Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Edi Prastyo
"Kanker serviks uteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian kanker serviks uteri sebesar 12,6/100000 wanita dan angka kematiannya sebesar 7,0/100000 wanita (IARC, 2008). Hal ini dimungkinkan karena faktor resiko yang masih belum tertangani di masyarakat. Multi paritas (khususnya paritas > 4 kali) atau jumlah melahirkan pada wanita sebagai salah satu faktor resiko kanker serviks uteri ternyata masih tinggi di masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh paritas > 4 kali terhadap kejadian kanker serviks uteri di 6 rumah sakit Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain kasus kontrol berbasis rumah sakit, dengan sampel sebanyak 364 wanita yang telah dipasangkan berdasarkan asal rumah sakit dan umur interval 10 tahun. Analisis multivariat menggunakan conditional logistic regression. Hasil menunjukkan bahwa paritas > 4 meningkatkan resiko kanker serviks uteri OR: 1,85 ; CI 95% (1,14 -3,02). Oleh karenanya usaha untuk pengembangan program yang dapat membatasi kelahiran seperti program Keluarga berencana akan membantu menurunkan terjadinya kasus serviks uteri.

Uterine cervical cancer is still a public health problem in Indonesia with incidence rate of 12.6 / 100,000 women and mortality rate 7.0 / 100,000 women. (IARC, 2008). Indonesian mortality rate is still high due to the risk factors that have not been handled in community. Multi parity (especially parity > 4) or total of women giving birth as a risk factor for uterine cervical cancer was still high. This study aims to determine the effect of parity > 4 to uterine cervical cancer. The study design is a hospital-based case-control, which samples were taken from 6 hospitals and then matched by hospital and age interval of 10 years. Multivariate analysis using conditional logistic regression shows the parity > 4 increases the risk of uterine cervical cancer OR: 1.85, CI 95% (1.14 -3.02). Therefore, efforts to develop programs that can limit births as family planning program will help reduce the occurrence of cases of cervix uteri.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Prastasari
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan hidup pasien kanker serviks dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan analisis kesintasan. Pasien kanker serviks yang didiagnosis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2006 dimasukkan dalam penelitian ini. Dilakukan pendataan tanggal dan umur saat diagnosis, tingkat pendidikan, stadium, jenis histopatologi, diferensiasi tumor, invasi limfovaskuler, jenis terapi, dan lengkapnya terapi. Jika pasien menjalani operasi, dinilai pula adanya tumor pada kelenjar getah bening(KGB) atau batas sayatan. Selanjutnya pasien diamati sampai minimal 5 tahun apakah pasien masih hidup. Kemudian dilakukan analisis kesintasan dengan metode Kaplan Meier. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan dinilai dengan analisis Cox regression.
Hasil: Diperoleh 447 pasien kanker serviks dalam kajian ini. Didapatkan median survival keseluruhan pasien kanker serviks 1916 hari (63 bulan) dengan kesintasan hidup 5 tahun 52%. Faktor umur, pendidikan, jenis pembiayaan, ukuran tumor, dan adanya invasi limfovaskuler tidak menunjukkan adanya perbedaan kesintasan. Stadium III dan IV memiliki kesintasan hidup yang lebih rendah dengan Hazard Ratio 3.27 dan 6.44. Diferensiasi buruk dan terapi tidak lengkap memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.26 dan 2.22. Jenis histopatologi lain-lain memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.85, namun tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada uji multivariat. Pada pasien yang menjalani operasi disertai adanya tumor pada KGB menunjukkan kesintasan yang lebih rendah dengan HR 12.01, sedangkan adanya tumor pada batas sayatan tidak menunjukkan perbedaan kesintasan yang bermakna. Jenis terapi pada stadium awal ataupun sradium lanjut tidak menunjukkan perbedaan pada uji multivariat.
Kesimpulan: Median survival pasien kanker serviks adalah 63 bulan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara independen terhadap kesintasan pasien kanker serviks adalah stadium, diferensiasi tumor, kelengkapan terapi, dan adanya tumor pada kelenjar getah bening.

ABSTRACT
Objective: To find out of the probability of 5 years survival rate on cervical cancer patients and to identify the influencing factors.
Methods: This is a retrospective cohort study. Cervical cancer patients treated at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2005-2006 were selected. Demographic and clinical data were collected. Demographic data collected were diagnosis time, age, and education level. Clinical data collected were stage, histopathology, differentiation, lymphovascular invasion, and therapy. The appearance of the tumor on the specimen margin and lymphnodes was also noted in the patient underwent surgery. All the patients were followed up for minimal 5 years to know whether the patient was alive. Kaplan Meier methods was used to determine the survival rate probability and Cox regression analysis was used to assessed the factors influencing the cervical cancer survival
Result: A total of 447 cervical cancer patients was enrolled to this study. Median survival of these patients was 63 months and the overall 5-years survival probability was 52%. Age, education level, funding source, tumor size, and lymph-vascular invasion showed no significant differences on cervical cancer survival. Stage III and IV had lower survival probability (Hazard Ratio 3.27 and 6.44). Poor differentiated tumor and uncompleted therapy also had lower survival probability (HR 2.26 and 2.22). Histopathology of others had lower survival probability(HR 2.85), but wasn't significant on multivariate analysis. The presence of tumor on the cervical cancer specimen during operation showed worse survival probability (HR 12.01), otherwise the presence of tumor on specimen margin didn't show difference survival. Therapy types didn't showed any differences, either on early and advanced stage.
Conclusion: Cervical cancer median survival was 63 months. Independent influencing factors in this study were cancer’s stage, tumor differentiation, therapy completeness, and the presence of the tumor on the pelvic lymph nodes specimen during operation."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakapu, Jusly Adrianus
"Kanker leher rahim merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita, dimana 1.4 juta wanita diseluruh dunia mengalaminya.Di Indonesia insiden kanker leher rahim adalah 12.3/100.000 perempuan.Hasil dari program deteksi dini kanker leher rahim di Kabupaten Karawang dengan metode IVA, mendapatkan kasus kanker leher rahim sebanyak 246 dari tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2014 sampai bulan Juni terdapat 56 kasus kanker leher rahim.Tinggi nya kasus kawin cerai (200 kasus/tahun)dan meluasnya tempat-tempat prostitusi di Kabupaten Karawang merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker leher rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko prilaku seks berganti pasangan dengan kejadian kanker leher rahim serta faktor kovariatnya di Kabupaten Karawang.
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan perbandingan kontrol terhadap kasus 2:1.Data kasus dan kontrol diperoleh dari Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Informasi mengenai umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwayat keluarga kanker, usia seks pertama, merokok, pengunaan kontrasepsi paritas dan pola konsumsi dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung dengan kuesioner. Besarnya risiko prilaku seks berganti pasangan ditentukan dengan odds ratio (OR) dan 95% confidence interval (CI) menggunakan analisis logistic regression. Sebanyak 52 kasus dan 104 kontrol berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hasil analisis bivariate terhadap hubungan prilaku seks berganti pasangan dan kejadian kanker leher rahim, mendapatkannilai p=0.0003, OR=3.57 (CI 95%:1.67-7.6). Sedangkan hasil analisis multivariate mendapatkan nilai p=0.042, OR: 2.68 (CI 95%: 1.03-6.9). Terdapat 5 variabel confounding yaitu umur, pendidikan, riwayat kanker keluarga, merokok aktif dan penggunaan kontrasepsi. Terdapat hubungan signifikan antara prilaku seks berganti berganti pasangan dengan kejadian kanker leher rahim.Wanita yang berprilaku seks berganti pasangan memiliki risiko 2.68 kali untuk terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak berprilaku seks berganti pasangan. Dinas kesehatan diharapakan memberikan penyuluhan kepada para wanita akan risiko prilaku berganti pasangan seks serta meningkatkan upaya deteksi dini untuk pencegahan ke stadium yang lebih lanjut.

Cervical cancer is commonly occurs in woman. More than 1.4 million of women suffer from this disease.In Indonesia the Incidence Rate of cervical cancer is 13/100.000 woman. The result of early detection cervical cancer program with IVA method in Karawang revealed 246 cases from 2010-2013. In 2014 until June there are 56 cases. The increasing of divorced rate (200 cases/year)and prostitutions di Karawang District are the risk factor of cervical cancer. The purpose of this research is to know the risk factor of changed sex partner towards cervical cancer in Karawang District.
A case control study design was conducted with two controls per case. The source of data identified from public health centre register and confirmed cases from hospital register of Karawang during 2014. Information collected on participants using pretested questionnaires, during household interviews included age, education level, occupation, income, family cervical cancer history, age of first sex, smoking, using hormonal contraception, parity and consumption pattern. We estimated odds ratio (OR) and confidence interval (CI 95%) using multivariate logistic regression. Fifty-two cases and 104 controls were enrolled.
The bivariate model of changing sex partner towards cervical cancer showed (OR: 3.57 CI 95%: 1.67-7.6). The multivariate model included age, level education, income, family cervical cancer history, smoking active and passive, parity, age of first time sex, using hormonal contraception, and food contain carcinogen consumption. The odds ratio adjusted (ORadj: 2.68, CI 95%: 1.03-6.9). The variable of age, level of education, family cervical cancer history, active smoking and using hormonal contraception are the confounders in relation between changing sex partner with cervical cancer. Woman with changing sex partner behaviour were more likely to have cervical cancer 2.68 times compared with women who did not changing sex partner. District Health office of Karawang should increasing the health campaign of the risk factor of cervical cancer and preventing cervical cancer with early detection in public health centre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hadisty Sukana
"Latar Belakang: Kanker serviks merupakan ancaman bagi kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia. Dengan metode skrining yang cost effective kanker serviks dapat dicegah, sehingga angka morbiditas dan mortalitas kanker serviks dapat diturunkan. Maka diperlukan metode alternatif yang lebih sederhana dan mampu laksana sebagai metode penapisan yang dapat mencakup lapisan masyarakat dengan sumber daya terbatas. Dengan prosedur skrining IVA atau VIA (Visual Inspection with Acetic Acid), diperkirakan mengurangi risiko kanker serviks seumur hidup sebesar 25%. Kekurangan IVA adalah bahwa metode ini bersifat subjektif dan interpretasi dapat bervariasi dari operator ke operator. Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk melakukan dokumentasi IVA menggunakan kamera Smartphone yang disebut DoVIA (Documentation Visual Inspection with Acetic Acid). Bermodalkan dokumentasi IVA ini, dapat dilakukan konsultasi dan komunikasi dengan cara mengirimkan melalui aplikasi dan rangkaian kegiatan disebut TeleDoVIA (Telemedicine Documentation Visual Inspection with Acetic Acid).
Tujuan: Evaluasi pemanfaatan Portal TeleDoVIA oleh tenaga medis dalam kegiatan skrining kanker serviks dengan metode IVA.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dilaksanakan dalam periode Juli 2018-Januari 2019 dengan mengikut sertakan 82 orang Praktisi Medis yang mengirimkan 177 foto Dokumentasi IVA.
Hasil: Praktisi Medis yang terlibat 59 orang (72 %) adalah bidan, 23 orang (28 %) adalah Dokter Umum yang bertugas di Puskesmas (92.7 %) dan Klinik Swasta (7.3%). Praktisi Medis yang berkonsultasi pada portal TeleDoVIA telah mencakup wilayah provinsi paling barat (Aceh) hingga Provinsi di Timur Indonesia (Papua Barat). Ketajaman gambar foto serviks dikatakan tajam sebesar (89.27%), hanya sebesar (10.73%) foto yang dikatakan kurang tajam. Mayoritas praktisi medis menerima jawaban dari konsultan dalam waktu >6-24 jam sebesar (44.1%). Praktisi medis yang mengaku paham sebesar (100 %) dan mengaku puas (100 %). Alasan praktisi medis melakukan konsultasi dengan alasan Konfirmasi (47.6%), Ragu (29.3%) dan Diskusi kasus (23.2%). Ketepatan diagnosis antara praktisi medis terhadap diagnosis konsultan sebesar (88.1%).
Kesimpulan: Dengan Telemedicine Dovia dapat memudahkan praktisi medis mengirimkan dokumentasi IVA sebagai bahan diskusi dan konsultasi jarak jauh yang efektif.

Background: Cervical cancer is a threat to women's health in Indonesia. With the screening method that is cost effective cervical cancer can be prevented, so that the cervical cancer morbidity and mortality can be reduced. Then an alternative method that is simpler and more feasible as a screening method that can cover a layer of people with limited resources is needed. The screening procedure with IVA or VIA (Visual Inspection with Acetic Acid) has been estimated to reduce the risk of lifetime cervical cancer by 25%. The disadvantage of IVA is that this method is subjective and interpretation can vary from operator to operator. Therefore, the idea arises to conduct documentation VIA using a Smartphone camera. This examination is called TeleDoVIA (Telemedicine of Documentation on Visual Inspection with Acetic Acid). With this VIA documentation, consultation and communication can be done by sending through applications and these activities called TeleDoVIA (Telemedicine Documentation Visual Inspection with Acetic Acid).
Objective: Evaluation review of the use of TeleDoVIA Portal by medical personel in the Screening of cervical cancer using the IVA method.
Method: This study is a descriptive study and was conducted in the period July 2018 - January 2019 by including 82 medical practitioners who sent 177 IVA Documentation photos.
Results: Medical practitioners that involved as much 59 people (72%) were midwives, 23 people (28%) were general practitioners who served in Public Health Center (92.7%) and private clinics (7.3%). The closest home town of medical practitioners is Central Jakarta (24.4%) and the furthest from Fakfak in West Papua (1.2%). The sharpness of cervical photographic images is said to be sharp at 89.27%, only by 10.73% photos that are not sharp enough. The majority of medical practitioners receive answers from consultants within >6-24 hour is 44.1%. the accuracy of diagnosis between medical practitioners and consultant diagnosis is 88.1%. Medical practitioners who claim to understand (75.6%) and claim to be satisfied (76.8%). Medical practitioners consulted the TeleDoVIA portal for reasons of confirmation (47.6%), doubtful (29.3%) and discussion of cases (23.2%).
Conclusion: With the presence of Telemedicine Dovia, it can make it easier for medical practitioners to send IVA documentation as a more effective discussion and consultation material even from remote area.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tutik Rahayu
"Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang makna pengalaman suami dengan istri yang mengalami kanker serviks. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Pada penelitian ini ditemukan 9 tema yaitu : 1). Respon awal suami terhadap diagnosa kanker servik, 2). Pemahaman suami terhadap kanker serviks 3). Memberi dukungan kepada istri. 4). Memperoleh dukungan keluarga atau kerabat. 5). Bentuk penyesuaian suami terhadap istri dengan kanker serviks. 6). Pelajaran atau hikmah yang diperoleh setelah istri sakit. 7). Koping suami. 8). Harapan suami terhadap pengobatan istri. 9). Harapan suami terhadap pelayanan keperawatan. Peran perawat sangat dibutuhkan untuk dapat memberikan konseling pada pasangan.

Based on the study's purpose discriptive phenomenology was selected as appropriate design to discovery the essence of the experience. Results nine theme: 1). Experience during diagnosis period. 2). Husband's knowledge abaout cervical cancer. 3). Give social support for wive.4). Received social support from family and significant others. 5). Husband Adjustment with cervical cancer wive's. 6). Finding meaning in disease. 7). Husband cope. 8) Hoping wive-treatment. 9). Hoping with nursing care practice.Nurses roles needed for husbands and his partners to given counseling. And given about cervical cancer to increase husbands knowledged."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Kurniati
"ABSTRAK
Skripsi ini menjelaskan mengenai pengaruh penggunaan kontrasepsi
terhadap kejadian lesi prakanker leher rahim. Penelitian dilakukan dengan menggunakan disain studi kasus-kontrol dan data sekunder yang berasal dari catatan medis deteksi dini kanker leher rahim di 3 puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Timur. Jumlah sampel yang diteliti adalah 86 orang untuk kelompok kasus dan 258 orang untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan kontrasepsi non-hormonal dengan kejadian lesi prakanker (nilai-p <
α, dimana α = 0,05), dimana wanita yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal memiliki risiko 4 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian lesi prakanker dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi apapun, sedangkan risiko wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal tidak berbeda dengan wanita yang tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi untuk mengalami kejadian lesi prakanker.

ABSTRACT
This thesis describes the effect of contraceptive use against the incidence of cervical lesions. This study uses a case-control study design with secondary data derived from medical records of early detection of cervical cancer in three health centers in East Jakarta district. The number of samples studied was 86 cases and 258 control. The results of this study found that there was a statistically significant association between contraceptive use and the incidence of cervical lesions (p-value <α, where α = 0.05), women who use non-hormonal contraception has 4 times higher risk to have cervical lesions compared with women who never used any contraceptive method, while the risk of women using
hormonal contraception are no different from women who never used a
contraceptive method to have cervical lesions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linggih Saputro
"Kanker serviks merupakan kanker kedua yang umum terjadi pada wanita yang da- pat menjadi ganas. Keganasan dapat disebabkan oleh deregulasi jalur sinyal Wnt/β- katenin. Inhibisi TNKS2 dengan ligan inhibitor dapat menjadi salah satu cara un- tuk menghentikan deregulasi ini. Ligan-ligan inhibitor yang berhasil terbentuk dari fragmen-fragmen akan ditapiskan secara in silico untuk mendapatkan ligan kandi- dat obat terbaik yang lebih baik dari ligan inhibitor standar. Ligan dengan kode 1-69 merupakan ligan inhibitor yang lebih baik jika dilihat dari energi pengikatan, kelarutan, total polar surface area.

Cervical cancer is the second most common cancer in women which can be ma- lignant. Malignancy can be caused by deregulation oleh Wnt/β-catenin signaling pathway. Inhibition of TNKS2 with ligand inhibitor can be an alternative way to stop this deregulation. All of the inhibitors which assembled from fragments were screened in silico to get the best hit which is better than standard inhibitor. Ligand with codename 1-69 is a better inhibitor than the standard in the term of binding energy, solubility and total polar surface area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Suherman
"Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian pada perempuan di seluruh dunia,
angka kesakitan dan angka kematian di seluruh dunia terus meningkat. Penyakit ini dapat
disembuhkan jika terdeteksi sejak awal. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit tersebut dengan cara meningkatkan pengetahun, sikap dan praktik
pencegahan kanker serviks. Di Kota Sukabumi belum pernah dilakukan studi tentang
kanker serviks tetapi faktor risiko tinggi kanker serviks seperti infeksi menular seksual
sangat tinggi angka kejadiannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor
demografi yang memengaruhi pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker
serviks. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional survey dengan stratified
random sampling. Penelitian ini dilakukan pada perempuan usia reproduktif sebanyak
357 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan uji
reliabilitas pada kuesioner pengetahuan sikap dan praktik dengan hasil uji reliabilitas:
0,801; 0,891;885. Hasil faktor karakteristik yang paling memengaruhi pengetahuan dan
sikap adalah riwayat menikah. Sedangkan yang paling memengaruhi praktik adalah
pekerjaan. Direkomendasikan untuk membuat program edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker serviks dengan strategi program yang
mudah serta murah untuk dilaksanakan.

Cervical cancer is one of the leading causes of death in women worldwide, the rate of
morbidity and mortality worldwide continues to increase. This disease can be cured if
detected early on. Efforts can be made to prevent the occurrence of the disease by
increasing knowledge, attitude and practice of cervical cancer prevention. In the city of
Sukabumi has never done a study of cervical cancer but high risk factors of cervical
cancer such as sexually transmitted infections is very high incidence. The purpose of this
study was to determine the demographic factors that influence knowledge, attitude and
practice of cervical cancer prevention. This research method used cross sectional survey
with stratified random sampling. This study was conducted on women of reproductive
age as many as 357 respondents. Measuring tool using questionnaires that have been
tested the validity and reliability test on the questionnaire attitude and practice knowledge
with reliability test results: 0.801; 0.891; 885. The result of characteristic factors that most
influence knowledge and attitude is married history. While the most influencing practice
is work. It is recommended to make educational program to improve knowledge, attitude
and practice of cervical cancer prevention with easy and cheap program strategy to be
implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Ardelia Salsabila Djajasasmita
"Kanker serviks sebagai salah satu jenis kanker yang menempati posisi kedua paling banyak ditemukan pada wanita yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Pengobatan kanker serviks secara menyeluruh belum dapat menjangkau seluruh kalangan pasien dikarenakan biayanya yang mahal dan beberapa layanan kesehatan kurang memadai sehingga diperlukan adanya alternatif pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan aktivitas sitotoksik ekstrak Spirulina platensis terhadap sel kanker serviks HeLa. Spirulina platensis yang berupa serbuk kering dimaserasi menggunakan pelarut etanol, etil asetat, dan n-heksana secara berurut. Setiap ekstrak dievaluasi untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan aktivitas sitotoksiknya dengan metode uji DPPH dan MTT assay. Pada uji DPPH, didapatkan nilai IC50 pada ekstrak etil asetat dan etanol Spirulina platensis sebesar 18,863 μg/mL dan 15,169 μg/mL, yang berarti aktivitas antioksidan kedua ekstrak sangat aktif terhadap radikal bebas DPPH. Berdasarkan uji MTT assay, ketiga ekstrak Spirulina platensis (ekstrak etil asetat, ekstrak etanol, dan ekstrak n-heksana) memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker serviks HeLa dengan nilai IC50 secara berturut-turut adalah 16,615 μg/mL, 41,510 μg/mL, dan 85,455 μg/mL, sedangkan nilai IC50 kontrol positif doksorubisin terhadap sel HeLa adalah 7,209 μg/mL. Ekstrak Spirulina platensis menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dan aktivitas sitotoksik terhadap lini sel kanker serviks HeLa melalui uji DPPH dan MTT assay.

Cervical cancer is a type of cancer that occupies the second most common position in women is caused by infection with the human papillomavirus (HPV). Treatment of cervical cancer has not been able to reach all patients due to the high cost and some inadequate health services, so that alternative treatments are needed. This study aims to determine the antioxidant activity and cytotoxic activity of Spirulina platensis extract against HeLa cervical cancer cells. Spirulina platensis in the form of dry powder was macerated using ethanol, ethyl acetate, and n-hexane in succession. Each extract was evaluated to determine its antioxidant activity and cytotoxic activity by DPPH and MTT assay methods. In the DPPH test, the IC50 values ​​for the ethyl acetate and ethanol extract of Spirulina platensis were 18,863 g/mL and 15,169 g/mL, which means the antioxidant activity of both extracts was very active against DPPH free radicals. Based on the MTT assay, the three Spirulina platensis extracts (ethyl acetate extract, ethanol extract, and n-hexane extract) had cytotoxic activity against HeLa cervical cancer cells with IC50 values ​​of 16.615 g/mL, 41,510 g/mL, and 85,455 g/mL, while the IC50 value of doxorubicin as a positive control against HeLa cells was 7.209 g/mL. Spirulina platensis extract showed antioxidant and cytotoxic activity against the HeLa cervical cancer cell line through DPPH and MTT assay."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfina
"Kanker serviks merupakan salah satu keganasan pada sistem reproduksi perempuan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap makna pengalaman hidup perempuan setelah menjalani terapi kanker serviks. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi. Delapan orang partisipan yang direkrut secara purposive sampling di poliklinik RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data yang diperoleh di analisis menurut Colaizzi.
Penelitian ini mengidentifikasi lima tema yang menggambarkan makna pengalaman perempuan setelah menjalani terapi kanker serviks yaitu berbagai dampak setelah menjalani terapi, adaptasi terhadap perubahan fisik setelah terapi, harapan terhadap kehidupan setelah menjalani terapi, dukungan sosial, persepsi terhadap pelayanan kesehatan yang diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan perawat meningkatkan perbaikan pada pelayanan keperawatan bagi perempuan bukan saja selama sakit dan menjalani terapi, tetapi juga setelah menjalani terapi kanker serviks.

Cervical cancer is one of the malignancies in the female reproductive system. The aim of this research is to reveal the meaning of the experiences of women after cervical cancer therapy. This qualitative research was conducted using phenomenological methods. Eight participants were recruited by purposive sampling in the clinic at dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta. The collected data were analyzed according to Colaizzi.
This study identified five themes namely the adverse effects after therapy, adaptation to physical changes after therapy, life expectation after therapy, social support, perception health care.
This research's findings suggest that nurses must provide improve nursing services toward women not only on during illness and therapy, but also after therapies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29359
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>