Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166683 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iftita Rahmi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara Implicit Theory of Intelligence dan Goal-Orientation yang dimilki oleh siswa kelas tujuh Sekolah Menengah Pertama. Pengukuran implicit theory of intelligence menggunakan alat ukur personal conception of intelligence (Faria & Fontaine, 1997) yang telah diadaptasi oleh peneliti. Pengukuran goal-orientation menggunakan alat ukur goal-orientation yang dikembangkan Ames dan Archer (1988) dan telah diadaptasi oleh Murdaningtyas (2006) serta peneliti sendiri. Partisipan penelitian ini berjumlah 75 orang siswa sekolah menengah pertama. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara incremental theory of intelligence dan mastery goal-orientation (r = 0,549 l.o.s 0,01), dan juga terdapat hubungan negatif yang signifikan antara entity theory of intelligence dan mastery goal-orientation (r = -0,264 l.o.s 0,05). Artinya, semakin tinggi incremental theory of intelligence yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi ia menampilkan mastery goal-orientation, dan semakin tinggi entity theory of intelligence yang dimiliki seseorang, akan semakin rendah ia menampilkan mastery goal-orientation. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, untuk dapat mengembangkan mastery goal-orientation, siswa hendaknya mengembangkan incremental theory of intelligence sejak dini terutama ketika memasuki Sekolah Menengah.

This research was conducted to find the correlation between implicit theory of intelligence and goal-orientation among grade seven students. Implicit theory of intelligence was measured using a modified instrument named personal conception of intelligence (Faria & Fontaine, 1997). Goal-orientation was measured using a modified instrument which developed from Ames and Archer (1988) by Murdaningtyas (2006) and researcher. Participants of this study is 75 junior high school students. This study indicates a significant positive relationship between the incremental theory of intelligence and mastery goal-orientation (r = 0.549 l.o.s. 0.01), and a significant negative correlation between the static conception of intelligence and mastery goal-orientation (r = -0.264 l.o.s. 0.05). That is, the higher the incremental theory of intelligence one’s own, the higher showing mastery goal-orientation, and the higher the static conception of intelligence one’s own, the lower showing mastery goal-orientation. Based on these results, in order to develop a mastery goal-orientation, students should develop a incremental theory of intelligence from an early age, especially when entering high school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Theola Hanani
"Sosialisasi mengenai pentingnya makanan berserat semakin marak namun konsumsi makanan cepat saji terus meningkat. Padahal, banyak orang yang menyatakan atau menunjukkan sikap yang negatif terhadap konsumsi makanan cepat saji. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji sikap terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat, baik secara eksplisit maupun implisit. Sikap eksplisit merupakan evaluasi yang disadari dan dapat dengan mudah dilaporkan. Sedangkan, sikap implisit merupakan evaluasi yang muncul tanda tidak dapat dikontrol, dan seringkali tanpa disadari. Guna melihat gambaran sikap eksplisit dan implisit terhadap makanan cepat saji dan makanan berserat, serta untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara sikap eksplisit dan implisit tersebut, diperlukan dua metode pengukuran, yaitu survei bagi sikap eksplisit dan uji asosiasi implisit bagi sikap implisit. Penelitian dilakukan terhadap 31 laki-laki dan 68 perempuan. Partisipan penelitian tersebut merupakan para dewasa muda yang berusia antara 18-24 tahun. Hasilnya menunjukkan partisipan cenderung memiliki preferensi terhadap makanan berserat dibandingkan dengan makanan cepat saji, baik pada sikap eksplisit maupun sikap implisit. Hasil juga menunjukkan bahwa masyarakat dalam tahap perkembangan dewasa muda memiliki sikap yang lebih positif terhadap makanan berserat dibandingkan dengan makanan cepat saji. Namun, kecenderungan memilih makanan cepat saji masih termasuk tinggi."
Depok: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2011
JIPSIUG 5:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Haura Syarifah
"Banyaknya permasalahan perilaku pada siswa jenjang menengah memicu munculnya program pendidikan karakter di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pembentukan karakter dapat dilakukan melalui keterlibatan siswa di dalam kelas, sehingga persepsi siswa terhadap iklim kelasnya menjadi penting untuk dilihat pada penelitian ini. Sebagai upaya menjelaskan perilaku siswa jenjang menengah yang terkait dengan pendidikan karakter, penelitian ini hadir untuk melihat hubungan antara classroom climate sebagai faktor lingkungan dan performance goal orientation sebagai faktor diri pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Classroom climate diukur menggunakan Individualized Classroom Environment Questionnaire (ICEQ) short version (Fisher & Fraser, 1985), sedangkan performance goal orientation diukur menggunakan Goal Orientation And Learning Strategies Survey (GOALS-S) (Dowson & McInerney, 1997). Teknik analisis yang digunakan adalah multiple correlation dengan R menunjukkan besaran koefisien korelasi yang didapatkan. Hasil penelitian terhadap 149 siswa kelas XI yang berasal dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara classroom climate dan performance goal orientation (R = 0,332, p<0,01). Selanjutnya ditemukan pula hubungan yang signifikan antara classroom climate dan mastery goal orientation, namun tidak terbuktikan adanya hubungan antara classroom climate dan work avoidance goal orientation, serta social goal orientations.

Many behavioral problems at secondary level students cause the character education program in many countries, including Indonesia. Character building can be done by involving students in the classroom. Therefore, students perception of classroom climate becomes essential to be analyzed in this study. As an attempt to explain secondary level students behavior which is related to character education, this study presents to investigate the correlation between classroom climate as environmental factor and performance goal orientation as person factor among senior high school students. Classroom climate variable is measured using the Individualized Classroom Environment Questionnaire (ICEQ) short version (Fisher & Fraser, 1985), while the performance goal orientation is measured using Goal Orientation And Learning Strategies Survey (GOALS-S) (Dowson & McInerney, 1997). Multiple correlation is used for the analysis technique with R shows the amount of correlation coefficient earned. The results from 149 students class of XI majoring in science and social science indicates that there is a significant correlation between classroom climate and performance goal orientation (R = 0.332, p<0.01). Furthermore, research also found a significant correlation between classroom climate and mastery goal orientation, but it does not prove the existence of the correlations between classroom climate and work avoidance goal orientation, as well as the social goal orientations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Eva Mayangsari
"Skripsi ini membahas mengenai Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar (Studi Kasus Siswa Kelas III SMA Yappenda Tanjung Priok, Jakarta Utara) dengan metode analisis eksplanatif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan bagaimana hubungan komponen - komponen kecerdasan emosional dengan prestasi belajar yang tercermin pada prestasi akademik siswa kelas III SMA Yappenda . Penelitian ini juga memaparkan seberapa besar tingkat kecerdasan emosional siswa di sekolah dalam menunjang prestasi belajarnya berdasarkan isian kuesioner dan data lainnya yaitu berupa rapot. Dengan tingkat kecerdasan emosional yang berbeda akan menghasilkan prestasi belajar yang berbeda pula. Berdasarkan hal ini, perlu adanya penyusunan rencana yang efektif dari sekolah untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa agar prestasi belajar di SMA Yappenda semakin meningkat.

This thesis discuss about The Relation of Emotional Intelligence with Learning Achievement (Students Grade III in Yappenda North Jakarta Highschool) with explanatory analysis methods and quantitative approach. This study describes how the relationship between components of emotional intelligence and learning achievement students Grade III in Yappenda North Jakarta Highschool. This study also describes the extent of emotional intelligence of students in School to support academic achievement based on questionnaires and other data it is rapot. With different levels of emotional intelligence it will be produce a different learning achivement to. It takes some effective planning in school to improve the emotional intelligence of students that learning achivement is increasing for future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinesia Febrianti
"Saat duduk di kelas 12 SMA, siswa akan mendapatkan banyak tuntutan akademis yang dapat menyebabkan stres. Untuk mengatasi stres tersebut, diperlukan penggunaan coping yang tepat. Salah satu hal yang berhubungan dengan penggunaan coping adalah goal orientation yang dimiliki individu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis goal orientation dengan gaya coping adaptif terhadap stres terkait sekolah pada siswa kelas 12 SMA. Adapun partisipan ini berjumlah 284 partisipan yang berasal dari SMA di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan Achievement Goal Questionnaire-Revised dan Coping Across Situation Questionnaire-Revised. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mastery-approach goal r=0,219.

12th graders can have academic demands that will result in stress. A suitable coping style is needed to manage that stress. One of the factors that relate to an individuals coping style is their goal orientation. This study aims to find the relationship between type of goal orientation and adaptive coping style related to school related stress among 12 th graders. The participants of this study were 284 students from high schools in Greater Jakarta Area. The measurements used were Achievement Goal Questionnaire Revised and Coping Across Situation Questionnaire Revised. Based on this study, a significant relationship was found between mastery approach goal r 0,219, p 0,05 and performance approach goal r 0,147, p 0,05 with active coping. Thus, no relationship was found between mastery avoidance goal r 0,036, ns and performance avoidance goal r 0,092, ns with active coping, as well as between mastery approach goal r 0,046, ns , mastery avoidance goal r 0,010, ns , performance approach goal r 0,031, ns , and performance avoidance goal r 0,081, ns with internal coping. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrieal Amri Hadi
"Skripsi ini membahas tentang hubungan persepsi keterlibatan ayah dan orientasi tujuan pada siswa SMP di Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami persepsi keterlibatan ayah dan orientasi tujuan siswa SMP. Dengan mengetahui hal tersebut dapat membuat guru di sekolah meningkatkan keterlibatan ayah pada pendidikan anak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Partisipan penelitian berjumlah 91 orang siswa SMP di Depok. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi keterlibatan ayah dan orientasi tujuan mastery dan orientasi tujuan performance approach. Namun, persepsi keterlibatan ayah berhubungan positif dan tidak signifikan dengan orientasi tujuan performance avoidance. Hasil penelitian menyarankan bahwa ayah perlu terlibat secara aktif dalam pendidikan anak sehingga anak dapat memiliki orientasi tujuan mastery dan orientasi tujuan performance approach. Dengan memiliki orientasi tujuan mastery dan orientasi tujuan performance approach siswa dapat menguasai materi pelajaran sehingga meningkatkan pencapaian akademis serta tidak melakukan kecurangan saat ujian berlangsung. Selain itu siswa memiliki sifat kompetitif untuk meningkatkan prestasi akademis dibandingkan teman-temannya. Peneliti menyarankan guru di sekolah perlu meningkatkan kampanye tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam pendidikan anak dan memberikan informasi mengenai orientasi tujuan kepada orang tua.

The focus of this study is the relationship between perception of father involvement and goal orientation among junior high school students. The purpose of this study is to understand the perception of father involvement and goal orientation of junior high school students. By having this understanding, the teachers could encourage father involvement in students’ education. The type of this research is quantitative research with correlational design. The data were collected by questionnaire distributed to 91 participants who are junior high school students in Depok. The research result suggests that there is a positive and significant relationship between the perception of father involvement and the mastery goal orientation and performance approach goal orientation. However, the perception of father involvement has a positive but not significant relationship towards performance avoidance goal orientation. The research result suggests that fathers have to be actively involved in children’s education so that the children will be able to attain mastery and performance approach goal orientations. By attaining these two types of goal orientations the students will be able to master the subjects and hence will increase their academic achievements and avoid them from cheating during exams. Aside from that, the students will be more competitive to improve their academic achievements over their schoolmates. The researcher suggests the teachers to promote about the importance of father involvement in children’s education and to supply the parent with adequate information regarding the goal orientations
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nafasya Putri
"ABSTRAK
Di tengah perubahan berbagai tuntutan sekolah yang semakin tinggi, subjective well-being siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) cenderung mengalami penurunan. Dari gambaran subjective well-being secara global tersebut, diperlukan pengukuran subjective well-being pada konteks yang lebih spesifik untuk melihat lebih akurat mengenai keadaan siswa SMA khususnya pada konteks sekolah. Subjective well-being in school merupakan konstruk yang dapat mengukur kepuasan sekolah, pengalaman emosi positif dan pengalaman emosi negatif di sekolah. Di antara berbagai aspek yang dapat berhubungan dengan subjective well-being in school, achievement goal orientation merupakan salah satu konstruk yang perlu ditelusuri lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat setiap pengaruh tipe achievement goal orientation dengan menggunakan kerangka 2 x 2 yang dikemukakan oleh Elliot & McGregor. Berdasarkan hasil analisis regresi linear, mastery-approach goal, performace-approach goal dan performance-avoidace goal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being in school di sampel siswa SMA. Mastery-avoidance menunjukan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap school well-being in school. Hasil dari penelitian tersebut dapat mendukung hasil penelitian sebelumnya dan juga memberikan gambaran mengenai tipe achievement goal orientation dengan kerangka 2 x 2 yang sebelumnya masih belum banyak ditelusuri

ABSTRACT
In the midst of increasing academic pressure that high school students face, their subjective well-being tends to be declining as they go through school years. Furthermore, we have to measure more context-spesific subjective well-being to ensure more thorough and accurate information that better depict their situation. Therefore, we use subjective well-being in school which consists of school satisfaction, positive affect, and negative affect in school. Between several variables that correlates to subjective well-being in school, achievement goal orientation needs to gain more attention. This research is intended to see the effect of each type of goal orientation to subjective well-being in school by using 2 x 2 framework that has been stated by Elliot and McGregor. Based on single regression analysis, mastery-approach goal, performace-approach goal and performance-avoidace goal has significant effect to subjective well-being in school in 11th Grade high school students. However, mastery-avoidance shows no significant effect to subjective well-being in school. Results of this research support earlier research and it gives us broader information about achievement-goal orientation with 2 x2 framework."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam: Elsevier Science, 1992
AR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Rizqa Aldila
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara kecerdasan emosi dan kepuasan hubungan pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Pengukuran kecerdasan emosi dilakukan dengan menggunakan alat ukur Brief Emotional Intelligence Scale (Davies et al., 2010) dan pengukuran kepuasan hubungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Relationship Assessment Scale (Hendrick, 1988). Partisipan penelitian berjumlah 185 mahasiswa dengan karakteristik sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kepuasan hubungan pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh (r =0.251; p = 0.001, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi kecerdasan emosi yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kepuasan hubungan yang dicapai.

This research is conducted to gain insight about the correlation between emotional intelligence and relationship satisfaction on undergraduate students who are experiencing long distance relationship. The measurement tool that is used to gauge the emotional intelligence factor is the Brief Emotional Intelligence Scale (Davies et al., 2010) and the measurement tool used for relationship satisfaction factor is Relationship Assessment Scale (Hendrick, 1988). The number of samples for this particular research are 185 undergraduate students with the characteristic of having engaging in long distance relationship.
The result obtained in this research shows that there’s a significant positive correlation between emotional intelligence and relationship satisfaction among the undergraduate students who experience long distance relationship (r =0.251; p = 0.001, that shows significance at L.o.S 0.01). Which means, the higher the level of emotional intelligence within a person, therefore resulting in achieving a higher level of relationship satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Raden Rania Shalyssa Andira
"Intelijen adalah entitas yang telah eksis sejak awal peradaban manusia. Sejak zaman Nabi Musa hingga saat ini, intelijen telah memengaruhi jalannya hubungan internasional dengan fungsi dan perannya yang esensial bagi keberadaan negara. Akan tetapi, pada kenyataannya, kajian intelijen dalam studi Hubungan Internasional masih terbilang minim. Oleh sebab itu, tulisan ini berusaha untuk memetakan perkembangan literatur mengenai intelijen dalam bahasan HI. Tinjauan literatur ini menghimpun dan meninjau 40 literatur akademik yang kemudian dikategorisasikan berdasarkan metode taksonomi ke dalam tiga tema utama, yakni: (1) karakteristik umum intelijen; (2) peran intelijen dalam Hubungan Internasional; dan (3) kegagalan intelijen dan pecahnya perang. Tinjauan literatur ini berupaya untuk menyajikan konsensus, perdebatan, dan refleksi mengenai kesenjangan literatur yang muncul dalam topik ini. Selain itu, tulisan ini turut menunjukkan sejumlah tren dalam literatur pengkajian intelijen dalam HI seperti persebaran tren historis, persebaran asal penulis, tren perspektif, serta juga menyajikan peta sitasi. Tinjauan literatur ini menemukan bahwa perkembangan literatur HI mengenai intelijen tidak mencerminkan signifikansi yang dipegangnya di dalam dunia politik internasional. Tulisan ini menggarisbawahi bagaimana literatur HI belum banyak mengkaji intelijen dengan menggunakan kerangka pemikiran HI.

Intelligence is an entity that has existed as early as the human civilization. Since the era of Moses until today, intelligence has influenced international relations with its essential function and role for the nation states. However, it is found that the study of intelligence in international relations is still lacking at best. This paper aims to map the literature development of intelligence in IR. It collects and reviews 40 literatures and divides them into three themed-based categories based on the taxonomy method which then consist of: (1) basic characteristics of intelligence; (2) the role of intelligence in IR; (3) intelligence failures and the outbreak of war. This literature review seeks to present the conventional wisdoms, the debates, and the gap of this topic. Furthermore, it also seeks to show some trends in the writings of intelligence in IR such as the distribution of the historic trends, the distribution of its authors’ affiliation, the distribution of the perspective trend, and a citation map is included. The literature review found that the development of intelligence study in IR literatures does not reflect the significance of intelligence in international politics. This study emphasizes how the IR literature has not study intelligence with proper IR analytical frameworks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>