Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Levina Mulya
"Latar Belakang: Periodontitis kronis mempunyai prevalensi yang sangat tinggi. Baru-baru ini, ada tipe baru fototerapi non bedah untuk mengeliminasi bakteri dinamakan terapi fotodinamik.
Tujuan: Menganalisis efek terapi fotodinamik setelah SPA pada periodontitis kronis.
Metode: Desain split-mouth menerima SPA dengan atau tanpa terapi fotodinamik. BOP, kedalaman poket, dan kehilangan perlekatan diperiksa pada awal dan 1 bulan.
Hasil: Terjadi penurunan kedalaman poket dan peningkatan perlekatan, yang lebih besar dibandingkan sisi kontrol (p<0,05). Pada BOP terjadi penurunan hampir sama dengan sisi kontrol.
Kesimpulan: Tindakan SPA + terapi fotodinamik dibandingkan SPA saja terbukti menyebabkan perubahan efek klinis yang lebih baik pada penurunan kedalaman poket periodontal dan meningkatkan perlekatan gingiva.

Background: Chronic periodontitis has a very high prevalency. Recently, there is a new type of non-surgical phototherapy to eliminate bacteria called photodynamic therapy.
Aim: Analyzing the effects of photodynamic therapy after SPA in chronic periodontitis.
Methods: split-mouth design receives SPA with or without photodynamic therapy. BOP, pocket depth, and attachment loss examined at baseline and 1 month.
Results: There was a decrease in pocket depth and increasing clinical attachment, which is greater than the controls (p <0.05). In BOP decreased nearly equal to the control side.
Conclusions: Measures SPA + photodynamic therapy have better clinical effect on periodontal reduction pocket depth and increased gingival attachment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahma Prihantini
"Aplikasi Subgingiva antimikroba setelah Skeling dan Penghalusan Akar SPA mampu membunuh bakteri anaerob yang tersisa Penelitian ini bertujuan menganalisis efek klinis aplikasi subgingiva H2O2 3 setelah SPA pada periodontitis kronis poket le 6 mm 45 subjek periodontitis kronis poket le 6 mm diskor plak skor perdarahan kedalaman poket kehilangan perlekatan Satu sisi rahang diaplikasi subgingiva H2O2 3 dan kontrol pada kontralateral dievaluasi 4 minggu setelahnya Aplikasi subgingiva H2O2 3 secara statistik terbukti menurunkan skor perdarahan kedalaman poket kehilangan perlekatan pre dan post perawatan serta antar kedua kelompok periodontitis kronis poket le 6 mm Kata kunci Skor Perdarahan Poket Periodontal Kehilangan Perlekatan SPA Aplikasi subgingiva

Subgingival application with 3 H2O2 after scaling and root planing SRP is assumed to be kill the bacteria left behind after mechanical debridement The aim of this study was to analyze the clinical effects of subgingival application 3 H2O2 after SRP in the treatment of chronic periodontitis pocket depth le 6 mm Forty five patients chronic periodontitis pocket depth le 6 mm were scaled and root planed prior to baseline measurement BOP PPD CAL and evaluated on weeks 4 Subgingival application with 3 H2O2 produced a significant reduction in BOP PPD and CAL compared to the control Key words Gingival bleeding on probing probing pocket depth clinical attachment loss scaling and root planing subgingival application 3 H2O2 "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mora Octavia
"Latar belakang: Skeling dan penghalusan akar (SPA) dapat mengubah komposisi bakteri patogen.
Tujuan: Mengetahui efek klinis dan mikrobiologis (P. gingivalis, T. forsythia) setelah SPA pada periodontitis kronis poket 4-6 mm.
Metode: Empat puluh tiga subjek diperiksa kedalaman poket, indeks pendarahan gingiva, sampel plak subgingiva, serta dilakukan SPA pada kunjungan awal, bulan kedua, ketiga, keenam.
Hasil: Kedalaman poket, pendarahan gingiva, populasi P. gingivalis, T. forsythia menurun (p<0,05). Penurunan kedalaman poket tidak berhubungan dengan penurunan populasi P.g (p>0,05).
Kesimpulan: SPA meningkatkan kondisi klinis dan mikrobiologis poket 4-6 mm. Perbaikan kondisi klinis berhubungan dengan penurunan kedua bakteri kecuali kedalaman poket dengan populasi P.gingivalis.

Background: Scaling and root planing (SRP) can change the composition of bacterial pathogens.
Objective: To know the clinical and microbiological effects (P.gingivalis and T. forsythia) of SRP at 4-6 mm pocket depth of chronic periodontitis.
Method: Forty-three subject were performed with SRP on the initial visit, two, three, six month. Pocket depth, gingival bleeding index (PBI) and subgingival plaque samples were examined.
Result: (There is a) decrease in pocket depth, gingival bleeding index, populations of P. gingivalis and T. forsythia (p <0.05). The decrease in pocket depth was not associated with a decrease in the population of P.g (p >0.05).
Conclusion: SRP can improve clinical and microbiological condition in the treatment of chronic periodontitis with 4-6 mm pocket depth. The improvement of clinical condition is associated with the decreasing of bacteria population, except pocket depth is not associated with the P. gingivalis population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Fortunata Karim
"Dinamika periostin, protein matriks ekstraseluler jaringan ikat yang berperan sebagai regulator homeostasis struktural dan fungsional, ditemukan dalam cairan krevikuler gingiva (CKG) saat kondisi inflamasi maupun sehat. Pada kasus borderline, pemeriksaan secara biomolekuler dapat membantu meminimalisasi keparahan penyakit, risiko dan kerugian pasien dalam perawatan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan perbedaan tingkat periostin sebelum dan sesudah terapi skeling dan penghalusan akar gigi (SPA) pada pasien periodontitis stage II grade A, serta hubungan antara tingkat periostin dengan kedalaman poket periodontal - PPD dan perdarahan saat probing - BOP. Sampel CKG dari enam subjek sehat [BOP (-)] dan 25 pasien periodontitis stage II grade A [PPD 4 - 5 mm, BOP (+)] usia 26 - 55 tahun di RSKGM FKG UI, Jakarta, diambil saat baseline (D0), dan dilanjutkan untuk kelompok periodontitis saat satu minggu (D1), dua minggu (D2), dan empat minggu (D3) pascaterapi SPA menggunakan paper point. Dilakukan juga pengukuran PPD dan BOP saat D0 dan D3. Tingkat periostin diamati menggunakan metode RT-PCR kuantitatif dalam 45 siklus. Nilai p<0,05 dinyatakan signifikan. Saat inflamasi, tingkat periostin ditemukan menurun, namun setelah terapi SPA, periostin meningkat dalam satu minggu (p<0,05), dua minggu (p<0,05), hingga empat minggu (p<0,05), sejalan dengan temuan klinis perbaikan PPD dan BOP. Perubahan tingkat periostin mengkonfirmasi penyembuhan jaringan pascaterapi SPA pada kasus periodontitis stage II grade A.

The dynamics of periostin, a connective tissue extracellular matrix protein that acts as a regulator of structural and functional homeostasis, is detected in gingival crevicular fluid (GCF) during both inflammatory and healthy conditions. In borderline cases, biomolecular examinations can help minimize the severity of the disease, the risk, and the loss of patients in treatment. The aim of this study was to obtain differences in the levels of periostin before and after treatment of scaling and root planing (SRP) in patients with stage II grade A periodontitis, as well as its relationship with the depth of the periodontal pocket - PPD and bleeding on probing - BOP. Samples from GCF of six healthy subjects [BOP (-)] and 25 stage II grade A periodontitis patients [PPD 4-5 mm, BOP (+)] aged 26 - 55 years at RSKGM FKG UI, Jakarta, were taken at baseline (D0), and continued for the periodontitis group at one week (D1), two weeks (D2), and four weeks (D3) after SRP treatment by using paper points. PPD and BOP measurements were also taken at D0 and D3. Periostin levels were observed using qRT-PCR methods in 45 cycles. A value of p <0.05 was stated as significant. During inflammation, the level of periostin was found to decrease, but after SRP therapy, periostin increased in one week (p <0.05), two weeks (p <0.05), up to four weeks (p <0.05), in line with the clinical finding improvement of PPD and BOP. Periostin level changes confirmed healing of periodontal tissue after SRP therapy in stage II grade A periodontitis cases."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Chronic adult periodontitis (CAP) is the most common type of periodontal disease. Treatment of moderate CAP has primarily been directed at the physical removal of bacterial plaque, calculus and contaminated cementum by scaling and root planing (SRP) with or without surgical access. Irrigation solutions reach the apical portion of the pocket has flushing action properties and easy to apply. Tetracyline HCI (TTC HCI) solutions demonstrated its antimicrobial activity against subgingival microflora, shown to be substantive to dentin surface and subsequently released in active form, also has anti-collagenase properties. This study evaluates the clinical outcomes of treatment with locally TTC HCI 10% irrigation as an adjunct to SRP in subset of moderate CAP patients. The data examined were obtained from 24 patients. All patient were scaled and root planed prior to baseline measurement. The patients were monitored by parameters : bleeding on probing (BOP), probing pocket depth (PPD), and attachment loss (LA). 56 contralateral surface exhibiting residual pocket depths 4-6 mm were randomly assigned as test or control sites. After baseline measurement, each subgingival root surface was irrigated with approximately 10ml for 1 minute either with TTC HCI 10% solution (test), or Aquabides solution (control). The clinical parameters were assessed at baseline and weeks 3. The two sites resulted in significant statistical and clinical improvement in all parameters. BOP was not significantly reduced in test site compared to control site. PPD and I.A was significantly reduced at test site compared to control site. The result indicate that subgingival irrigation with TTC HCI 10% solution 10 ml for 1 minute may have a role in the management of moderate CAP. This treatment reduces surgical needs."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Benso Sulijaya
"Latar Belakang: Periodontitis kronis merupakan penyakit multifaktorial yang terjadi akibat interaksi respon host terhadap agregasi bakteri pada poket gingiva. Peran human beta-defensin-1 sebagai peptida antimikroba pada perokok dengan periodontitis kronis masih belum jelas.
Tujuan: Menganalisa kadar Human beta defensin-1 pada perokok penderita periodontitis kronis.
Bahan dan Metode: Seratus empat subjek berusia 33-78 tahun didiagnosis periodontitis kronis pada Departemen Periodonsia, Rumah Sakit Khusus Gigi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan desain penelitian potong lintang dengan pemeriksaan klinis dan laboratoris. Pengumpulan data di dapat secara anamnesis, pemeriksaan klinis (OHIS, kedalaman poket, CAL) serta status merokok. Sampel lalu disimpan di suhu -20°C hingga uji laboratoris dilakukan. Sampel dipilih secara consecutive sampling dan dideteksi dengan uji ELISA.
Hasil: Berikut adalah nilai median (minimum-maksimum) dari kadar human beta-defensin-1. Kadar human beta-defensin-1 pada kelompok periodontitis kronis kelompok ringan-sedang adalah 57,61(.87-343.58) pg/ml sedangkan pada kelompok berat adalah 25,04(0.94-198.03) pg/ml dengan nilai kemaknaan p=0,087. Kadar human beta-defensin-1 pada periodontitis kronis bukan perokok adalah 27,82 (0.92-200.58) pg/ml sedangkan pada perokok adalah 25,04 (0.87-343.58) pg/ml dengan nilai kemaknaan p=0,457.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar human beta-defensin-1 pada periodontitis kronis terkait keparahan dan status perokok.

Background: Chronic periodontitis is a multifactorial disease that occurs due to the host response to the aggregation of bacteria in the gingival pocket. The role of human beta-defensin-1 as an antimicrobial peptide in a smoker’s periodontitis is still unclear.
Materials and Methods: In total 104, 33-78 years old subjects were diagnosed to have chronic periodontitis in the Department of Periodontology, Oral Disease Special Clinic of The University of Indonesia. This cross-sectional study included clinical and laboratory examination. The data collected included those from anamnesis, clinical examination (OHIS, pocket depth, CAL), and smoking status. The samples were stored in -20oC until testing for human beta-defensin-1 level by ELISA.
Results: The median (min-max) human beta-defensin-1 level in the group of mild to moderate chronic periodontitis was 57.61 (0.87-343.58) pg/ml and in the group of severe periodontitis 15.27 (0.94-198.03) pg/ml (p=0.087). The median (min-max) human beta-defensin-1 level in non-smokers with chronic periodontitis was 27.82 (0.92-200.58) pg/ml, and in smokers 25.04 (0.87-343.58) pg/ml (p=0.457).
Conclusion: There were no significant differences in the human beta-defensin-1 levels in subjects with chronic periodontitis regardless of the smoking status or severity of the disease.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Karenina
"Latar belakang: Prevotella intermedia merupakan bakteri patogen periodontitis kronis yang berasosiasi dengan plak dental implan. Lingkungan yang stres dapat memicu ekspresi mRNA dnaJ bakteri.
Tujuan: Analisis semikuantitatif mRNA dnaJ P.intermedia yang diisolasi dari plak dental implan sehat dan periodontitis kronis.
Metode: P.intermedia dikultur selama 6 dan 11 hari, mRNA dnaJ dikuantifikasi secara Reverse-Transcription PCR.
Hasil: Hasil semikuantifikasi intensitas ekspresi mRNA dnaJ P.intermedia isolat dental implan sehat [6 hari;91,09%] dan [11 hari;88,42%], pada periodontitis kronis [6 hari;87,03%] dan [11 hari;76,94%].
Kesimpulan: Terdapat perbedaan intensitas ekspresi mRNA dnaJ P.intermedia pada isolat dental implan sehat dengan periodontitis kronis, namun tidak signifikan secara statistik.

Background: Prevotella intermedia is a pathogenic bacteria in chronic periodontitis, which is associated with dental implant plaques. A stressed environment can trigger the expression of bacteria dnaJ mRNA.
Objectives: Semiquantitative analysis of dnaJ mRNA of Prevotella Intermedia isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis plaques.
Methods: P.intermedia was cultured during 6 and 11 days, then dnaJ mRNA was quantified by using Reverse-Transcription PCR.
Result: The result of dnaJ mRNA of P.intermedia expression intensity semiquantification from isolated healthy dental implant [6 days;91,09%] and [11 days;88,42%], in chronic periodontitis [6 days;87,03%] and [11 days;76,94%].
Conclusion: There are differences in the expression intensity of dnaJ mRNA P.intermedia between isolated healthy dental implants and chronic periodontitis, but it is not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonang Basuki Suroyudho
"GroEL merupakan faktor virulensi Prevotella intermedia (Pi), khususnya pada patogenesis infeksi oral. Namun, kualitas dan kuantitas ekspresi mRNA GroEL Pi (EMGP) pada infeksi periodontal (SPK) dan periimplan sehat (SIGS) belum diketahui. Penelitian ini menganalisis intensitas EMGP isolat plak pada dua subjek kondisi oral tersebut. Pi pada plak dari dua subjek tersebut dideteksi dan disemikuantifikasi secara PCR, berdasarkan hasil kultur (6 dan 11 hari). Hasil menunjukkan EMGP dari dua sumber klinis terdeteksi dengan kualitas setara dan kuantitas EMGP pada SPK lebih tinggi daripada SIGS serta EMGP kultur 11 hari lebih tinggi daripada kultur 6 hari, walaupun tidak berbeda bermakna (p>0,05).

GroEL is Prevotella intermedia (Pi) virulence factor, especially in oral infection pathogenecity. Nevertheless, quality and quantity of mRNA GroEL Pi expression (MGPE) in periodontal infection (CP) and healthy periimplant (HDI) aren't well-studied. This research analyzed MGPE intensity within plaque-isolates in those oral-conditions subjects. Pi from subjects is detected and semiquantified by PCR, regarding to culture-time (6 and 11 days-old). Data shown that MGPE from two subjects are detected within the same quality and MGPE quantity in CP is higher than in HDI, furthermore MGPE quantity of 11 days-old culture is higher than 6 days-old culture, even it's not significant (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Laras Chitadianti
"Latar belakang: Prevotella intermedia (Pi) dapat diisolasi dari plak jaringan periimplan dan periodontal. Salah satu faktor virulensi Pi adalah GroES.
Tujuan: Membandingkan ekspresi mRNA groES Pi yang diisolasi dari dental implan sehat dan periodontitis kronis.
Metode: Ekspresi mRNA groES Pi dianalisis dengan semikuantifikasi RT-PCR dan diuji statistik menggunakan Mann-Whitney.
Hasil: Pi yang diisolasi dari dental implan sehat dan periodontitis kronis mengekspresikan mRNA groES dengan intensitas berbeda. Pada kedua kelompok, semikuantifikasi intensitas pada waktu kultur 6 hari lebih tinggi daripada 11 hari. Namun, perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.
Kesimpulan: Analisis semikuantitatif dapat digunakan untuk menentukan intensitas ekspresi mRNA groES Pi.

Background: Prevotella intermedia (Pi) can be isolated from periimplant and periodontal tissue plaques. One of Pi virulence factors is GroES.
Objective: Comparing groES mRNA expression of Pi isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis.
Methods: Pi groES mRNA expression was analyzed with semiquantitative RT-PCR and statistically tested with Mann-Whitney.
Results: Pi isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis, expressed groES mRNA with different intensity. In both groups, intensity semiquantification of 6 days culture period was higher than 11 days, but it was not significantly different.
Conclusion: Semiquantitative analysis can be used to determine Pi groES mRNA expression intensity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Kristiani
"Periodontitis merupakan salah satu bentuk penyakit periodontal, dan merupakan Kelanjutan dari keradangan gingival yang meluas kejaringan periodontal dibawahnya. Tidak semua keradangan gingiva akan berkembang menjadi Periodontitis. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa adanya kuman spesifik di daerah sub gingiva dan defek pertahanan seluler berhubungan erat dengan bermacam-macan penyakit periodontal. Perawatan periodontitis dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kuman penyebab penyakit. Perawatan periodontitis yang dilakukan adalah secara mekanis dam pengobatan dengan antibiotik, tetapi pengobatan ini tidak dapat menghilangkan seluruh kuman di dasar poket. Dengan adanya keterbatasan ini aka dipilih beberapa bahan alternatif seperti asam sitrat untuk menunjang kaberhasilan perawatan.
Pemakaian antibiotik, secara systemik cukup efektif untuk menghilangkan kuman penyebab periodontitis, tetapi efek sampingnya besar, sehingga akhir-akhir ini dipakai Cara Aplikasi lokal seperti aplikasi metronidazole untuk mengurangi gejala klinik dan mengobati periodontitis, karena efek sampingnya lebih kecil dan efektifitas untuk membunuh kuman lebih besar. Juga pemakaian asam sitrat dapat memberikan efek demineralisasi, membersihkan permukaan akar gigi dari plak dan kalkulus, menghilangkan kuman serta endotoksin dari permukaan cementum serta menghambat migrasi perekatan epithel kearah apikal.
Penelitian terdahulu dilakukan untuk melihat efek aplikasi lokal metronidazole dan asam sitrat terhadap perawatan penyakit periodontal, belum parnah ada penelitian pengobatan kombinasi aplikasi lokal asam sitrat dengan metronidazole untuk perawatan penyakit periodontal. Maka di dalam penelitian ini akan diteliti efek kesembuhan penyakit periodontal dengan aplikasi lokal kombinasi asam sitrat dengan metronidazole."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>