Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yemima Ester
"Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) adalah keadaan dimana ibu merasa ASInya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anaknya, PKA merupakan alasan utama seorang ibu berhenti menyusui bayinya secara eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan antara status gizi ibu dan PKA serta mendapatkan faktor yang paling dominan yang menyebabkan PKA di Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian primer dengan desain penelitian ini adalah cross sectional(potong lintang).Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai 14 Juni di Kabupaten Klaten dengan pengambilan data di 14 Puskesmas Kecamatan mewakili 5 Kawedanan, dengan mengunakan konselor ASI Puskesmas sebagai enumerator, yang akan melakukan wawancara dan pengamatan langsung kepada ibu-ibu balita 0-<6 bulan. Dengan jumlah sampel 133 ibu balita.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan Berat badan (BB) hamil bila tidak sesuai rekomendasi IOM (Institute of Medicine) memiliki risiko PKA 2 kali dibanding ibu balita yang kenaikan BB hamil sesuai rekomendasi IOM. Ibu bekerja juga dinyatakan berisiko PKA sebesar 3 kali dibanding ibu yang tidak bekerja/IRT. Ibu yang mendapatkan perlakuan IMD dimulai > 30 menit setelah melahirkan mempunyai risiko PKA 3 kali dibanding ibu memulai IMD < 30 menit, serta ibu yang tidak mendapatkan dukungan mertua memiliki risiko 17 kali dibanding ibu yang didukung mertuanya. Hasil Analisis multivariat menunjukkan kenaikan BB sesuai rekomendasi IOM sebagai faktor yang paling dominanberhubungan dengan PKAsetelah dikontrol variabel dukungan orang tua, paritas, lama IMD, rooming-in, posisi menyusui dan perlekatan menyusui.

The Perceived Insufficient Milk (PIM) is the condition where the Mother feels her breast milk is insufficient to fulfil the needs of her baby,PIM is the main reason of a Mother to stop giving exclusive breastfeeding to her baby. The purpose of this study is to know the relation between Mother’snutritional status of a andPIMas well as to draw the most dominantfactor causing PIM at KlatenDistrict. This is a primary study with cross sectional as its design of study. The study is conducted from May to June 14th at KlatenDistrict and the data are obtained from 14 Health Centres in the Sub-District representing 5 Village using the counsellor of breast milk from the health centre as an enumerator who will conduct interview and direct observation to 133 mothers having baby with the age from 0 to under 6 months. The result of this study shows that the mothers experiencing the increase in body weight of pregnancy inappropriate to the recommendation of Institute of Medicine (IOM) have the risk of PIM two times bigger than those experiencing the increase in body weight of pregnancy appropriate to the recommendation of IOM. The working mothers are also stated having risk of PIM three times bigger than the un-working ones / housewives. The mothers starting earli initiation more than 30 minutes after delivering babies have the risk of PIM three times bigger than those starting early initiation less than 30 minutes, while the Mothers who do not get any support from their in-laws have the risk ofPIM 17 times bigger than those supported by their in-laws. The result of a multivariate analysis shows the increase of body weight appropriate to the recommendation of IOM as the most dominant factor related to the PIM after controlling the variables such as support from parents, parity, the length of time for early initiation, rooming-in, position of breastfeeding, and the attachmentof breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T40858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adila Prabasiwi
"Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) adalah keadaan dimana ibu merasa ASI nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi, asupan energi, dan PKA pada ibu bayi 0-6 bulan di Kecamatan Tegal Selatan dan Margadana Kota Tegal Tahun 2014 serta faktor-faktor yang berhubungan dan yang paling dominan terhadap PKA. Penelitian ini merupakan penelitian primer dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei Tahun 2014 di dua kecamatan di Kota Tegal. Pengambilan data dilakukan oleh 4 orang enumerator yang mempunyai latar belakang pendidikan gizi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 88 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 51,1% ibu mengalami PKA.Variabel asupan energi, pengetahuan, dan IMD signifikan berhubungan dengan PKA setelah dikontrol variabel status gizi, paritas, rawat gabung, perlekatan menyusui, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan. Ibu yang pengetahuannya kurang berisiko 12,4 kali mengalami PKA dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya baik. Ibu yang asupannya <2200 kkal/hari berisiko 3,8 kali mengalami PKA dibandingkan dengan ibu yang asupan energinya ≥2200 kkal/hari. Sementara ibu yang tidak melaksanakan IMD berisiko 3,3 kali mengalami PKA dibandingkan dengan ibu yang melaksanakan IMD.

Perceived Insufficient Milk (PIM) is the condition in which a mother feels that her breast milk is insufficient to fulfill the needs of her baby. This study aims to describe nutritional status, energy intake, and PIM among mothers of children aged 0-6 months old in Tegal Selatan and Margadana Sub-Districts of Tegal City in 2014. The study also aims to identify the factors that related and most dominantly related to PIM. This is a primary study with a cross sectional research design. This study was carried out on May 2014 in two sub-districts in Tegal City. Data collection was performed by 4 enumerators with nutritional background study. The number of sample was 88 respondents.
The result of this study shows that 51,1% mothers experience PIM. Variables energy intake, knowledge, and Early Initiation of Breastfeeding (EIB) are significantly related to PIM after controlled by variables; nutritional status, parity, rooming-in, latch on, family support, and health practitioners support. Mothers with less knowledge are at risk 12.4 times more than those with good knowledge to experience PIM. Mothers with energy intake <2200kkal/day are at risk to experience PIM 3.8 times more than those with energy intake ≥2200 kkal/day. Meanwhile, mothers who do not practice EIB are at risk to experience PIM 3.3 times more than those who practice it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Wahyuni
"Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) adalah pikiran atau perasaan ibu terhadap kondisi ketiadaan atau berkurangnya produksi ASI sehingga ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. PKA menjadi alasan utama ibu berhenti menyusui pada usia bayi yang masih dini dan alasan untuk memberikan makanan tambahan lebih awal pada bayinya. Prevalensi PKA belum diketahui secara pasti, diperkirakan antara 30-80% dari ibu menyusui mempunyai persepsi ketidakcukupan ASI.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali berbagai faktor yang dapat mempengaruhi Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) di Wilayah Puskesmas Cicantayan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2012. Desain penelitian ini menggunakan metoda campuran (Concurrent Mixed Methods). Jumlah sampel untuk pendekatan kuantitatif sebanyak 68 ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan.
Hasil analisis didapatkan sebanyak 43 (63,2%) ibu yang memiliki Persepsi Ketidakcukupan ASI. Ada hubungan yang signifikan antara bimbingan laktasi pranatal dengan PKA, ibu yang tidak mendapat bimbingan laktasi pranatal berpeluang 3,5 kali mempunyai persepsi ketidakcukupan ASI, p=0,05; OR=3,48 (1,1-10,3). Informan untuk pendekatan kualitatif sebanyak sembilan orang dengan kriteria ibu yang memiliki Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA).
Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) dipengaruhi oleh faktor ibu, faktor bayi, dan faktor laktasi. Bimbingan laktasi pranatal yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting dilaksanakan oleh petugas kesehatan untuk persiapan menyusui. Pemanfaatan ?temu wicara? dalam konsep 10T dalam ANC perlu diefektifkan untuk membahas persiapan laktasi.

Perception of insufficient breast milk is mother thought or feeling of the condition of the absence or reduced production of milk that the mother feels that her breast milk is not sufficient to meet the needs of infants. Perception of insufficient breast milk is the main reason mothers stop breast-feeding infants at an early age and reason to give extra food earlier in the baby. Prevalence of Perception of insufficient breast milk is not known with certainly, estimated beetween 30%-80% of breast-feeding mothers have insufficient milk perceptions.
This study aimed to explore the various factors that can influence the perceptions of breast feding in the health center insufficiency Cicantayan Sukabumi district in 2012. The design of this study using Concurrent Mixed Methods. Number of samples for the quantitative approach as many as 68 mothers with babies 0-12 months.
Analytical results obtained for 43 (63.2%) mothers who have a perception of insufficient breast milk. There is a significant relationship between prenatal lactation guidance by Perception of insufficient breast milk, mothers who didn't receive prenatal lactation counseling 3.5 times likely to have a perception of insufficient milk, p= 0.05, or= 3.48 (1,1 to 10,03). Informants for the qualitative approach to the criteria as much as nine people have a perception if the inadequacy of mothers who breastfed.
Perception of insufficient breast milk is affected by maternal factors, infant factors, and factors lactation. Quality prenatal lactation counselling is very important implemented by health workers in preparation for breastfeeding. Utilization " colloqium" in the concept of 10T in the ANC to discuss the need to streamline the preparation of lactation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sartika Wijayanti
"Persepsi ketidakcukupan ASI (PKA) merupakan alasan terbanyak ibu menghentikan menyusui secara eksklusif dan mulai memberikan makanan/minuman tambahan selain ASI kepada bayinya. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional terhadap 65 ibu bayi 0-6 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Pandanaran Kota Semarang pada bulan Maret-Mei 2012. Sebanyak 49,2% ibu memiliki PKA. Masih terdapat angka yang cukup besar, dimana ibu memiliki PKA yang benar (42,86%), yaitu persepsi ibu benar mengenai jumlah ASInya yang tidak mencukupi kebutuhan bayinya.
Dari hasil analisis bivariat ditemukan hubungan yang bermakna antara kebiasaan menyusui dengan PKA. Disarankan bidan/ tenaga kesehatan untuk menerapkan konseling laktasi dan mengoptimalkan kegiatan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif, serta melatih ibu untuk dapat mengenali tanda-tanda yang dapat dipercaya kecukupan ASI. Dinas Kesehatan Kota Semarang disarankan dapat meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang diletih sebagai konselor ASI dan mengoptimalkan keberadaan konselor ASI, baik dari tenaga kesehatan maupun dari AIMI Kota Semarang.

Perception insufficient milk (PIM) is the most reason for mother to stop exclusive breastfeeding and start to give extra food and drink to their babies. A crosssectional study was carried out to 65 mothers of 0-6 months babies whom visited Puskesmas Pandanaran in March-May 2012. 49,2% mothers have PIM. The big part of number is mother has the true PIM (42,86%) which means mother's PIM is true, that mother's perception is true about milk produce not enough what their babies need.
Result ofbivariat analisis met significantly related between breastfeeding habit with PIM. Midwife/ nurse should have to give counseling lactation and optimalize medical promotion about exclusive breastfeeding and give exercise to mothers for knowing about reliable signs that the babies get enough breast milk. Department of Health Semarang City should increase amount nurse whom exercised as breast milk counselor and optimalize breast milk counselors which are midwifes/ nurses and breast milk counselors of AIMI of Semarang City as well as.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erni
"Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat karena merupakan penyumbang utama angka kesakitan dan kematian anak diberbagai negara. Penyakit diare sering menyerang pada bayi dan balita yang bila tidak diatasi akan menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Faktor Lingkungan Rumah, Status Gizi, Faktor Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Ponrang selatan Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi selatan tahun 2012. Penelitian ini dilakukan kepada balita dengan metode cross sectional yang mana objek penelitian adalah balita usia 1- 4 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 151 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dan wawancara kepada pengasuh balita.
Analisa dengan menggunakan chi square pada variabel faktor lingkugan rumah, status gizi balita dan faktor ibu. Variabel dependen yang diteliti adalah diare pada balita. Variabel independen yang diteliti meliputi faktor lingkungan rumah (sumber air bersih, jamban rumah tangga, tempat pembuangan sampah), status gizi balita, faktor ibu (perilaku cuci tangan, pendidikan, sosial ekonomi keluarga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare pada balita sangat erat hubungan dengan sumber air bersih (OR 2,52), tempat pembuangan sampah (OR 15,7) dan perilaku cuci tangan ibu (OR 6,76).

Diarrhea is a common public health problem since it majorly take part to the rate of children’s morbidity and mortality in most countries. Diarrhea often harasses baby and toddler in which if it is not handled well will cause lost of fluid and electrolyte through faeces. This research is intended to study the relationship between house environment factors, nutrition status, and mother factors to the event of diarrhea on children at Puskesmas South Ponrang, Luwu District, South Sulawesi Province in 2012. The study method is cross sectional, conducted on children age 1-4 years old, with total sample is 151. Data collection is conducted using questionnaire and interview to baby sitter.
The analysis is using chi square in house environment factors, children’s nutrition status, and mother factors. Dependent variable examined is the event of diarrhea in children. Independent variable examined covered house environment factors (clean water source, lavatory, and waste disposal), toddler's nutrition status, and mother factors (behavior of washing hands, education, family social economy). The study result shows the event of diarrhea at toddler has a close relationship to the source of clean water (OR 2.52), waste disposal (OR 15.7) and mother's behavior of washing hands (OR 6.76).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Marisi
"ABSTRAK
Pemahaman ketidakcukupan ASI didefinisikan sebagai keadaan dimana seorang
ibu telah atau menganggap dirinya tidak lagi memiliki ketersediaan ASI dan hal
ini merupakan alasan utama lepas susu lebih awal. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik cross sectional dengan menggunakan data primer dan
sekunder yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi selama
hamil dengan persepsi ketidakcukupan ASI di Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa status gizi yang tidak sesuai rekomendasi, umur ≤ 30 tahun, ibu bekerja,
hamil anak pertama, tidak adanya bimbingan laktasi, pengetahuan, dan dukungan
nakes mempengaruhi ketidakcukupan ASI. Agar persepsi ibu tentang
ketidakcukupan ASI tidak dijadikan alasan utama untuk menghentikan ASI maka
perlunya peningkatan status gizi selama hamil serta penyuluhan oleh nakes
tentang ASI Eksklusif.

ABSTRACT
The understanding off breast milk is defined as asituation where a mother has or
thinks she is no longer has the availability of brenst milk and this is the main
reason of early off milk. This research is a cross sectional analytic study using
primary and secondary data aimed to determine the relationship between nutrional
status during pregnancy with the perceived insufficient milk in Tanjung Priok
public health center that has not been done before. The result shovvs that
nutritional status that is not relevant to the recommendation, age under 30 years
old, working mother, first pregnancy, no gvidance about lactation, knowledge, and
support from health worker are affecting inadequacy of breast milk. In order
mothers perception abaut breast milk inadequacy can not be use as the main
reason to stop breast feeding, therefore improving nutritional status during
pregnancy and counceling by the health worker are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jahiroh
"Penyakit Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Prevalensi Tuberkulosis anak masih tinggi. Demikian juga ditemukan prevalensi balita berstatus gizi stunting yang masih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi stunting dengan kejadian TB pada balita di Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 – Mei 2013. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah balita (usia 1-59 bulan) yang datang berobat ke puskesmas dan didiagnosa sakit TB oleh dokter atau paramedis menggunakan sistem skoring, pada tahun 2012- Mei 2013. Kontrol adalah balita yang datang berobat ke puskesmas dengan diagnosa bukan sakit TB. Jumlah kasus sebanyak 98 balita dan kontrol 100 balita. Analisa data menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita berstatus gizi pendek berisiko 2,96 kali untuk menjadi sakit TB dan balita berstatus gizi sangat pendek berisiko 8,18 kali untuk menjadi sakit TB, setelah dikontrol variabel konfounder. Balita yang mempunyai status gizi sangat pendek mempunyai risiko lebih tinggi untuk menjadi sakit TB dibandingkan balita berstatus gizi normal dan balita berstatus gizi pendek. Disarankan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat untuk meningkatkan peran penyuluhan tentang pentingnya zat gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan balita, baik melalui penyuluhan langsung maupun media.

Tuberculosis remains a public health problem in Indonesia. Prevalence of Tuberculosis in children is still high. Similarly, the prevalence of stunting malnutrition are still high. The purpose of this study to determine the nutritional status stunting of relations with TB incidence in children under five in West Bandung District in 2012 - May 2013. The study design was a case-control. Cases were infants (age 1-59 months) who came to community health centers for treatment and diagnosed TB by a doctor or paramedic with the scoring system in 2012 - May 2013. Control were infants (age 1-59 months) who came for treatment to the community health centers with a diagnosis is not of TB. Number of cases as many as 98 children and 100 control chlidren. Data analysis using logistic regression analysis. The results showed that children (age 1-59 months) the nutritional status stunted to be a risk of 2.96 for ill TB and nutritional status of children under five who have a very short 8.18 times the risk for becoming ill TB, after the controlled variable confounder. Nutritional status of children severely stunted at higher risk for TB become sick to become ill TB than normal nutritional status of children and stunted nutritional status. Suggested West Bandung District Health Office to enhance the role of education about the importance of nutrition for the growth and development of infants, either directly or through media outreach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Hayati, aurhor
"Pembahasan skripsi ini mengenai hubungan karakteristik ibu (pendidikan, pengetahuan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, kenaikan berat badan selama kehamilan), karakteristik bayi (berat badan lahir, jenis kelamin), praktik pemberian makan (praktik pemberian ASI dan MP ASI) dengan status gizi bayi 6- 11 bulan di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 77 bayi usia 6- 11 bulan. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga dan praktik pemberian ASI. Penulis menyarankan agar meningkatkan kegiatan pendidikan gizi bagi ibu, melalui penyuluhan di posyandu terutama yang berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif, PUGS (Panduan Umum Gizi Seimbang), serta meningkatkan pengawasan menganai sosialisasi terkait ASI Eksklusif.

This research is about the correlation maternal characteristics (educational level, level of knowledge, employment status, family income, the weight gain during pregnancy), infant characteristics (gender and birth weight), feeding practices (breastfeeding practices and complementary feeding) with nutritional status of infants aged 6 until 11 months in Jatinegara, Cakung Subdistrict, in 2012. The design of this research is cross sectional. The sampel of this research is 77 infants aged 6 until 11 months. The independent variabels are maternity education, maternity knowledge of nutrition, the family income, and the practice of breastfeeding. Based on the result of this research improving the activities about maternity knowledge of nutrition by attending illuminations at Posyandu especially related to exclusive breastfeeding and improving the control of socialization related to exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Khansa
"Latar Belakang: Indonesia masih menghadapi masalah status gizi. Pertumbuhan gigi sulung dimulai sejak minggu ke lima kandungan. Oleh sebab itu, gizi ibu prenatal dan anak postnatal dapat mempengaruhi kesehatan gigi, termasuk karies gigi sulung.
Tujuan: Mengetahui hubungan status gizi ibu periode prenatal dan status gizi balita dengan karies gigi sulung.
Metode: Desain potong lintang secara analitik observasional. Data status gizi ibu dan anak diambil melalui Buku KIA dan KMS. Data karies melalui pemeriksaan deft.
Hasil: Prevalensi ibu dengan gizi kurang periode prenatal 22,8 , 28,1 balita mengalami stunting, dan prevalensi karies gigi sulung 55,2 . Hubungan status gizi ibu periode prenatal dengan karies gigi sulung bermakna.

Background: Indonesia still face nutritional problem. Primary teeth growth start in fifth weeks of prenatal period. Thus, the prenatal nutritional status of mothers'and their child's can affect the tooth health, including primary teeth caries.
Objective: This study was analyzed the relationship between mother's nutritional status and their child of primary teeth caries.
Method: Analytic observational with cross sectional design. The data about mother's nutritional status and their child's were taken from KIA and KMS. The data of caries were using deft assessment.
Result: The prevalence of mothers and children with poor nutritional status were 22.8 and 28.1 . Prenatal nutritional status of mother's has a relationship to children's primary teeth caries.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhiza Caesari Kristata
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>