Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yukitri Nofriandita
"Perilaku manusia yang berhubungan dengan keselamatan merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisis apa yang dibutuhkan untuk membuat perilaku aman lebih dimungkinkan dan mengurangi perilaku yang berisiko (Geller, 2001). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bekerja aman sangat penting untuk diketahui sehingga faktor-faktor tersebut dapat diperbaiki dan terus ditingkatkan agar terhindar dari kecelakaan kerja, baik injury maupun near miss.
Aspek keselamatan pada bengkel servis mobil yang bergerak dalam industri sektor informal, merupakan aspek penting karena terdapat banyak kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja karena kondisi industri informal saat ini masih sangat kurang memadai dan juga kurang mendapat perhatian dari instansi terkait, tidak sesuainya rancangan tempat kerja, kurang baiknya prosedur atau pengorganisasian kerja, rendahnya kesadaran para pekerja untuk berperilaku aman dalam bekerja serta minimnya peralatan pelindung bagi pekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dimana informasi dan data dikumpulkan pada satu waktu yang sama melalui penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara pada 22 bengkel servis mobil di Depok. Sampel pada penelitian ini berjumlah 106 responden. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui 51,9% pekerja berperilaku aman dan 48,1% pekerja yang berperilaku tidak aman. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perilaku aman adalah pengetahuan. Sedangkan, faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi perilaku aman adalah sikap, pengalaman bekerja, ketersediaan SOP, ketersediaan APD, peran pengawas dan peran rekan kerja.

Human behavior related to safety is an approach to analyzing what is needed to make the behavior more likely to be safe and reduce risk of behavior (Geller, 2001). Factors affecting work safety behavior are very important to be known so that these factors can be repaired and improved continuously in order to avoid accidents, whether injury or near miss.
Safety aspects of the car service station engaged in the informal sector industries, is an essential aspect because there are a lot of conditions or circumstances that can lead to accidents due to the conditions of informal industry is still highly inadequate and also received less attention from the authorities, the incompatibility plans of employment, poor procedures or organizing work, lack of awareness of the workers to behave safely at work and also lack of protective equipment for workers.
This research is a quantitative study with cross-sectional design where information and data collected at the same time through the distribution of questionnaires, observations and interviews in 22 car service stations in Depok. The sample in this research are 106 respondents. Bivariate analysis performed by Chi Square test.
Results of the study, 51,9% of workers behave safely and 48,1% others do not behave safely. Factors that do not affect safety behavior is knowledge. Meanwhile, factors that shown to affect safety behavior are the attitude, working experience, availability of SOP (Standar Operating Procedure), availability of PPE (Personal Protective Equipment), role of supervisor and role of co-worker.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Melisa
"Perilaku berkendara aman(safety riding) merupakan bagian dari budaya keselamatan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku aman berkendara (safety riding), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan yang meliputi pengetahuan, motivasi, dan sikap sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan yang meliputi penggunaan alat pelindung diri, kondisi kendaraan, kondisi jalan, dan fasilitas rambu dan marka jalan. Desain peneltian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini ingin menunjukkan gambaran perilaku aman berkendara pada pengandara ojek di Universitas Indonesia, sedangkan hasil yang didapat untuk melihat adakah hubungan antara faktor internal dengan perilaku dan faktor eksternal dengan perilaku adalah terdapatnya hubungan antara pengetahuan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara motivasi dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung diri dengan perilaku aman berkendara, dan terdapatnya hubungan yang bermakna antara kondisi kendaran dengan perilaku berkendara aman.

Safe riding behavior is a part of the culture of safety. There are two factors that affect safey riding behavior, the internal factors and external factors. Internal factors are those characteristics that are innate in question includes the use of knowledge, motivation, and attitude while the external factors is the environment such as use of personal protective equipment, vehicle condition, road conditions, and facility signs and road markings. The design of this research using quantitave research with cross sectional design. The result of this study to demonstrate safe riding behavior pictures of ojek at the University of Indonesia, while the result obtained to see is there a relationship between internal factors and external factors to the behavior with the behavior is the presence of a significant relationship between knowledge of safe riding behavior, motivation of safe riding behavior, attitude of safe riding behavior, personal protective equipment of safe riding behavior, vehicle condition of safe riding bahavior, road condition of safe riding behavior, and facility signs and road markings of safe riding behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Febrina
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada beberapa negara di dunia (WHO, 2010). Keselamatan lalu lintas di Indonesia adalah yang terburuk se-ASEAN (ADB, 2006) dan hampir setengah dari kasus kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh perilaku tidak aman (Raymond, 2008).
Dalam prasurvei awal tahun 2012 yang dilakukan pada pengendara ojek stasiun Citayam, ditemukan hampir seluruhnya tidak menggunakan helm, +50% ugal-ugalan, +30% berkendara sambil menggunakan telepon genggam, dan sebagainya, sehingga sangat berbahaya dan tidak sesuai dengan regulasi UU Lalin No. 22/2009, PP No. 43/1993 mengenai batas kecepatan, dan tata cara berkendara motor dari Dirjen Perhubungan RI tahun 2005.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran faktor resiko perilaku tidak aman pengendara ojek stasiun Citayam, Depok tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Informan dari penelitian dipilih sebanyak 4 orang pengendara ojek, dan 2 orang penumpang serta 2 orang pejalan kaki untuk triangulasi data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dikroscek sebagai validitas data. Data diolah dalam bentuk narasi dan tabel.
Penelitian ini menggunakan teori Safety Triad dari Geller (2001) dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor manusia dan faktor lingkungan. Teori ini digunakan karena dianggap cukup tepat dalam menganalisis perilaku tidak aman pengendara ojek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara ojek stasiun Citayam, Depok berperilaku tidak aman dalam berkendara. Faktor manusia yang mempengaruhi perilaku tidak aman adalah ketiadaan motivasi dalam bentuk pengalaman celaka, rendahnya pengetahuan mengenai regulasi berkendara, dan ketidaktahuan standar keterampilan berkendara yang baik, sedangkan kondisi fisik tidak terlalu berhubungan dengan perilaku tidak aman. Pada faktor lingkungan yang berhubungan dalam membentuk perilaku tidak aman adalah kondisi kendaraan, kondisi cuaca, dan intervensi penumpang, sedangkan kondisi jalan tidak berpengaruh.
Untuk itu disarankan ada penegakkan hukum yang konsisten dan melaksanakan penyuluhan melalui media sosialiasi, diskusi, poster, atau stiker yang berisi pengenalan regulasi berlalu lintas dan berkendara dan penjelasan mengenai bahaya resiko kecelakaan jalan raya.

Traffic accident is the one of the highest cause of death of several countries in the world (WHO, 2010). Road safety in Indonesia is the worst in ASEAN (ADB, 2006) and almost half of motorcycle accidents are caused by unsafe behavior (Raymond, 2008).
At the pra-survey in early 2012 on a ojek riders in Citayam railway station, found that almost entirely riders did not use helmet, +50% bad riding, +30% using their cell phone while riding, etc., so that really dangerous and not compliance with Traffic Act No.22/2009, PP about speed limit No. 43/1993, and safety riding procedures from Dirjen Perhubungan RI 2005.
This study intends to see the description of risk factors related with unsafe behavior of ojek riders in Citayam railway station, Depok 2012 by using descriptive approach and qualitative method. Informants was chosen amounted 4 ojek riders, 2 passengers, and 2 pedestrians for triangulated purposes. In collecting data, the study using observation and in-depth interview methods which later be cross-checked for validation. Then data being processed in narative and table.
This study is using Safety Triad Theory by Geller (2001) which explained that behavior is influenced by individual factor and environmental factor. It is used because it quite appropriate to analize unsafe behavior of ojek riders.
The result showed that almost all ojek riders in Citayam railway station, Depok, do unsafe behavior while riding. Individual factors that influenced unsafe behavior are lack of motivation in having a bad experience while riding, lack of knowledge about riding regulation, and the ignorance of standards in good riding skill, whereas the physical condition is not really related with unsafe behavior. Environmental factors that related with unsafe behavior are motorcycle condition, weather condition, and passengers intervention, whereas bad road condition is not really influenced in making an unsafe behavior.
It is recommended to consistently enforce the law and do a kind of counseling by using social media, discussion, poster, or sticker which contain the regulation of traffic and riding, and also about hazards & risks of road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Januardi Putra
"Perilaku tidak selamat adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Perilaku tidak selamat merupakan salah satu penyebab langsung terjadinya kecelakaan. Jenis perilaku tidak selamat yang terjadi di PT X Tahun 2014, yaitu gagal dalam mengamankan, tidak disiplin dalam pekerjaan, gagal dalam memberi peringatan, menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang bedasarkan teori dari teori Lawrence Green dan E Soot Geller. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (persepsi,pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (pengawasan, peraturan K3 dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku tidak selamat, dan juga terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak selamat.

Unsafe behavior is behavior that may permit the occurrence of an accident or incident. Unsafe behavior is one of the direct causes of accidents. Type of unsafe behavior that occur at PT X, failed to securing, no discipline in work, failed to give a warning, using wrong equipment and posture. This research uses variables from the theory of Lawrance Green and E Scoot Geller. analysis of unsafe Behavior. The variables studied were Internal factors (perception, knowledge and motivation) and external factors (supervision, regulation and training ). The result show is relationship between perceptions with the unsafe behavior, and relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagyo Cahyono
"Behavior Based Safety (BBS) adalah salah satu proaktif proses/program yang digunakan secara luas di industri untuk upaya peningkatkan keselamatan kerja dan lingkungan melalui peningkatan perilaku aman dan mengurangi perilaku berisiko pada tempat kerja. Program ini dimulai dengan pembentukan tim pelaksana, pembuatan lembar observasi, dan pelatihan observasi bagi pekerja sebagai aspek input. Kemudian untuk aspek proses meliputi jalannya kegiatan observasi, keaktifan tim pelaksana, hasil observasi dan bimbingan (coaching). Aspek output yakni kepatuhan dalam observasi, tingkat partisipasi, persentase (%) perilaku aman, Total Recordable Incident (TRI) rate, dan review berkelanjutan (sustainability review)
Tesis ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi atas implementasi Behavior Based Safety (BBS) program dilihat dari aspek input – proses – output pada pekerja PT.Chevron Indonesia Company Kalimantan Timur tahun 2014
Dari hasil penelitian didapatkan, Aspek input berjalan baik sesuai dengan panduan, bahkan pemahaman akan pelatihan mendapatkan hasil sangat baik. Aspek proses, terdapat 30% anggota tim pengarah yang pasif, 10% hasil observasi tidak memenuhi kriteria observasi yang berkualitas, ada peningkatan jumlah bimbingan 66%. Aspek output; partisipasi yang hampir 100% karena observasi diwajibkan oleh manajemen, peningkatan perilaku aman 0.3% - 0.4% dari tahun sebelumnya, TRI rate menunjukan trending penurunan overall 40% sejak penerapan program di Kalimantan dan hasil review berkelanjutan yang mendapat hasil kenaikan kelulusan untuk kriteria tim pelaksana, lembar observasi, training, komunikasi, serta analisa data sedangkan yang tidak lulus adalah kriteria dukungan manajemen, tindak lanjut komentar yang membutuhkan tindak lanjut dan penghargaan kepada observer dan tim pelaksana.
Program BBS yang sudah dijalankan lebih 6 tahun ini menunjukan tanda-tanda penuaan atau membosankan diperlukan dukungan manajemen untuk memperkuat peran BBS dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Behavior Based Safety (BBS) is one of proactive process/program that is used widely in industry as efforts to increase workplace safety and the environment through the increasing of safe behavior and reducing at-risk behaviors in the workplace. The program started with the establishment of implementation team, develop observation sheets, and observation training for workers as input aspect. Then aspects of the process included activities of observation, effectiveness of the implementation team, result of observation and coaching. The output aspects are compliance to submit observation, the participation rate, the percentage (%) safe behavior, Total Recordable Incident (TRI) rate and sustainability review
Aims of this thesis is to obtain an evaluation of the implementation of Behavior Based Safety (BBS) program reviewed from the aspect input - process - output on workers PT. Chevron East Kalimantan Indonesia Company in 2014.
Results of this research, in all aspect input items were well done accordance with the reference, understanding the training get very good. Aspects of the process, there was 30% passive steering team members, 10% of the observations not meet the criteria of quality observation, increasing of 66% coaching activities. Aspects output; the participation of nearly 100% since observations is mandatory, increasing in safe behavior 0.3% - 0.4% from the previous year, the TRI rate shows decline trending of 40% overall since the implementation of the program in Kalimantan and the results of sustainability review that gets the results of the increase in pass to the criteria of the implementation team, observation sheets, training, communication, and data analysis while not pass criteria are management support, follow-up comments that require follow-up steering team and recognize appreciation to the observer and the implementation team.
BBS programs that have been run over 6 years is showing signs of aging or boring which is management support needed to strengthen the role of BBS in achieving the desired objectives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sialagan, Togar Robin
"Banyak perusahaan berupaya menampilkan kinerja Keselamatan dan Keschatan Kerja dan Lindung Lingkungan {K3LL) sebaik mungkin. Selain untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan kinerja K3LL juga merupakan implementasi tanggung jawab perusahaan untuk memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti yang telah diamanatkan dalam UU Rl no.1 tahun 1970.
Dari berbagai studi kecelakaan ditemukan bahwa perilaku manusia memegang peranan penting pada terjadinya suatu kecelakaan (Heinrich ct. aL, 1980; Bird dan Germain, 1990; Wiegmann dan Shappell, 1977; Reason dan Maddox,1999). Adapun desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional dari 3l respondcn pekerja di PTEGS dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis statistik univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi bermakna antara faktor pengetahuan, faktor motivasi, faktor persepsi, faktor peran rekan kerja, faktor peran penyelia pada perilaku aman di PTEGS tahun 2008 dan juga dikctahui 94% responden termasuk kategori baik dan 6% responden termasuk kategori kurang baik. Semua faktor yang diteliti berkategori baik sangat dominan (antara 87% 90%). hasil uji chi-square diketahui bahwa seluruh responden yang berkategori baik atas pengetahuan, motivasi, persepsi, peran rekan kerja dan peran penyelia juga berperilaku aman baik.

Many companies do many ways to enhance their Health, Environment (HSE) performances. TI1ese are also to show their commitments to provide the safety protection of their workers and to show their compliances with the act no.l year 1970 of Republic of Indonesia. Based on several accidents' studies found that human behavior. take the important role in the accident occurrences (Heinrich et. L, 1990; Wicgmnun and Shappdl, 1977; Rcnson and Maddox, 1999).
Based on above findings and the company commitment maintain the high HSE performance, the writer do analyzing the contributing factors to safety behavior. For this purpose , the writer used descriptive analytic with cross sectional approach. The Writer collected the data from 31 respondent of PT EGS workers by structured questionaires. The data analysed use unvariate analysis and bivariate analysis.
The result showed that all contributing factors (knowledge, motivation, perception, role of coworkers, and role of supervisors) had significant correlation with safety behavior at PT. EGS Indonesia in the year of 2008. Besides that it's known that 94% respondents categorized as good and 6% respondent categorized as poor good. The percentages of respondents categorized as good were very dominant (between 87% 90%). By using the chi-square tcest known that all respondents who have good category in the contributing factors also do safety behavior. Hopefully the results of this research could be contributed to the enhancement of the safety behavior and HSE performances at PT EGS."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T32021
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Putri Angraini
"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengendara sepeda motor rentan terhadap cedera fatal jika terlibat dalam kecelakaan dibandingkan pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu, salah satu bentuk pencegahan risiko pada pengendara sepeda motor adalah dengan menggunakan helm. Penelitian ini bertujuan untuk menguji komponen dari Theory of Planned Behavior (TPB), yaitu sikap dan norma deskriptif, dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Penelitian dilakukan kepada 632 pengendara sepeda motor berusia 18-24 tahun di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur dari elisitasi wawancara, Brijs et al, (2014), dan Forward (2009). Berdasarkan analisis multiple regression ditemukan bahwa sikap dan norma deskriptif signifikan dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Norma deskriptif merupakan variabel yang paling berperan dalam memprediksi perilaku penggunaan helm. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah pengendara sepeda motor menyadari akan pentingnya penggunaan helm untuk kepentingan mereka dalam berkendara.

Various studies have shown that motorcyclists are more prone to fatal injuries if involved in an accident than other road users. Therefore, one form of risk prevention for motorcyclists is to use a helmet. This study aims to examine the components of the Theory of Planned Behavior (TPB), namely descriptive attitudes and norms in predicting helmet use behavior on motorcycle riders. The study was conducted on 632 motorcycle riders aged 18-24 years in Greater Jakarta. Measurements were carried out using measuring instruments from elicitation interviews, Brijs et al, (2014), and Forward (2009). Based on multiple regression analysis, it was found that attitudes and descriptive norms were significant in predicting the behavior of motorcycle riders using helmets. Descriptive norm is the most important variable in predicting helmet use behavior. The implication of the results of this study is that motorcyclists are aware of the importance of using helmets for their interests in driving."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azri Dwi Mahfudzi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku berkendara aman (Safety riding), seperti pendidikan, pelatihan, penetahuan, motivasi, penegakan hukum, intervensi penumpang, nilai kelompok dan kondisi kendaraan. Jenis penelitian ini adalah analitik deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 100 pengendara ojek onlinedi wilayah Depok, Jawa Barat.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa pengendara yang berperilaku aman adalah 49%.Penelitian ini juga menghasilkan hubungan antara varibel bebas dengan variabel terikat. Dimana perilaku bekendara aman tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan, motivasi, intervensi penumpang dan nilai kelompok dengan p value pada variabel pengetahuan adalah <0,001.

This research aims to get the factors affecting safety riding behavior, such as education, training, knowledge, motivation, law enforcement, interventions of passengers, the value of team within organization, and vehicles conditions. This research uses descriptive analytic method using cross sectional study. The sample used in this research is 100 of Online Ojek drivers in Depok, West Java.
The result of the researh is that there is only 49% of the total respondents who implements safety riding. This research also results in interelations between independent and dependent variables in which safety riding is affected by knowledge, motivation, and the value of team within organization. The Chi square test results in p value <0,001 on knowledge variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novahana Noor Pradita
"ABSTRAK
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas khususnya pada kendaraan roda dua dengan korban kedua paling banyak adalah usia remaja. Berbagai faktor melatarbelakangi angka ini, akan tetapi faktor perilaku disebut sebagai faktor utama. Perilaku yang berkembang pada masa remaja dapat menetap hingga dewasa, sehingga dibutuhkan perbaikan perilaku sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sekaligus faktor yang berhubungan dengan perilaku mengemudi beresiko pada remaja. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan cross sectional. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner kepada siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (n=168). Hasil peneitian menunjukkan hampir sebagian besar responden berperilaku mengemudi berisiko. Selain itu terdapat hubungan antara pengaruh teman dan pengaruh orang tua dengan perilaku mengemudi pada remaja. Dibutuhkan tindak lanjut yang lebih tegas dari pihak kepolisian juga kerja sama dari pihak sekolah maupun orang tua untuk menurunkan perilaku mengemudi berisiko pada remaja.

ABSTRACT
The number of traffic accidents is very high, especially on two-wheeled vehicles with the second most victims are adolescence. Various factors underlie this number, but behavioral factors reffered as the major factor. Behaviors that develop in adolescence can persist into adulthood, so behavior improvement is needed as early as possible. This study aims to describe factors related to risky driving behaviors in adolescents. The method used is quantitative and cross sectional. The data were collected by distributing questionnaires to high school students (n = 168). The results showed that majority of respondents have risky driving behaviors. In addition there is a relationship between the influence of friends and the influence of parents with driving behavior in adolescents. Rigorous law enforcement by the police and cooperation from parents and school are needed to reduce risky driving behavior in adolescents."
2016
S64821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virozza Bianca Jasmine
"ABSTRAK
Perilaku pekerja yang tidak aman dapat menyebabkan tingginya risiko kecelakaan kerja, terutama dalam proyek konstruksi di DKI Jakarta. Perilaku kerja yang aman dapat dipengaruhi oleh faktor organisasi dan faktor psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor organisasi dan faktor psikologis untuk meningkatkan perilaku kerja yang aman. Dengan mengadopsi model kinerja keselamatan dalam penelitian sebelumnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model bayesian network (BN) untuk mengetahui hubungan antara variabel prediktor (faktor organisasi dan faktor psikologis) dan variabel respon (perilaku keselamatan pekerja) menggunakan Directed Acyclic Graph (DAG). Metode BN sangat berguna dalam memprediksi efektivitas berbagai strategi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor psikologis memiliki pengaruh langsung yang lebih signifikan daripada faktor organisasi. Berdasarkan simple strategies, faktor yang paling efektif untuk meningkatkan perilaku kerja yang aman adalah sikap keselamatan, komitmen manajemen, dan norma subjektif. Selain itu, ditemukan bahwa joint strategies antara komitmen manajemen, kepemimpinan, niat, dan pengendalian perilaku yang dirasakan mampu memiliki pengaruh terbesar untuk meningkatkan perilaku kerja yang aman.

ABSTRACT
Unsafe behavior of workers can cause a high risk of workplace accidents, especially in construction projects in DKI Jakarta. Safe work behavior can be influenced by organizational factors and psychological factors. This research aims to identify the relationship between organizational factors and psychological factors for improving safe work behavior. By adopting a safety performance model in previous studies, the method using in this research is bayesian network (BN) model to represent the relationship between predictor variables (organizational factors and psychological factors) and the response variable (safe work behavior) using Directed Acyclic Graph (DAG). The BN method is very useful in predicting the effectiveness of various strategies. The results of this research indicate that the psychological factors have a more significant direct effect than organizational factors. Based on the simple strategies, the most effective factors for improving safe work behavior are safety attitudes, management commitment, and subjective norms. Furthermore, it was found that the joint strategies between management commitment, leadership, intention, and perceived behavioral control were able to have the greatest influence for improving the safe work behavior."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>