Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dona Saputri
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perubahan warna permukaan nanofil yang dipoles dengan teknik pemolesan one step dan multi step polish setelah perendaman kopi. 30 sampel, dibagi menjadi 3 perlakuan: dipoles PoGo® (one step), dipoles Sof-Lex® (multi step) dan tidak dipoles. Sampel direndam kopi selama 12 hari. Pengukuran perubahan warna menggunakan vita classic. Setelah perendaman selama 12 hari, seluruh sampel direndam kopi (dipoles Sof-Lex®, PoGo® dan tidak poles) menunjukkan perubahan warna. Perubahan warna pada nanofil dipoles Sof-Lex® lebih kecil dibanding PoGo® namun tidak bermakna. Dapat disimpulkan multi-step polish menghasilkan perubahan warna lebih kecil dibanding one step polish namun tidak bermakna.

This research aims to compare color change on nanofiller polished by one step and multi step polish techniques after being immersed in coffee. 30 samples treated into 3 types, polished by PoGo® (one step), Polished by Sof-Lex® (multi step) and unpolished. Samples were immersed in coffee in 12 days. Colour change was measured by using vita classic. After 12 days of immersion, all sample groups (polished by PoGo®, polished by Sof-Lex®, and unpolished) immersed in coffee, reveal color change. Color change on nanocomposite polished by Sof-Lex® is less than the one polished by PoGo®. It can be concluded multi step polish produces less color change compare to one step polish but the difference is not significant"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintannisa Rahmatia
"Sintesis dan Aplikasi Nanokomposit Berbasis Selulosa Corn Cob - TiO2/ZnO sebagai Katalis pada Konversi Glukosa Menjadi 5-Hidroksimetilfurfural dan Asam Levuinat Selulosa dapat diisolasi dari limbah corn cob tongkol jagung yang akan digunakan untuk sintesis nanokomposit berbasis selulosa yang dimodifikasi dengan nanopartikel anorganik TiO2/ZnO sehingga memiliki sifat unggul yang berasal dari gabungan sifat keduanya. Metode yang digunakan untuk isolasi selulosa adalah perlakuan alkali dan hidrolisis asam. Hasil isolasi dan sintesis tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan instrumen FTIR, XRD, TEM dan SEM. Rendemen selulosa hasil isolasi diperoleh sebesar 57,51. TiO2 dan ZnO hasil sintesis berukuran nano dengan struktur masing-masing berupa anatase dan heksagonal wurtzite. Nanokomposit selulosa ndash; TiO2/ZnO dapat diaplikasikan sebagai katalis pada konversi glukosa menjadi 5-Hidroksimetilfurfural dan produk sampingnya yaitu asam levulinat dengan uji kuantitatif nya menggunakan HPLC. Kondisi optimum pembentukan 5-Hidroksimetilfurfural dari konversi glukosa adalah pada suhu 180oC selama 210 menit, dengan komposisi glukosa sebanyak 30 mg dan katalis 15 mg. Laju reaksi konversi glukosa menjadi 5-hidroksimetilfurfural mengikuti reaksi orde 1 dengan energi aktivasi yang diperoleh dengan perhitungan Arhenius adalah sebesar 37,61 kJ/mol untuk reaksi penguraian glukosa menjadi produk, 29,28 kJ/mol untuk reaksi pembentukan HMF dan 22,12 kJ/mol untuk reaksi pembentukan LA,

Synthesis and Application Nanocomposite Based Corn Cob Cellulose TiO2 ZnO as Catalyst in Glucose Conversion to 5 Hydroxymethylefurfural and Levulinic Acid Cellulose can be isolated from corn cob waste to be used for the synthesis of cellulose based nanocomposites modified with inorganic TiO2 ZnO nanoparticles so as to have superior properties derived from their combined properties. The methods used for cellulosic isolation are alkaline treatment and acid hydrolysis. The isolation and synthesis results were characterized using FTIR, XRD, TEM and SEM instruments. The yield of isolated cellulose was obtained at 57,51. TiO2 and ZnO of nano sized synthesis with their respective structures in the form of anatase and hexagonal wurtzite. Nanocomposite cellulose TiO2 ZnO can be applied as a catalyst on conversion of glucose to 5 Hydroxymethylfurfural and its byproducts of levulinic acid with its quantitative test using HPLC. The optimum conditions of 5 Hydroxymethylfurfural formation of glucose conversion were at 180 C for 210 min, with a glucose composition of 30 mg and a catalyst of 15 mg. The rate of glucose conversion reaction to 5 hydroxymethylfurfural follows the reaction of order 1 with the activation energy obtained by Arhenius calculation is 37.61 kJ mol for the decomposition reaction of glucose into product, 29.28 kJ mol for HMF forming reaction and 22.12 kJ mol for LA forming reaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sean Otista Hananta
"Resin kompositterus dikembangkan untuk meningkatkan performa estetiknya. Resin komposit terbaru yaitu nanofiller dan nanohybrid yang masih diperdebatkan ketahanannya terhadap zat warna minuman kopi. Penelitian ini bertujuan membandingkan perubahan warna permukaan resin komposit nanofiller dan nanohybrid setelah perendaman kopi. Terdapat 36 sampel yang dibagi dalam 6 kelompok dengan ukuran diameter 6 mm, tebal 3 mm. Pengukuran warna menggunakan vita easyshade classic yang diurutkan berdasarkan value. Hasil data dianalisis menggunakan Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test. Didapatkan Perubahan warna pada nanohybrid lebih sedikit dibandingkan pada nanofiller dan secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Sehingga nanohybrid memiliki ketahanan terhadap zat warna yang lebih baik daripada nanofiller.

Resin composites continue developed to improve aesthetic performance. The newest composite resin are nanofiller and nanohybrid where color resistance to coffee drinks still debating. The aim of this study is to compare surface discoloration nanofiller and nanohybrid resin composites after immersion coffee. There are 36 samples were divided into 6 groups with a diameter of 6 mm, thickness 3 mm. Color measurements using vita easyshade classic that is sorted by value.Results data were analyzed using the Wilcoxon test and Mann-Whitney Test. Changes in color on nanohybrid lower than the nanofiller and statistically significant (p<0.05). Therefore nanohybrid has resistance to color better than nanofiller.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigma Rizkyardiani Sigit
"Surface Mechanical Attritition Treatment adalah salah satu proses fabrikasi nano material
dengan cara memberikan deformasi mekanis strain-induced pada permukaan material.
Penelitian ini memberi perlakuan SMAT pada stainless steel AISI 304 yang merupakan
austenitic stainless steel. Deformasi yang diperlakukan pada permukaan material akan
menghasilkan gradien regangan di seluruh bagian material. Perbedaan regangan dan strain
rate mempengaruhi struktur yang terjadi. Semakin tinggi regangan yang diberikan (semakin
dekat dengan permukaan) menghasilkan butir yang lebih halus hingga skala nanometer. Dan
sebaliknya, semakin rendah regangan yang dialami maka akan dihasilkan butir yang kasar..
Proses SMAT pada baja juga dapat menghasilkan transformasi fasa dari austenit ke
martensit. Analisis XRD menunjukkan peningkatan kandungan martensit pada lapisan yang
terkena regangan tinggi. Pengamatan TEM menunjukkan transformasi martensit terjadi
dengan dua mekanisme yaitu dari austenit yang berstruktur kristal FCC () menjadi martensit
yang berstruktur kristal HCP (ε) dan dari austenit yang berstruktur kristal FCC () menjadi
martensit yang berstruktur kristal BCC (α’). Transformasi ini mengikuti arah dan hubungan
kristalografi Kurdjumov-Sachs (K-S) orientation yaitu 〈1-10〉γ//〈112-0〉ε//〈11-1〉α. Sementara
pada bagian yang terkena regangan lebih rendah tetap mengandung fasa austenit.
Kombinasi dari butir halus dan kasar serta austenit dan martensit pada material yang sama
memungkinkan untuk mendapatkan material yang kuat sekaligus tangguh. Butir halus dan
fasa martensit pada permukaan akan meningkatkan kekerasan material, sementara butir kasar
dan fasa austenit pada bagian lebih dalam akan mempertahankan keuletan material.

Surface Mechanical Attritition Treatment is one of nano material fabrication method which
done by applying strain-induced mechanical deformation on the surface. This research treated
stainless steel AISI 304 which is austenitic stainless steel type, with SMAT. The deformation
cause strain gradient through out the sample. Strain level differences give effect to material
structure. Higher strain which happen closely to the surface region, result in finer grain up to
nano scale, while lower strain cause more coarse grain.
SMAT on stainless steel also could cause phase transformation from austenite to martensite.
XRD analysis showed increase of martensite content on higher strain-affected layer. TEM
observations showed martensite transformation by two mechanism, austenite with FCC
crystal structure () to martensite with HCP crystal structure (ε) and austenite with FCC
crystal structure () to martensite with BCC crystal structure (α’). This transformation are
following crystalographic orientation relationship of Kurdjumov-Sachs (K-S), 〈1-10〉γ//〈112-
0〉ε//〈11-1〉α. While on the other region that less-affected by strain still contain austenite
phase.
Combination of fine grain-coarse grain and austenite-martensite phase on the same material
could result in higher properties material since it could has high strenght and high toughness.
Fine grain and martensite phase on the surface will increase the hardness of material, while
coarse grain and austenite phase on deeper layer will increase the ductility of material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Haerudin
"ABSTRAK
A natural-based nanocomposite film consisting of chitosan, montmorillonite (MMT) and cashew nut shell liquid (CNSL) was synthesized. The nanocomposite was prepared by mixing a suspension of clay particles (filler, MMT) with a solution containing chitosan as the macroscopic polymer matrix. In this study, it was proposed that non-ionic long-chain alkyl
molecules with possible interact ions with the amine group of chitosan could be used as a plasticizer. As a natu-ral source for these compounds, an extract of CNSL was used. A series of chitosan/MMT com-posite samples containing two different clay contents and a sample with an additional CNSL were prepared. FTIR spectroscopy of the nanocomposite films indicated that, by addition of CNSL, amide groups of the chitosan are probably less attached and have more space for vibration. CNSL seems to provide in
termolecular spaces between the chitosan molecules. Atomic force microscopy (AFM) analysis showed that the composite contained
particles measuring 100 nm or less, which confirmed that the nanocomposite had been successfully produced by this method. Addition of CNSL as plasticizer improved the tensile strength by 10% and the elastic modulus by almost 18%. Cell growth was observed on all the nanocomposite samples studied."
[Fakultas Teknik UI;Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)], 2010
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Mi`dad Arrizza
"Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh aplikasi nano filled coating agent terhadap kekuatan tarik diametral semen ionomer kaca yang terkontaminasi saliva buatan. Spesimen direndam didalam aquabides selama 1 jam, 1 hari dan 1 minggu dengan suhu 37oC. Uji analisis statistik menggunakan t test tidak berpasangan.
Hasil penelitian didapatkan pada perendaman 1 jam p= 0.051 dan 1 hari p=0,528 (P>0,05), sedangkan pada 1 minggu p=0.030 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa aplikasi nano filled coating agent pada semen ionomer kaca yang terkontaminasi saliva buatan, sampai 1 hari dapat memberikan perubahan yang tidak bermakna pada nilai kekuatan tarik diametral.

The purpose of this study is to see the influence of nano-filled coating agent applications for diametral tensile strength of GIC contaminated with artificial saliva. Specimens were stored in aquabides for 1 hour, 1 day and 1 week at 37 °C. Test analysis using non-paired t test.
The results obtained at 1 hour immersion p = 0051 and 1 day p = 0.528 (P> 0.05), whereas at 1 week p = 0030 (p <0.05). It can be concluded that the application of nano-filled coating agent on GIC contaminated with artificial saliva, until one day may provide a non-significant change in DTS values​​.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
"Sebuah penelitian sistematis telah dilakukan untuk mengetahui penyebab utama rendahnya tingkat kristalinitas nanopartikel titania (TiO2) di dalam nanokomposit TiO2−PMMA hasil proses sol−gel. Dari hasil investigasi diketahui bahwa fasa TiO2 amorfus di dalam nanokomposit disebabkan oleh pembentukan cepat dari jaringan kaku Ti-OH selama tahapan hidrólisis dan kondensasi, yang diperburuk dengan efek perangkap dari matrik PMMA. Sebuah metode kombinasi pra-anil dan pasca-hidrotermal berhasil meningkatkan tingkat kristalinitas fasa TiO2 secara signifikan , dengan tetap mempertahankan integritas matrik polimer di dalam nanokomposit. Analisis evolusi nano struktural TiO2 dalam nanokomposit dilakukan dengan pengujian XRD, spektroskopi FTIR dan TEM. Peningkatan kristalinitas nanopartikel TiO2 meningkatkan sifat-sifat optis linier dan nonlinier lapisan tipis transparan nanokomposit TiO2−PMMA

A systematic investigation has been conducted to understand the mechanisms responsible for the low nanocrystallinity of TiO2 nanoparticles in sol−gel derived TiO2 −PMMA nanocomposites. On the basis of investigation, it is found that the largely amorphous TiO2 state is caused by the fast development of stiff Ti−OH networks during hydrolysis and condensation, worsened by the PMMA entrapment effect. A combined method involving a pre-annealing and a post -hydrothermal treatment has been successfully devised to enhance TiO2 nanocrystallinity, while maintaining the integrity of polymer matrix. The nanostructural evolution of TiO2 in nanocomposites were carried out with x-ray diffraction, Fourier Transfor Infra-Red (FTIR) spectroscopy and High -Resolution Transmission Microscope (HRTEM). The functional properties of the TiO2−PMMA nanohybrids have been correlated to their nanostructures, where both linear and nonlinear optical responses are shown to increase with the enhancement of TiO2 nanocrystallinity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Niken Wincana
"Komposit aluminium membutuhkan waktu aging yang tepat untuk memperoleh sifat mekanis yang optimum melalui proses pengerasan endapan. Pada penelitian ini, komposit aluminium paduan 6061 yang diperkuat partikel alumina (Al2O3) yang dibuat melalui proses stir casting diberi perlakuan T6 dengan waktu aging selama 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam pada temperatur 175°C. Dilakukan pengujian sifat mekanis berupa uji tarik, uji keras dan uji laju aus, serta pengamatan struktur mikro dan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu artificial aging yang optimum untuk komposit aluminium adalah selama 6 jam pada temperatur 175°C. Nilai laju aus menurun setelah dilakukan perlakuan T6. Nilai kekerasan meningkat setelah dilakukan perlakuan T6 dengan waktu aging selama 4 dan 6 jam. Nilai kekuatan tarik menurun bila dibandingkan dengan komposit as-cast akibat pembentukan void pada antarmuka saat perlakuan T6 diberikan. Faktor-faktor dalam proses fabrikasi akan menentukan sifat mekanis komposit.

Aluminium composite needs proper aging period to achieve its optimum mechanical properties through precipitation hardening process. In this research, alumina (Al2O3) particulate reinforced aluminium alloy 6061 composite which is fabricated by stir casting method, undergoes T6 treatment in 175°C for 2 hours, 4 hours, 6 hours, and 8 hours. Mechanical properties evaluations such as tensile testing, hardness testing, and wear rate testing; also microstructure and SEM observation are conducted.
Research shows that the optimum artificial aging period for the aluminium composite is 6 hours in 175°C. Wear rate decreases after T6 treatment applied. Hardness increases after T6 treatment applied with aging period of 4 and 6 hours. Tensile strength decreases compared to as-cast composite due to formation of void at interface when T6 treatment conducted. Manufacturing factors will affect the mechanical properties of composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonbi
"ABSTRAK
Penggunaan beton bertulang sebagai pelat lantai pada pabrik aki, khususnya di ruang formation dan container charge masih banyak dijumpai kendala: terkelupasnya permukaan beton, timbulnya lubang-lubang pada lantai. Selain mengganggu aktivitas kegiatan produksi juga akan mencemari lingkungan. Pada ruang formation dan container charge beban yang bekerja cukup berat yakni beban forklift (± 2ton), bahan yang digunakan mengandung H SO dengan konsentrasi 20% dan beberapa bagian temperatur proses 60oC - 70°C.
Masalah yang ada : mencari bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai pelapis permukaan beton. Berdasarkan informasi produk kimia konstruksi, epoxy semen dan epoxy pasir silika dapat digunakan. Namun pemakaian jumlah filler semen dan pasir silika masih mengunakan cara coba-coba. Untuk itu dilakukan penelitian tentang sifat mekanik dan kimia komposit epoxy semen dan epoxy pasir silika dengan perubahan fraksi filler. Penelitian dengan melakukan pengujian terhadap tekan, impak, ketahanan terhadap H SO
Foto mikrostruktur dan pengamatan lapangan. Kemudian dianalisa dengan perhitungan modulus young secara teoritis model kubus, tabung, dan partikulit. Analisa kerapatan massa dan persyaratan komposit. Hasil penelitian menunjukan kedua komposit dapat digunakan untuk pelapis lantai pabrik aki. Hasil uji yang paling baik untuk epoxy semen pada perubahan fraksi filler 40%. Untuk epoxy pasir silika pada fraksi filler 20%. Hasil perhitungan modulus young pada kedua komposit yang dipilih model Partikulit, karena hasil perhitungan lebih kecil dari hasil uji dan model lainnya, sehingga lebih aman.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abubakar Fahmi
"Struktur kolom komposit adalah struktur kolom yang terbentuk dari dua material atau lebih, yang bekerja bersama-sama untuk menahan beban terutama beban aksial dan momen akibat beban aksial eksentris. Pada skripsi ini secara khusus akan dibahas struktur kolom komposit yang terdiri dari material square hollow steel dan beton dengan 2 macam mutu. Material baja dan beton masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dengan melakukan penggabungan kedua material dalam suatu struktur maka diharapkan struktur tersebut dapat bekerja maksimal dalam menahan beban luar, yaitu dapat menahan beban lebih besar dengan deformasi yang kecil. Hal ini disebabkan karena perilaku dari struktur komposit baja-beton sangat dipengaruhi oleh kombinasi sifat dari material baja dan beton. Dengan mengetahui sifat material baja dan beton, dapat dibuat suatu eksperimen kolom untuk mencari hubungan antara gaya yang diberikan dengan lendutan yang terjadi, kemudian menganalisis tipe keruntuhan yang terjadi serta perbandingan dengan perhitungan teoritis (dengan Ad Code).
Berdasarkan latar belakang di atas, pada skripsi ini penulis melakukan eksperimen pada kolom komposit baja-beton dengan cara penyediaaan bahan bahan eksperimen yaitu baja test dan campuran beton 2 macam mutu fc'= 32.4 MPa dan fc' = 46 MPa. Untuk keperiuan test diperiukan perhitungan awal untuk mendapatkan profil SHS yang sesuai dengan kapasitas alat laboratorium (hydraulic jack 20 ton), perhitungan awal itu menggunakan diagram interaksi sebagai pembantu untuk mendapatkan dimensi profil kolom.
Hasil yang didapat dari test ini berupa hubungan antara gaya ber eksentrisitas yang diberikan dengan lendutan yang terjadi pada titik-titik tertentu serta tipe keruntuhan dari kolom tersebut. Tipe keruntuhan kolom tersebut adalah tipe buckling akibat kelangsingan kolom bukan hancur karena penampang. Serta analisis yang didapatkan dimana makin tipis (nilai b/t rasio besar) suatu profil serta makin meningkat mutu beton maka faktor keruntuhan model beton (keruntuhan getas) akan terjadi pada struktur komposit tersebut, demikian juga sebaliknya. Dari hasil ini dapat dijadikan referensi dari perhitungan analisa kolom komposit baja beton dengan menggunakan berbagai program komputer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>