Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Her Pranandha
"Tugas akhir ini membahas mengenai sistem pembayaran elektronik menggunakan ACR120S contactless smart card reader. Ini merupakan perangkat yang berdiri sendiri tanpa membutuhkan koneksi ke PC maupun internet. Perangkat ini terhubung pada mikrokontroler lewat komunikasi serial dan bekerja dengan cara memotong data saldo yang terdapat pada smart card tipe mifare 1KB sesuai dengan tagihan yang diterima dan menyimpan kembali saldo setelah proses pembayaran ke dalam kartu.

This final project is about electronic payment system using ACR120 contactless smart card reader. This is a stand alone system that doesn’t require connection to a computer or internet. The reader connected with microcontroller using serial connection and cut the balance from mifare 1KB smart card for the payment according to the bill. The system will restore balance after the payment back into the smart card."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyadul Jinan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai Kesiapan UMKM menggunakan e-billing untuk pembayaran pajak serta faktor-faktor UMKM menggunakan atau tidak menggunakan e-billing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan survey lapangan meggunakan kuesioner. Adapaun Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 70 UMKM yang berada di wilayah Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan dimensi role clarity dan dimensi ability, UMKM di Kabupaten Bogor tidak siap menggunakan e-billing, namun apabila berdasarkan dimensi motivation UMKM di Kabupaten Bogor siap menggunakan e-billing. Sehingga dapat disimpulkan UMKM di Kabupaten Bogor tidak siap menggunakan e-billing untuk pembayaran pajak. Sedangakan faktor UMKM menggunakan e-billing adalah karena mudah, cepat dan praktis. Sedangkan faktor UMKM tidak menggunakan e-billing adalah karena kurang familiarnya UMKM di Kabupaten Bogor terhadap e-billing serta beberapa responden menyebutkan bahwa kurang familiar terhadap pengguanaan internet.

ABSTRACT
This study discusses about the readiness of MSMEs using e billing for tax payment and factors of MSMEs to use or not use e billing. The research method use descriptive quantitative research method. Data collection techniques by distribute questionnaires. Number of respondents in this study are 70 MSMEs in Bogor Regency area. The result of this research is based on role clarity and ability dimentions, MSMEs in Bogor Regency is not ready to use e billing, but if based on the dimension of motivation MSMEs in Bogor Regency ready to use e billing. So it can beconcluded MSMEs in Bogor Regency is not ready to use e billing for tax payment. Factors of MSMEs to use e billing because easy, fast and practical. While factors of MSMEs to not use e billing because MSMEs in Bogor regency of less familiar to e billing and some respondents mentioned that less familiar to using internet."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas William
"Uang elektronik berbasis server dapat meningkatkan pengalaman bagi pelanggan yang mencari sistem pembayaran yang efisien dalam perihal kelancaran, kenyamanan, dan aksesibilitas multi-channel. Dalam jangka panjang, transaksi elektronik dapat menciptakan sistem pembayaran yang efisien, aman, dan andal sehingga dapat memperluas akses finansial kepada unbanked population di Indonesia. Indonesia berkomitmen untuk mendorong perubahan sistem pembayaran melaui gerakan nasional non-tunai GNNT. Namun, mekanisme jangka panjang untuk meningkatkan adopsi uang elektronik berbasis server dianggap belum memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu adopsi uang elektronik berbasis server. Sebuah model penelitian yang menggabungkan unified theory of acceptance and use of technology UTAUT2, diffusion of innovations theory DOI, dan perceived risk digunakan. Penelitian ini menggunakan 211 tanggapan dari survey yang dilakukan di Indonesia, sedangkan data dianalisis menggunakan structural equation modeling, khususnya metode partial least square SmartPLS 3.0.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan performance expectancy, social influence, facilitating conditions, compatibility, dan perceived risk memiliki efek langsung yang signifikan terhadap adopsi uang elektronik berbasis server, sementara effort expectancy dan innovativeness memiliki efek tidak langsung.

Server based electronic money has the ability to improve the experience for customers who look for a streamlined payment experience in terms of speed, convenience, and multi channel accessibility. In the long term, electronic transactions would create and maintain an efficient, secure, and reliable payment system that broadens the access to previously unbanked populations and presumably increase financial inclusion. Indonesia is currently committed to reinforcing changes to existing payment systems through the national non cash movement. However, a long term mechanism to increase the adoption of server based electronic money is yet to be seen.
This study aims to identify the main determinants of server based electronic money adoption. In doing so, a research model combining two theories, the unified theory of acceptance and use of technology UTAUT2 and diffusion of innovations theory DOI, was used along with perceived risk. The research was tested using 211 responses from a survey conducted in Indonesia while data was analyzed using structural equation modeling, specifically partial least square method Smart PLS 3.0.
The findings of this research show performance expectancy, social influence, facilitating conditions, compatibility, and perceived risk have significant direct effects toward the adoption of server based electronic money, while effort expectancy and innovativeness have indirect effects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Fadhilah
"The continued development of technology has changed the way people conduct financial transactions using digital payment instruments, which have made alternative payments other than cash. Digital payment instruments have an improved future for payment methods that are widely used in society, supported by the fact that the Central Bank of Indonesia has made a campaign to support the country to be less, with the progress and emergence of sophisticated digital payment instruments. Thus, future generations such as Generation Y and Generation Z can be people who will be supported by their entire lives, supporting them to have grown up in a technology-supported world, which makes them indigenous people using technology. Therefore, the aim of this study is to adopt the adoption and actual use of digital payment instruments in Generation Y and Generation Z and whether or not there are differences regarding the adoption and actual use between generations. This study uses a combination of two theories, namely the Integrated Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) and the Innovation Resistance Theory (IRT), together with stickiness to use cash payments and the formulation group that uses the Generation Group theory as a moderating variable. This study successfully obtained 320 respondents consisting of 160 respondents from each generation that currently reside in Indonesia, which was collected through the distribution of online questionnaires. In addition, the analysis was carried out using the partial quadratic structural equation modeling method, and approval using SmartPLS 3.0. The findings, this is the result of expectations, social influence, motivation, and significant interest in the intention of individuals to use digital payment instruments. In addition, usage barriers, image barriers, and image barriers have a significant effect against individual resistance to using digital payment instruments. In addition, the stickiness variable for using cash payments has a negative moderation effect towards individual intentions to use digital payment instruments. Finally, this study also found differences in the adoption and resistance of digital payment instruments between Generation Y and Generation Z.

Perkembangan teknologi yang terus menerus telah mengubah cara orang melakukan hal mereka transaksi keuangan dengan kehadiran instrumen pembayaran digital, yang telah dibuat alternatif pembayaran selain uang tunai. Instrumen pembayaran digital memiliki masa depan yang cerah untuk menjadi metode pembayaran yang digunakan secara luas di masyarakat, didukung oleh fakta bahwa Bank Sentral Indonesia menciptakan kampanye untuk mendukung negara untuk menjadi masyarakat tunai kurang, serta kemajuan dan kemunculan konstan instrumen pembayaran digital yang canggih. Dengan demikian, generasi mendatang seperti Generasi Y dan Generasi Z bisa menjadi orang-orang yang akan menggunakannya secara komprehensif dalam kehidupan mereka, sebagaimana mereka telah tumbuh di dunia yang dikelilingi oleh teknologi, yang menjadikan mereka penduduk asli menggunakan teknologi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami adopsi dan aktual penggunaan instrumen pembayaran digital dalam Generasi Y dan Generasi Z dan apakah ada ada perbedaan atau tidak mengenai adopsi dan penggunaan aktual antara kedua generasi. Penelitian ini menerapkan kombinasi dua teori, yaitu Unified Theory of Penerimaan dan Penggunaan Teknologi 2 (UTAUT2) dan Teori Perlawanan Inovasi (IRT), bersama dengan stickiness untuk menggunakan pembayaran tunai dan kelompok generasi berdasarkan Teori Kelompok Generasional sebagai variabel moderasi. Penelitian ini berhasil memperoleh 320 responden yang terdiri dari 160 responden dari setiap generasi itu saat ini berada di Indonesia yang dikumpulkan melalui distribusi online daftar pertanyaan. Selain itu, analisis dilakukan dengan menggunakan metode partial least square pemodelan persamaan struktural, dan diuji menggunakan SmartPLS 3.0. Temuannya menunjukkan bahwa harapan kinerja, pengaruh sosial, motivasi hedonis, dan kebiasaan miliki efek signifikan terhadap niat individu untuk menggunakan instrumen pembayaran digital. Selain itu, hambatan penggunaan, hambatan tradisi, dan hambatan gambar memiliki efek signifikan terhadap resistensi inovasi individu untuk menggunakan instrumen pembayaran digital. Selain itu, variabel stickiness untuk menggunakan pembayaran tunai memiliki efek moderasi negatif
terhadap niat individu untuk menggunakan instrumen pembayaran digital. Terakhir, penelitian ini juga menemukan bahwa ada perbedaan dalam hal adopsi dan inovasi resistensi instrumen pembayaran digital antara Generasi Y dan Generasi Z."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Budi
"Perdagangan elektronik -- yaitu penerapan transaksi bisnis dalam berbagai bentuk dan jenisnya secara elektronis - merupakan suatu trend dan berkembang pesat serta tidak dapat dihindari penggunaannya dalam era globalisasi sekarang ini. Salah satu inovasi terbaru dari perdagangan elektronik adalah penggunaan smartcard sebagai uang elektronik.
Thesis ini akan melakukan analisis terhadap sistem uang elektronik yang ada dan membuat desain sistem uang elektronik untuk diterapkan di Indonesia. Penelitian melakukan studi kasus terhadap sistem uang elektronis yang memiliki jaringan maupun perkembangan global untuk rnengetahui struktur, cara kerja. arsitektur pembayaran, serta keamananya. Dari studi kasus ini, penelitian dilakukan untuk mendesain sistem uang elektronik yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Studi kasus yang dilakukan menunjukkan adanya dua sistem utama yang mendominasi uang elektronik di dunia, yaitu Mondex dan Proton. Perbedaan utama kedua sistem ini ada pada arsitektur pembayarannya. Mondex menggunakan arsitektur Independent - dimana pembayaran tidak memerlukan pihak ketiga, sedangkan Proton menggunakan arsitektur Closed loop - dimana pembayaran melibatkan pihak ketiga untuk melakukan settlement.
Dari studi kasus tersebut, penelitian melakukan analisis uang elektronik dengan metoda SWOT Analysis dan Five Forces Analysis, untuk kemudian menentukan Critical Success Factors.

Electronic commerce - which means conducting transaction in any form and any type electronically - is becoming a trend and it is growing very fast that nobody can avoid to use it in this globalization era. One of the latest innovation in electronic commerce is the usage of smart card as electronic money.
This thesis will analyze currently available electronic money systems dan design a new systems to be implemented in Indonesia. Research will conduct case studies of electronic money systems which have global network and development in order to know the structure, how it works, payment architecture, and security. From these case studies, research is conducted to design an electronic money system which is suitable to be implemented in Indonesia.
The case studies show that there are two systems which dominate global electronic money systems, i.e. Mondex and Proton. The main difference between these two systems is the payment architecture. Mondex use "Independent" architecture - where there is no need for third party during payment transaction, while Proton use "Closed loop" architecture - where a third party is needed for payment settlement.
From the case studies, this research will analyze electronic money system using SWOT Analysis and Five Forces Analysis, afterward Critical Success Factors can be determined.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamhari
"Studi ini menganalisis hubungan atau pengaruh beberapa karakteristik individu, rumah tangga dan wirausaha terhadap kemungkinan wirausaha menggunakan pembayaran digital. Alternatif metode pembayaran digital seperti internet atau mobile banking, e-money, e-wallet dan lain-lain menawarkan solusi untuk menjadikan transaksi lebih cepat, murah dan aman. Namun, laporan statistik menunjukkan bahwa literasi pembayaran digital pelaku usaha di Indonesia masih rendah. Dengan mengolah dan menganalisis beberapa variabel karakteristik individu, rumah tangga, dan wirausaha dari Survei Rumah Tangga Ekonomi Digital Indonesia (DEHS) 2020 oleh Bank Dunia, hasil estimasi Model Probabilitas Linier (LPM) dan metode Probit dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wirausaha yang lulusan perguruan tinggi, kelompok usia 41 sd. 50 tahun dan 51 hingga 60 tahun, berlokasi di Pulau Jawa, telah terdaftar di otoritas dan menggunakan media sosial untuk penjualan, memiliki kemungkinan lebih tinggi menggunakan pembayaran digital jika dibandingkan dengan pengusaha yang bukan lulusan perguruan tinggi, belum terdaftar, dan masih menggunakan cara penjualan konvensional. Studi tersebut juga menemukan bahwa untuk orang tua, kemungkinan penggunaan pembayaran digital menurun untuk beberapa kelompok umur, meskipun dengan tingkat pengaruh dan signifikansi yang berbeda-beda. 

This study analyzes the relationship or influence of several individual, household and entrepreneurial characteristics on the possibility of entrepreneurs using digital payments. Alternative digital payment methods such as internet or mobile banking, e-money, e-wallets, and others offer solutions to make transactions faster, cheaper, and more safe. However, statistical reports show that the digital payment literacy of business actors in Indonesia is still low. By processing and analyzing several individual, household, and entrepreneurial characteristic variables from the Indonesia Digital Economy Household Survey (DEHS) 2020 by World Bank, the estimation results of the Linear Probability Model (LPM) and Probit methods in this study show that entrepreneurs who are college graduates, age group 41 to.d. 50 years and 51 to 60 years, located on the Java Island, have registered with the authorities and use social media for sales, have a higher probability of using digital payments when compared to entrepreneurs who are not college graduates, have not been registered, and still use conventional methods of selling. The study also discovered that for older people, the probability of using digital payments decreased for several age groups, albeit with varying degrees of influence and significance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Setyasari Hadiwinoto
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis serta membandingkan sistem pembuktian di Indonesia dan di Amerika Serikat, khususnya mengenai alat bukti dan beban pembuktian. Alat bukti dan beban pembuktian dalam penelitian ini dikhususkan pada aspek mengenai transfer dana. Amerika Serikat sebagai negara adi daya dijadikan perbandingan dikarenakan pengaturan transfer dana di Indonesia dilatar belakangi dengan kegiatan transfer dana di Amerika Serikat. Dalam hal ini pengaturan mengenai transfer dana di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana, hal tersebut sebagai bukti pengaturan secara materi mengenai transfer dana. Dan Electronic Fund Transfer Act sebagai pengaturan secara materi mengenai transfer dana di Amerika Serikat. Dimana ketentuan tersebut mengatur mengenai alat bukti yang sah dan beban pembuktian. Dalam pengaturan di kedua negara tersebut, alat bukti elektronik dianggap sebagai alat bukti yang sah di pengadilan.Adapun dalam beban pembuktiannya, kedua negara tersebut sama-sama menganut mengenai beban pembuktian biasa dan beban pembuktian terbalik. Pada dasarnya kedua produk hukum tersebut bertujuan untuk melindungi nasabah atau para pihak dari penyelenggara transfer dana.

The purposes of this research are to compare, to analyze, and to explai the syste, of evidence, particulary on evidence and burden of proof used on fund transfer between Indonesia and United States of America. Using United States if America law as comparison variable to Indonesia law in this research is regarding to the superpower status of America and its difference to the Indonesia law system. The most recent law that enacted by Indonesia goverment concerning fund transfer is Law Number 3 Year 2011. According to this research, researcher compared the Law Number 3 Year 2011 to Electronic Fund Transfer Act. Both regulations regulate transfer of fund in each country and consider that electronic evidence as a legitimate evidence to be used in court. Both regulations use common burden of prood and reversed burden of proof. At least, both regulations were enacted ti protec customer from the service provider of fund transfer."
2012
S42947
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Wilson
"STMIK Indonesia menyadari akan kebutuhan terhadap implementasi e-learning, namun pengalaman akan kegagalan implementasi e-learning menjadi pertimbangan perlunya suatu strategi manajemen perubahan dalam implementasi e-learning. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja system thinking dalam menyusun strategi manajemen perubahan.Langkah selanjutnya strategi manajemen perubahan tersebut dipetakan ke dalam 8 (delapan) langkah Kotter, kemudian dilakukan prioritasi dengan menggunakan analytic hierarchy process. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun strategi manajemen perubahan dengan studi kasus STMIK Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah strategi manajemen perubahan yang sudah diprioritaskan, yang dapat dijadikan dasar untuk memastikan implementasi e-learning di STMIK Indonesia berjalan sesuai dengan keinginan.

STMIK Indonesia realized the need for the implementation of e-learning, but the experience of the failure of the implementation of e-learning into consideration the need for a change management strategy in the implementation of e-learning. This research uses the framework of system thinking to createthe change management strategy. In the next step, the change management strategy that have been created will be mapped into 8 (eight) steps Kotter, and then will be prioritized by analytic hierarchy process.The purpose of this research is create change management strategy in STMIK Indonesia. The result of this research is change management strategy that have been prioritized, which is it can be reference to make sure implementation of e-learning in STMIK Indonesia work smoothly as the hope."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"[Perkembangan e-commerce di Indonesia semakin pesat dilihat dari banyaknya toko-toko online yang bermunculan. Hal ini membuka peluang bagi penggunaan jenis-jenis e-payment sebagai media pembayaran pada toko online. PT XYZ mengembangkan produk uang elektronik bernama uang elektronik M sebagai salah satu solusi untuk sistem pembayaran dengan e-payment. Pada pelaksanaannya, perkembangan produk uang elektronik ini masih jauh dari target jumlah nasabah yang diharapkan yaitu baru mencapai 1776 dari target 142616 nasabah. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam implementasi produk uang elektronik PT XYZ. Objek penelitian ini adalah pengguna dan pengelola produk uang elektronik M. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada nasabah uang elektronik M sebanyak 125 orang yang terdiri dari 93 nasabah yang pernah bertransaksi dan 32 nasabah yang belum pernah bertransaksi. Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui wawancara kepada ketua tim dan manajer pemasaran uang elektronik M serta kepada 9 orang nasabah uang elektronik M. Penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa hambatan yang dihadapi uang elektronik M meliputi keterbatasan merchant, keterbatasan metode akses, keterbatasan channel transaksi, biaya transaksi, kompetitor produk sejenis, serta faktor sosial budaya yaitu kebiasaan menggunakan metode pembayaran selain uang elektronik. Tantangan yang dihadapi PT XYZ dalam pengembangan uang elektronik M adalah tingkat kompetisi produk sejenis yang tinggi, adanya pengaruh barang substitusi serta tingginya ekspektasi nasabah untuk memperoleh layanan uang elektronik yang aman, nyaman, dan terpercaya., E-commerce development in Indonesia has been increasing since more online shops are established. This development of e-commerce triggers the use of e-payment as the payment instrument in online shops. XYZ company as a payment solution provider in Indonesia developed an electronic money product named M e-money. By the end of 2014, the M e-money users reach the number of 1776 while the number of users targeted in the business plan was 142616. This research is intended to identify the challenges and obstacles XYZ company faces in implementing M e-money product. The data was collected through questionairres and interviews. The respondents of the survey consisted of 125 M e-money users, where 93 of the respondents have experienced using M e-money, and 32 of the respondents have never used M e-money. The qualitative data was collected through interviews to the M e-money team in XYZ company. Interviews were also conducted to 9 users of M e-money. The research concludes barriers and challenges faced by XYZ company in the implementation of M e-money. The barriers faced by the M e-money users are the limitation of merchants, limitation of access method, limitation of transaction channel, the cost of transaction, other e-money products existed, and socio-cultural factor. These barriers leads to challenges faced by the company. The challenges faced by the company in the implementation of M e-money are the high competition among similar products, the influence of substitute products, and high expectation from users to have a safe, convenient, and trusted e-money services.]"
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririh Asih Priyahita
"ABSTRAK
Dengan seiring perkembangan zaman, kemunculan gagasan mengenai non-tunai dalam sistem pembayaran, diawali dengan adanya kebutuhan masyarakat untuk memberikan uang dalam jumlah yang besar sedangkan uang mereka telah tersimpan di tempat penyimpanan yang dikenal dengan bank. Perkembangan teknologi melalui komputer dan internet membuat kegiatan pembayaran non-tunai semakin berkembang pesat dengan sistem-sistem baru yang diimplementasikan di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) merupakan sebuah metode di dalam masyarakat dimana mereka diarahkan untuk mengurangi penggunaan uang cash (tunai) dan mulai mencoba untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mencoba untuk merasakan janji manis yang diberikan oleh teknologi tersebut. Kebijakan sistem pembayaran non-tunai diarahkan untuk memperkuat sistem pembayaran non-tunai agar dapat diselenggarakan dengan lebih aman, efisien, dan andal, sehingga mampu mendukung upaya untuk menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan serta memperlancar aktivitas perekonomian nasional. Sistem pembayaran berbasis teknologi yang dikenal dalam masyarakat memiliki beragam bentuk dalam implementasinya yang seluruhnya memiliki satu tujuan dalam melakukan transaksi pembayaran baik secara sukarela maupun timbal balik. Perkembangan tren teknologi pada sistem pembayaran masa kini, setidaknya dikenal teknologi Electronic / Mobile Commerce; teknologi metode pembayaran menggunakan Contacless Payments & Near Field Communication (NFC) serta Mobile Barcode / Quick Response Code (QR Code); hingga teknologi penggunaan mata uang digital seperti Bitcoin. Dalam menghadapi kemajuan teknologi dalam bidang sistem pembayaran tersebut, Indonesia sebenarnya telah memiliki berbagai perangkat hukum yang dapat mengakomodir GNNT sebagai implementasi sistem pembayaran berbasis teknologi, khususnya dalam hukum perbankan, maupun yang terkait lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan instrumen hukum yang telah ada dalam mendukung GNNT, peran Bank Indonesia dan Pemerintah diharapkan dapat lebih optimal dalam implementasinya maupun penegakannya. Hal ini mengingat sistem pembayaran merupakan salah satu prasyarat bagi pencapaian tujuan utama bank sentral, yaitu stabilitas moneter dan keuangan

ABSTRACT
In accordance to the era development, the implementation of non cash payment system has been initiated by the society needs to hand over some cashes in a huge amount but their money has been kept in a bank. The technology development of computer and internet has create a brand new non cash payment activities rapidly into a newer systems that has been implemented in most of the countries all over the world, including Indonesia. Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) is a method in society where they are directed to minimize the usance of cash money and star to adapt with the tecnology development and try a better service with that kind of technology. The non cash payment system policy is intended to strengthen the non cash payment system so that it could be implemented more securely, efficiently, and reliably in order to support the effort on maintaining monetary stability, financial system and national economic activities. The technology-based payment system amongst the society has various kinds of form in their implementation on which they have one target to achieve here in performing a better payment transaction either voluntarily or mutually. The technology development trend in payment system nowadays, at least has Electronic / Mobile Commerce; payment system technology using Contacless Payments & Near Field Communication (NFC) serta Mobile Barcode / Quick Response Code (QR Code); until the utilization of digital currency like Bitcoin. In encountering such tecnology improvement in payment system, Indonesia has in fact formulated various legal instruments to accommodate GNNT as the implementation of technology-based payment system, especially in banking law and other related ones. In connection with such legal instruments implementation, the role of Bank Indonesia and Government is expected to be more optimal either in the implementation and or enforcement, as the payment system shall be considered as on of the requirement to achive the central bank main purpose, which is monetary and financial stability"
2016
T45901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>