Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Rustam
"Peningkatan Pengeluaran Pemerintah Kota Solok melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak sebanding dengan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Solok. Hal ini mengindikasikan adanya ketidaktepatan alokasi dana untuk sektor perekonomian. Melalui analisa dampak dengan model input output dapat diketahui sektor perekonomian yang berpengaruh terhadap perekonomian Kota Solok secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan model input output untuk mencari sektor kunci, dampak pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja sektor-sektor dalam perekonomian Kota Solok. Untuk membuktikan hipotesa, dilakukan simulasi analisa dampak dengan melakukan shock dana APBD terhadap model input output sehingga dapat terlihat perbedaan PDRB riil dan hasil simulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alokasi dana APBD pada sektor kunci dan memiliki dampak pengganda besar terhadap perekonomian dapat meningkatkan PDRB Kota Solok.

Enhancement of government expenditure Kota Solok through Regional Revenue and Expenditure Budget disproportionate with Gross Domestic Product of Kota Solok. It indicates the inaccuracy of fund alocation for economic sector. Through impact analysis using input output model known which sector has influence economic of Kota Solok generally. Research using input output model to find key sector, output multiplier, income multiplier and labor multiplier impact of Kota Solok economic sector. To prove the hypothesis, conduct impact analysis simulation by doing fund shock to input output model thereby shows different between real and simulation result GDP. Research result shows that fund alocation of key sector which has high output impact of economics could increase GDP of Kota Solok."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T32977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Fatimah
"Penelitian ini membahas bagaimana strategi Pemerintah Kota Solok dalam
menyalurkan dana bantuan sosial (bansos) Covid-19. Pandemi Covid-19 yang menimpa
seluruh dunia membuat manusia harus beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang baru.
Hal ini juga dialami oleh Indonesia. Dalam menghadapi pandemi, Indonesia mengeluarkan
beberapa kebijakan, salah satunya adalah pembagian dana bansos kepada pihak-pihak yang
paling terdampak dengan adanya pandemi. Namun, salah satu hambatan dari pembagian dana
ini adalah efektivitas dari alokasi dana bansos yang sering tidak tepat sasaran. Akan tetapi di
Kota Solok, ada sistem yang membuat sosialisasi kebijakan bansos dan penyaluran dana
bansos menjadi berjalan semestinya. Sistem itu adalah pemberian ruang diskusi antara
pejabat Dinas Sosial Kota Solok dan Kelurahan dengan RT dan RW di seluruh Kota Solok
bernama Focus Group Discussion (FGD) dan Musyawarah Kelurahan (Muskel). Penelitian
ini melihat ada korelasi yang positif antara efektivitas alokasi dana bansos dengan keberadaan
FGD & Muskel lewat pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dalam
DTKS inilah Pemkot Solok bisa memeriksa kesesuaian data keluarga yang menjadi penerima
bansos dengan alokasi dananya. Dari penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa peran RT
sebagai unit terdekat dengan warga Solok sangatlah penting dalam pemutakhiran DTKS.
DTKS yang mutakhir dapat disampaikan di Muskel dan FGD yang nantinya data ini akan
menjadi masukan yang positif bagi Dinsos Kota Solok dalam mengalokasikan bansos. Maka
dari itu, dapat dikatakan bahwa FGD dan Muskel merupakan strategi Pemkot Solok dalam
menyalurkan dana bantuan sosial. Menggunakan pendekatan kualitatif lewat wawancara
dengan aktor terkait dapat pula disimpulkan kalau keterlibatan RT & RW masuk dalam jenis
partisipasi dalam konteks politik sekaligus membuktikan tesis Robert Dahl mengenai
community power dimana dalam lanskap politik di perkotaan, komunitas-komunitas juga
memiliki daya tawar untuk ikut terlibat dalam proses pembuatan kebijakan.

This research discusses about the strategy of The Government of Solok City in allocating
their Covid-19 Social Fund. Covid-19 Pandemic that spreads worldwide has forced human
beings to adapt with the new surroundings. This is also the case in Indonesia. In order to
combat this pandemic, Indonesia has implemented several policies, including allocating
social funds to those who are affected by the pandemic. Apparently, one of the obstacles that
occurs in this method is the effectiveness which usually misses the supposed target.However,
in the case of Solok City, there is a system that makes Social Funds socialization and
allocation are functioning properly. This system is in a form of allocation of discussion space
for Solok Social Service Department and Heads of Subdistrict with RT and RW in the entire
Solok City which are called Focus Group Discussion (FGD and Subdistrict Forum (Muskel).
This research sees that there is positive correlation among the effectiveness of social funds
allocation with the existence of FGD and Muskel in updating the Integrated Data of Social
Welfare (DTKS). In the DTKS The Government of Solok City can double check the
compatibility of bansos receiver data with its respective allocation. From this research, it can
be concluded that the role of RT as the closest unit with Solok citizens is very crucial for
DTKS updating process.The updated DTKS can be delivered to Muskel and FGD from which
will be a positive insight for Solok City Dinsos in terms of social funds allocation. In other
words, FGD and Muskel are strategies implemented by Solok City Government din
effectively allocating social funds. Using qualitative approach through numerous interviews
with related stakeholders it can also be confirmed that the involvement of RT & RW can be
categorized as a kind of political participation and at the same time proves Robert Dahl’s
thesis about community power where in the city political landscape, communities also got
their bargaining power to be involved with policy-making process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Fatimah
"Penelitian ini membahas bagaimana strategi Pemerintah Kota Solok dalam
menyalurkan dana bantuan sosial (bansos) Covid-19. Pandemi Covid-19 yang menimpa
seluruh dunia membuat manusia harus beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang baru.
Hal ini juga dialami oleh Indonesia. Dalam menghadapi pandemi, Indonesia mengeluarkan
beberapa kebijakan, salah satunya adalah pembagian dana bansos kepada pihak-pihak yang
paling terdampak dengan adanya pandemi. Namun, salah satu hambatan dari pembagian dana
ini adalah efektivitas dari alokasi dana bansos yang sering tidak tepat sasaran. Akan tetapi di
Kota Solok, ada sistem yang membuat sosialisasi kebijakan bansos dan penyaluran dana
bansos menjadi berjalan semestinya. Sistem itu adalah pemberian ruang diskusi antara
pejabat Dinas Sosial Kota Solok dan Kelurahan dengan RT dan RW di seluruh Kota Solok
bernama Focus Group Discussion (FGD) dan Musyawarah Kelurahan (Muskel). Penelitian
ini melihat ada korelasi yang positif antara efektivitas alokasi dana bansos dengan keberadaan
FGD & Muskel lewat pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dalam
DTKS inilah Pemkot Solok bisa memeriksa kesesuaian data keluarga yang menjadi penerima
bansos dengan alokasi dananya. Dari penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa peran RT
sebagai unit terdekat dengan warga Solok sangatlah penting dalam pemutakhiran DTKS.
DTKS yang mutakhir dapat disampaikan di Muskel dan FGD yang nantinya data ini akan
menjadi masukan yang positif bagi Dinsos Kota Solok dalam mengalokasikan bansos. Maka
dari itu, dapat dikatakan bahwa FGD dan Muskel merupakan strategi Pemkot Solok dalam
menyalurkan dana bantuan sosial. Menggunakan pendekatan kualitatif lewat wawancara
dengan aktor terkait dapat pula disimpulkan kalau keterlibatan RT & RW masuk dalam jenis
partisipasi dalam konteks politik sekaligus membuktikan tesis Robert Dahl mengenai
community power dimana dalam lanskap politik di perkotaan, komunitas-komunitas juga
memiliki daya tawar untuk ikut terlibat dalam proses pembuatan kebijakan.

This research discusses about the strategy of The Government of Solok City in allocating
their Covid-19 Social Fund. Covid-19 Pandemic that spreads worldwide has forced human
beings to adapt with the new surroundings. This is also the case in Indonesia. In order to
combat this pandemic, Indonesia has implemented several policies, including allocating
social funds to those who are affected by the pandemic. Apparently, one of the obstacles that
occurs in this method is the effectiveness which usually misses the supposed target.However,
in the case of Solok City, there is a system that makes Social Funds socialization and
allocation are functioning properly. This system is in a form of allocation of discussion space
for Solok Social Service Department and Heads of Subdistrict with RT and RW in the entire
Solok City which are called Focus Group Discussion (FGD and Subdistrict Forum (Muskel).
This research sees that there is positive correlation among the effectiveness of social funds
allocation with the existence of FGD and Muskel in updating the Integrated Data of Social
Welfare (DTKS). In the DTKS The Government of Solok City can double check the
compatibility of bansos receiver data with its respective allocation. From this research, it can
be concluded that the role of RT as the closest unit with Solok citizens is very crucial for
DTKS updating process.The updated DTKS can be delivered to Muskel and FGD from which
will be a positive insight for Solok City Dinsos in terms of social funds allocation. In other
words, FGD and Muskel are strategies implemented by Solok City Government din
effectively allocating social funds. Using qualitative approach through numerous interviews
with related stakeholders it can also be confirmed that the involvement of RT & RW can be
categorized as a kind of political participation and at the same time proves Robert Dahl’s
thesis about community power where in the city political landscape, communities also got
their bargaining power to be involved with policy-making process
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Henri
"Keberhasilan program-program pembangunan sangat tergantung pada ketepatan pengidentifikasian target group dan target area. Begitu pula dalam program pengentasan kemiskinan, keberhasilannya tergantung pada langkah awal dari formulasi kebijakan, yaitu mengetahui apa saja yang menjadi karakteristik rumah tangga miskin dan bagaimana pengaruhnya terhadap kemiskinan diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui dengan lebih baik siapa si miskin yang menjadi target pengentasan program kemiskinan. Kemudian diantara sebegitu banyak permasalahan dalam kemiskinan mana yang lebih prioritas untuk diselesaikan lebih dahulu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data Susenas kor Kota Solok tahun 2011. Data susenas kor diolah dengan menggunakan perhitungan Indeks Foster Greer Thorbecke dan analisis regresi logistik menggunakan program pengolahan data statistik berupa Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 13. Indeks Foster Greer Thorbecke digunakan untuk menentukan jumlah penduduk miskin, tingkat kedalaman kemiskinan, tingkat keparahan, dan karakteristik rumah tangga miskin di Kota Solok. Sedangkan untuk melihat bagaimana pengaruh dari karakteristik rumah tangga terhadap kemiskinan digunakan analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari data yang ada dapat diketahui beberapa karakteristik kemiskinan di Kota Solok secara demografi, pendidikan, ketenagakerjaan dan perumahan. Karakteristik yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan di Kota Solok adalah pendidikan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan kepala rumah tangga maka resiko rumah tangga tersebut untuk menjadi miskin lebih kecil.

The success of development programs is highly dependent on the accuracy of the identification of target groups and target areas. Similarly, the poverty alleviation program, its success depends on the initial step of policy formulation, knowing what is the characteristics of poor households and how they affect poverty can be expected from this research known better who the poor are targeted poverty alleviation programs. Then among so many problems in which poverty is more priority to be solved first.
The study was conducted using data Susenas Kota Solok 2011. Data Susenas processed using Foster Greer Thorbecke index calculation and logistic regression analysis using statistical data processing program such as Statistical Product and Service Solutions (SPSS) version 13. Foster Greer Thorbecke index is used to determine the number of poor people, the depth of poverty, severity, and characteristics of the poor households in the city of Solok. Meanwhile, to see how the effects of household characteristics on poverty used logistic regression analysis.
The results showed that of the existing data can be seen some of the characteristics of poverty in the city of Solok in demography, education, employment and housing. The characteristics that most affect poverty in the City of Solok is education, where the higher the level of education of household heads, the risk of these households to become less poor."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Eka Putri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengelolaan retribusi pelayanan pasar di Kota
Solok. Penelitian ini merupakan penelitian post positivist dengan jenis penelitian
bersifat deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori manajemen pendapatan
daerah, retribusi daerah, dan retribusi pasar. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penyebab tidak tercapainya target penerimaan retribusi pelayanan pasar
adalah tidak optimalnya pengelolaan retribusi pelayanan pasar yang dilakukan
oleh Kantor Pengelolaan Pasar. Pada tahap identifikasi, kurangnya pengawasan
terhadap pergantian pedagang, serta masih banyak pedagang yang tidak
mengetahui kewajibannya sebagai wajib retribusi. Pada tahap penetapan,
kurangnya pemahaman petugas tentang hubungan antara retribusi dengan
pelayanan yang diberikan, selain itu target yang ditetapkan tidak sesuai dengan
potensi, serta tarif yang dikenakan tidak sesuai dengan peraturan. Pada tahap
pemungutan, tidak adanya penegakkan hukum kepada petugas maupun pedagang
yang melanggar, serta adanya ketidaknyamanan bagi pedagang disebabkan oleh
kondisi pasar yang tidak tertata.

ABSTRACT
This thesis discusses about management of market service charges by Market
Management Office at Solok City. This research is a post-positivist research with
the type of descriptive research. The theory is used to analyze this research
include local revenue management, user charges, and market charges. The result
showed that the reason why the target of market service charges?s revenue
couldn?t be achieved is the not optimal management of market service charges. At
the stage of identification, there are lack of control of the exchange of the seller
and many sellers still not aware of their obligations as a charges payer. At the
stage of assessment, there are lack of understanding about the relation between
user charges and the services provided, and then the target set does not
accordance with the potential, as well as the tariff imposed is also not accordance
with the regulation. At the stage of collection, there are lack of law enforcement to
the officer nor the seller and the seller feel inconvenience caused by market
conditions that are not well-ordered."
2016
S64402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hambarita
"Prioritas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas lcbih diarahkan ke bentuk
pelayanan kesehatan dasar dengan jumlah kunjungan terbanyak di Balai Pengobatan (BP)
umum yang memberikan pelayanan mencakup konsultasi, pengobatan, tindakan,
pemeriksaan kesehatan sederhana atau Kir, dan rujukan. Pelayanan diberikan oleh
Dokter Umum dan atau Perawat.
Melihat kondisi puskesmas di Kota Solok saat ini, selama tahun 1999 dan 2000
lelah terjadi penurunan kunjungan rawat jalan, ini sejalan dengan adanya keluhan
masyarakat tenlang lamanya waktu tunggu, petugaf kurang tanggap dan tidak ramah,
bagi pasien mutu yang baik adalah yang dapat memberi kepuasan, sedang bagi
penyelenggara pelayanan adalah yang sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan
otonomi profesi. Ditinjau dari pendanaan puskesmas untuk melaksanakan aktifitasnya
telah mengalami penurunan anggaran dari tahun 1999 ke tahun 2000, pada saat ini
pengembalian retribusi puskesmas oleh pemerintah kota sebagai penunjang biaya
operasinal baru mencapai 75 %.

Abstract
Service priority which given by Puskesmas is directing to basic health care
services with the most often visited is clinic (Balai Pengobatan/BP) which its services
including, consultation, medical treatment, action, medical check-up, and reference.
Sen/ices are giving by doctors and/or nurses.
Between 1999-2000 routine check-up visiting to the Puskesmas in Solok was
decreasing, along with a lot of public complaints to the services such as, queuing tin-ie,
low anticipation statis, for patients, good quality means things are satisfying, and for the
service provider is meet the science and technology and profession autonomy-
Puskesmas budgeting has decrease between 19998-2000, and currently retribution tram
Puskesmas to City government as operational budget is 75%."
2001
T2523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Qari
"Masyarakat kota Solok dalam kehidupan sehari-harinya memegang teguh ajaran adat Minangkabau dan agama Islam, masyarakat di Minangkabau sudah dari dulu menggunakan falsafah Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah dalam menjalani kehidupan. Generasi muda saat ini mengalami kondisi yang memprihatinkan, hal ini terlihat dari maraknya kasus kriminal yang melibatkan generasi muda, keadaan ini dianggap oleh sebagian kalangan dikarenakan banyak dari generasi muda yang mulai meninggalkan ajaran adat dan agama. Permasalahan ini memberikan kesan serta contoh buruk bagi generasi muda, padahal Minangkabau dimasa lalu telah melahirkan pemimpin-pemimpin nasional yang tidak hanya cerdas tetapi juga berbudi luhur. Rindu akan lahirnya para pemimpin yang cerdas dan taat pada ajaran agama membuat masyarakat rindu dengan sistem pendidikan surau yang mulai ditinggalkan kebanyakan masyarakat perkotaan di Minangkabau. Penelitian ini menggunakan teori revitalisasi, stakeholder, kepemimpinan, pemuda, karakter kepemimpinan pemuda dan teori strategi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis eksploratif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam menghidupkan kembali peran surau tidak dapat mutlak meniru zaman dahulu, tetapi mengembalikan peran surau sebagai tempat anak-anak dididik akhlak, budi pekerti dan keilmuannya dengan metode yang disesuaikan dengan era digital saat ini. Analisis penelitian ini mengungkapkan 11 karakter kepemimpinan pemuda di Minangkabau, harapan stakeholders untuk mengembalikan peran surau, dan strategi-strategi yang bisa dilakukan untuk mengembalikan peran surau dalam penguatan karakter kepemimpinan pemuda.  

The people of Solok in their daily lives adhere to the Minangkabau traditional teachings and the religion of Islam, the people in Minangkabau have used the philosophy of Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah in living life. The young generation is currently experiencing dire conditions, this can be seen from the rise of criminal cases involving the younger generation, this condition is considered by some because many of the younger generation are beginning to abandon the teachings of adat and religion. These problems give a bad impression and example for the younger generation, even though Minangkabau in the past has given birth to national leaders who are not only intelligent but also virtuous. Longing for the birth of intelligent and obedient leaders in religious teachings made the people long for the surau education system which began to be abandoned by most urban communities in Minangkabau. This study uses the theory of revitalization, stakeholder, leadership, youth, youth leadership character and strategy theory. This study uses qualitative methods with an explorative analysis approach. The results of this study reveal that in reviving the role of surau cannot be absolutely imitated in ancient times, but returning the role of surau as a place for children to be educated in morals, manners and science with methods adapted to today digital era. Analysis of this study reveals 11 youth leadership characters in Minangkabau, stakeholders hopes to restore the role of surau, and strategies that can be done to restore the role of surau in strengthening the character of youth leadership."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Yanuarsyah
"Kota Bandung telah terpilih menjadi proyek percontohan Kota kreatif se- Asia Pasifik pada tahun 2007. Hingga saat ini potensi ekonomi kreatif terus berkembang di Kota Bandung, sehingga memerlukan analisis secara cermat, bagaimana peranan dari masing-masing sektor ekonomi kreatif dalam perekonomian Kota Bandung. Tabel Input-Output, dipilih sebagai alat analisis untuk dapat mengetahui keterkaitan antar sektor, analisis sektor kunci, dan analisis pengganda. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sektor ekonomi kreatif tidak termasuk sektor kunci dalam perekonomian Kota Bandung. Secara umum apabila dilihat menurut karakteristik produknya, sektor ekonomi kreatif ini lebih banyak digunakan sebagai permintaan akhir. Adapun sektor dengan nilai indeks total keterkaitan ke belakang terbesar, yaitu Penerbitan dan Percetakan; Radio dan Televisi; Film, Video dan Fotografi; Musik; Desain; Periklanan; dan Kerajinan. Sementara sektor dengan indeks total keterkaitan ke belakang dan indeks total keterkaitan ke depan terkecil, yaitu Permainan Interaktif; Layanan Komputer dan Piranti Lunak; Riset dan Pengembangan; Arsitektur; Seni Pertunjukan; Kuliner (Restoran); Fesyen; dan Pasar Barang Seni. Sedangkan sektor ekonomi kreatif, dengan nilai pengganda output, pengganda pendapatan, pengganda tenaga kerja dan pengganda nilai tambah bruto terbesar, yaitu Penerbitan dan Percetakan; Radio dan Televisi; Film, Video dan Fotografi; Seni Pertunjukan; dan Pasar Barang Seni.

Bandung City has been chosen as a pilot project on creative economy among cities in Asia Pacific 2007. The potential of creative economy in Bandung City grows continuously and thus requires thorough analysis on the role of each creative economy sectors in the regional economy of the city. This study constructs a creative economy Input-Output Table and investigates the linkages between the sectors, key sectors, and multipliers. Interestingly, the analysis shows that creative economy is not a key sector in the regional economy of Bandung City. This could be linked to the nature of the products in this sector that are widely used as final demand. The sectors with the biggest total backward linkages index value are Publishing and Printing; Radio and Television; Film, Video and Photography; Music; Design; Advertising ; and Crafts. While sectors with the smallest total backward linkages index and total forward linkages index are Interactive Games; Computer Services and Software; Research and Development; Architecture; Performing Arts; Culinary (Restaurant); Fashion; and Art Goods Market. Furthermore, the creative economy sector with the largest output multiplier, income multiplier, labor multiplier and gross value added multiplier, are Publishing and Printing; Radio and Television; Film, Video and Photography; Performing Arts; and Art Goods Market."
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2014
T42818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dina Amri
"Pelayanan gizi pada bayi dan balita tidak dapat dilaksanakan selama masa pandemi COVID-19 dengan adanya Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Angka kunjungan ke POSYANDU di empat wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok mengalami penurunan signifikan pada bulan April hingga bulan Mei tahun 2020. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 pada tanggal 4 Mei 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kota Solok dari perspektif kebijakan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus pada bulan Mei sampai Agustus 2021 di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok dan Dinas Kesehatan Kota Solok. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam terhadap 11 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal (Kebijakan Kepala Puskesmas, SDM, dana dan fasilitas) serta faktor eksternal (Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Solok dan kondisi-sosial ekonomi masyarakat) yang dimiliki oleh Puskesmas se-Kota Solok tidak sepenuhnya mendukung untuk pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Keadaan penduduk di wilayah kerja masing-masing Puskesmas yang masih banyak tidak memiliki smartphone dan tidak bisa akses media sosial menyebabkan konseling gizi secara daring tidak dapat dilaksanakan oleh Petugas Gizi. Kegiatan pelayanan gizi di POSYANDU tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik dikarenakan kurang memadainya sarana dan prasarana kesehatan. Kegiatan pelayanan gizi pada bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok pada masa tanggap darurat COVID-19 tidak dilaksanakan sepenuhnya sesuai Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Kepala Puskesmas dan Petugas Gizi diharapkan bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat (Ketua RT/RW), Kepala Kelurahan dan Pemerintah Daerah Kota Solok dalam meningkatkan swadaya masyarakat dengan cara mengadakan rapat lintas sektor dan memanfaatkan dana kelurahan untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di Posyandu berbasis gotong royong seperti yang telah diatur oleh Pemerintah Daerah Kota Solok.

Nutrition services for infants and children under-five cannot be carried out during COVID-19 pandemic because of the Large-Scale Social Restriction Policy (Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB). POSYANDU visit rate in the four working areas of Public Health Centers (Puskesmas) in Solok City showed significant decrease from April to May 2020. To overcome this, the Ministry of Health of Indonesian Republic issued Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period on May 4th, 2020. This study aims to analyze the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period in Public Health Centers in Solok City from policy perspective. This study was conducted with qualitative approach and case study design from May to August 2021 in Public Health Centers in Solok City. Data was collected by using observation, document review and in-depth interviews with 11 informants. The results showed that internal factors (Internal Policy, HR, funds and facilities) as well as external factors (Solok City Government Policy and community socio-economic conditions) of Public Health Centers in Solok City did not fully support the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Population condition which still does not have a smartphone and cannot access social media, causes online nutrition counseling cannot be carried out by Nutrition Officers. Nutrition service activities at POSYANDU did not properly implement health protocols due to inadequate health facilities and infrastructure. Nutrition service activities for infants and children under-five in ​​Public Health Centers in Solok City during COVID-19 were not fully implemented according to Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Heads of Public Health Centers and Nutrition Officers are expected to cooperate with Community Leaders and Local Government of Solok City in increasing community self-reliance by holding cross-sectoral meetings and utilizing village funds to support the development of health facilities and infrastructure in POSYANDU based on mutual cooperation as regulated by the Local Government of Solok City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Primasari
"MPHTB merupakan masalah darurat global karena menyebabkan lebih banyak kematian dibandingkan penyakit menular lainnya. Berdasarkan WHO Global Tuberculosis 2016 menyatakan bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk 254.831.222, menempati posisi kedua dengan beban TB tertinggi didunia.Timbulnya penyakit tuberculosis TBC di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko determinan, salah satunya kurangnya sinar matahari masuk kedalam rumah. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pencahayaan alami dalam rumah dengan kejadian TB paru BTA positif pada usia ge;15 tahun keatas di Kota Solok Sumatera Barat pada tahun 2017. Desain Penelitian ini adalah case control dengan melakukan wawancara, obeservasi dan pengukuran terhadap pencahayaan dan kelembaban. Penelitian ini dilakukan pada bulan April s/d Mei 2018. Hasil Peneilitian ini Pencahayaan yang dalam rumahyang < 60 lux beresiko terkena TB Parur 3,732 kali 95 CI 1,584-8,793 setelah di kontrol oleh variabel Kepadatan Hunian dan Status Gizi.

MPH Tuberculosis is a global emergency issue because it causes more deaths than other infectious diseases. According to WHO Global Tuberculosis 2016 states that Indonesia with a population of 254,831,222, occupies the second position with the highest burden of TB in the world. The incidence of tuberculosis TB in the community is influenced by several determinant risk factors, one of which is the lack of sunlight into the house. The purpose of this research is to know the relationship between natural light in the house with the incidence of positive smear pulmonary tuberculosis at age ge 15 years and above in Solok city of West Sumatera in 2017. Design This research is case control by conducting interview, obeservasi and measurement to lighting and humidity. This study was conducted from April to May 2018. The results of this study The in house lightings "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>