Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martha Emma Fredrika
"Kecurangan akademik adalah perilaku yang menggunakan cara-cara tidak sah untuk mencapai hasil yang sah, haitu mendapatkan keberhasilan akademik atau menghindari kegagalan akademik (Bowers, 1966). Sejak penelitian Bowers, penelitian-penelitian tentang kecurangan akademik memberikan konfirmasi bahwa kecurangan akademik terus terjadi di negara-negara di seluruh dunia dan berada pada tingkat yang membahayakan (McCabe, 2005; Lin & Wen, 2007; Lambert, Ellen, & Taylor, 2006; Diekhoff, Labeff, Shinorhara, & Yasukawa, 1999; McCabe, Feghali, & Abdallah, 2008). Selama ini penelitian tentang kecurangan akademik banyak dilakukan di tingkat universitas dan sekolah menengah. Belum ada penelitian kecurangan akademik pada siswa Sekolah Dasar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kecurangan akademik pada siswa kelas 6 Sekolah Dasar di Indonesia. Penelitian melibatkan 60 siswa kelas 6 SD yang terdiri atas 26 siswa SD swasta dan 34 siswa SD negri. Penelitian menemukan bahwa kecurangan akademik sudah terjadi pada siswa kelas 6 SD dan berada pada level moderat. Secara umum partisipan penelitian mendapat skor yang sedang untuk kecurangan akademik (Mean = 23,81) dari skor minimum 16 dan skor maksimum 38.

Cheating is a manifestation of using illegitimate means to achieve a legitimate end, in this case academic success or at least the avoidance of academic failure (Bowers, 1966). Studies about academic dishonesty conducted since Bowers' confirmed that academic dishonesty persists at an alarming rate in countries all over the world (McCabe, 2005; Lin & Wen, 2007; Lambert, Ellen, & Taylor, 2006; Diekhoff, Labeff, Shinorhara, & Yasukawa, 1999; McCabe, Feghali, & abdallah, 2008). There are many research on academic dishonesty among university or high school students. None has conduct study of academic dishonesty among elementary school 6th grader until now.
The objective of this research is to give a description of academic dishonesty among the elementary school 6th grader in Indonesia. The research involved 60 elementary school 6th grader, 26 from private school and 34 from public school. The finding is: Academic dishonesty has occured among the 6th grader at the moderate level. Overall participants got medium score for academic dishonesty (M = 23,81) from minimum score of 16 to maximum score of 38.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matitaputty, Eunike Karina Nadine
"Dari fenomena kecurangan akademik yang terjadi di Indonesia, peneliti kemudian meneliti hubungan antara ketidakjujuran akademik dan orientasi tujuan akademik yang dimoderasi oleh keterlibatan siswa. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara ketidakjujuran akademik dan orientasi tujuan akademik. Partisipan penelitian ini terdiri dari 220 siswa dari seluruh Indonesia. Hasil penelitian ini menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara ketidakjujuran akademik dengan masing-masing dimensi orientasi tujuan akademik yang dimoderasi oleh keterlibatan siswa.

Based on academic cheating phenomenon in Indonesia, researcher wants to investigate correlation between academic dishonesty and academic goal orientation which moderated by student engagement. Previous researches has found correlation between academic dishonesty and academic goal orientation. Total patricipants in this research are 220 students from all over Indonesia. This research discover there is no correlation between academic dishonesty and each dimensions of academic goal orientation which moderated by student engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Arhab
"Kecurangan akademik dan prokrastinasi akademik merupakan fenomena yang sering dijumpai pada kalangan mahasiswa. Perkembangan teknologi internet yang pesat memungkinkan kecurangan akademik semakin mudah dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian terdahulu yang melihat hubungan antara prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik namun pada konteks yang berbeda, yaitu dengan internet. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 118 yang merupakan mahasiswa S1 di Indonesia berusia 18-25 tahun. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan teknik analisis Pearson untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik dengan internet. Prokrastinasi akademik diukur dengan Academic Procrastination Scale (APS), sedangkan kecurangan akademik dengan internet diukur menggunakan Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik berhubungan secara positif dan signifikan dengan kecurangan akademik dengan internet, r(116) = 0,421, p < 0,001, one-tailed. Temuan penelitian diharapkan mampu untuk memberikan informasi terkait hubungan prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik dengan internet.

Academic dishonesty and academic procrastination are phenomena that are often found among students. The rapid development of internet technology makes it easier for students to commit academic dishonesty. This research is a replication of previous research which looked at the relationship between academic procrastination and academic dishonesty but in a different context, namely the internet. There were 118 participants in this research who were undergraduate students in Indonesia aged 18-25 years. This research used a correlational design with Pearson analysis technique to determine the relationship between academic procrastination and academic dishonesty with internet. Academic procrastination was measured using the Academic Procrastination Scale (APS), while academic dishonesty with the internet was measured using the Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS). The results showed that academic procrastination was positively and significantly related to academic dishonesty with internet, r(116) = 0.421, p < 0.001, one-tailed. It is hoped that the research findings will be able to provide information regarding the relationship between academic procrastination and academic dishonesty with the internet.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadia Dwiyani
"Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi sumbangan metakognisi moral, emosi malu, dan emosi bersalah dalam ketidakjujuran akademis pada mahasiswa Universitas Indonesia. Pengukuran penelitian menggunakan Academic Integrity Survey, dan Moral Metacognition Scale, dan (TOSCA-3). Penelitian dilakukan pada 959 mahasiswa program sarjana dan vokasi Universitas Indonesia yang berusia 18-25 tahun.
Hasil pengolahan data menggunakan metode multiple regression menghasilkan, sumbangan ketiga variabel (metakognisi moral, emosi malu, dan emosi bersalah) signifikan R² sebesar 0,045 dalam memprediksi tingkah laku ketidakjujuran akademis. Hasil nilai beta (ß) menununjukkan besar kekuatan masing-masing prediktor yakni pada metakognisi moral (ß = -0,076), emosi malu (ß = -0,005), dan emosi bersalah (ß = -0,171) dalam memprediksi ketidakjujuran akademis.

his research aims to predict contribution of moral metacognition, shame, and guilt emotion to predict academic dishonesty among college students. The research measurement using Academic Integrity Survey, Moral Metacognition Scale, and TOSCA-3. The study was conducted on 959 undergraduates and vocational program from University of Indonesia aged 18 to 25.
Result from multiple regression analysis show contribution from three variables (moral metacognition, shame, and guilt emotion) significance R² = 0,045 to predict academic dishonesty. The beta coefficient (ß) shows the magnitude of each predictors, moral metacognition (ß = -0,076), shame emotion (ß = -0,005), guilt emotion (ß = -0,171) in predicting academic dishonesty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Izzati Ghassani Avmeilputri
"Nilai Indeks Prestasi Akademik (IPK) seringkali dijadikan patokan dalam kesuksesan individu. Namun, untuk mendapatkan nilai IPK yang tinggi membutuhkan kerja keras sehingga banyak mahasiswa yang memilih cara instan dengan melakukan kecurangan akademik. Salah satu fakor yang dapat memengaruhi kecurangan akademik adalah trait kepribadian.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya ditemukan hubungan kecurangan akademik dengan beberapa trait kepribadian. Namun, hasilnya masih sangat beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian dengan kecurangan akademik pada mahasiswa di Indonesia. Sebanyak 558 mahasiswa terlibat dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan alat ukur kecurangan akademik (Septiana, 2016) dan Mini IPIP (Donelland, dkk, 2006).
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara trait kepribadian extraversion dengan kecurangan akademik. Selain itu ditemukan juga bahwa trait kepribadian conscientiousness memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan kecurangan akademik. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan mengenai hubungan antara trait kepribadian dengan kecurangan akademik terutama di Indonesia.

GPA is often used as a measurement of an individual?s academic success, but the process of earning and maintaining GPA itself requires hard work. However, it is also not uncommon for students to opt for the instant way of showing their academic success, that is by participating in academic dishonesty. One of the factors that affecting academic dishonesty is personality trait.
Previous research indicates that there is a correlation between academic dishonesty and personality traits, however the result still varies. This research is intended to further understand the correlation between personality traits and academic dishonesty in Indonesia. This research involved 558 students, and exerts academic dishonesty measurement (Septiana, 2016) and Mini IPIP (Donelland, et al. 2006).
The result of this research indicates that there is a significant positive correlation between extraversion and tendencies for academic dishonesty. It is also discovered that conscientiousness has negative correlation with academic dishonesty. This research aims to provide additional knowledge on the relations between personality traits and academic dishonesty, especially in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S36316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amni Syarifah
"Fenomena kecurangan akademik seperti menyontek saat ujian dan plagiarisme dari tahun ke tahun semakin mengacaukan dunia pendidikan. Penelitian akan menyelidiki kasus kecurangan akademik dari perspektif penalaran moral yang digunakan individu. Peneliti ingin melihat hubungan antara three moral codes (the ethic of autonomy, the ethic of community, dan the ethic of divinity) dan kecurangan akademik pada mahasiswa program sarjana di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama berisi item-item yang mengukur three moral codes dan bagian kedua berisi item-item yang mengukur kecurangan akademik.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Ethical Value Assessment (EVA) dari Padilla-Walker dan Jensen (2015) dan alat ukur kecurangan akademik dari Septiana (2016). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 471 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan sarjana di Indonesia dengan rentang usia 18- 25 tahun. Data yang diperoleh kemudian dihitung secara statistik dengan menggunakan teknik pearson correlation.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara the ethic of autonomy dan kecurangan akademik, terdapat hubungan negatif dan signifikan antara the ethic of community dan kecurangan akademik, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara the ethic of divinity dan kecurangan akademik.

The academic dishonesty phenomenon, like cheating during exams and plagiarism, is increasingly causing disruption to education from year to year. This research will investigate academic dishonesty cases from someone's moral reasoning. Reaseacher wants to see if there is any relationship between three moral codes (the ethic of autonomy, the ethic of community, dan the ethic of divinity) and academic dishonesty among undergraduate college students in Indonesia.
This research uses a quantitative approach with correlational study design. Data collection was done using questionnaire which divided in two parts, first part consist of items measuring three moral codes and second part consist of items measuring the academic dishonesty.
This research uses the Ethical Value Assessment (EVA) from Padilla-Walker and Jensen (2015) and academic dishonesty measurement from Septiana (2016). Participants involved in this research are 471 college students who are attending their undergraduate program in Indonesia, from age 18-25 years old. The collected data were then measured statistically using the pearson correlation technique.
The result of this study shows that there is a negative significant correlation between the ethic of autonomy and academic dishonesty, also a negative significant correlation between the ethic of community and academic dishonesty, but that there is no significant correlation between the ethic of divinity and academic dishonesty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S65853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda Rosa D.
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perilaku curang saat ujian yang dilakukan oleh siswa di sekolah bersistem ability grouping (yang menyebabkan terbentuknya kelas unggulan dan non-unggulan) serta kontribusi faktor-faktor di luar diri individu yang berpengaruh terhadap munculnya perilaku tersebut. Menurut Bushway & Nash (1977), perilaku curang cenderung lebih banyak muncul pada siswa dengan kemampuan akademik rendah. Slavin (1994) menyatakan bahwa siswa di kelas non-unggulan merupakan siswa dengan kemampuan akademik rendah. McQueen; dan Rogosin (dalam Bushway & Nash, 1977) menambahkan bahwa faktor di luar diri individu merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kemungkinan munculnya perilaku curang pada siswa.
Perilaku curang dalam penelitian ini difokuskan pada perilaku curang yang dilakukan saat ujian, khususnya pada pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yang yang terdiri dari kuesioner perilaku curang (alpha=0,895) dan kuesioner faktor luar yang berpengaruh terhadap perilaku curang (alpha=0,735).
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam hal perilaku curang yang dilakukan oleh kedua kelompok siswa dan faktor-faktor di luar diri individu berkontribusi secara signifikan terhadap kemunculan perilaku curang tersebut. Keterbatasan dalam penelitian ini berkaitan dengan proses penyusunan alat ukur, sehingga dalam penelitian yang akan datang peneliti menyarankan untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap proses konstruksi alat ukur. Implikasi dari penelitian ini berkaitan dengan penerapan peraturan akademik di sekolah agar perilaku curang pada siswa dapat berkurang.

The author of this study compared cheating behaviour in examination in students of ability grouping school (which created low tracks and high tracks students) and examined the role of external factors which contribute to the emergence of the behaviour. According to Bushway &Nash (1977), cheating behaviour is more common in the low achiever student, while Slavin (1994) stated that low tracks student had lower attainment of achievement. McQueen; and Rogosin (in Bushway & Nash, 1977) demonstrated that contextual factors had significant role in predicting the emergence of cheating behaviour.
This study focuses on cheating behaviour in examination, specifically in mathematics. Instruments used in this study are two questionnaires which measure level of cheating behaviour (alpha=0,895) and external factors contributing to cheating behaviour (alpha=0,735).
The results indicated significant difference in levels of cheating behaviour between the two groups and significant impact of external factors toward emergence of cheating behaviour. Limitations of this study related to the construction of the research instruments which indicated that in future study, the author needs to emphasize more attention in constructing procedure of the instruments. This study implied that in order to decrease cheating behaviour among students, better academic policies in school should be implemented."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.232 MEI p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Akita Naomi
"Latarbelakang: Jumlah kasus kecurangan akademik seperti plagiarisme di bidang pendidikian kian meningkat secara signifikan. Hal ini dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan mengenai plagiarisme dan bagaimana cara menyikapi masalah kecurangan akademik tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap terhadap plagiarisme beserta korelasinya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya tingkat pengetahuan dan sikap terhadap plagiarisme juga di analisa dalam penelitian ini.
Metoda: Penelitian ini dilakukan diantara mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Indonesia yang sedang belajar di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sebanyak 105 dari 1996 mahasiswa PPDS dipilih secara purposive sampling untuk menjadi responden. Responden mengisi sendiri kuesioner yang sudah diuji validitas dan realibilitasnya dan didistribusikan.
Hasil: Sebanyak 50% dan 91.4% mahasiswa PPDS mempunyai tingkat pengetahuan baik terhadap plagiarisme dan kecurangan akademik non-plagiarisme. Sedangkan, 54.8% mahasiswa PPDS mempunyai sikap buruk terhadap plagiarisme dan 73.3% mempunyai sikap baik terhadap kecurangan akademik non-plagiarisme. Terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap (p<0.05) dan juga hubungan yang bermakna antara tenggat waktu untuk menyelesaikan tugas dan sikap terhadap plagiarisme (p<0,05).
Kesimpulan: pengetahuan mahasiswa PPDS baik namun sikap terhadap plagiarisme masih tidak baik dan dipengaruhi oleh tenggat waktu penyelesaian tugas.

Background: The number of academic fraud cases such as plagiarism has been significant increasing recently. Plagiarism can be prevented by increasing the knowledge and how to address it. The purpose of this study was to identify the correlation between knowledge and attitudes toward plagiarism, and factors that can influence it, as well as identify the prevalence of plagiarism had done.
Method: The study was conducted among students of Residents of University of Indonesia at Cipto Mangunkusumo Hospital. Out of 1996 residents, 105 was chosen using purposive sampling method. Self-administered of prepared valid & realiable tested questionnaires had done.
Results: 50% and 91.4% of respondents have good knowledge towards plagiarism and non-plagiarism academic dishonesty respectively. There were 54.8% of respondents had bad attitude towards plagiarism and 73.3% of them had good attitude towards non-plagiarism academic dishonesty. There was significant correlation between the level of knowledge and attitude (p <0.05) and also a significant correlation between the deadline for assignment submission and attitudes toward plagiarism (p <0.05).
Conclusion: residents had good knowledge but bad attitudes toward plagiarism, which influenced by time constrain on assignment submissio.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesza Andarwanti Setya
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menjelaskan sumbangan yang diberikan oleh orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas pada perilaku menyontek siswa SMP dalam pelajaran matematika. Penelitian iii adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kajian lapangan. Sampel penelitian ini adalah siswa SMP kelas satu. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah skala orientasi tujuan siswa dan skala struktur tujuan kelas yang diadaptasi dari Pattern of Adaptive Learning Scale (Midgley dkk., 2000). Sedangkan, perilaku menyontek diukur dengan kuesioner yang diadaptasi dan dimodifikasi dari beberapa penelitian sebelumnya (Anderman dkk., 1998; Bolin, 2004; Godfrey & Waugh, 1998; deLambert dkk., 2003; Lambert dkk., 2003).
Hasil penelitian ini yang diolah dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas secara bersama-sarna memberikan sumbangan pada perilaku menyontek siswa SMP dalam pelajaran matematika. Adapun dari ketiga jenis orientasi tujuan siswa, hanya orientasi tujuan mastery yang memiliki sumbangan yang signifikan dan negatif pads perilaku menyontek. Begitu pula dengan struktur tujuan kelas, hanya struktur tujuan kelas yang mastery yang memiliki sumbangan yang signifikan dan negatif pada perilaku menyontek. Penelitian ini tidak dapat menunjukkan adanya sumbangan yang diberikan oleh orientasi tujuan siswa performance dan struktur tujuan kelas yang performance - baik performance approach maupun performance avoidance.
Ketika guru makin tinggi menekankan praktek pengajaran di kelas pada struktur tujuan kelas yang mastery, makin kecil kemungkinan terjadinya menyontek. Siswa makin tinggi mengorientasikan tujuan pada mastery, makin kecil kemungkinan siswa tersebut menyontek. Sebaliknya, jika siswa berorientasi tujuan performance dan merasa kelasnya berstruktur tujuan kelas yang performance, maka perilaku menyontek belum tentu dilakukan oleh siswa tersebut.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor lain seperti peran teman sebaya. Selain itu, bagi pihak sekolah, jika sekolah lebih menekankan kebijakan pembelajaran pada struktur tujuan mastery, para siswa kemungkinan dapat terarah untuk mengadopsi mastery goals. Hal ini berarti praktek menyontek dapat ditekan kemunculannya dalam proses pembelajaran di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Adisty Yunissa
"Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOTR) dari Scheier, Carver, dan Bridges (1994) untuk mengukur optimisme dan menggunakan alat ukur Pattern of Adaptive Learning Scales (PALS) dari Midgley (2000) untuk mengukur perilaku menyontek. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran optimisme dan menyontek, serta hubungan kedua variabel tersebut pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif.
Hasil penelitian pada 150 mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara optimisme dan menyontek, dengan kekuatan korelasi yang tergolong lemah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak perguruan tinggi untuk merancang program intervensi untuk meminimalisir menyontek pada mahasiswa.
This research is using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) from Scheier, Carver, and Bridges (1994) for measuring optimism, and using PALS from Midgley (2000) for measuring cheating behavior. This research is conducted to describe a level of optimism, level of cheating, and correlation between both of variable in college students. This study is a correlational study with quantitative approach. A sample of 150 college students was used to investigate the relationship between optimism and cheating behavior.
The result indicates that there is a relationship between optimism and cheating, with a weak correlation. Implication of this study is, the result can be considered in designing an intervention program, in order to decrease student's cheating.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>