Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Efiyanna
"Latar Belakang : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II merupakan institusi pendidikan yang mencetak tenaga kesehatan dimana lulusannya dituntut untuk mempunyai kualitas yang handal dan profesional dibidangnya.Seleksi Penerimaan mahasiswa baru yang terdiri atas dua macam jalur masuk merupakan tahap penyaringan awal untuk mendapatkan calon peserta didik yang berkualitas dan akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang pada jangka panjangnya berdampak terhadap mutu lulusan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu diketahuinya hubungan antara jalur masuk seleksi penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi belajar dengan berbagai faktor konfoundingnya. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional dengan analisis statistik mengguna kan uji korelasi regresi linear sederhana, uji T, Anova, Chi Square, Regresi Linear Ganda dan Regresi logistik.
Hasil analisis regresi linear ganda menunjukkan adanya hubungan yang positif antara jalur masuk dengan prestasi belajar mahasiswa setelah dikontrol oleh variabel konfounding jenis kelamin, daerah asal sekolah dan tempat tinggal. Nilai R = 0,359 , nilai R2 = 0,129. Model regresi linear ganda yang diperoleh dengan persamaan matematis yaitu sebagai berikut : Prestasi Belajar(IPK) = 2,917 + 0,103.Jalur masuk + 0,189.jenis kelamin + 0,085.tempat tinggal_1+ 0,157. tempat tinggal_2 + 0,062. Daerah asal sekolah. Jalur masuk seleksi penerimaan mahasiswa baru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, daerah asal sekolah dan tempat tinggal.
Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa setelah dikontrol oleh variabel jalur masuk,daerah asal sekolah dan jenis kelamin didapatkan responden yang jalur masuk seleksi mahasiswa baru melalui jalur PMDP mempunyai peluang 1,93 kali lebih besar untuk mendapatkan IPK > 3,3 dari pada responden yang jalur masuknya melalui jalur umum, responden yang daerah asal sekolah dari DKI Jakarta mempunyai peluang 1,9 kali lebih besar untuk mendapatkan IPK > 3,3 dari pada responden yang daerah asal sekolahnya luar DKI Jakarta dan responden yang berjenis kelamin perempuan mempunyai peluang 1,6 kali lebih besar untuk mendapatkan IPK > 3,3 dari pada responden yang berjenis kelamin laki-laki.
Saran dari penelitian ini yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi Pusdiknakes untuk menambah kuota bagi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur PMDP karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jalur masuk sipenmaru dengan IPK, dimana mahasiswa yang masuk melalui jalur PMDP memiliki rata-rata IPK yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jalur umum.

Background: Polytechnic of Ministry of Health, Jakarta II, is an educational institution that gives a rise to many medical experts who have a star and professional quality. The selection admission for freshmen consists of two kinds of pathways functioning as the very first way for the institue to get the qualified candidates. The pathways will also influence students’ learning achievement that is expected to give a long term impact on the quality of the graduates.
The objective of this research is to find out the correlation between admission pathways for freshmen, some of the confounding variables, and students’ learning achievement.. The research method is developed cross-sectionally and statistical analysis is done with simple and multiple regression test, T-test, Anova test, Chi-square test, and logistic regression correlation test.
The result of linear regression analysis shows the positive correlation between the admission pathways and students’ learning achievment after being controlled by confounding variables: gender, high school district, and place of living. The R value = 0,359 and R2value = 0,129. the mathematical equation for multiple linear regression model is: Learning Score(GPA) = 2,917 + 0,103*Admission pathway + 0,189*gender + 0,085*place of living_1 + 0,157*place of Living_2+0,062*highschool + 0,157. district. Admission pathway has a significant effect to students’ learning achievement (in this case, evaluated by students’ score or GPA) after being controlled by other variables, such as gender, high school district, and place of living.
The multivariate analysis with logistic regression shows that, after being controlled with admission pathways, high school district, and gender, the respondents through PMDP pathway have 1,93 times bigger chance to have GPA above 3,3 points compared with the respondents through a regular pathway. The respondents whose highschool was in Jakarta have 1,9 times bigger chance to have GPA above 3,3 points compared with the respondents whose highschool was outside Jakarta. The female respondents have 1,6 time bigger chance to have GPA above 3,3 points compared with male respondents.
The suggestion obtained from this research is that this study can be a consideration for Education Center for Medical Experts (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan / Pusdiknakes) to increase quotas for PMDP admission pathway because there is a correlation between the admission pathway and students’ score (GPA). The students coming through PMDP way is evenly having a higher GPA score compared to the students coming through a regular way.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Fridayanti
"Kajian ini menyajikan ilustrasi rekonstruksi aturan kelembagaan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada SMAN 1 Kotagajah, Lampung Tengah. Peningkatan hasil belajar peserta didik ini direkonstruksi dengan basis kerangka kelembagaan bertingkat, dengan menggunakan model ?policy process as a hierarchy? sebagaimana diperkenalkan oleh Bromley. Kajian ini termasuk dalam SSM-based action research dengan kategori problem solving interest. Dengan pilihan ini, perubahan yang diinginkan dan mungkin dilakukan (feasible and desirable change) dengan mempertimbangkan systematically desirable, culturally feasible adalah pertimbangan di antara para pemilik masalah (problem owner). Hasil kajian menunjukan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tidak hanya melibatkan satu tingkat saja, melainkan memerlukan dukungan kebijakan bertingkat. Institutional arrangement mengatur bagaimana tingkat di bawahnya dapat berfungsi dengan baik.

This study represents an illustration of the reconstruction of Institutional Arrangements to improve the learning achievement for students at SMAN 1 Kotagajah, Central Lampung. The Improved learning process is reconstructed on the basis of the institutional multilevel framework, by using from the 'policy process as a hierarchy' model as introduced by Bromley. This study includes the SSM-based action research with problem solving interest categories. With this option, feasibility and desirable change is made possible systematically considering the desirability and also cultural feasibility of the proponents. The results of the study shows that improving student learning curve not only involves a single level, but requires the support of a multilevel policy framework, and institutional arrangement governing how the lower level to function properly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Meulya Rezeki
"Latar Belakang: Banyak anak menghabiskan waktunya untuk menonton TV lebih lama daripada aktivitas lainnya termasuk untuk belajar. Akhir-akhir ini banyak media visual baru bermunculan seperti internet dan permainan komputer, sehingga waktu yang dihabiskan anak untuk pemanfaatan media visual menjadi lebih banyak. Penelitian yang mempelajari pengaruh media visual terhadap prestasi akademis masih terbatas, terutama di Indonesia. Kebanyakan penelitian yang ada hanya meneliti satu jenis media visual yaitu TV, dan sebagian besar hanya membahas dari segi waktu yang digunakan tanpa memperhatikan segi jenis acara.
Tujuan: Mengetahui pola pemanfaatan media visual murid SMPN 115 Jakarta dan hubungannya dengan prestasi akademis, serta faktor apa saja yang memengaruhi prestasi akademis.
Metode: Penelitian bersifat potong lintang analitik dengan pengumpulan data menggunakan survei, kuesioner, dan logbook pada bulan Mei hingga Juli 2012. Subjek penelitian adalah 129 murid kelas VII SMPN 115 Jakarta yang dipilih secara consecutive sampling. Analisis statistik dilakukan untuk mencari faktor yang berhubungan dengan prestasi akademis dengan cara uji kai kuadrat (analisis bivariat) dan uji regresi logistik (analisis multivariat).
Hasil: Prevalensi murid SMPN 115 Jakarta yang memanfaatkan media visual selama >2 jam per hari adalah 39,5% pada hari kerja dan 64,3% pada hari libur. Prevalensi murid SMPN 115 Jakarta yang memanfaatkan media visual tidak sesuai dengan usianya adalah 69% pada hari kerja dan 63,6% pada hari libur. Lama pemanfaatan jenis acara media visual pada hari kerja maupun hari libur, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan per kapita, struktur keluarga, dan pendidikan di luar sekolah tidak memengaruhi prestasi akademis. Faktor yang secara statistik bermakna memengaruhi prestasi akademis murid SMPN 115 Jakarta adalah jenis kelamin (nilai RO 3,264 (IK95% 1,38-7,74; p=0,007)), nilai IQ (nilai RO 4,634 (IK95% 1,66-12,90; p=0,003) untuk perbandingan nilai IQ rata-rata dan superior, nilai RO 5,452 (IK95% 1,51-19,64; p=0,009) untuk perbandingan nilai IQ rata-rata dan sangat superior), motivasi berprestasi dan strategi belajar (nilai RO 4,089 (IK95% 1,14-14,70; p=0,031) untuk perbandingan motivasi rendah dan sedang, nilai RO 61,104 (IK95% 7,42-502,95; p<0,001) untuk perbandingan motivasi rendah dan tinggi), masalah emosi dan perilaku (nilai RO 0,45 (IK95% 0,37-0,54; p=0,01)), serta pola asuh orangtua (nilai RO 0,45 (IK95% 0,37-0,55; p=0,022)).
Simpulan: Tidak ada hubungan antara media visual dengan prestasi akademis murid SMPN 115 Jakarta. Faktor yang memengaruhi prestasi akademis murid SMPN 115 Jakarta adalah jenis kelamin, nilai IQ, motivasi berprestasi dan strategi belajar, masalah emosi dan perilaku, serta pola asuh orangtua.

Background: Many children spend their time watching TV longer than any other activity, including learning. Lately, many emerging screen media such as the internet and computer games due to which the time spent on the child to use screen media is increasing. Study about the impact of screen media on academic performance is still limited, especially in Indonesia. Majority of existing study examined only one type of screen media, ie. TV, and mostly just discussed in terms of the time spent, regardless of the content.
Objective: The primary objective was to investigate the pattern of screen media usage by students in junior high school 115 Jakarta and its association with their academic performance. The secondary objective was to reveal factors affecting student's school performance.
Method: An analytic cross sectional study using survey, questionnaires, and 12 days logbook, was conducted from May to July 2012. Subjects were 129 grade VII students in junior high school 115 Jakarta and were selected by consecutive sampling. Chi square test and multivariant analyses with logistic regression calculation were used to analyze subjects.
Result: The prevalence of subjects using screen media for >2 hours per day were 39.5% in weekday and 64.3% in weekend. The prevalence of subjects using screen media not in accordance with their age was 69% in weekday and 63.6% in weekend. Screen media content and usage period in weekday and weekend, mother's education level, mother's occupation, family income, and out of school education have less impacts on academic performance. Factors that statistically have significance on affecting subjects' academic performance were sex (OR 3,26 (CI95% 1,38-7,74; p=0,007)), IQ grade (OR 4,63 (CI95% 1,66-12,9; p=0,003) as a comparison between average and superior IQ, OR 5,45 (CI95% 1,51-19,64; p=0,009) as a comparison between average and highly superior IQ), achievement motivation and learning strategy (OR 4,09 (CI95% 1,14-14,7; p=0,031) as a comparison between low and intermediate motivation, OR 61,1 (CI95% 7,42-502,95; p<0,001) as a comparison between low and high motivation), emotional and behavioral problem (OR 0,45 (CI95% 0,37-0,54; p=0,01)), and parenting style (OR 0,45 (CI95% 0,37-0,55; p=0,022)).
Conclusion: There is no association between screen media usage and academic performance of students in junior high school 115 Jakarta. Factors that influence academic performance of students in junior high school 115 Jakarta are sex, IQ grade, achievement motivation and learning strategy, emotional and behavioral problem, and parenting style.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorreta, Elisabeth
"Prestasi akademik yang baik diinginkan oleh setiap remaja.Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah status nutrisi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status nutrisi dengan pencapaian prestasi akademik.Penelitian dilakukan pada siswa SMAN 6 Tangerang. Penelitian ini menggunakan desaincross-sectional. Sampel sebanyak 167 responden diambil secara acak sederhana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki status nutrisi normal dan pencapaian prestasi akademik baik. Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara status nutrisi dengan pencapaian prestasi akademik (p value = 0,518; α = 0,05). Walaupun demikian, pihak sekolah perlu memberikan penyuluhan mengenai asupan nutrisi yang baik bagi siswa siswi.

The good academic achievement is desired by every adolescent. One of the factors that influenced is adolescent nutritional status. The aim of this study was to explore the relationship of adolescent nutritional status with academic achievement. This study was conducted in SMAN 6 Tangerang. This study used cross sectional design. Sample are 167 participants which is chosen by random sampling. Result showed majority participants had normal nutritional status and good academic achievement. This study also showed there was no correlation between nutritional status and academic achievement (p value= 0,001; α = 0,05). However, the school needs to provide education about nutrition consumption for students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnan
"Prestasi belajar mahasiswa selama menjalani proses pendidikan akan berdampak pada daya saing mahasiswa tersebut saat memasuki dunia kerja. Seseorang dengan prestasi belajar yang rendah akan kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya bahkan akan sulit mendapatkan pekerjaan. Motivasi, minat dan dukungan lingkungan diduga berperan besar dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dan kuat hubungan antara motivasi belajar, minat memilih jenis pendidikan tenaga kesehatan dan dukungan lingkungan baik secara Sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap prestasi belajazr mahasiswa Politeknik Kesehatan Pekanbaru.
Disain penelitian ini adalah cross sectional, dengan populasi semua mahasiswa kelas regular Politeknik Kesehatan Pekanbaru pada program Studi kebidanan, keperawatan dan gizi sebanyak 326 mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi sederhana dan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifkan antara motivasi belajar dan minat lerhadap prestasi belajar mahasiswa dengan koefisien determinan 0,445. Artinya variabel motivasi dan minat secara bersama-sama dapat memprediksi prestasi belajar mahasiswa sebesar 44,S%. Sementara itu dukungan Iingkungan tidak terbukti berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa Politeknik Kesehatan Pekanbaru.
Setelah dikontrol dengan dua variabel konfending yaitu jurusan asal sekolah dan uang saku, ternyata kedua variabel konfonding tersebut turut pula menambah kekuatan determinan terhadap prestasi belajar mahasiswa Politeknik Kesehatan Peknnbaru menjadi 45,4 % dengan model persamaan regresi* Prestnsi Belajar = -1,288 + 0,04746 * Motivasi + 0,0281 * Minat + 0,014664* Asal Sekolah + 0,007228* Uang Saku.
Dengan demikian yang menjadi model determinan prestasi belajar mahasiswa Politeknik Kesehalan Pekanbaru adalah, motivasi belajar, minat memilih pendidikan tenaga kesehatan,jurusan asal sekolah, dan uang saku.
Politeknik Kesehatan Pekanbaru perlu melakukan upaya-upaya peningkatan motivasi dan penyesuaian minat pada diri mahasiswa sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Perlu melakukan penelitian lanjutan terhadap faktor-faktor Lainnya yang mungkin pengaruhnya sangat besar terhadap prestasi belajar mahasiswa."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putra Syarif Hidayat
"Jurusan Teknik Radiodiagnostik Politeknik Kesehatan Jakarta II merupakan institusi yang mencetak insan profesi di bidang radiografi yang lulusannya dituntut mempunyai kualitas dan profesionalisme yang tinggi menghadapi era globalisasi. Pada realitasnya menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar mahasiswanya rata-rata hanya 2,58 belum mencapai pada tingkat prestasi yang baik, demikian pula hasil nilai ujian masuk mahasiswanya rata-rata hanya 33,18 masih sangat rendah.
Penelitian ini membahas tentang hubungan nilai ujian masuk terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan berbagai faktor konfoundingnya dan hubungan motivasi belajar terhadap prestasi belajar dengan berbagai faktor konfoundingnya.
Metode penelitian menggunakan cross sectional, dengan analisis statistik menggunakan uji korelasi, uji T, uji Anova, dan Regresi linier ganda.
Hasil analisis statistik multivariat regresi linier ganda menunjukkan adanya hubungan positif dan linier antara nilai ujian masuk dengan prestasi belajar mahasiswa setelah dikontrol oleh variabel konfounding jenis kelamin dan interaksi (nilai ujian masuk, jenis kelamin). Nilai R= 0,697, nilai R2 0,486, nilai R2 adjusted = 0,477. Model Regresi Linier yang diperoleh dengan persamaan matematis sebagai berikut : Prestasi Belajar = 2,047 + 0,01211 Nilai Ujian Masuk - 2,039 Jenis Kelamin - 0,835 Nilai Ujian Masuk Jenis Kelamin.
Hasil analisis statistik multivariat regresi liner ganda motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa (P value= 0,793) tidak mempunyai hubungan bermakna setelah dikontrol oleh variabel konfounding pembagian kelas, sikap, sekolah menengah jurusan(1), tingkat(l), status mahasiswa, jenis kelamin, sekolah menengah jurusan(2), dan nilai ujian masuk. Nilai R-- 0,639, nilai R2 = 0,408, nilai R2 adjusted = 0,377. Dengan persamaan matematis : Prestasi Belajar = 2,242 + 0,000877 Motivasi + 0,05591 Kelas - 0,00215 Sikap - 0,126 Jurusan SMU(2) - 0,0732 tingkat(l) - 0,14 status mahasiswa + 0,221 jenis kelamin - 0,42 Jurusan SMU(1) + 0,01398 nilai ujian masuk.
Nilai Ujian Masuk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin dan interaksinya (nilai ujian masuk jenis kelamin). Untuk memperoleh calon mahasiswa Teknik Radiodiagnostik yang berkualitas maka harus menetapkan hasil ujian masuk yang terbaik dengan menentukan nilai batas lulus minimal 50 dengan kategori lulus 4 mata uji atau 3 mata uji.
Walaupun hubungan motivasi dengan prestasi belajar berdasarkan analisis statistik tidak signifikan, ada faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa yang harus menjadi perhatian penting bagi institusi pendidikan Teknik Radiodiagnostik dalam merancang kegiatan belajar mengajar guna menghasilkan mutu mahasiswa yang berprestasi baik.
Daftar bacaan : 65 (1984 -- 2003)

The Relationship Between the Score of Admission Test and Motivation with Learning Achievement of the Students of Radiodiagnostic Technic of Health Polytechnic Jakarta II, Ministry Of Health in 2003Department of Radio diagnostic Technic of Health Polytechnic Jakarta II is an institution which produce the professional of radiographers and high qualified graduation facing the globalization. The evidence show the mean of student score during study only 2.58. That score mean the achievement grade is still not good enough, while the mean score of admission test only 33.18.
This research study about relationship between the score of admission test with the learning achievement and the various confounding factor and also the relationship between motivation with the learning achievement and the various confounding factor.
The study design is cross sectional, with statistical analysis using Correlation test, T-tes, ANOVA test, and Multiple Linear Regression.
The result of bivariate analysis showed that the variable that correlate with the learning achievement of student were sex, the major of high school background, type of class, status of student, grade, and the score of admission test, while the variable that has not correlation with the learning achievement of student were age, allowance, attitude, perception about lecturer, body mass index (the nutritional status), education level of father, education level of mother, residence, motivation, and the background of high school region.
The result analysis of multivariate using multiple linear regression indicate positive correlation between the score of admission test with the learning achievement of the student after controlled by confounding variable of sex and interaction (the score of admission test and sex), the significance value is 0,000. R value = 0,697. R2 value = 0,486, R2 adjusted value = 0,477.
The mathematic model of multiple linear regression: the learning achievement = 2.047 + 0,01211 the score of admission test - 2.039 sex - 0,835 sex*the score of admission test.
The result analysis of multivariate using multiple linear regression indicate correlation between motivation with the learning achievement of the student not significant (P value = 0,793) after controlled by confounding variable type of class, attitude, major of high school(2), grade(1), status of student, sex, major of high school(1), and the score of admission test. R. value = 0,639 R2 value = 0,408, and R2 adjusted = 0,377. The mathematic model of multiple linear regression is the learning achievement = 2,242 + 0,0008775 Motivation + 0,05591 type of class - 0,00215 Attitude - 0,126 Major of Highschool(2) - 0,0732 grade(l) - 0,140 status + 0,221 sex - 0,420 Major ofHlghschool(1) + 0,01398 the score of admission test.
The score of admission test had influence to the learning achievement of the student after controlled by variable sex and interaction (sex *the score of admission test). To recruite the best candidates of students, so the departement must recomended the best of qualification with the passing grade of 50 or the condition pass in 4 or 3 examination subject.
Although, with statistic analysis showed there is no relationship between motivation with the learning achievement, some another factor have influence the learning achievement of student, so it is important to Departement of Radiodiagnostic Technic to design educational process to produce the qualified graduation.
Refferences: 65 (1984 -2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Nuraini
"Penyediaan tenaga kesehatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmnu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu aspek yang berperan dalam peningkatan sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat salah satunya dilakukan melalui pengembangan pendidikan. Upaya yang dilakukan antara lain melalui proses perbaikan yang dilakukan secara terus menerus antara lain melalui sistem perkuliahan, peningkatan kualitas dosen dan perbaikan struktur organisasi.
Sa1ah satu tugas Badan Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) melakukan pembinaan Politeknik Kesehatan Depkes dari segi teknis dan administrasi yang menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT). PeIaksanaan pembinaan tersebut memerlukan adanya pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dalam penetapan tolok ukur dan akhirnya dapat mendukung dalarn pengambilan keputusan dan kebijaksanaan terutama dalam hal kualitas di Poltekkes.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang tidak hanya menekankan pada kualitas produk akhir, tetapi juga mengutamakan pada kualitas proses, lingkungan kerja dan sumber daya rnanusianya dan rnelibatkan pueuk pimpinan dalam penetapan tolok ukur suatu kualitas produk atau jasa.
Adanya permasalahan yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja para dosen akan berdampak ke efektifitas kerja, sehingga memerlukan adanya pengukuran pengaruh lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan garnbaran faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektifitas kerja, sehingga diharapkan pelaksanaan pembinaan dapat difokuskark pada faktor yang mempunyai kontribusi besar terhadap efektifitas kerja. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen yang bekerja di Politeknik Kesehatan Jakarta 11 Depkes Tahun 2007. Hipotesis dalarn penelitian ini adalah adanya pengaruh antara lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen yang bekerja di Politeknik Kesehatan Jakarta II Depkes Tahun 2007.
Bekerja baik dosen tetap maupun tidak tetap di Poltekkes Jakarta II. Sarnpel yang diambil adalah seluruh pegawai tetap di 7 (tujuh) jurusan di Poltekkes Jakarta II. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Proportionate Stratified Random Sampling. Pada penelitian ditetapkan jumlah seluruh samplel adaIah sebanyak 60 dosen.
Hasil analisa dan uji hipotesis menggunakan program LISREL dan didapat variabel lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.39% atau 39%. Kinerja mempengaruhi efektifitas kerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.50 atau 50%. Variabel lingkungan kerja berpengaruh secara tidak langsung melaiui kinerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.19 atau 19% dan sisanya 0.41 atau 41% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada di luar model.
Kesimpulan : pengaruh iangsung yang signifikan terdapat pada variabel lingkungan kerja terhadap kinerja, pengaruh langsung antara kinerja dan efektifitas kerja. Hasil analisis keseluruhan didapat model akhir yang menggarnbarkan hubungan antara lingkungan kerja, kinerja dan efektifitas, dimana lingkungan kerja mempengaruhi efektifitas kerja secara tidak 1angsung meIalui kinerja sebesar 0.19 atau 19%.
Saran : Bagi pihak Poltekkes Jakarta II sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas kerja yang melibatkan indikator yang lebih beragam dan melibatkan mahasiswa sebagai penilai. Bagi Badan PPSDM Kesehatan perlu adanya penetapan penetapan kebijakan yang rnendukung perbaikan dan peningkatan mutu di Poltekkes.

Providence of health professionals, which is oriented to the public's needs and to the development of sciences and technology, is one of the many aspects that plays the role in enhancing the health system and health services which are provided for the public; one among which is done through developing education. The effort is done such as through a process of improvement which is performed continuously among others through lectures' system, enhancing the lecturers' quality and improving the structure of organization.
One of the duties of Human Health Resources Empowerment and Development Board (BPPSDMK) is constructing technically and administratively the Health Polytechnics of the Ministry of Health which become the Technical Implementation Unit (UPT).
The constructing implementation requires a scientific approach which can be used in setting the standards and finally can support in making decisions and policies especially in the matter of quality of the Health Polytechnics.
Total Quality Management (TQM) is an approach which raises quality as an effort strategy that not only emphasizes on the quality of the end products but also prioritizes the quality of process, working environment and human resources as well as the involvement of the top leaders in setting the standards for the quality of products or services.
The existence of problems which influences satisfaction and performance of lecturers will have an impact on effectiveness of work such that it requires the measurement of how much influence do working environment, performance and satisfaction have on effectiveness of lecturers work.
Based on all of those, it is thus required to have profiles on any factor that has influence over effectiveness of work so that the training implementation can hopefully be focussed on to factors which have great influence on effectiveness of work.
The research objective is to determine the influence that working environment, teaching performance and satisfaction have over the effectiveness of lecturers' work among lecturers who work in Jakarta Health Polytechnic II Ministry of Health in the year 2007. The study hypothesis is that there exist an influence among working environment, teaching performance and satisfaction on the effectiveness of lecturers' work among lecturers who work in Jakarta Health Polytechnic II Ministry of Health in the year 2007.
The study population is all working lecturers, full-time as well as part-time lectures, in Jakarta Health Polytechnic II. Selected samples are all full-time staff from 7 (seven) different majors in Jakarta Health Polytechnic II. Sample selection technique is done using Proportionate Stratified Random Sampling. In this study the total number of samples have been set to be as many as 60 lecturers.
Results of analysis and hypothetical testing using LISREL program find that working environment variable has influence over performance with a coefficient of 0.39 or 39%. Performance influences the effectiveness of work with a coefficient of 0.50 or 50%. Working environment has indirect influence through performance with a coefficient of 0.19 or 19%. The remaining 0.41 or 41% is influenced by other factors outside the model.
Conclusion: Direct significant influence exists in working environment variable over performance as well as direct influence between performance and the effectiveness of work. From the overall results of analysis, a final model is obtained, which illustrates the association among working environment, performance and effectiveness whereby working environment influences the effectiveness of work indirectly through performance with a coefficient of 0.19 or 19%.
Advice: For Jakarta Health Polytechnic II is better to conduct further research regarding the effectiveness of work which involves a more variety of indicators and which involves students as evaluators. For BPPSDMK is mandatory to have policy setting which supports the improvement and enhancement of quality in health polytechnics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yusuf Suhardi
"ABSTRAK
Mahasiswa adalah orang-orang yang sedang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah nilai yang diperolehnya adalah tinggi yang dihitung dengan nilai rata-rata disebut Indek Prestasi Kumulatif (IPK).
Berkenaan dengan hal tersebut penelitian ini ingin mengkaji seberapa jauh faktor ilmu tertentu yaitu ilmu komunikasi dalam konstribusinya terhadap tingginya IPK seseorang. Untuk itu penulis mengajukan suatu permasalahan yaitu : apakah terdapat hubungan antara faktor-faktor komunikasi dengan besarnya Indek Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Untuk lebih terfokus lagi dalam menjawab permasalahan di atas maka tujuan penelitian diarahkan yaitu untuk mengetahui hubungan antara komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, penggunaan media massa terhadap perolehan Indek Prestasi Kumulatif Mahasiswa di Perguruan Tinggi tersebut.
Selain faktor komunikasi penelitian ini juga mengantisipasi adanya pengaruh non komunikasi antara lain motivasi studi, efektifitas belajar sendiri, pendapatan orang tua, tingkat kecocokan dalam mengambil bidang studi dan sebagainya. Bahkan penelitian ini juga diharapkan dapat diketahui efektifitas mana yang menonjol antara faktor komunikasi dangan non komunikasi.
Selanjutnya data yang dirancang untuk menJawab permasalahan di atas dibuat instrumen sebanyak 20 variabel independen yang terbagi dalam dua komponen yaitu faktor komunikasi dan non komunikasi. Sedangkan variabel dependen adalah Indek Prestasi Kumulatif yang terbagi dalam IPK dibawah 2, antara 2,1 s/d 2,5, 2,6 s/d 3, dan 3,1 sampai dengan 4.
Penelitian ini menggunakan metode kwantitatif sehingga dilakukan analisis statistik yang diolah oleh program SPSS-PC. Dihasilkan sejumlah tabel silang dengan analisis bivariat. Hasil analisis tersebut ditemukan beberapa kesimpulan penting dengan nomor yang merupakan urutan sbb :
Faktor komunikasi meliputi sbb : 1. Komunikasi Antar Pribadi antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lain, 2. Komunikasi kelompok dalam kegiatan kelompok belajar, 3. Komunikasi massa dalam penggunaan bahan bacaan dari majalah. Faktor non-komunikasi yang meliputi : 1. Sikap positif terhadap prospek lulusan, 2. Perasaan cocok dakam memilih bidang studi ilmu ekonomi pada perguruan tinggi tersebut, dan 3. Kebiasaan belajar mahasiswa yang umumnya dilaksanakan setiap hari.
Peranan Komunikasi Antar Pribadi dalam kegiatan belajar mahasiswa, ternyata menunjukan bahwa yang sangat dominan adalah Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan teman studi. Bentuk KAP lain meliputi komunikasi mahasiswa dengan dosen, dengan konselor dan keluarga dirumah menunjukan korelasi yang rendah.
Peranan komunikasi kelompok ternyata hasil penelitian menunjukan bahwa yang paling dominan adalah komunikasi kelompok dalam bentuk belajar kelompok. Berikutnya adalah karena faktor kursus dan terakhir adanya kegiatan tentir kedua hal tersebut menghasilkan korelasi rendah. Jadi belajar kelompok dalam bentuk belajar bersama dengan teman-teman studi di perguruan tinggi menunjukan peran yang tinggi terhadap peningkatan IPK Mahasiswa dibandingkan dengan komunikasi melalui kursus atau tentir secara formal.
Dalam penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat peranan media massa yang berkorelasi dengan tingginya IPK Mahasiswa. Media yang dominan adalah majalah, berikutnya adalah surat kabar, televisi dan radio. Namun demikian terpaan media massa terhadap Mahasiswa tidak banyak yaitu hanya 30 % s/d 50 % Mahasiswa dari sampel.
Dari keseluruhan analisis statistik baik komunikasi maupun non komunikasi yang dominan tingkat korelasi dengan IPK atau mendapatkan nilai tertinggi adalah unsur non komunikasi yaitu yang menganggap bahwa masa depan lulusan bidang studi ekonomi adalah berpenghidupan cerah (nilai Kendal Tau-C = 0, 39). Urutan kedua IPK berkorelasi dengan Komunikasi antar pribadi khususnya komunikasi dengan teman belajar dan peranan komunikasi kelompok dalam kelompok belajar. Sebagai urutan ketiga adalah IPK berkorelasi dengan belajar dari seringnya membaca majalah dan IPK juga berkorelasi dengan mahasiswa yang perasaannya cocok untuk studi pada bidang ilmu ekonomi maupun cocok terhadap perguruan tinggi yang bersangkutan (nilai Kendal Tau = 0,32).
Penelitian ini juga memiliki signifikansi akademik dalam pengembangan komunikasi belajar. Hal tersebut mengingat komunikasi belajar memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan bentuk cabang komunikasi lain. Penulis beranggapan bahwa dalam komunikasi belajar antara lain lebih ditekankan kepada " transfer of knowledge " sampai kepada hal yang sangat mendalam."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariska Ayu Aidia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi akademik semester pertama dan nilai Pengantar Akuntansi 1 diantara mahasiswa apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, latar belakang pendidikan, jalur penerimaan perguruan tinggi, dan perolehan beasiswa Bidikmisi. Analisis dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan mahasiswa perempuan memiliki IPK semester pertama dan nilai Pengantar Akuntansi 1 yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. Selain itu, perbedaan pada jurusan yang diambil mahasiswa saat SMA menyebabkan perbedaan pada perolehan IPK semester pertama diantara mahasiswa. Mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA memiliki IPK yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS pada semester pertama. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat perbedaan IPK semester pertama dan nilai Pengantar Akuntansi 1 antara mahasiswa yang masuk melalui jalur undangan dan mahasiswa yang masuk melalui jalur tes tertulis.

The purpose of this study was to discover the differences in first semester academic performances and grade in Intoduction to Accounting 1 course between students based their gender, academic background, college admission way and Bidikmisi scolarship. The analysis was done by Mann-Whitney test. The results of the analysis in this study shows that female student have better first semester GPA and grade in Introduction to Accounting 1 course than male student. Moreover, difference between student major at high school cause difference in their first semester GPA. Students from science major have better first semester GPA than students from social major. This study also proves that there are differences in first semeter GPA and grade in Introduction to Accounting 1 course between students who accepted through invitation track and student who accepted from written examination track.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>