Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farchan Yuni Laksono
"Ekosistem obyek wisata Pantai Teleng Ria mempunyai manfaat terukur (tangible) dan manfaat tidak terukur (intangible). Manfaat tangible adalah nilai uang yang dihasilkan oleh Pantai Teleng Ria sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sedangkan manfaat intangible adalah manfaat yang berbentuk immaterial atau tidak dapat diraba namun bisa dirasakan seperti keunikan, pemandangan pantai yang indah, udara yang bersih dan kondisi lingkungan yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi Pantai Teleng Ria dan mengevaluasi harga sewa pemanfaatan oleh PT El John Tirta Emas Wisata. Dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method) diperoleh nilai willingness to pay (WTP) terhadap obyek wisata Pantai Teleng Ria sebesar Rp. 47.571,- per individu per kunjungan. Dengan mengalikan nilai WTP dengan jumlah wisatawan pada tahun 2011 maka nilai ekonomi Pantai Teleng Ria adalah Rp. 10.665.465.771,-. Nilai WTP individu tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga tiket masuk, namun keuntungannya harus dapat digunakan untuk menjaga dan melestarikan keberadaan ekosistem Pantai Teleng Ria.
Dari perhitungan pemasukan yang diterima oleh PT El John, nilai investasi, aset yang dikelola serta perkiraan biaya operasional perusahaan, seharusnya Pemerintah Kabupaten Pacitan mendapatkan pemasukan sewa lebih dari Rp. 500.000.000,- per tahun. Hal ini selain untuk meningkatkan pendapatan asli daerah juga untuk memperbaiki infrastruktur dan aksesibilitas menuju obyek wisata Pantai Teleng Ria.

Ecosystem of Teleng Ria Beach has measurable benefits (tangible) and intangible benefits (intangible). Tangible benefit is worth the money generated by Teleng Ria Beach as one of local revenue source for the Pacitan Government. While the intangible benefits is advantages in the form of immaterial or can not be felt but could be perceived as unique, beautiful coastal scenery, clean air and good environmental condition.
The aims of this study are to estimate the economic value and to evaluate rents utilization of Teleng Ria Beach by PT El John Tirta Emas Wisata. Using the travel cost method we ​​obtained willingness to pay (WTP) for tourist attractions Teleng Ria Beach is 47,571 IDR - per individual per visit. The economic value of Teleng Ria Beach is 10,665,465,771 IDR. This value is resulted by multiplied between WTP and the number of tourists in 2011. WTP value ​​can be considered to raise the price of admission, even though profit obtained should be used to maintain and preserve the Teleng Ria Beach ecosystems.
Based on the calculation of income received by PT El John, the value of investments, which be managed by PT El John and estimated operating costs of the company, the Pacitan Government possibly could obtained more income than 500,000,000 IDR per year. In addition, this revenue could be used to increase the local revenue in general as well as to improve infrastructure and accessibility towards the tourist attraction Teleng Ria Beach.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T32735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Portim
"Pengembangan sektor pariwisata membawa banyak manfaat dan keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah. Inti dari produk pariwisata adalah destinasi wisata. Tujuan penelitian ini dilakukan sebagai upaya memberikan informasi mengenai nilai manfaat ekonomi sumberdaya obyek wisata Pantai Pasir Putih Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Metode penelitian ini menggunakan metode TCM dan CVM untuk mengetahui nilai obyek wisata sumberdaya alam. Nilai ekonomi wisata Pantai Pasir Putih Parbaba yang diperoleh melalui pendekatan surplus konsumen pada metode biaya perjalanan adalah Rp. 26.372.911.488,-/tahun. Sedangkan untuk nilai ekonomi dengan pendekatan willingness to pay menggunakan metode valuasi kontingensi diperoleh sebesar Rp. 101.170.536,-/tahun.
Perlu perbaikan serta peningkatan sarana dan prasarana Pantai Pasir Putih Parbaba, seperti mushola atau ruang berdoa, fasilitas musik atau alunan musik dari pengeras suara (loudspeaker), perbaikan akses dan kondisi jalan, serta melakukan pelatihan dan pendampingan terhadap masyarakat setempat agar menjaga keramahtamahan terhadap wisatawan. Menaikkan harga tiket menjadi maksimal Rp.20.000,- dimana pada tingkat harga tersebut, penerimaan retribusi akan mencapai titik optimum.

The development of tourism sector brings many benefits and advantages for the people and the government. The core of tourism products is a tourist destination. The purpose of this research is to provide information regarding economic benefit value of resources tourist attraction Pantai Pasir Putih Parbaba Pangururan District of Samosir.
Research Methods initials using the method of TCM and CVM for review the value of tourism objects of natural resources. The economic value of tourism Pantai Pasir Putih Parbaba acquired through the consumer surplus approach Travel Cost Method IDR 26.372.911.488 / year. However, the economic value with the willingness to pay approach using contingency valuation method is IDR 101.170.536 / year.
Need to improve and increasing facilities and infrastructure at the Pantai Pasir Putih Parbaba, such as mosque or prayer halls, facilities music from the loudspeakers, improvement of access and the road, training and assistance to local communities in order to keep the hospitality towards tourists. Increasing the ticket price in the level IDR.20.000, - which is at that level the retribution will reach the optimum level.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rara Eulis Hendraswati
"Cikoromoy merupakan obyek wisata alam dengan komoditas wisata utamanya adalah perairan darat atau biasa disebut obyek wisata tirta. Kabupaten Pandeglang sebagai daerah tujuan wisata utama di wilayah Propinsi Banten berusaha mengoptimalkan potensi-potensi wisata yang dimiliki antara lain adalah obyek wisata Cikoromoy.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy dari sisi demand pengunjung. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy, maka dapat ditentukan hal-hal harus diperbaiki atau perlu diadakan agar mampu meningkatkan kepuasan / utility pengunjung sehingga frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy meningkat.
Pada penelitian ini jumlah responden yang diobservasi adalah 197 orang wisatawan. Dengan menggunakan metode Travel Cost Method dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata Cikoromoy adalah biaya perjalanan, waktu perjalanan, pendapatan, zona asal pengunjung, persepsi mengenai Cikoromoy sebagai bagian dari Gunung Karang berfungsi mengurangi polusi dan persepsi fungsi ekologi bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai WTP wisatawan Cikoromoy adalah Rp 4.651, sedangkan harga tiket masuk Cikoromoy saat ini adalah Rp 2.000, terdapat selisih sebesar Rp 2.651,- per harga tiket per orang. Dengan memberikan peningkatan mutu layanan dan jenis fasilitas dalam kawasan wisata Cikoromoy maka akan meningkatkan kepuasan / utility pengunjung sehingga pada akhirnya nilai willingness to pay juga akan meningkat. Nilai WTP inilah yang dapat dijadikan alternatif dasar penentuan tarif tiket masuk yang baru.

Cikoromoy is one of eco-tourism destinations whose main commodity is land water or known as water tourism. Pandeglang District, the major tourism destination in Banten Province, had optimized its tourism competency such as Cikoromoy water tourism.
This research tried to estimate economic value of Cikoromoy water tourism based on visitor's demand. There is a need to identify factors that influence economic value of Cikoromoy water tourism in order to improve visitor's satisfaction and to increase visiting frequency to this resort.
This research had 197 respondents as the same as visitors to Cikoromoy water tourism. Travel Cost Method has been used to identify factors that influence visiting frequency to this resort such as travel cost, travel schedule, income, visitor's place of origin, visitor's perception on Cikoromoy, and visitor's knowledge on other tourism destinations as a substitute to Cikoromoy.
The result of WTP value of Cikoromoy visitor's was Rp 4,651 while the present entrance ticket was Rp 2,000 there was a gap of Rp 2,651 in each person. By improving the quality of hospitality and varied facilities in Cikoromoy, it will improve the visitor's satisfaction and increase the willingness to pay among visitors. The WTP value can be used as an alternative to consider the basis of new entrance ticket.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26309
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nur
"ABSTRAK
Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) memiliki manfaat terukur (tangible)
dan manfaat tidak terukur (intangible). Manfaat tangible adalah nilai uang yang
dihasilkan oleh TRW sebagai salah satu sumber pendapatan pengelola TRW.
Sedangkan manfaat intangible adalah manfaat immaterial atau tidak dapat diraba
namun dapat dirasakan seperti pemandangan taman, udara yang bersih dan
kondisi lingkungan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi
nilai ekonomi TRW dan mengevaluasi tawaran dari konsorsium perusahaan
swasta nasional. Jumlah responden yang diobservasi berjumlah 200 orang.
Dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method) diperoleh nilai
willingness to pay (WTP) terhadap obyek wisata TRW sebesar Rp. 28.302,- per
individu per kunjungan. Nilai ekonomi TRW adalah Rp. 7.428.850.470,- yang
diperoleh dari hasil perkalian nilai WTP dengan jumlah wisatawan dalam satu
tahun. Nilai WTP individu tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menentukan harga tiket masuk. Namun keuntungannya harus dapat digunakan
untuk menjaga dan melestarikan keberadaan ekosistem TRW. Dari perhitungan
pendapatan dan pengeluaran yang diterima oleh pengelola TRW, seharusnya
pengelola Taman Rekreasi Wiladatika mendapatkan pendapatan sewa lebih dari
Rp 6.274.670.000,- per tahun.

ABSTRACT
Wiladatika Recreation Park has measurable benefits (tangible) and
intangible benefits (intangible). Tangible benefit is worth the money generated by
Wiladatika Recreation Park as one of revenue source for the Wiladatika
Recreation Park management. While the intangible benefits are advantages in the
form of immaterial or can not be felt but could be perceived as unique, beautiful
park scenery, clean air and good environmental condition. The aims of this study
are to estimate the economic value and evaluate rents utilization of Wiladatika
Recreation Park. Using the travel cost method we obtained that the willingness to
pay (WTP) for tourist attractions in Wiladatika Recreation Park is IDR 28,302 -
per individual per visit. The economic value of Wiladatika Recreation Park is IDR
7.428.850.470. This value is resulted by multiplying WTP and the number of
tourists in a year. WTP value can be considered to raise the price of admission,
However profit obtained should be used to maintain and preserve the Wiladatika
Recreation Park ecosystems. Based on the calculation of income, the value of
investments, assets under management and estimated operating costs of the
company, the Wiladatika Recreation Park management possibly could obtain
income more than IDR 6.274.670.000 per year."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ismiati
"Status Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas mendorong pembangunan infrastruktur massif, terutama pelabuhan berskala internasional. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan laut di sekitarnya, termasuk TWA Laut Pulau Weh yang selama ini menjadi tujuan wisata utama di Sabang. Untuk itu diperlukan informasi terkait nilai ekonomi TWA Laut Pulau Weh agar dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki dan menentukan arah kebijakan pembangunan kawasan. Informasi nilai ekonomi kawasan tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan valuasi lingkungan. Studi ini menggunakan dua pendekatan valuasi, yaitu travel cost method dan contingent valuation method. Nilai ekonomi yang diperoleh dari TCM dan CVM secara berturut-turut adalah Rp 12.075.215.255 dan Rp 6.785.639.710.

Sabang?s status as a free port and trade area encourages massive infrastructure development, especially international port. These conditions are feared to disturb the marine ecosystem balancing in the vicinity, including TWA Laut Pulau Weh which has been the main tourist destinations in Sabang. It required information related to the economic value of TWA Laut Pulau Weh that can be used as input and consideration to fix and determine the direction of policy development for the region. Information of economic value of the region can be obtained by means of environmental valuation. This study uses two valuation approaches, namely the travel cost method and the contingent valuation method. The economic value obtained from TCM and CVM respectively is Rp 12.075.215.255 and Rp 6.785.639.710."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilin Purwati
"Taman Margasatwa Ragunan merupakan salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia dan terbesar se-Asia Tenggara. Tidak hanya sebagai tempat rekreasi yang aman, dekat, serta biaya yang murah namun Taman Margasatwa Ragunan juga mengandung keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi tinggi. Maka dari itu, penelitian ini ingin melihat nilai ekonomi Taman Margasatwa Ragunan berdasarkan pendekatan travel cost method dan choice modeling. Dalam metode travel cost dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Sqaure), variabel biaya perjalanan dan status pernikahan signifikan mempengaruhi jumlah kunjungan. Total nilai manfaat yang diperoleh sebesar Rp. 186.002.217.815,00 per periode atau sebesar Rp. 36.068,00 per kunjungan. Untuk choice modeling menggunakan atribut spesies hewan, toilet, kebersihan, dan tiket masuk. Analisa dengan menggunakan Conditional Logit menunjukkan total compensating surplus paling tinggi pada skenario tiga dengan total nilai manfaat Rp. 16.886,29 atau sebesar Rp. 87.080.925.787,00.

Ragunan Zoo is one of the largest zoos in Indonesia and the largest in Southeast Asia. Not only as a place of recreation that is safe, close and low cost, but Ragunan Zoo also contains high biodiversity value. Therefore, this study wants to estimate economic value Ragunan Zoo through travel cost method and choice modeling approach. In travel cost method using OLS (Ordinary Least Sqaure), cost of travel and marital status significantly affect the number of visits. The total value of the benefits gained is Rp. 186.002.217.815,00 per period or Rp. 36.068,00 per visit. Choice modeling?s attributes are animal species, toilets, cleanliness and cost. Conditional logit shows that respondents are willing to pay from Rp. 10,000 to Rp. 15,000 for improvement services for Ragunan Zoo. Using Conditional Logit, the results showed that the highest total compensating surplus on third scenario with total value of Rp. 16.886,29 or Rp. 87.080.925.787,00 per period."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Sofian Dedi S.
"Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia yang memiliki potensi wisata dan nilai ekonomi yang sangat tinggi. Keindahan alam yang dimiliki Danau Toba menjadikannya salah satu objek wisata alam di Kabupaten Toba Samosir yang sangat digemari dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai permintaan tersebut. Penilaian wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dilakukan dengan pendekatan metode biaya perjalanan, yang prinsipnya menggunakan biaya perjalanan untuk menghitung nilai dari mamfaat rekreasi atau wisata yang diperoleh. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir bervariasi. Semakin tinggi biaya perjalanan yang rela dikeluarkan oleh wisatawan dan semakin tinggi jumlah penduduk daerah asal sebagai penikmat jasa wisata, maka semakin tinggi nilai permintaan wisatanya. Nilai permintaan wisata dari kabupaten/kota dalam Pulau Sumatera didominasi oleh kelas rendah atau < Rp. 720.000.000, sedangkan dari Kabupaten/kota Luar Pulau Sumatera didominasi kelas sangat tinggi atau > Rp. 2.160.000.000.

Lake Toba is the largest lake in Indonesia which has tourism potential and very high economic value. Natural beauty of Lake Toba makes it become one of the very popular natural attractions and frequently visited in the district of Toba Samosir. This study aimed to determine the pattern of demand for the natural attractions of Lake Toba Toba Samosir and factors that affect the value of the demand. Assessment of natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is done by travel cost method approach, which principally using the travel costs to calculate the of recreation value obtained. The method of analysis used in this study is spatial analysis.
The results indicate that the demand for natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is vary. The higher the travel costs incurred by travelers who are willing and the higher the population of the area of origin of tourism services connoisseur, the higher the value of tourism demand. Value of tourism demand from the district / city in the island of Sumatra is dominated by low-grade or Rp. 2.16 billion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ismiati
"Status Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas mendorong pembangunan infrastruktur massif, terutama pelabuhan berskala internasional. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan laut di sekitarnya, termasuk TWA Laut Pulau Weh yang selama ini menjadi tujuan wisata utama di Sabang. Untuk itu diperlukan informasi terkait nilai ekonomi TWA Laut Pulau Weh agar dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki dan menentukan arah kebijakan pembangunan kawasan. Informasi nilai ekonomi kawasan tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan valuasi lingkungan. Studi ini menggunakan dua pendekatan valuasi, yaitu travel cost method dan contingent valuation method. Nilai ekonomi yang diperoleh dari TCM dan CVM secara berturut-turut adalah Rp 12.075.215.255 dan Rp 6.785.639.710.

Sabang's status as a free port and trade area encourages massive infrastructure development, especially international port. These conditions are feared to disturb the marine ecosystem balancing in the vicinity, including TWA Laut Pulau Weh which has been the main tourist destinations in Sabang. It required information related to the economic value of TWA Laut Pulau Weh that can be used as input and consideration to fix and determine the direction of policy development for the region. Information of economic value of the region can be obtained by means of environmental valuation. This study uses two valuation approaches, namely the travel cost method and the contingent valuation method. The economic value obtained from TCM and CVM respectively is Rp 12.075.215.255 and Rp 6.785.639.710."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Ari Widowati
"The Law of Spatial Planning No.26/2007 obligates the local government to provide public UGS at least 20% of their area. The implementation faces several problems, such as budget orientation. UGS is not being prioritized since the cost always seems to exceed the benefit due to the condition that there is no market value for the benefits of UGS. This research tries to do a proper valuation of UGS using the Travel Cost Method. In addition to that, due to a widely use of social media, this study tries to explore the effect of social media on number of visit to the park. To perform this study, onsite and online survey were conducted using questionnaire to obtain data from visitors of Suropati Park, Jakarta. After comparing results using Poisson and Negative Binomial Regression, the final model estimates per-trip consumer surplus is Rp44,843, and total consumer surplus per year is approximately Rp 4.290 billion. Moreover, the social media variable shows that the strongest power of social media is to attract new users and the power become less and less as the number of visit increases because the decision to re-visit a park is strongly accounted on the perceived quality on the first visit.

Undang-Undang Penataan Ruang No.26/2007 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyediakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) publik setidaknya 20% dari wilayah mereka. Implementasinya menghadapi beberapa masalah, salah satunya orientasi anggaran. Pembangunan RTH tidak diprioritaskan karena biayanya dianggap selalu melebihi manfaat. Hal ini diakibatkan oleh tidak ada nilai pasar untuk manfaat yang diberikan RTH. Oleh karena itu dibutuhkan cara khusus untuk menilai manfaat RTH. Penelitian ini mencoba melakukan valuasi RTH menggunakan Metode Biaya Perjalanan. Selain itu, karena penggunaan media sosial yang luas, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi efek penggunaan media sosial terhadap jumlah kunjungan ke taman. Dalam penelitian ini dilakukan survei dengan menggunakan kuesioner di tempat dan juga secara online untuk mendapatkan data dari pengunjung Taman Suropati, Jakarta. Setelah membandingkan hasil menggunakan Poisson dan Regresi Binomial Negatif, model akhir memperkirakan surplus konsumen per perjalanan adalah Rp44,843, dan total surplus konsumen per tahun sekitar Rp4.290 miliar. Selain itu, variabel media sosial menunjukkan bahwa kekuatan media sosial yang terkuat adalah untuk menarik pengguna baru dan kekuatan menjadi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan karena keputusan untuk mengunjungi kembali taman sangat tergantung pada persepsi pengunjung terhadap kualitas taman pada kunjungan pertama.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Sulistyowati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai ekonomi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk di kota Jakarta Utara dengan menggunakan metode biaya perjalanan dan untuk memperkirakan permintaan pengunjung dan kemauan untuk membayar (willingness to pay/WTP). Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan survei pada 100 sampel pengunjung. Data dianalisis dengan menggunakan model regresi log-log. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya perjalanan dan pendapatan mempengaruhi total kunjungan individu dan menunjukkan bahwa rata-rata kesediaan pengunjung untuk membayar adalah Rp.276.921 per individu per tahun. Nilai ekonomi dari TWA Angke Kapuk yang berasal dari kesediaan untuk membayar pada Tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp.2,42 miliar. Saat ini, kebijakan untuk menaikan tarif masuk adalah solusi yang mungkin untuk membiayai konservasi.

ABSTRACT
This research aim to evaluate the economic value of Angke Kapuk natural tourism park (TWA Angke Kapuk) in North Jakarta by travel cost method and to estimate the demand for traveling and the willingness to pay. The data for this research were collected by conducting surveys on 100 sample visitors. The data were analyzed by using log-log regression model. The result of this research indicated that travel cost and income affected total individual visits and showed that visitors’ average willingness to pay was Rp.276.921 per head per year. The economic value of TWA Angke Kapuk in 2014 is projected to reach Rp.2.42 billion. At present, the policy to increase entrance fees is a possible solution to finance conservation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>