng sebelah barat G. Endut mempunyai nilai lineament density paling besar, yang selanjutnya mengecil ke arah timur. Hasil pengolahan dan analisa data MT menunjukkan area outflow dari daerah penelitian berada pada kontras anomali tinggi yang disebabkan oleh batuan beku yang berada di lingkungan sedimen yang konduktif. Pusat sistem panasbumi G. Endut diperkirakan berada di sebelah timur dari area survey.

Rangkasbitung City, with geographic UTM position between 9261000 9274000 N and 639000 652000 E. Preliminary survey which have been made at Mt. Endut is Geological and Geochemical Survey in 2006, resistivity survey and MT survey in2007 with 27 measurement point. All survey conducted by Pusat Data dan Studi Geologi PSDG . According to result of premilinary survey, Mt. Endut is dominated by quartenary volcanic rock produced by Mt. Endut, which breakthrough tertiary sediment layer. NE to SW normal fault produced surface manifestation, namely Cikawah hot spring T 53 88 C, pH 7.74 7.98 and Handeleum hot spring T 57 C, pH 7.7. According to SiO2 and NaK geothermometer, subsurface temperature of Mt Endut is ranging from 162 to 180.
Apparent resistivity maps show that thermal manifestation areas coincide with pronounced high anomaly due to resistive intrusion bodies contrast to conductive sedimentary basements. Result from integrated interpretation of MT and gravity method shows survey is an outflow zone. In manifestation area theres no clay cap, which main part of geothermal system. Therefore the geothermal system presumably located beneath Mt. Endut Peak.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustita Rhamadania
"Telah dilakukan pengukuran nilai gayaberat di daerah Gunung Endut Kabupaten Lebak Provinsi Banten Pengukuran tersebut didasarkan pada manifestasi sumber panas bumi yang ada disekitar daerah Gunung Endut Pengolahan data dilakukan dengan melakukan koreksi gayaberat hingga menghasilkan anomali Bouguer dan pengolahan data lanjut menggunakan metode Talwani Maka diperoleh penampang struktur bawah permukaan 2D yang kemudian dikomparasi dengan peta geologi Anomali gayaberat mengindikasikan keberadaan intrusi batuan beku di Cikawah Penampang 2D yang didapatkan dengan menggunakan metode Talwani memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengolahan data yang hanya mengandalkan data geologi.

The gravity measurement had been carried out in the Mount Endut It is located in Lebak area Banten province The measurement is based on the manifestations of geothermal resources that exist around the area Firstly the gravity data is corrected by gravity correction to obtain Bouguer profile which separated regional and local anomaly Then we have carried out the advace processing data using Talwani method to produce cross section subsurface structure in target area The result of prosessing should that the igneous intrusion is happend in cikawah area The igneous intrution structure is very clearly obtained from Talwani analyzed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>