Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Popy Maria
"ABSTRAK
Spatial Modulation (SM) merupakan suatu konsep teknik modulasi pada sistem MIMO dimana hanya satu antena pengirim yang aktif pada satu waktu pentransmisian dan bit informasi yang dikirim mengandung unit sinyal yang dipilih dari complex signal-constelation diagram dan index antena pengirim yang dipilih dari set antena pengirim. Trellis Coded Spatial Modulation (TCSM) merupakan aplikasi teknik TCM untuk menentukan konstelasi antena pengirim dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh korelasi pada sistem SM. Sehingga TCSM memiliki kinerja yang baik pada kanal Rician dan lebih buruk pada kanal flat fading Rayleigh dibandingkan dengan SM.
Trellis Coded Modulation - Spatial Modulation (TCM – SM) yang diusulkan pada penelitian ini merupakan pengimplementasian teknik TCM untuk menentukan konstelasi sinyal yang dikirim pada modulasi SM. Dengan mentransmisikan sinyal modulasi coded (TCM), kinerja TCM-SM pada kanal flat fading Rayleigh dan kanal Rician memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan SM. Kinerja TCM-SM juga dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah state pada TCM. Kinerja TCM-SM dinyatakan dengan probabilitas keslahan bit.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa kinerja TCM-SM untuk 4 bit transmisi pada kanal flat fading Rayleigh dapat memberikan perbaikan kinerja 1.5 dB terhadap SM dan lebih besar 3.3 dB dari TCSM dan pada kanal Rician TCM-SM memberikan perbaikan kinerja 3 dB terhadap SM dan dan 3 dB terhadap TCSM untuk probabilitas kesalahan bit 1e-3.

ABSTRACT
Spatial Modulation (SM) is a new modulation concept in MIMO system, that only one transmit antenna active for data transmission at any signaling time instance. Information bits that was transmitted are contains two information, signal unit that is chosen from a complex signal constellation diagram and index transmit antenna active that is chosen from set of transmit antennas. Trellis Coded Spatial Modulation (TCSM) apply Trellis Coded Modulation (TCM) concept to antenna constellation for reduced inter channel interference in Rician channel fading. TCSM performance is better in Rician channel fading and worse in Rayleigh channel than SM.
Trellis Coded Modulation - Spatial Modulation (TCM – SM) was proposed in this research apply TCM concept to signal constellation points of SM. TCM-SM to aim for enhance SM performance in Rayleigh fading channel and Rician fading channel. TCM-SM performance could increased by increase number of state of TCM. Performance analysis was expressed by bit error probability.
The simulation result for 4 transmission bits show that in Rayleigh channel TCM-SM performance more 1.5 dB than SM and more 3 dB than TCSM. In Rician channel TCM-SM performance more 3.3 dB than SM and more 3 dB than TCSM in bit error probability 1e-3 ."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kipong Krisantoro Malun
"ABSTRAK
Pada skripsi ini dianalisa kinerja dari modulasi trellis coded (TC) 2FSKJ4PSK dengan kode fasa dihilangkan sebagian pada kanal additive white Gaussian noise (AWGN) dan kanal fading Rayleigh. Kinerja TC 2FSKI4PSK dengan fasa dihilangkan sebagian yang dianalisa dinyatakan oleh jarak bebas Euclidean kuadrat (d~ ) dan bit error rate (BER) untuk kanal AWGN dan kanal fading Rayleigh Konstelasi 2FSKJ4PSK yang digunakan memiliki jarak antara sinyal 0 dan sinyal 3 yang lebih besar daripada konstelasi sinyal yang digunakan oleh Dr. Gunawan [1). Hasil diperoleh dfnY maksimum sebesar 8 untuk 4-keadaan dan 12 untuk 8-keadaan trellis_ Kinerja BER TC 2FSKJ4PSK dengan kode fasa dihilangkan sebagian yang barn tidak lebih balk daripada konstelasi yang digunakan dalam referensi [I) untuk 4-keadaan dan 8-keadaan trellis baik pads kanal AWGN maupun kanal fading Rayleigh.

"
2000
S39157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada Penelitian ini, standar analisis permasalahan yang digunakan akan mengacu pada
Wireless Local Area Network
(WLAN) sesuai standar IEEE 802.11a. Standar ini merupakan standar untuk komunikasi
wireless
kecepatan tinggi yang memiliki variasi
data rate
yaitu 6 Mbps, 9 Mbps, 12 Mbps, 18 Mbps, 24 Mbps, 36 Mbps, 48 Mbps dan 54 Mbps. Pada Penelitian ini juga akan dirancang skema modulasi adaptif yang diintegrasikan dengan sistem
Orthogonal Frequency Division Mutiplexing
(OFDM) untuk mengakomodasi seluruh variasi
data rate
yang direkomendasikan oleh standar IEEE 802.11a. Skema modulasi adaptif digunakan untuk memilih skema modulasi yang paling optimal sesuai dengan perubahan kondisi kanal terhadap waktu dan untuk memilih
data rate
yang optimal dengan daya yang efisien. Dengan menggunakan skema modulasi adaptif akan memberikan kombinasi yang handal antara konsumsi daya dan efisiensi
bandwidth
. Efisiensi
bandwidth
akan meningkat tanpa mengorbankan performansi. Parameter penting yang memengaruhi performansi modulasi adaptif adalah
Signal to Noise Ratio
(SNR)
. Agar pemilihan skema modulasi efisien, menjadi hal yang penting untuk mengetahui SNR kanal. Performansi modulasi adaptif bergantung secara langsung pada bagaimana SNR kanal diprediksi. Semakin akurat estimasi dilakukan berarti semakin baik pemilihan skema modulasi dilakukan dan semakin baik pula kemampuan untuk memanfaatkan variasi dari kanal
rayleigh."
384 JURTEL 10:2 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Pinardi
"Penggunaan diversitas sementara ini pada umumnya pada penerima sedangkan pada sisi pengirim masih jarang digunakan. Diversitas antena digunakan untuk menekan pengaruh fading.
Pada tesis ini unjuk kerja treliis code (TC) 8 phase shift keying (PSK) dengan teknik diversitas selection combining (SC) di pengirim dan maximum ratio combining (MRC) di penerima pada kanal fading Nakagami akan dievaluasi dan dianalisa. Beberapa persamaan untuk evaluasi unjuk kelja yang dinyatakan sebagai bit error rate (BER) pada TC 8PSK dengan teknik diversitas SC dan MRC akan diturunkan.
Dari hasil diperoleh bahwa unjuk kerja BER TC BPSK dengan diversitas SC di pengirim dan MRC di penerima Iebih balk dan pada TC BPSK tanpa diversitas dan TC BPSK dengan diversitas MRC di penerima. Unjuk kerja BER dipengaruhi oleh jumlah cabang diversitas penginm, AC dan penerima, L Sernakin besar parameter fading Nakagami (m) semakin baik.

Nowadays, diversity have been use only for receiver side, but not in the transmitter side. Antenna diversity is used to achieve signal that resistant to fading.
In this thesis the performance of trellis code (TC) 8 phase shift keying {PSK) with diversity selection combining (SC) in the transmission side and maximum ratio combining (MRC) in the reception side on the fading Nakagami channel will be analyzed and evaluated.
A number of equation to evaluate the performance and measured as bit error rate (BER) on the TC 8PSK with diversity SC and MRC techniques will be analyzed. lt is shown from the results that the BER performance of TC 8PSK with SC diversity in the transmission and MRC diversity in the reception is better than that the BER performance of TC 8PSK without diversity and TC 8PSK with MRC diversify in me reception. The BER performance of rc aPsi< is depend on the number of branch of transmitten K, the number of branch receiven L, and Nakagami fading parameter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Sari
"Skema Multiple Input Multiple Output (MIMO) menjadi topik penelitian penting dalam bidang telekomunikasi nirkabel, karena memiliki kapasitas tinggi tanpa memerlukan tambahan bandwidth serta ketahanannya terhadap multipath fading. Permasalahan yang timbul pada MIMO adalah diperlukannya suatu skema agar setiap antena pemancar dapat digunakan untuk mengirimkan aliran data yang berbeda pada saat bersamaan, dan aliran data yang berbeda-beda tersebut dapat dipisahkan secara tepat di bagian penerima. Permasalahan lain pada sistem MIMO adalah pengkodean yang tepat untuk aliran data jamak sehingga data dapat diterima secara handal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian ini diajukan penggabungan arsitektur berlapis Vertical Bell Laboratories Space-Time Multiple Input Multiple Output (V-BLAST MIMO) serta pengkodean Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC). Penggunaan V-BLAST memungkinkan pengiriman data yang berbeda pada setiap antena, dan kode RCPC memberikan proteksi terhadap kesalahan kanal. Untuk mempermudah perhitungan parameter kode RCPC, digunakan kode konvolusional ekivalen. Kriteria Zero Forcing (ZF) dan Minimum Mean Squared Error (MMSE) digunakan untuk mengekstrak setiap sub-aliran informasi yang tiba di penerima.
Penelitian ini menghasilkan kode RCPC menggunakan kode konvolusional ekivalen dengan periode puncturing Pc = 2 hingga 6, serta kode RCPC tanpa kode konvolusional ekivalen dengan periode puncturing Pc = 6. Hasil lainnya adalah persamaan BER untuk RCPC V-BLAST MIMO pada kanal fading Nakagami-m. Kanal fading Nakagami-m digunakan karena memiliki karakteristik empiris yang sesuai dengan pola fading secara general. Persamaan BER sistem dinyatakan dalam persamaan matematis yang modular, yang terdiri atas kinerja BER subsistem modulasi M-QAM multikanal, subsistem V-BLAST MIMO, dan subsistem RCPC dengan modulasi M-QAM dan kanal Nakagami-m.
Simulasi numerik yang dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan periode puncturing Pc akan meningkatkan jarak bebas kode dfree, sehingga memperbaiki BER sistem. Peningkatan dfree juga dapat dicapai dengan meletakkan bit yang di-puncture pada satu kolom dalam matriks puncturing, tanpa mengubah Pc. BER sistem juga akan semakin baik dengan penambahan jumlah antena, dimana penambahan jumlah antena penerima akan meningkatkan BER dengan lebih signifikan dibandingkan dengan penambahan jumlah antena pemancar. Semakin tinggi Pc yang digunakan, perbaikan BER yang dihasilkan oleh penambahan antena akan semakin kecil. Penggunaan deteksi berbasis MMSE akan meningkatkan BER sistem pada kisaran 0,5 hingga 1 dB dibandingkan deteksi berbasis ZF.

The Multiple Input Multiple Output (MIMO) system has been the subject of rigorous research in the wireless telecommunication field, due to its ability to increase capacity without necessitating extra bandwidth and its robustness against multipath fading. There are two main problems arising in this system. The first is the need to find a scheme to send different information symbols simultaneously using multiple transmit antennas, as well as enabling the extraction of those symbols in the receiver. The second problem is finding a correct coding type for multiple information streams to provide robustness against channel errors.
To solve these problems, this research proposes the integration of Vertical Bell Laboratories Space-Time Multiple Input Multiple Output (V-BLAST MIMO) scheme and Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC) encoding. The use of V-BLAST scheme will enable the transmission of different data streams simultaneously using the multiple transmit antennas, while RCPC codes protect the data against channel errors. To simplify the calculation of RCPC code parameters, equivalent convolutional codes are used. Zero Forcing (ZF) and Minimum Mean Squared Error (MMSE) criteria are used to extract the different data streams arriving in the receiver.
In this research RCPC codes using equivalent convolutional codes which puncturing periods are Pc = 2 to 6, and an RCPC code without equivalent convolutional code which Pc = 6 are obtained. A mathematical formulation of BER for RCPC V-BLAST in Nakagami-m fading channel is derived and numerically simulated. The Nakagami-m model is used as its empirical characteristics match those of general fading pattern. The mathematical BER of the system is stated as a modular equation, consisting of the subsystems BER.
The numerical simulations results show that the increase of Pc will increase the free distance of the codes dfree, which in turn will increase the system BER. The increase of dfree can also be obtained by placing the punctured bits in one column of the puncturing matrix, without changing the Pc. Increasing the number of antennas will also improve the system BER. The increased number of receive antennas will contribute more significantly to the BER improvement compared to the increase of transmit antennas. The larger the Pc used, the BER improvement yielded by increasing the antenna numbers will be more insignificant. The use of MMSE-based detection will improve the system BER by 0.5-1 dB compared to the ZF-based detection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D995
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Ariansyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartanto
"Sinyal yang diterima dari kanal komunikasi dengan modulasi M-QAM dapat berubah karena munculnya sejumlah bit yang salah (error). penyebab terjadinya bit error dapat berupa interferensi, seperti Rayleigh fading serta noise, seperti additive white gaussian noise (AWGN). pengurangan bit error pada modulasi M-QAM dapat digunakan dengan teknik spatial multiplexing disisi pengirim dan metode pendeteksian dan penerimaan sinyal di sisi penerima. terdapat beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai penerapan spatial multiplexing di sisi pengirim dan metode pendeteksian dan penerimaan sinyal di sisi penerima, seperti penelitian pada komunikasi CDMA dengan metode OSIC, ZF dan Maximum Likelihood. selain itu, terdapat penelitian tentang MMSE dan penelitian mengenai penerapan metode ZF-SIC pada modulasi BPSK.
Permasalahan yang kemudian dihadapi dan menjadi pokok bahasan dalam penulisan tesis ini adalah bagaimana memaksimalkan pengurangan bit error hingga 10-4 atau mendekati 0 agar sinyal yang diterima dapat Mediterranean kembali dengan benar. untuk itu dalam tesis ini diusulkan penggunaan teknik spatial multiplexing dengan metode pembatalan atau penekanan terus menerus sinyal interferensi yang terdapat pada sinyal yang diterima yang diistilahkan dengan succesisive interference cancellation (SIC) pada metode ZF, MMSE, dan maximum likelihood serta lebih dimaksimalkan dengan menambahkan metode pemilihan sinyal gangguan terberat MRC.

The signal received from the communication channel with M-QAM modulation can change due to the appearance of a number of wrong bits (error). the cause of bit error can be interference, such as Rayleigh fading and noise, such as additive white gaussian noise (AWGN). bit error reduction in M-QAM modulation can be used with the spatial multiplexing technique on the sending side and the method of detecting and receiving signals on the receiving side. There have been several studies conducted previously regarding the application of spatial multiplexing on the sending side and the method of detecting and receiving signals on the receiving side, such as research on CDMA communication with OSIC, ZF and Maximum Likelihood methods. In addition, there are research on MMSE and research on the application of the ZF-SIC method on BPSK modulation.
The problem that is then faced and the subject of the discussion in writing this thesis is how to maximize the reduction of bit error up to 10-4 or close to 0 so that the signal received by Mediterranean can return correctly. Therefore, this thesis proposes the use of spatial multiplexing techniques by continuously canceling or suppressing the interference signals found on signals received which are termed as successful interference cancellation (SIC) in the ZF, MMSE, and maximum likelihood methods and more maximized by adding selection methods. MRC's heaviest signal interference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T28336
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bedjo Wardono
"Teknik diversitas pads kanal fading merupalan suatu teknik yang efektif untuk meningkatkan perbandingan siyal terhadap derau yang ditcrima pads penerima. Teknik penggabungan diversitas antara lain maximal ratio combining, equal gain combining dan selection combining. Sistem komunikasi dijital dengan daya dan lebar pita yang terbatas dapat menggunalan penggabungan antara teknik pengkodean dan modulasi yaitu sistem modulasi kode trellis. Pada togas akhir ini dibahas mengenai kinerja TC 8 PSK pads kanal Nakagami fading dengan diversitas EGC dimana pada EGC mempunyai keuntungan yaitu amplitudo fading dari kanal tidak perlu diketahui. Kinerja TC 8 PSK dinyatakan dengan bit error rate (BER) dimana kineija dengan diversitas EGC kurang balk dari diversitas MRC, disamping itu juga disajikan knerja pads kanal fading dengan parameter fading yang berbeda-beda."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S39188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Widjaja
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T38820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kinerja kode low-density parity-check (LOPC) pad a kanal A WGN dan kanal Rayleigh fading tanpa diversitas mudah kita jumpai, tetapi kinerjanya pad a kanalfading dengan diversity combining masih sulit kita temukan. Makalah ini menyajikan kinerja kode LOPC pada kanal Rayleigh fading dengan diversity combining pada sisi penerima. Skema kombinasi yang akan digunakan pada penerima adalah selection- combining (SC), equal-gain combining (EGC), dan maximal-ratio combining (MRC). Hasil simulasi menunjukkan bahwa kinerja BER terbaik diberikan oleh skema kombinasi MRC, lalu diikuti oleh EGC dan Sc. Dengan penggunaan kode LOPC, mampu memberikan coding gain yang besar ketiga skema tersebut. Namun peringkat keunggulan kinerja dari skema MRC, EGC, dan SC tetap tidak berubah,"
620 JURTEL 16:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>