Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180940 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siddik Adi Wijaya
"Pada penelitian ini, dilakukan analisa ergonomi pada efektivitas penggunaan perangkat penunjuk. Pengukuran dilakukan dengan simulasi tugas masukan dasar komputer. Efektivitas diukur berdasarkan waktu penyelesaian tiga tugas masukan; tugas pemilihan target, tugas drag and drop, dan tugas operasi trackbar.
Fokus penelitian adalah penggunaan panel sentuh karena merupakan perangkat penunjuk termutakhir dengan fungsi operasi intuitif yang paling baik. Tetikus dan trackpad juga digunakan sebagai perangkat pembanding dalam penelitian ini. Sepuluh orang pengguna diikutsertakan dalam penelitian ini sebagai subyek untuk menggunakan ketiga perangkat penunjuk pada tiga posisi kerja; posisi kerja duduk dengan ruang kerja memadai, posisi kerja duduk dengan ruang kerja terbatas, dan posisi kerja berdiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat penunjuk tetikus memiliki efektivitas yang lebih baik daripada panel sentuh dan trackpad. Hasil kuesioner penilaian oleh subyek juga menunjukkan bahwa posisi kerja berpengaruh secara signifikan pada tingkat kemudahan penggunaan panel sentuh. Dari hasil skripsi ini juga diperoleh beberapa kesimpulan dan saran untuk penelitian lebih lanjut.

In this study, ergonomics analysis conducted on the effectiveness of using pointing devices. Measurements were performed with simulated computer basic input tasks. Effectiveness is measured based on the completion time of three input tasks; target selection task, drag and drop, and trackbar operation task.
Focus of the research is the use of touch panel as the latest among pointing devices with the best intuitive operation function. Mouse and trackpad are also used as the comparator in this study. Ten users included in this study as subjects to use all three pointing devices on three working positions; sitting working position with adequate work space, sitting working position with limited work space, and standing working position.
The results showed that the mouse has better effectiveness than the touch panel and trackpad. The results of the questionnaire assessment by the subjects also showed that the working positions significantly influence the ease of use of the touch panel. Some conclusions and suggestions for further research are also obtained in this paper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya
"Pertumbuhnn kapasitas apartemen terutama di kota-kata besur yang semakin Pesat mengakibatkan peningkatan tingkat persaingan antar pengembung apartemen. Hal ini memaksa para pengembang untuk menawarkan berbagi fitur-fitur dan teknologi terbaru yang menjadi kelebihan bagi apartemennya. Salah satu teknologi yang dicoba ditawarkan oleh pangembang apartemen adalah teknologi Smart Home yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan para pengguna. Hal ini sangat beralasan karena sebagin besar peminat apartemen adalah para profesional muda yang sudah terbiasa dengan kemudahan yang didapatkan dari teknologi. Smart Home didefinisikan sebagai rumah "pintar" yang mampu mengkoneksikan dan mengatur berbagai alat perlengkapan rumah sehingga dapat diatur secara terpusat dalam suatu panel kontrol sesuai dengan preferensi pengguna. Panel kontrol Smart Home yang akan digunakan adalah panel kontrol dengan layar sentuh (touch screen) yang memberikan berbagai kelebihan. Untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan kebutuhan dan ergonomis di IndoneƩa, perlu dilakukan perancangan user interface pada panel kontrol Smart Home di apatemen. Dalam melakukan peracangan, pertama akan dilakukan perancangan awal berdasarkan produk-produk Smart Home yang dapat dikontrol melalui panel kontrol serta penambahan ide dan berbagai fungsi yang sesuai. Kemudian, dilakukan pengumpulan data kebutuhan pengguna (User Requirements) dengan melakukan focus grup discussior: (FGD) dan interview kepada responden yang sesuai dengan target pasar, yaitu eksekutif muda yang berumur antara 25-45 tahun. Selunjutnya, mengumpulkan data ergonomi untuk menentukan ukuran dan jarak antar tombol, ukuran dan tipe huruf serta warna yang akan digunakan pada perancangan graphical user interface selanjutnya. Hasil dari perancangan user interface akan dilakukan uji coba pada responden dengan melakukan usability test. Dari hasil usability test akan dilakukan perbaikan desain apabila diperlukan. Dengan melakukan tahap-tahap perancangan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan perancangan user interface pada panel koulrol Smart Home dengan layar sentuh (louch screen) yang user-friendly, mudah digunakan, sesuai dengan kehidupan eksekutif muda yang dinamis dan memenuhi semua kebutuhan aktivitas di apartemen.

The increasing growth of the capacity of apartments, especially in large cities, has caused an increase of the competition amongst apartment developers. This fact has compelled developers to introduce a variety of features and latest technologies which become the advantage of the apartments. One of the technologies which has been tried to be offered by developers is the Smart Home technology which aims to bring ease to the lives of the apartment users. This is very reasonable because most of the people who are interested in living in an apartment are young professionals who are used to living with easiness in life, gained from technology. Smart Home is defined as a "smart" home which is able to connect and control several house appliances so that they can be centrally controlled in a control panel, adjusted to the user`s preference. The Smart Home panel control used is a touch screen monitor which offers many benelits. To obtain a design suitable to the needs and ergonomics in Indonesia, a user interface design for the Smart Home panel control for apartments is needed. The first step of the design is a preliminary design based on the Smart Home products which can be controlled by the control panel while adding ideas and other suitable functions. Then, a user requirements data collection is conducted through focus group discussion (FGD) and interviews to respondents who are the market target, specifically young executives aged between 25-45 years. The next step is collecting ergonomics data to determine the measurements and spaces between push buttons, the measurements and types of fonts, and the colors which will be used at the next step of the graphical user interface design. The results of the user interface design will be tested to respondents by performing a usability test. Based on the results of the usability test, improvements on the design will be done, if needed. Through these design Steps, this research aims to result in a user interface design for a Smart Home control panel, equipped with a user-friendly touch screen, may to use, which is suitable to the dynamic lives of young executives and which is able to fulfill all the requirements of activities in an apartment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilbert Tahir
"Semakin meningkatnya dan semakin majunya teknologi yang ada saat ini tidak akan lepas dari kebutuhan akan listrik. Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting sehingga ketersediaan sumber energi listrik perlu dijaga agar tetap tersedia. Salah satu sumber energi yang dapat menghasilkan energi tak terbatas dan bebas digunakan dalam jumlah yang tak terhingga adalah matahari. Energi matahari dapat dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan sel surya. Dalam pengunaan panel surya tidak dapat dihindari gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada panel surya tersebut. salah satu jenis gangguan itu adalah bayangan.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengaruh bayangan terhadap besarnya luas permukaan panel surya yang tertutup. pengujian dilakukan dengan mengukur keluaran tegangan dan arus akibat adanya bayangan pada panel surya.
Hasil pengujian menunjukkan bayangan pada panel surya sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai arus dari panel surya namun, pengaruhnya kecil terhadap perubahan nilai tegangan keluaran. Dengan besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara array yaitu 0%; 3,2%; 14,26%; 24,82%: 34,23% dan penurunan arus yaitu 0%; 94%; 99,32%; 99,61%; 99,74%. Kemudian, besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara string yaitu 0%; 5,94%; 12,08%; 20,3% dan penurunan arus yaitu 0%; 1,41%; 4,7%; 98,71%. Penurunan arus terbesar terjadi saat penutupan bayangan secara array dengan nilai penurunan yaitu 99,74%.

The increasing and advancing technology that exists today will not be separated from the need for electricity. Electricity has become one of the most important human needs so that the availability of electrical energy resources needs to be maintained to remain available. One source of energy that can produce unlimited energy and is free to use in infinite quantities is the sun. Solar energy can be converted into electrical energy using solar cells. In the use of solar panels can not be avoided disturbances that may occur in the solar panel. one type of disorder is a shadow.
This thesis discusses how the effects of shadows on the surface area of a solar panel are closed. testing is done by measuring the voltage and current output due to the shadow on the solar panel.
The test results show that the shadows on solar panels greatly influence changes in the current value of solar panels, however, the effect is small on changes in the value of the output voltage. The amount of voltage drop when the shadow closure is array are 0%; 3.2%; 14.26%; 24.82%: 34.23% and the decrease in current are 0%; 94%; 99.32%; 99.61%; 99.74%. Then, the amount of voltage drop when the shadow closure is string are 0%; 5.94%; 12.08%; 20.3% and a decrease in current are 0%; 1.41%; 4.7%; 98.71%. The biggest decrease in flow occurs when the shadow closure in an array with a decrease value of 99.74%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin
"
ABSTRAK
Adanya dua buah komponen yang similar yaitu Rear Panel dan Front Panel tetapi waktu pemesinan yang berbeda jauh akibat penggunaan besar diamater pahat dan pergeserannya yang berbeda pada finishing dasar kantong cekung dan kontur cembung, pada Rear Panel mempunyai waktu pemesinan hampir dua kali waktu permesinan Front panel meyebabkan biaya pemesinan Rear Panel menjadi dua kali lipat.
Tujuan yang ingin dicapai dan permasalahan yang ada adalah membuat suatu metodologi penentuan besar pahat dan pergeserannya, sehingga dari metodologi tersebut dapat dihitung apakah besar pahat dan pergeseran yang diterapkan pada finishing dasar kantong cekung dan kontur cembung telah optimal dengan batasan tinggi kekasaran permukaan maksimum, apabila belum optimal berapa besar diarnater pahat yang optimal dan pergeseran yang maksimal.
Komponen-komponen Rear Panel dan Front panel merupakan kornponen pembentuk airfoil sayap dimana kelengkungan kantong cekung dan kontur cembung dapat didekati dengan kelengkungan suatu busur lingkaran. Pada saat finishing kantong cekung dan kontur cembung posisi pahat selalu normal terhadap kelengkungan kontur sehingga arah sumbu pahat selalu menuju kelengkungan kontur dengan demikian penentuan besar diameter pahat dan pergeserannya. dapat menggunakan prinsip-prinsip trigonometri yaitu prinsip lingkaran dan phytagoras. Karena komponen-komponen tersebut pada kontur cekung terdapat rib-rib yang membentuk kantong cekung maka terjadi kendala-kendala diakibatkan pada penjabaran metodologi tidak terdapat rib-rib sehingga perlu untuk mengarasi hambatan-hambatan tersebut.
Akibat penggunaan jenis pahat slot drill corner radius pada finishing kantong cekung, maka pada bagian bawah dasar pahat terjadi mismatch. Makin besar ukuran pahat yang digunakan maka mismatch semakin besar tetapi waktu pemesinannya lebih singkat apabila kondisi pemotongan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat pahat diaplikasikan, dan sebaliknya. Pada finishing kontur cembung besarnya mismatch yang terjadi tergantung pada besar pahat dan pergeseran yang diterapkan.
Dari hasil perhitungan didapat bahwa semua pergeseran yang diterapkan pada finishing dasar kantong cekung belum maksimal sehingga perlu dimaksimalkan.
Biaya pemesinan Front Panel lebih murah dari biaya pemesinan Rear Panel, meslcipun mismatch yang temjadi pada kontur cembung melebihi batas maksimum. Hal ini disebebkan biaya Hand finishing lebih murah dari biaya pemesinan sehingga metode Front Panel yang dipilih.
Penggunaan besar pahat 16R6 pada finishing dasar kantong cekung komponen Rear Panel kurang optimal karena menghasilkan nilai mismatch dibawah betas maksimum. Dari hasil perhitungan penggunaan diamater pahat ZOR6 lebih baik.
"
1997
S36823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Halimi
"Tesis ini merupakan implementasi nyata di bidang instrumentasi dalam bentuk sebuah prototype alat pengukur panjang kabel mengggunakan rotary encoder sensor dengan dukungan PLC sebagai otak kontrol dan Touch Scren Panel sebagai media operator untuk eksekusi operasi dan monitoring proses. Dalam pengujian kalibrasi jumlah pulsa encoder terhadap panjang aktual kabel menggunakan kabel jenis NYAF ukuran 1.5mm2 dan 2.5mm2 dengan panjang kabel sampai 100 meter. Hasil pengujian menunjukkan bahwa encoder menghasilkan sebanyak 38 pulsa/cm dengan prosentase penyimpangan korektif rata-rata sebesar 0.46%.

This thesis is an actual implementation in the field of instrumentation in the form of a prototype measuring device length of cable use rotary encoder sensor with support a PLC as a controller and Touch Screen Panel as a media for the operation and monitoring of process execution. In testing the calibration number of encoder pulses to the actual length of the cable using the cable NYAF types of 1.5mm2 and 2.5mm2 with cable lengths up to 100 meters. The results show that the encoder produces as many as 38 pulses/cm with a percentage deviation corrective average by 0.46%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T39236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Paskhalis Lahu
"Indonesia sebagai negara berkembang berupaya mengoptimalkan penerimaan PMA dalam rangka meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan PMA Indonesia berkorelasi dengan penurunan tingkat pengangguran namun tidak disertai penurunan jumlah pekerja informal. Dilihat dari pola sebarannya, realisasi PMA tidak terjadi secara acak melainkan mengikuti karaktersitik daerah penerima dan terkait dengan jenis sektor yang diterima. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran PMA sektoral terhadap tenaga kerja yang mencakup pekerja formal, pekerja informal, dan pengangguran menggunakan data panel kabupaten kota tahun 2010-2019. Kami menggunakan Spatial Durbin Model (SDM) untuk merelaksasi asumsi spatial independent yang umumnya digunakan dalam penelitian terdahulu. Hasil estimasi menunjukkan bahwa PMA sektoral memiliki pengaruh spasial yang berbeda terhadap perubahan tenaga kerja. Pengaruh PMA lebih besar terhadap perubahan tenaga kerja daerah lain dibandingkan daerah penerima itu sendiri. PMA manufaktur mampu memberikan keuntungan spasial yang lebih baik dibandingkan PMA sektoral lainnya. PMA agrikultur, PMA pertambangan, dan PMA agregat menurunkan kualitas pekerjaan akibat tradeoff antara pekerja formal dan informal. PMA agrikultur merupakan kategori PMA yang memberikan manfaat terendah bagi tenaga kerja di Indonesia karena berperan meningkatkan pengangguran sekaligus menurunkan kualitas pekerjaan. Kualitas sumber daya manusia, spesialisasi sektor, dan infrastruktur berperan signifikan dalam menentukan pengaruh spasial PMA sektoral terhadap tenaga kerja. Hasil analisis menekankan pentingnya mempertimbangkan efek spasial PMA terhadap perubahan tenaga kerja.

Indonesia as a developing country is trying to optimize FDI receipts in order to increase employment. The increase in Indonesian FDI correlated with a decrease in the unemployment rate but not with a in the number of informal workers. The distribution of FDI realization does not occur randomly but follows the characteristics of the recipient area and is related to the type of sector received. This study aims to examine the role of sectoral FDI on the workforce which includes formal workers, informal workers, and unemployed using panel data from city districts in 2010-2019. We use the Spatial Durbin Model (SDM) to relax the assumptions of spatial independence that are commonly used in previous studies. The estimation results show that sectoral FDI has a different spatial effect on changes in the workforce. The influence of FDI is greater on changes in the workforce of other regions than the receiving regions themselves. Manufacturing FDI is able to provide a better spatial advantage than other sectoral FDI. FDI in agriculture, mining, and aggregate reduce the quality of work due to the tradeoff between formal and informal workers. FDI in agriculture is a category of PMA that provides the lowest benefits for workers in Indonesia because it plays a role in increasing unemployment as well as reducing the quality of work. The quality of human resources, sector specialization, and infrastructure play a significant role in determining the spatial effect of sectoral FDI on the workforce. The results of the analysis emphasize the importance of considering the spatial effect of FDI on changes in the workforce."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surkany
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Bayuningsih
"Prematuritas merupakan penyebab kematian ke-2 pada bayi 0 - 6 hari, yang diakibatkan karena immaturitasnya hampir seluruh organ tubuh bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan nesting dan posisi prone pada bayi prematur terhadap saturasi oksigen dan frekuensi nadi. Desain yang digunakan adalah quasi experiment, dengan rancangan pre and post with control test. Jumlah responden sebanyak 15 bayi. Terdapat perbedaan bermakna saturasi oksigen antara bayi yang menggunakan nesting dan posisi prone (p value<0,05), namun tidak ada perbedaan bermakna antara penggunaan nesting dan posisi prone terhadap frekuensi nadi. Penggunaan nesting dan posisi prone dapat digunakan sebagai salah satu bentuk intervensi keperawatan.

Prematury is the second etiology of mortality for 0 until 6th day of first life of newborn that caused by immaturity of their organs.The aim of this research is to explore efectiveness of using nesting and prone positon with oxygen saturation and heart rate in preterm baby. The design used quasi experiment, with pre and post with control test model. The amount of sample are 15. There is a significant difference between SaO2 using nesting dan prone position, in adversely there is no significant difference between heart rate. Using nesting and prone position can be a model of nursing intervention that implication of this research."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Dyah Retno Widhi Astuti
"Kapal FSO Floating Storage and Offloading merupakan jenis kapal yang digunakan pada industri hulu migas untuk menampung minyak bumi atau kondensat dari sumur di dasar laut dan selanjutnya mengalirkan melalui pipa maupun kapal tanker untuk dikomersialkan. FSO Kakap Natuna yang merupakan aset milik Pemerintah Indonesia yang dioperasikan di Laut Natuna menggunakan mesin diesel sebagai generator untuk memenuhi kebutuhan daya listriknya. Moda operasi kapal FSO tersebut cenderung konstan dengan rata-rata beban harian sebesar 11,18 MWh/hari. Pertimbangan atas instalasi panel surya photovoltaic / PV di kapal FSO tersebut antara lain: radiasi sinar matahari yang berlimpah di lokasi FSO Kakap Natuna beroperasi yakni pada kisaran 4,21 ndash; 5,00 kWh/m2/hari, area permukaan dek atas kapal yang luas dengan fasilitas / peralatan yang tidak banyak jumlahnya, adanya efisiensi biaya dan potensi pengurangan Cost Recovery dari industri migas. Perhitungan yang dilakukan dalam analisis ini mencakup : optimasi penggunaan luas area sebesar 6.903 m2 diatas dek kapal, dan 3.551 unit panel surya untuk membangkitkan energi listrik sebesar 5,6 MWh/hari. Studi kelayakan dari instalasi ini menghasilkan pengurangan biaya operasi sebesar USD 829.687 pertahun, sehingga dalam 4 tahun dapat diperoleh biaya pengembalian investasi dibandingkan dengan kondisi operasi eksisting saat ini. Nilai tambah ini dapat menjadi pertimbangan pengambilan kebijakan untuk menggunakan instalasi panel surya pada FSO aset lainnya atau yang dioperasikan jangka panjang.

FSO Floating Storage and Offloading vessel is a type of vessel used in upstream oil and gas industry to store petroleum or condensate from subsea well and deliver through pipelines or tankers to be commercialized. FSO Kakap Natuna owned by Government of Indonesia operated in Natuna Sea use diesel engine as a generator to fulfill its electric power needs. The mode of operation of the FSO vessel tends to be constant with an average daily load of 11.18 MWh day. The consideration of having solar panels photovoltaic PV installation in the FSO vessel are abundant sun radiation at FSO Kakap Natuna location with range of 4.21 5.00 kWh m2 day, wide deck surface area with less facilities, the cost efficiency and potential cost recovery reduction of the oil and gas industry. Calculations performed in this analysis include optimization of area usage of 6,903 m2 above ship deck, and 3,551 units of solar panel to generate electrical energy of 5.6 MWh day. The feasibility study of this installation resulted in a reduction in operating costs of USD 829,687 per annum, so that within 4 years investment returns can be obtained as compared to the existing operating conditions. This added value can be a consideration of policy making to use solar panel installations on other FSO or long term operated assets."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prieta Adriana
"Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat dunia pada tahun 2020 yang berarti penduduk tersebut membutuhkan banyak energi yang dapat dipenuhi dari energi terbarukan. Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini dan masa depan. Selain itu, potensi pasar panel surya atap untuk rumah tangga, gedung komersial, gedung pemerintahan, dan industri juga berkembang pesat. Berkembangnya industri panel surya di Indonesia diharapkan dapat menciptakan industri yang dapat mengatasi pengangguran, khususnya dari jenjang sekolah menengah kejuruan yang memiliki persentase tertinggi di antara jenjang pendidikan lainnya di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung analisis investasi yang meliputi Payback Period, Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Profitability Index (PI) dari percepatan produksi panel surya dalam periode 5 tahun menggunakan 3 (tiga) skenario, yang meliputi skenario pesimis, realistis, dan optimis. Batasan dari penelitian ini adalah menghitung analisis investasi berdasarkan potensi kapasitas sistem panel surya atap yang dapat dipasang dari sektor rumah tangga, bisnis dan industri di Jakarta. Payback Period yang dihasilkan adalah 2.77 tahun untuk skenario pesimis, 2.75 tahun untuk skenario realistis, dan 2.71 tahun untuk skenario optimis. Hasil perhitungan IRR lebih besar daripada tingkat bunga yang disyaratkan, yaitu 23.77% untuk skenario pesimis, 24.14% untuk skenario realistis, dan 24.76% untuk skenario optimis. Sementara nilai NPV bernilai positif untuk ketiga skenario, yaitu Rp 984,868,189,000 untuk skenario pesimis, Rp 1,326,032,505,000 untuk skenario realistis, dan Rp 2,426,269,778,000 untuk skenario optimis. Nilai Profitability Index untuk ketiga skenario pun lebih besar dari 1, di mana nilai Profitability Index yang dihasilkan adalah 1.38 untuk skenario pesimis, 1.39 untuk skenario realistis, dan 1.40 untuk skenario optimis. Dari hasil analisa indikator keekonomian tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi percepatan produksi panel surya dalam mewujudkan program Jakarta Solar City ini menguntungkan dan layak untuk dijalankan.

Indonesia was the fourth rank of the world population by 2020 which means this population needs a lot of energy that can be fulfilled from renewable energy. Indonesia has enough potential of solar energy to meet its current and future energy needs. Besides that, the potential market for rooftop solar for households, commercial buildings, government buildings, and industries is also growing rapidly. The development of solar panel industry in Indonesia is expected to create a green job so that it can overcome unemployment, especially from the vocational high school level which has the highest percentage among other enforced education in Indonesia. The purpose of this study is to calculate the investment analysis which includes Payback Period, Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), and Profitability Index (PI) of solar panel production acceleration in 5 year period using 3 (three) scenarios, including pessimistic, realistic, and optimistic scenarios. The boundary of this study is to calculate the investment analysis based on the potential capacity of roof top solar panel systems that can be installed from the household, business and industrial sectors in Jakarta. The result of Payback Period is 2.77 years for the pessimistic scenario, 2.75 years for the realistic scenario, and 2.71 years for the optimistic scenario. The IRR calculation result is higher than the required interest rate, which is 23.77% for the pessimistic scenario, 24.14% for the realistic scenario, and 24.76% for the optimistic scenario. Meanwhile, the NPV value is positive for the three scenarios, namely Rp 984,868,189,000 for the pessimistic scenario, Rp 1,326,032,505,000 for the realistic scenario, and Rp 2,426,269,778,000 for the optimistic scenario. The Profitability Index for the three scenarios is also greater than 1, where the Profitability Index is 1.38 for the pessimistic scenario, 1.39 for the realistic scenario, and 1.40 for the optimistic scenario. From the analysis results of these economic indicators, it can be concluded that the investment in accelerating solar panel production in actualizing the Jakarta Solar City program is profitable and feasible to run. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>