Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Anindya Pithaloka
"Tesis ini membahas seberapa jauh perubahan rezim di empat Negara Eropa Timur (Bulgaria, Hungaria, Polandia, dan Romania) berpengaruh terhadap perubahan struktur sosial di keempat Negara tersebut. Perubahan rezim dari rezim komunis menjadi pemerintahan yang demokratis dan perubahan sistem ekonomi dari yang tersentralisasi menjadi sistem ekonomi pasar tentu mengubah praktek interaksi dan dinamika sosial sehari-hari. Ketika keempat Negara bergabung dengan EU (Hungaria, dan Polandia pada tahun 2004, Bulgaria Romania pada tahun 2007), dengan memenuhi persyaratan ekonomi politik, salah satunya ekonomi pasar yang kuat dan stabil. Perubahan ini memunculkan kelas menengah baru, setelah sebelumnya sistem kelas dihapuskan selama rezim komunis. Salah satu cara mengukur kelas menengah selain dengan mengukur pendapatan adalah dengan mengukur tingkat konsumsi mobil. Penelitian ini menggunakan teori kesadaran kelas, teori elit, dan teori kosmopolitanisme untuk mengukur apakah perubahan sistem ekonomi berpengaruh pada perubahan kelas, yang memungkinkan kesadaran kelas muncul dan terwujud melalui class action.

The focus of this study is to assess the impact of regime change in Bulgaria, Hungary, Poland, and Romania and how it affected changes in their sosial structure. Regime changes from centralized Communist states to democratic and market economies affect society dynamics and how people interact on a daily basis. The accession as EU member (Hungary and Poland on 2004, Bulgaria and Romania on 2007) further exacerbates these changes. A new middle class emerged, after the class system was abolished under the Communist regime. Aside from measuring income, one way to measure the phenomenon of growing middle class is to measure car ownership. This study utilizes Class Consciousness Theory by Georg Lukács, Elite theories, and Cosmopolitanism by Habermas to determine how much economic system affect changes in class structure in society, does class consciousness form, and does it materialized through class action.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramitaningrum
"Tanggal 1 Januari 2007 merupakan hari yang penting dalam sejarah perkembangan Uni Eropa karena diterimanya Bulgaria dan Rumania sebagai anggota Uni Eropa yang ke-26 dan ke-27. Momen bersejarah ini mengakhiri penantian kedua negara tersebut selama 11 tahun untuk bergabung ke dalam "keluarga besar Eropa" dan mengakhiri perbedaan diantara negara-negara Eropa yang disebabkan oleh Perang Dunia dan Perang Dingin yang membuat Eropa seolah "terpecah""
2007
JKWE-III-1-2007-134
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinar Amalia Masfufah
"ABSTRAK Tesis ini membahas industri manufaktur alat utama sistem pertahanan dan keamanan di negara-negara Visegrad sebagai bentuk aktualisasi diri terhadap identitas nasional mereka. Negara-negara Visegrad merupakan entitas Eropa Tengah yang terdiri dari Polandia, Hungaria, Republik Czeska dan Slovakia. Negara-negara Visegrad merupakan mantan sekutu Uni Soviet dan anggota Pakta Warsawa. Saat ini mereka adalah bagian dari Uni Eropa dan aliansi pertahanan NATO. Tesis ini menganalisis industri manufaktur alat utama sistem pertahanan dan keamanan yang ada di negara-negara Visegrad dengan sudut pandang budaya. Teori yang digunakan untuk menganalisis isu ini adalah teori identitas nasional dan teori sistem dunia. Teori identitas nasional digunakan untuk menemukan alasan negara-negara Visegrad mengupayakan identitas mereka sebagai negara industri manufaktur alutsista dan menjelaskan faktor-faktor yang menentukan bahwa mereka adalah negara yang berkualitas dan memiliki pola perilaku yang tinggi. Teori sistem dunia digunakan untuk menganalisis alasan industri pertahanan memiliki peran penting secara kultural dan ideologis bagi negara-negara Visegrad untuk mendapatkan identitas sebagai negara core dalam world sistem, dalam hal ini adalah struktur yang ada di Uni Eropa dan NATO. Penelitian ini menggunakan metode penelitian mix-method yang menggabungkan data statistik dengan analisis kualitatif. Temuan dalam tesis ini menyatakan bahwa negara-negara Visegrad merupakan negara core yang secara kultural mereka mempertahankan tingkat pendidikan, tingkat teknologi dan ekonomi yang stabil dalam mempertahankan dan mengembangkan industri alutsista mereka.

ABSTRACT
This thesis discusses the defense and security manufacturing industry in Visegrad countries as a form of self-actualization towards their national identity. The Visegrad countries are Central European entities consisting of Poland, Hungary, Czech Republic and Slovakia. The Visegrad countries are former allies of the Soviet Union and the ex-members of the Warsaw Pact. Currently they are part of the European Union and the NATO alliance. This thesis analyzes the defense and security manufacturing industries in the Visegrad countries by a cultural perspective. The theory used to analyze this issue is national identity theory and world system theory. National identity theory was used to find out why the Visegrad countries sought their identity as an armaments manufacturing industry and explained the factors that determined that they were a country of high quality of a nation and their behavior patterns. World system theory is used to analyze the reasons of the defense industry has a culturally and ideologically important role for Visegrad countries to obtain identity as a core country in the world system, in this case the existing structure in the European Union and NATO. This study uses a mix-method research methodology that combines statistical data and qualitative analysis. The findings in this thesis state that Visegrad countries are the core countries which culturally maintain a stable level of education, technology and economics for maintaining and developing their defense equipment industry.

 

Keywords: Defence Industry, Manufacturing, Visegrad Countries, National Identity.

 

"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T52495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiningsih
"Skripsi ini membahas mengenai masyarakat Desa Segamai yang mengalami konvergensi dengan masyarakat Kota Tanjung Batu dalam hal pola konsumsi dan gaya hidup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Orientasi ekonomi masyarakat desa menunjukkan orientasi ekonomi komersial. Hasil pendapatan digunakan untuk memenuhi pemahaman mereka mengenai kehidupan maju yang berorientasi pada kehidupan kota, melalui konsumsi terhadap berbagai barang yang berasal atau hanya bisa diperoleh dari kota. Lynch mengemukakan bahwa perputaran ide atau informasi yang berlangsung antara masyarakat desa maupun masyarakat kota disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi media massa , transportasi, infrastruktur, dan migrasi. Meskipun masyarakat Desa Segamai memiliki keterbatasan infrastruktur dan transportasi menuju kota, tetapi tidak menutup adanya hubungan antara Desa Segamai dengan Kota Tanjung Batu. Selain perkembangan media massa, migrasi dalam rangka menjual hasil pertanian berperan penting atas perpindahan barang-barang dari Kota Tanjung Batu menuju Desa Segamai. Hal itu menunjukkan adanya perputaran lain yang tidak termasuk dalam model interaksi desa-kota Lynch, yakni perputaran barang-barang. Pemahaman mereka mengenai kemajuan yang berorientasi pada kota melalui konsumsi terhadap barang-barang kota tadi membuat Desa Segamai tidak bisa terlepas dari Kota Tanjung Batu.
This undergraduate thesis examines about rural in Segamai who convergence with urban in Tanjung Batu within lifestyles and consumption pattern. This is a qualitative research. Their economy orientation shows commercial economy orientation. The income is used to fulfill their understanding about progressive life that oriented on town life, with consumption any goods whom they can only get or buy in town. Lynch say that flow of idea or information around rural and urban is because of the blooming of mass media, transportation, infrastucture, and migration. Although the rural in Segamai has limitedness on infrastructure and transportation toward the town, but there is still interaction possibility between Segamai and Tanjung Batu. Not only the blooming of mass media, migration with purpose selling agriculture crop also has important role in flow of consumer goods from Tanjung Batu to Segamai. The study suggests there is another flow flow of goods or things , that is not consist on Lynch rsquo s rural urban interaction model. Their understanding about urban life with consuming urban goods has the result of continuum between Segamai and Tanjung Batu."
2016
S66208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Melati Suksma Wardhani
"ABSTRAK
Informasi bersifat esensial dalam industri pariwisata. Distribusi informasi melalui medium yang kredibel dapat membangun reputasi dan membentuk citra positif atas sebuah destinasi pariwisata. Seiring dengan berkembangnya ilmu hubungan masyarakat PR , beberapa teknik telah diterapkan oleh praktisi dalam rangka membangun reputasi tersebut, yaitu melalui strategi nation branding. Makalah ini membahas teknik yang seringkali digunakan oleh praktisi PR dalam industri pariwisata, yaitu strategi nation branding. Dalam pembentukan nation brand, penting bagi negara untuk terlebih dahulu mengetahui persepsi yang dimiliki masyarakat baik dalam negeri mau pun luar terhadap negara tersebut. Selain itu pembentukan nation branding juga harus didukung dengan kegiatan promosi. Studi banding antara Romania dan Selandia Baru menemukan bahwa distribusi informasi dengan menggunakan media interaktif merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kredibilitas informasi.

ABSTRACT
Information is essential in tourism industry. Distribution of information through a credible medium is important to build destination rsquo s reputation and image. Along with the development of public relations study, various techniques has been implemented by the practitioners to build tourism destination rsquo s reputation, one of which is nation branding strategy. This article describes techniques that often used by PR practitioners in tourism industry, the nation branding strategy. In creating one rsquo s own nation brand, it is important for a country to understand the target audience rsquo s current perception towards the country. Promotion strategy is also needed to support nation branding whereas through this comparative study the usage of interactive media is proved to be the most effective and credible way to distribute tourism related information to the target audience. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Firdaus
"Penelitian ini membahas pengaruh personal dan sosial remaja sebagai segmen konsumen yang potensial bagi pasar produk dengan merek mewah dengan mengadopsi model penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Gil et al. (2012). Data dari 370 responden berusia 14-19 tahun dianalisis dengan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Studi ini memperlihatkan interdependent self construal, materialism dan social consumption motivation mempengaruhi sikap remaja terhadap merek mewah secara positif. Self-concept clarity dan independent self construal tidak terbukti mempengaruhi social consumption motivation secara negatif. Peer pressure terbukti mempengaruhi hubungan selfconcept clarity pada social consumption motivation.

This research discussed about the personal and social influences on teens as a potential consumer segment in luxury brand market by adopting the research model previously conducted by Gil et al. (2012). Data from 370 respondents consisted of teenagers between the age of 14-19 were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM).
This study demonstrated that interdependent self construal, materialism, and social consumption motivation affect attitude toward luxury brands among teens positively. Self-concept clarity and independent self construal were not proved affected social consumption motivation negatively. Peer pressure was proved that it affected the relationship between self-concept clarity and social consumption motivation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Setiawati Makki
"Merek mewah memiliki cara memasarkan produk mereka yang berbeda dibandingkan komoditas biasa, karena mereka harus memberi kesan eksklusif, prestise, dan status melalui produk yang mereka jual. Dengan melakukan studi kuantitatif untuk membandingkan aktivitas pemasaran merek mewah mdash;spesifiknya, dalam studi ini; pemasaran langsung, pemasaran eksperiensial, dan pemasaran media social mdash;penulis bertujuan untuk dapat melihat dampaknya terhadap ekuitas pelanggan dalam hal nilai, merek, dan ekuitas hubungan. Karena ada perbedaan dalam kebiasaan pembelian orang-orang di Indonesia dan Belanda, kami selanjutnya berhipotesis bahwa ada juga perbedaan dalam sikap dan preferensi peserta dari setiap kebangsaan terhadap ekuitas pelanggan. Uji ANOVA satu arah dan Analisis Regresi dilakukan untuk menguji hipotesis dari sampel sebanyak 135 peserta. Ditemukan bahwa hanya 3 dari 10 hipotesis yang didukung ndash;bahwa pengalaman pemasaran berdampak pada ekuitas merek, pemasaran media sosial berdampak pada hubungan ekuitas, dan hasil penemuan berbeda antara peserta Indonesia dan Belanda.

Luxury brands have different ways to market their products compared to commodity ones, since they have to signal exclusivity, prestige, and status through the products they sell. By conducting a quantitative study to compare luxury brands rsquo marketing activities mdash in this study rsquo s case direct marketing, experiential marketing, and social media marketing mdash the author aims to see how they impact customer equity in terms of value, brand, and relationship equity. Since there is a difference in purchasing habits of people in Indonesia and The Netherlands, we further hypothesize that there will also be a difference in how participants of each nationalities rsquo attitude towards customer equity. A one way ANOVA test and a Regression Analysis were conducted to test the hypotheses from a sample of 135 participants. Only 3 out of 10 hypotheses were supported mdash that experiential marketing has an impact on brand equity, social media marketing has an impact on relationship equity, and that the results does differ between Indonesian and Dutch participants.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejarah Bulgarian dimulai pada abad ke-17 sebelum masehi dengan kedatangan bangsa Bulgar di semenanjung Balkan dari utara dan barat melewati Kaukasus yang kini merupakan Rusia bagian selatan dan Ukraina. Teori yang dibangun menyebutkan bahwa bangsa Bulgar masih berhubungan dengan bangsa Hun dan bangsa Turki yang mayoritas beragama Islam. Pada abad ke-6 dan 7, bangsa Bulgar tinggal di bagian utara laut hitam dan pada tahun 681 mereka sudah melewati sungai Danube menuju wilayah yang kini dikenal dengan Bulgaria"
Jurnal Kajian Wilayah Eropah, I (2) Mei 2005: 115-139,
JKWE-I-2-Mei2005-115
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Yani
"ABSTRAK
Pembangunan nasional yang dilaksanakan Indonesia selama PJPT I telah banyak membawa kemajuan dan perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat juga ditunjukkan dengan mening katnya pendapatan perkapita penduduk. Dalam 15-20 tahun yang lalu, pendapatan perkapita penduduk Indonesia baru mencapai US$ 210, namun pada tahun 1994 telah meningkat menjadi US 720. Pembangunan yang selama ini dilaksanakan, telah pula mengubah struktur ekonomi Indonesia yang menggeser peran sektor pertanian dalam produksi nasional. Dalam tahun 1989 peran sektor pertanian dalam produksi nasional sebesar 23,2 % telah turun menjadi 21,8 % pada tahun 1994. Sementara pada periode yang sama, peran sektor Industri meningkat dari 14,4 % menjadi 16,9 %.
Sejalan dengan terjadinya perubahan dalam struktur ekonomi, telah terjadi pula perubahan dalam struktur ketenagakerjaan, yang ditandai dengan terjadinya perubahan dalam distribusi jenis pekerjaan. Perubahan distribusi pekerjaan yang cukup tajam terutama terhadap tenaga kerja kepemimpinan dan ketatalaksanaan yang mencapai 177 %. Perubahan tersebut memberikan isyarat adanya peningkatan skill (ketrampilan) masyarakat, yang juga menunjukkan nilai-nilai kerja dengan mengutamakan profesionalisme cenderung semakin dihargai. Perubahan bentuk distribusi jenis pekerjaan yang berlangsung dalam arus perubahan dari masyarakat tradisional pertanian menuju masyarakat industri modern sebagai salah satu akibat keberhasilan pembangunan ekonomi yang selama ini dilaksanakan, telah melahirkan lapisan sosial ekonomibaru yang sering disebut sebagai kelas menengah.
Fenomena munculnya lapisan kelas menengah telah mengundang perhatian banyak kalangan ahli. Salah satu fenomena yang menarik adalah bahwa perilaku sosial ekonomi kelas menengah menampilkan refleksi yang berbeda dibandingkan dengan kelas sosial ekonomi lainnya.
Adanya suatu kecenderungan bahwa kelas menengah mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial yang muncul. Terhadap isu-isu lingkungan, kelas menengah memberikan kepedulian yang tinggi terutama dalam hal perlindungan lingkungan. Misalkan kebutuhan terhadap air dan udara bersih menurut kelas menengah adalah merupakan kebutuhan umum (publik) dan merupakan kebutuhan sosial. Dalam kaitan ini, penelitian ini mencoba untuk menelaah perilaku konsumsi rumah tangga terhadap kebutuhan lingkungan yang bersih dan sehat, dengan mengambil kasus kelas menengah.
Penelitian mengenai Perilaku Konsumsi Rumah Tangga Dalam Memenuhi Kebutuhan Lingkungan yang bersih dan sehat (kasus kelas menengah), merupakan studi kasus yang lokasinya di Kompleks Perumahan Pondok Timur Indah I, Desa Mustika Jaya, Kecamatan Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.123 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling, dengan teknik penentuan Jumlah sampel menggunakan Teknik Estimasi Proporsi. Dari 1.123 populasi yang termasuk dalam kelompok kelas menengah adalah sebanyak 141 orang. Sedang yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kepala rumah tangga kelas menengah.
Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran terhadap kebutuhan lingkungan yang bersih dan sehat. Kedua, mencari bentuk fungsi permintaan (melalui pendekatan pengeluaran) terhadap lingkungan yang bersih dan sehat. Ketiga, mengukur besarnya elastisitas pengeluaran terhadap kebutuhan lingkungan yang bersih dan sehat. Dalam penelitian ini lingkungan yang bersih dan sehat menyangkut dua aspek, pertama; kebutuhan akan kesehatan, kedua; kebutuhan akan rekreasi.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara beberapa variabel independen yaitu pendapatan, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jenis pekerjaan, umur responder dan Crowding Index, dengan besarnya pengeluaran untuk kesehatan. Hal ini dibuktikan oleh angka koefisien korelasi (r) sebesar 0.84. Di samping itu koefisien determinasi memperlihatkan angka sebesar (r2) sebesar 0.85. mni berarti bahwa variasi besar kecilnya pengeluaran kesehatan 85 % disebabkan oleh beberapa variabel independen tersebut, sedangkan 15 % disebabkan oleh faktor lain.
Namun di antara beberapa variabel indpenden, ternyata variabel pendapatan, jumlah anggota rumah tangga dan umur responden mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan pengeluaran kesehatan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan koefisien korelasi Pearson yang menghasilkan masing-masing r = 0,92, 0,75 dan 0,43.
Terhadap pengeluaran untuk rekreasi, terdapat hubungan yang cukup kuat antara beberapa variabel independen yaitu pendapatan, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan jenis pekerjaan dan umur responden dengan besarnya pengeluaran untuk rekreasi. Hal ini diperlihatkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.91. Sedang koefisien determinasi (r2) menunjukkan angka sebesar 0.92. ini berarti bahwa variasi besar kecilnya pengeluaran untuk rekreasi, 92 % disebabkan oleh variabel independen tersebut, sedangkan 8 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Di antara variabel tersebut, variabel pendapatan, jumlah anggota rumah tangga dan umur responden mentpunyai hubungan yang sangat kuat dengan pengeluaran untuk rekreasi, yaitu dengan koefisien korelasi Pearson masing-masing sebesar 0,96, 0,71 dan 0,45.
Di samping itu, hasil perhitungan elastisitas pengeluaran kesehatan mendapatkan angka sebesar 1.64 (elastis). Angka ini berarti bahwa jika pengeluaran berubah sebesar 10 persen, maka menyebabkan terjadinya perubahan pengeluaran kesehatan sebesar 16.4 persen. Hal yang sama terlihat pula, angka elastisitas pengeluaran rekreasi sebesar 1.60. Hal ini berarti apabila pendapatan berubah 10 persen, maka terjadi perubahan pengeluaran rekreasi sebesar 16 persen.
Aspek lain yang ditemui dalam penelitian ini, terlihat rumah tangga kelas menengah mempunyai keinginan mengalokasikan pengeluaran untuk kesehatan ketika pendapatan sudah mecapai Rp 335.000,-. Sedang keinginan mengalokasikan pengeluaran untuk rekreasi, pada saat pendapatan mencapai Rp 275.000,-. Dapat disimpulkan bahwa rumah tangga kelas menengah cenderung lebih memperhatikan kegiatan rekreasi dibandingkan dengan upaya-upaya memperhatikan kesehatan.

ABSTRACT
The national development conducted by Indonesia as long as the first stage of development long term (PJPT T) has took change and progress society, i.e. increasing of a society welfare. For fifteen or twenty years ago, the income per capita of Indonesia has reached around US$ 210, but in 1994 has increased around US$ 720.
The development has also changed the contribution of agriculture and industries sector in GDP. The contribution of agriculture sector decline from around 23,3 % in 1989 to around 21,8 % in 1994. In the meantime the contribution of industries sector has increased from around 14,1 % to around 16,9 0.
In the line with changing in economic structure has took change in labor structure. It has been indicated by increasing distribution of type of job, i.e. leadership and management around 177 %. The chaning in distribution of type of job has resulted in a new social structure, i.e. the middle class.'
The middle class has pay more attention to environmental protection. In this context, the research tries to study on Household Consumption Behaviour Toward The Need for Healthy and Clean Environment. Case study of this research search is the middle class.
The research on Household Consumption Behavior In Fulfilling the need Toward a Clean and Healthy Environment (case study the middle class) was conducted at Pondok Timur Indah I Housing, Mustika Jaya Village, Bantar Gebang Sub-District, Bekasi District, West Java.
141 samples used in this research were taken out from 1123 population, using Simple Random Sample i.e Proportional Estimation Technique. Out of 1.123 population, 141 were of middle class. The respondent in this re-search were heads of middle class families.
The purposes of this research are: firstly to recognize the factors affecting the expenses to meet a clean and healthy environment. Secondly, to seek the form of request function (through expense approach) toward a clean and healthy environment. Thirdly, to measure the expense elasticity toward the need of a clean and healthy environment, in this research, the clean and healthy environment were connected to two aspect, i.e the need of health and recreation. Result of this re-search show a strong relationship between some independent variables i.e income, education, number of family members, type of job, age of respondent and crowding index, compared to health expense. This was proven by coefficient correlation figure of 0.84. Beside that the determination coefficient (r2} shows a rate of 0.85. This means the variation of big/small health expense was 85 percent resulted from said independent variables, while the remaining 15 percent was resulted from other factors.
In fact, among some independent variables, the income, number of family members and age of respondent variables have very strong relationship. This was shown by the result of Pearson Correlation Coefficient Calculation of those variables respectively are r= 0.92, 0.76 and 0.43.
On recreation expense, there was a relatively strong relationship between some independent variables, i.e income, education, number of family members, type of job and age of respondent with recreation expense. This was shown by correlation coefficient of 0.91. The determination coefficient (r2} showed an index of 0.92. This means that the variation of big/small recreation expense was 92 % resulted from said independent variables, while remaining 8 % was resulted from other factors.
Between the above mentioned variables, the income, number of family members and age of respondent variables have a very strong relationship with recreation expense, namely with Pearson correlation coefficient respectively are r 0.96, 0.71 and 0.45
Beside that, the result of health expense elasticity was 1.64 (elastic). This means that if expense change by 10 % the health expense will change by 16.4 %. The same case was also seen on recreation expense which have an elasticity rate of 1.60. This means that if the income change by 10 %, the recreation expense will respectively change by 16 %.
Another aspect found in this research was the middle class families willing to allocate health expense when their income reach Rp 335.000,- while willingness to allocate recreation arise at the time their income reach Rp 275.000,-. It can be concluded that the middle class families tend to pay more attention to recreation activities compared to efforts for health aspect.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Rahmah Nareswari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemaknaan nilai simbolik yang melekat pada kepemilikan produk fashion mewah LVMH Grup pada kategori produk Fashion & Leather Bag, serta mengungkapkan dampak konsumsi produk fashion mewah pada prestise sosial pemiliknya. Studi-studi terdahulu telah membahas fungsi konsumsi fashion merek mewah dalam meningkatkan hierarki posisi sosial seseorang di masyarakat. Belum terdapat studi yang membahas fenomena ini mendalami aspek strategi produsen, yakni LVMH Grup dalam membentuk nilai simbolik sebagai prestise sosial dalam produksi dan distribusi produk. Penelitian ini menggunakan konsep performance of goods oleh Beckert (2011) yang mengklasifikasikan nilai simbolik dengan pengukuran positional dan imaginative symbolic value. Penelitian ini berangkat dari argumen bahwa konsumsi produk fashion merek mewah LVMH Grup karena adanya nilai simbolik untuk meraih posisi prestise sosial yang lekat dengan pandangan masyarakat mengenai lebih tingginya nilai harga diri dan pengaruh posisi sosial seseorang di lingkungan sosial. Berdasarkan temuan studi penelitian ini menemukan, bahwa faktor pendorong konsumen mengincar nilai simbolik sebagai prestise sosial dalam konsumsi produk fashion and leather goods merek LVMH Grup, disebabkan oleh dua peran, yakni produsen dan masyarakat. Pihak produsen, yakni LVMH Grup merupakan faktor utama yang membentuk positional symbolic value dan imaginative symbolic value dalam produksi dan distribusi (pemasaran) katalog produk. Sedangkan, peran masyarakat menginternalisasi, menormalisasi, dan mendistribusikan nilai simbolis tersebut dalam produk fashion mewah merek-merek LVMH Grup dan membentuk narasi prestise sosial konsumen di lingkungan sosial.

This research aims to explain the meaning of symbolic value attached to ownership of LVMH Group luxury fashion products in the Fashion & Leather Bag category, as well as to reveal the impact of luxury fashion product consumption on the social prestige of the owner. Previous studies have discussed the function of luxury brand fashion consumption in increasing the hierarchy of a person's social position in society. There have been no studies that discuss this phenomenon in depth on aspects of the producer's strategy, namely the LVMH Group, in establishing symbolic value as social prestige in product production and distribution. This research uses the concept of performance of goods by Beckert (2011) which classifies symbolic value by measuring positional and imaginative value. This research departs from the argument that consumption of LVMH Group luxury brand fashion products is due to the symbolic value of achieving a position of social prestige which is closely related to society's view of higher self-esteem and the influence of a person's social position in the social environment. Based on the findings of this research study, it was found that the driving factor for consumers to seek symbolic value as social prestige in consuming LVMH Group brand fashion and leather goods products is caused by two roles, namely producers and society. The producer, namely the LVMH Group, is the main factor that forms positional symbolic value and imaginative symbolic value in the production and distribution (marketing) of product catalogues. Meanwhile, the role of society is to internalize, normalize and distribute these symbolic values ​​in luxury fashion products for the LVMH Group brands and shape the narrative of consumers' social prestige in the social environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>