Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81968 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Trissan Hapsari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas terjemahan beranotasi bagian 3 dan 4 dari novel anak berjudul Gulliver’s Travels oleh Martin Woodside. Novel anak ini merupakan hasil penceritaan kembali dari novel karya Jonathan Swift dengan judul yang sama. Teks sumber dalam tesis ini adalah teks ekspresif yang berjenis petualangan fantastik. Metode yang digunakan dalam menerjemahkan teks ini adalah gabungan antara metode semantis dan komunikatif. Berbagai masalah yang ditemui selama proses penerjemahan digolongkan dalam tujuh kategori yaitu nama diri, istilah yang mengalami pergeseran makna, idiom, kata budaya, jarak, gelar kehormatan, dan ungkapan. Dalam usaha untuk memecahkan permasalahan ini digunakan berbagai prosedur penerjemahan di antaranya transferensi, calque, modulasi, dan padanan budaya. Dengan menganotasi penerjemah memberikan pertanggungjawabannya atas padanan yang dianggap sesuai.

ABSTRACT
The focus of this study is the annotated translation of part 3 and 4 of the children’s novel Gulliver’s Travels by Martin Woodside. This children’s novel is a retold version from a novel by Jonathan Swift with the same title. The source text in this study is an expressive text and the text’s genre is fantasy adventure. Translation methods applied in this study are semantic and communicative. Problems found during the translation process are categorized into seven groups: self-identification, mean shifting of terms, idioms, cultural words, units of length, titles of respect, and expressions. In order to solve these problems, the translator applied some procedures such as transference, calque, modulation, and cultural equivalence. By giving annotation the translator justifies the equivalence chosen in the translation."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ismaya Sakti Amanda
"Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang disertai anotasi berisi pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya Novel Modelland merupakan teks ekspresif yang berjenis petualangan fantastik Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan komunikatif Berbagai unsur bermasalah yang ditemui selama proses penerjemahan digolongkan menjadi enam kategori yaitu nama diri istilah fesyen idiom kata budaya istilah penulis dan onomatope Penerapan pelbagai prosedur merupakan cara saya menyelesaikan permasalahan itu Selanjutnya dalam melakukan anotasi saya merujuk pada pelbagai kamus mengunjungi laman Internet dan melakukan diskusi dengan narasumber Anotasi terutama dilakukan pada tataran kata frasa dan kalimat Dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan membutuhkan penguasaan bahasa budaya dan topik yang melatari suatu teks oleh penerjemah agar menghasilkan terjemahan yang baik Selain itu kepekaan penerjemah dalam menangkap ide ide implisit dan nuansa serta gaya bahasa yang melatari teks sumber harus dipertajam dalam menerjemahkan novel fantastis

An annotated translation is a translation supported by annotations or translator rsquo s commentary on the equivalents chosen Modelland is an expressive text and the text rsquo s genre is fantasy adventure Translation methods applied are semantics and communicative Problems found during the translation process are categorized into six groups self identification fashion terms idioms cultural words writer rsquo s terms and onomatope The deployment of a range of translating procedures attempt to adress those problems In performing annotation referrence to various dictionaries and websites along with discussion with sources were conducted The annotation conducted for this final assignment is limited to words phrases and sentences In conclusion translator rsquo s mastery of language cultural as well as field of the text are needed in order to produce a good translation Moreover the translator has to capture the implicits ideas the nuances and the styles of the source text
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bancin, Herlina Astuti Efse
"Penelitian terjemahan beranotasi adalah jenis penelitian introspektif dan retrospektif yang dilakukan penerjemah dengan memberikan catatan atau komentar terhadap terjemahannya sendiri. Catatan itu berupa alasan mengapa suatu padanan dipilih. Teks yang digunakan dalam dalam terjemahan beranotasi ini adalah sebuah novel.
Metode penerjemahan yang diterapkan adalah metode semantis dan komunikatif. Metode semantis diterapkan pada kata bermuatan budaya spesifik untuk tetap menjaga budaya bahasa sumber. Metode komunikatif diterapkan agar nuansa estetis dan pesan dalam teks sumber dapat tersampaikan kembali dalam bahasa sasaran dengan padanan yang wajar dan berterima.
Permasalahan yang muncul dalam proses penerjemahan novel adalah berkaitan dengan unsur kebahasaan dan unsur kebudayaan. Penerapan beberapa teknik penerjemahan merupakan cara yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan itu. Selanjutnya, anotasi dilakukan pada tataran kata, frasa, dan kalimat, berbekal pengetahuan dasar, penelusuran dokumen, pengacuan pada kamus, survei kecil, serta diskusi dengan narasumber.
Sebagai kesimpulan, metode semantis dan komunikatif adalah solusi yang tepat bagi penerjemahan novel ini, yang diterapkan melalui berbagai pilihan teknik penerjemahan.

Annotated translation or translation with commentary is a kind of introspective and retrospective research done by translator by adding a note or comment on his own translation. This note is the reason why an equivalence being chosen. Novel is used in this annotated translation as the research data.
Translation methods applied are those of semantic and communicative. Semantic method is applied to culture-specific words in order to keep culture of source language. Communicative method is applied to convey the message of source text and to keep aesthetic values by using natural equivalence in target text.
Problems that frequently occur during the translation process of a novel are related to linguistic aspects and cultural differences between source and target text. The application of several translation techniques is the kinds of solution to solve those problems. Furthermore, annotations were conducted at the level of words, phrases, and sentences by referring to basic knowledge, dictionaries and websites, and by doing some discussions with competent informants.
In conclusion, it is justified that semantic and communicative method are the most suitable solution to solve any problems in that novel, which are represented by some techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T36071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sulistyowati
"Terjemahan beranotasi adalah kajian yang menempatkan terjemahan sebagai objek penelitian. Teks sumber penelitian ini adalah novel anak dengan judul Judy Moody, Girl Detective. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan komunikatif. Permasalahan yang sering muncul dalam proses penerjemahan novel ini adalah permainan bahasa. Selain itu, masalah yang berhubungan dengan ungkapan beku, istilah teknis, dan kata budaya juga ditemukan. Masalah-masalah itu dapat ditangani dengan menerapkan prosedur penerjemahan. Dapat disimpulkan bahwa novel anak didominasi oleh permainan kata. Penerjemah harus mempertahan efek permainan bahasa TSu dalam TSa.

Annotated translation is a study which place translation as the object of the study. The source text of this study is a children?s novel entitled Judy Moody, Girl Detective. Translation methods applied in this study are sematic and communicative methods. Problems that often occure in the translation process are language play. Beside that, problems related to fixed expressions, technical terms, and cultural words also occure during translation process. Those problems can be addressed by applying translation procedures. In conclusion, it is justified that children's novel is dominated by language play. The translator should maintain the effects of the language play in the source text to the target text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Ratnasari
"Tesis ini membahas terjemahan beranotasi yang merupakan hasil terjemahan yang disertai anotasi atau diberikan catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Penerjemahan anotasi ini melibatkan sejumlah teori, yakni ideologi, metode, dan teknik penerjemahan. Pemilihan teori dimaksudkan agar terjemahan sesuai dengan tujuan skopos penerjemahan. Ideologi pelokalan dipilih dalam menerjemahankan TSu dengan alasan agar terjemahan dapat berterima bagi pembaca sasaran yang terbilang awam dalam memahami konteks budaya TSa yang berlatar budaya Amerika. Sementara itu, metode semantis dan komunikatif dipilih dengan alasan edukatif, yakni selain berterima, TSa diharapkan mampu mengedukasi pembaca sasaran terkait perbedaan konteks budaya. Dalam penerjemahan karya sastra, penerjemah tidak hanya sekadar dapat mengalihkan pesan dari TSu ke TSa, tetapi juga dituntut untuk memiliki kreatifitas tinggi dalam mencari padanan dalam BSa.

The focus of this study is an annotated translation which is a translation supported by annotations translator rsquo s commentary as the translator rsquo s accountability on the equivalents chosen. This translating and annotating process requires a set of theories consisting the ideology, methods, and techniques. The theories must be selected or applied to produce a translation based on certain translation goals skopos. Domesticating is dominant in translating the ST due to the acceptance of the translation to the target readers that are considered having lacking in competence in understanding the American culture ST. Meanwhile, semantic and communicative methods are chosen based on educational purpose meaning that in addition to the acceptance, TT is expected to be able to educate the readers related to the culture gap. In translating literary texts, a translator is not only capable in rendering the meaning from ST to TT, but is also demanded to be creative in searching for the appropriate equivalence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Jaya
"Terjemahan beranotasi adalah hasil terjemahan yang disertai anotasi atau pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Penerjemahan dan pembuatan anotasi melibatkan sejumlah teori, seperti metode, strategi, tahap, ideologi, dan etik penerjemahan yang harus dipilih atau dijalankan untuk menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan tujuan (skopos) penerjemahan. Metode semantis dan ideologi pengasingan menjiwai penerjemahan TSu. Metode semantis cocok digunakan karena TSu kaya akan istilah budaya unik yang harus dijelaskan. Ideologi pengasingan cocok digunakan untuk mempertahankan nuansa kerajaan Inggris zaman Tudor. Pengetahuan skematis yang besar tentang sejarah dan kebudayaan Inggris kuno diperlukan untuk dapat memahami TSu dan menemukan padanan yang tepat. Di dalam penerjemahan karya sastra, kemampuan menulis amat diperlukan untuk tidak hanya mengalihkan pesan, tetapi juga mempertahankan sifat puitis terjemahan.

An annotated translation is a translation supported by annotations or translator's commentary on the equivalents chosen. Translating and annotating processes require a set of theory, consisting of methods, strategies, procedures, ideology, and ethics of translation, which must be selected or applied to produce a translation based on certain translation goals (skopos). Semantic method and the ideology of foreignization are dominant throughout the translation process. Semantic method is chosen because the ST is full of culturally-bound expressions requiring sufficient explanations. Foreignization is chosen to emphasize the Tudor England setting. Substantial schematic knowledge is required to fully understand the ST and choose the most accurate equivalents. In translating a novel, a literary talent is essential for not only transferring the messages, but also preserving the poetic nature of the translation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kipuk Giyandari
"Penelitian ini menjabarkan pemilihan kata yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan kata bermuatan budaya pada novel. Novel yang digunakan adalah novel berbahasa Inggris dan memiliki latar belakang budaya Venesia. Novel The Glassblower of Murano akan diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diberikan anotasi. Anotasi atau catatan adalah bentuk pertangggungjawaban seorang penerjemah dalam menerjemakan kata bermuatan budaya yang ada pada novel. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode komunikatif mengacu pada teks sumber yang merupakan teks ekspresif. Teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik deskripsi, amplifikasi, adaptasi, peminjaman, kalke, kreasi diskursif, dan kompensasi. Selain itu, penerjemah juga mencari padanan yang tepat dengan menggunakan sumber internet dan studi pustaka. Dari penelitian ini dapat disimpulkan, kata bermuatan budaya dapat diterjemahkan ke teks sasaran dengan teknik penerjemahan yang berbeda pada tiap katanya. Pemilihan kata bermuatan budaya untuk teks sasaran didapatkan dari sumber informasi yang akurat, sehingga dapat dimengerti oleh pembaca sasaran

This study explains translators words choice in translating cultural words in the novel titled The Glassblower of Murano. The novel is written in English but sets Venice as its.cultural background. In this research, the novel will be translated into Indonesian and annotations will be added. Annotations or footnote is translators liability in translating cultural words within the novel. This research uses a communicative translating method that positions sources text as expressive text. Meanwhile, the translation techniques that is used are description, amplification, adaptation, borrowing, calqeu, discursive creation, and compensation. In addition, the translator also elaborates internet and literature sources in order to receive appropriate equivalent words. This research concludes each cultural words can be translated into the target text with a varied translation techniques. Therefore, the choice of cultural words toward the target text should be obtain from accurate source of information, thus the target may able to gain understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Fuspita
"Terjemahan beranotasi terdiri dari terjemahan dan anotasi (catatan). Anotasi diberikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas pemilihan padanan dari unsur tertentu yang menimbulkan masalah penerjemahan. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode penerjemahan semantis. Adapun masalah yang kerap kali muncul dalam penerjemahan sastra berkaitan dengan perbedaan budaya. Guna memecahkan masalah itu, saya menerapkan sejumlah prosedur penerjemahan. Kemudian, anotasi saya berikan pada tataran kata, frasa, dan kalimat, dengan berbekal penelusuran dokumen dan pengacuan pada kamus, serta hasil diskusi dengan narasumber dan hasil survei pembaca dalam skala kecil.

An annotated translation consists of translation and annotations. The annotations are given as the translator's reasoning for choosing the equivalents of certain elements causing translation problems. The translation method applied is the semantic translation method. The problems that often emerge in literary translations are related to cultural differences. In order to solve the problems, I applied several translation procedures. Afterwards, I made annotations at the levels of words, phrases, and sentences, by referring to various websites and dictionaries, along with the results of discussion with an informant and a smallscale survey."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29945
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cattleya Wahyu Pravitha
"Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang diberi catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Bahan terjemahan beranotasi ini adalah dongeng. Banyak hal perlu dipertimbangkan bila mengingat pembaca sasarannya adalah anak-anak. Penerjemahan dilakukan dengan metode semantis agar unsur estetis TSu tetap muncul di dalam TSa dan metode komunikatif agar pembaca TSa tidak kesulitan memahami isi teks. Pelbagai kamus digunakan sebagai rujukan dan laman internet sebagai sumber informasi saat menerjemahkan. Permasalahan penerjemahan yang banyak ditemukan dalam penerjemahan dongeng ini adalah bahasa figuratif dan kata budaya. Berbagai prosedur penerjemahan diterapkan untuk memecahkan masalah yang ada dan unsur-unsur yang bermasalah dianotasi. Menerjemahkan untuk anak, yang berarti penerjemah harus memposisikan diri sebagai anak saat menerjemahkan, membuat penerjemahan dongeng ini menantang sekaligus memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan baru.

An annotated translation is a translation with a translator’s commentary on the chosen equivalence. This annotated translation uses a fairy tale as the source text. Various aspects should be considered because the target readers of the translation are children. While translating, semantic method is applied so that the esthetical element of the source text can be maintained. Communicative method is also applied to increase readability. Dictionaries and internet websites are used as information sources. Translation problems that were found during the translation process are figurative languages and cultural words. Various translation procedures are applied to solve the problems before they are annotated. Translating for children, which requires the translator to adopt a child’s point of view, gives some valuable experiences and new knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>