Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Wisnu Putranto
"ABSTRAK
Latar Belakang: Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256) Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik.

ABSTRACT
Background: Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques. Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test. Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256) Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wisnu Putranto
"Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik.
Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256).
Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik.

Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques.
Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test.
Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256)
Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Hardhitari
"Latar belakang: Smear layer akibat preparasi saluran akar dapat menyebabkan kegagalan perawatan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan dua macam irigan kombinasi terhadap pembersihan smear layer di daerah sepertiga apeks.
Metode: Tiga puluh gigi premolar tetap dibagi atas tiga kelompok sama besar Kelompok I, Kelompok II dan Kelompok II masing masing menggunakan irigan kombinasi NaOCl 2 625 asam sitrat 17 NaOCl 2 625 EDTA 17 dan Kelompok III kelompok kontrol menggunakan salin. Sisa smear layer di daerah sepertiga apeks diperiksa dengan SEM dan diukur dengan memberikan skor jika permukaan yang bersih dari smear layer adalah lebih dari 75 50 - 75 25 - 50 dan kurang dari 25 maka berturut turut diberi Skor 0 1 2 dan 3 Hasilnya dianalisis dengan Kolmogorov Smirnov.
Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan dalam membersihkan smear layer antara Kelompok I dan II p 0 447 tetapi dibandingkan dengan kelompok kontrol Kelompok I dan II secara signfikan p 0 000 membersihkan smear layer lebih baik Kesimpulan Kombinasi irigan NaOCl - asam sitrat dan NaOCl - EDTA tidak berbeda pengaruhnya dalam membersihkan smear layer di daerah sepertiga apeks.

Background: Smear layer as a result of instrumentaion could influence the outcome of treatment. The aim of this study was to analyze the effectiveness of two combination of irigants in removing the smear layer in the root canal.
Methods: Thirty permanent premolars were divided in 3 groups equally Group I II and III used NaOCl 2 625 citric acid 17 NaOCl 2 625 EDTA 17 and saline solution control respectively. The remnants of smear layer were evaluated by SEM and were scored The Score was 0 1 2 or 3 if the remnants of the smear layer was less than 25 between 25 to 50 50 to 75 and more than 75 of the surface respectively and were analyzed by Kolmogorov Smirnov
Results: There was no significant different in removing the smear layer between the Group I and the Group II p 0 447 while comparing to the control group the experimental groups were significantly better p 0 000 Conclusion No difference in ability to remove the smear layer between combinations of irrigant of NaOCl 2 625 citric acid 17 and NaOCl 2 625 EDTA 17
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T32986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renna Maulana Yunus
"Latar Belakang: Penggunaan teknik irigasi sonik dan ultrasonik diduga dapat mempengaruhi kebersihan dinding saluran akar setelah preparasi pasak.
Tujuan : Mengetahui perbedaan kebersihan dinding saluran akar sepertiga tengah setelah dilakukan dilakukan irigasi saluran akar menggunakan aktivasi sonik, ultrasonik dan tanpa aktivasi pasca preparasi pasak.
Metode: 27 sampel gigi premolar bawah akar tunggal dilakukan pengisian saluran akar menggunakan gutta erca dan AH-Plus yang telah diberi pewarna Rhodamin B. Setelah itu seluruh sampel dilakukan pengambilan gutta percha dan preparasi pasak serta dilakukan irigasi, yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1: irigasi menggunakan aktivasi sonik, kelompok 2: irigasi menggunakan aktivasi ultrasonik dan kelompok 3: irigasi tanpa menggunakan aktivasi. Selanjutnya gigi dipotong pada area sepertiga tengah setebal 1 mm dan dilakukan pengamatan menggunakan confocal laser scanning microscope.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna dari nilai presentase kebersihan dinding saluran akar antar kelompok teknik aktivasi irigasi setelah preparasi pasak.
Kesimpulan: Kelompok dengan aktivasi sonik memberikan nilai presentase kebersihan tertinggi yang diikuti kelompok aktivasi ultrasonik dan kelompok tanpa aktivasi.

Background: The use of irrigation technique with sonic and ultrasonic device is thought to effect the cleanliness of root canal walls after post space preparation.
Objective: To determine the effect of sonic and ultrasonic irrigation technique on root canal cleanliness after post space preparation.
Methods: 27 samples of single rooted lower premolar were given root canal treatment using gutta percha and AH-Plus were labelled with Rhodamin-B. Gutta percha was removed for post space preparation. Sample was divided into 3 groups. Group 1: irrigation using sonic activation, group 2: irrigation using ultrasonic activation and group 3: irrigation without activation. Then, the teeth were cut in the middle third of the area 1 mm thick and observed using a confocal laser scanning microscope.
Result: There was a significant difference in the value of root canal cleanliness between the activation technique.
Conclusion: The sonic activation group gave the greatest value of cleanliness followed by the ultrasonic activation group and withot activation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mazhar Alamsyah
"Latar Belakang: Penggunaan larutan irigasi dapat berkontribusi terhadap keberhasilan perawatan saluran akar, EBA mulai dikembangkan sebagai larutan irigasi Tujuan: menganalisis tingkat kebocoran pengisian saluran akar pada sepertiga apeks dengan siler berbasis resin. Metode: 66 gigi premolar bawah manusia, dibagi secara acak kedalam 3 kelompok: EBA 2,9%, NaOCl 2,625%, aquades. Dilakukan pengisian, diinkubasi sebelum dilapisi cat kuku, serta direndam kedalam tinta india. Dekalsifikasi dan transparansi dengan metode Robertson. Penetrasi tinta diukur dengan skala Panthamvonich. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna tingkat kebocoran EBA 2,9% dibandingkan antar kelompok. Kesimpulan: Larutan EBA 2,9% mampu menurunkan tingkat kebocoran sepertiga apeks pengisian saluran akar

Background: Irrigation can contribute to the succes of root canal treatment, Grape seed extract developed as irrigation solution. Purpose: analyze apical third leakage of root canal filling. Methods: 66 mandibular human premolars, randomly divided into 3 groups, EBA 2.9%, NaOCl 2.625%, aquadest. Each group obturated using guttap and siler-based resin (37 0C for 24 hours). coated all of samples with nail polish, immersed into indian ink. Decalcified and transparency with Robertson’s method. Evaluated and measured with Panthamvonich’s scale. Results: There are significant differences grape seed extract leakage rate compared between groups. Conclusion: Grape seed extract solution 2.9% is able to reduce of apical third leakage of root canal filling"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriani Nov Angellina
"Latar Belakang: Ekstrak biji anggur (GSE) mengandung 74-78% proantosianidin yang berfungsi sebagai pengikat silang kolagen.
Tujuan: menganalisis kemampuan GSE sebagai larutan irigasi saluran akar dalam membersihkan smear layer pada daerah sepertiga apeks.
Metode: lima puluh gigi dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok 1 meggunakan aquades, kelompok 2 menggunakan GSE 3.25%, kelompok 3 menggunakan GSE 6.5%, kelompok 4 menggunakan GSE 13% dan kelompok 5 menggunakan EDTA 17%. Kemudian dilakukan pemeriksaan tingkat kebersihan sepertiga apeks menggunakan SEM dan diberi skor. Analisis data menggunakan uji kolmogorov-smirnov.
Hasil: Skor 0 terbanyak pada GSE 13% (40%), skor 1 terbanyak pada GSE 6.5% (70%) dan skor 2 terbanyak pada aquades (80%).
Kesimpulan: Larutan ekstrak biji anggur mempunyai potensi dapat membersihkan smear layer pada daerah sepertiga apeks dinding saluran akar.

Background: Grape seed extract (GSE) consisting of 74-78% proanthocyanidin, is a cross linking agent.
Purpose: investigate the ability of GSE in removing smear layer on apical third of root canal wall.
Materials and Method: fifty five extracted incisors were divided into 5 groups. Grup 1 used aquadest, group 2 used 3.25% GSE, group 3 used 6.5% GSE, group 4 used 13% GSE and group 5 used 17% EDTA. The cleanliness of smear layer were evaluated by SEM and scored. The data were analyzed using kolmogorov-smirnov test.
Results: Score 0 maximum in group GSE 13% (40%), score 1 maximum in group GSE 6.5% (70%) and score 2 maximum in group aquadest (80%).
Conclusion: Grape seed extract solution has a potential to remove smear layer on apical third of root canal wall.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Dwi Maharti
"Instrumentasi saluran akar masih meninggalkan area tidak terpreparasi. Insrumen osilasi diklaim dapat membersihkan dinding saluran akar secara optimal.
Tujuan: Membandingkan luas dinding sepertiga apeks saluran akar yang tidak terpreparasi antara instrumen osilasi Reciproc® dan WaveOne®.
Metode: Tiga puluh dua saluran akar premolar mandibula diisi tinta cina kemudian dibagi menjadi dua kelompok berjumlah sama (n=16): Reciproc® dan WaveOne®. Luas dinding yang tertutup tinta cina dianalisis dengan Adobe Photoshop CS5.
Hasil: Kelompok II mempreparasi lebih banyak dinding tetapi tidak berbeda bermakna dengan kelompok I (p=0,265).
Kesimpulan: Reciproc® dan WaveOne® tetap meninggalkan area tidak terpreparasi di sepertiga apeks saluran akar.

Thirty five percents area of root canal wall was left uninstrumented after instrumentation. Oscillation instrument was claimed able to clean whole area of root canal walls.
Objective: to compare uninstrumented area of root canal at the apical third after instrumented by oscillation instrument.
Methods: Thirty two human mandibular premolar root canals were dyed with china ink and were divided equally into Reciproc® and WaveOne® group. The area was analyzed using Adobe Photoshop CS5.
Results: WaveOne® showed a better result than Reciproc®, but not statistically significant (p=0,265).
Conclusion: The Reciproc® and WaveOne® showed no difference in cleaning the root canal."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T33049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Furqan
"Residu Ca(OH)2 dapat mengganggu hermetisitas obturasi saluran akar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tiga metode pembersihan residu Ca(OH)2. Metode. Tigapuluh premolar bawah dipeparasi dengan ProTaper sampai F3, kemudian diberi medikamen Ca(OH)2 dan disimpan selama 7 hari. Setelah itu, sampel dibagi tiga sama banyak. Residu Ca(OH)2 di Kelompok I dibersihkan dengan irigan gabungan NaOCl-EDTA, kelompok II dengan CanalBrush, dan Kelompok III dengan file NiTi. Sampel kemudian dibelah arah buko-lingual dan residu diperiksa dengan mikroskopstereo dan program Axiocam. Hasil. Pembersihan paling baik adalah pada kelompok II, disusul oleh kelompok III, dan kelompok I, walaupun secara statistik tidak berbeda signifikan (p <0,05). Kesimpulan. Ketiga metode menghasilkan efek pembersihan residu Ca(OH)2 yang tidak berbeda.

The residu of Ca(OH)2 will hamper the hermeticity of root canal obturation. The aim of this study was to analyze the effectiveness of the methods of its removal. Methods. Root canal preparation was performed on 30 lower premolar using Proaper system. The Ca(OH)2 paste was put on the root canal for 7 days. The samples were then divided equally into three groups. The residu of Ca(OH)2 in group I, II, and III were removed by combined irrigant of NaOCl-EDTA, Canal Brush, and NiTi file respectively. After bisected bucco-lingually, the residu was assessed under stereomicroscope (12x magnification) and AxioCam. Results. Substantially, the most effective method was group II, followed by group III and I, but statistically no significance difference (p < 0.05). Conclusion. The canal brush is the best methods in removing Ca(OH)2 residu, although the difference is statistically not significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Suci Dwiandhany
"ABSTRAK
Latar Belakang Instrumen rotasi kontinyumemiliki banyak kekurangansehingga dikembangkan instrumen resiprokal Tujuan penelitian iniadalahmembandingkan kehalusan dinding sepertiga apikal saluran akarmenggunakan instrumen rotasi kontinyu dan resiprokal Metode Tiga puluh duapremolar pertama mandibula dibagi menjadi Kelompok 1 preparasi saluran akarmenggunakan instrumen rotasi kontinyu dan Kelompok 2 preparasi saluran akarmenggunakan instrumen resiprokal Kemudian kehalusan diukur dengan surfaceroughness tester Analisis data menggunakan uji T tidak berpasangan Hasil Tidak terdapat perbedaaan bermakna antara kedua kelompok p 0 739 Kesimpulan Dinding sepertiga apikal saluran akar yang dipreparasi denganinstrumen kontinyudanresiprokalmempunyai tingkat kehalusan yang sama

ABSTRACT
Therefore reciprocal instruments have been developed The aim was to comparethe root canal wall smoothness at the apical third between continuous rotation andreciprocal instruments Methods Thirty two mandibular first premolars weredivided into Group 1 continuous rotation instruments preparation Group 2 reciprocal instruments preparation The smoothness was measured using surfaceroughness tester The data was analyzed using independent T test Result Thedifference between groups were not statistically significant p 0 739 Conclusion Continuous rotation and reciprocal instruments have no difference inthe root canal wall smoothness at the apical third "
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T32989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Shintarini Murwakani
"ABSTRAK
Latar Belakang. Residu medikamen kalsium hidroksida yang tertinggal dalam saluran akar dapat memengaruhi kualitas pengisian saluran akar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dua metode pembersihan medikamen kalsium hidroksida. Metode. Tiga puluh dua premolar rahang bawah dipreparasi dengan ProTaper Next hingga X3. Gigi kemudian diberikan medikamen kalsium hidroksida dan dilakukan pemindaian awal menggunakan Micro-CT. Setelah diinkubasi selama 7 hari pada suhu 37 C, medikamen kalsium hidroksida dibersihkan dengan larutan irigasi yang diaktivasi menggunakan instrumen sonik EDDY trade;, VDW dan menggunakan instrumen ultrasonik Irrisave, Acteon Satelec . Setelah dibersihkan, dilakukan pemindaian kedua dengan Micro-CT untuk mengetahui voume residu kalsium hidroksida. Data kemudian di rekonstruksi dan dianalisis menggunakan perangkat lunak NRecon dan CTAn. Hasil. Kelompok ultrasonik memiliki rerata volume residu kalsium hidroksida yang lebih sedikit dibandingkan kelompok sonik. Namun secara statistik tidak memiliki perbedaan yang bermakna p=0,225 . Kesimpulan. Teknik sonik dan ultrasonik memiliki kemampuan yang sama dalam membersihkan medikamen kalsium hidroksida.

ABSTRACT
Background. The residual calcium hydroxide medicinal residue in the root canal can affect the quality of root canal filling. The purpose of this study was to evaluate two methods of cleansing the calcium hydroxide medicaments. Method. Thirty two mandibular premolars were prepared with ProTaper Next to X3. The tooth was then given a calcium hydroxide medicament and an initial scan was performed using Micro CT. after incubation for 7 days at 37 C, the calcium hydroxide medicaments were cleaned with irrigation solution which was activated using sonic instrument EDDY trade , VDW and using ultrasonic instrument Irrisave, Acteon Satelec . After cleaning, a second scan with Micro CT is done to determine the voume of calcium hydroxide residue. The data were then reconstructed and analyzed using NRecon and CTAn software. Results. ultrasonic group had a lower mean residual volume of calcium hydroxide than the sonic group. However, statistically, there was no significant difference p 0,225 . Conclusion. Sonic and ultrasonic techniques have the same ability to clean the calcium hydroxide medicaments."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>