Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryani Pujiyanti
"Program pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Semarang difokuskan melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun, pelaksanaannya belum menjadi kebiasaan di setiap rumah tangga. Studi ini bertujuan menggali pengetahuan serta pengalaman atas nyamuk DBD pada ibu rumah tangga di daerah endemis. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah ibu rumah tangga berjumlah 17 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Sendangmulyo, Semarang melalui observasi, diskusi kelompok terarah, dan wawancara mendalam. Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah metode triangulasi dan member checking. Data dianalisis dengan pendekatan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep nyamuk
dibedakan menurut waktu aktivitas menggigit nyamuk, sedangkan keberadaan nyamuk di lingkungan dipahami bersifat alamiah (naturalistik). Keterbatasan pengetahuan ibu akan tahapan perkembangan jentik mendasari bentuk perilaku PSN yang belum optimal. Nyamuk DBD dianggap bukan sesuatu yang mengancam karena gangguan gigitan nyamuk malam secara langsung lebih dirasakan daripada nyamuk siang. Program promosi kesehatan dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kader dasa wisma, terutama yang berhubungan dengan siklus hidup nyamuk dan tahapan perilaku PSN yang benar. Penelitian ini tidak membedakan karakteristik demografi informan. Studi selanjutnya dapat dilakukan untuk mengeksplorasi variabel ini atau mengembangkan suatu media berdasarkan pengetahuan dan pengalaman lokal.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) prevention programs in Semarang, were focused through controlling mosquito breeding sites (PSN), but the implementation of PSN was not become a habit in every household. The objective of this study was to explore knowledge and experience of dengue mosquitoes among housewives in the endemic villages.The research was using qualitative methods. Subjects of the study were 17 housewives which selected by purposive sampling. The data
collection was carried in Sendangmulyo village, Semarang, through observation, focus groups discussions, and indepth interviews. The techniques used to test data validity were triangulation and member checking method. Data were analyzed using content analysis approached. The results showed that housewives classifying mosquito based on time occurrence whether the presence of mosquito in environment was perceived naturally. Unoptimalized PSN behavior
was based on the lack of housewives knowledge on larvae development stages. Mosquito was not considered as a threatening because night mosquito biting was directly more disturbing rather than day mosquitoes?. Health promotion program could increase dasa wisma cadres knowledge and skill, particularly on mosquito life cycle and the correct stages of PSN behavior. This study did not distinguish the demographic characteristics of informants. Further reserch
could explore it or develop media based on local knowledge and experience."
[Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ; Universitas Gadjah Mada. Fakultas Ilmu Budaya, Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nugraheni
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 45 orang (45%), 23 orang (23%) cukup, dan 32 orang (32%) baik. Terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan usia (p= 0,031), tingkat pendidikan (p=0,002) dan jumlah sumber informasi IRT (p= 0,016). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan pekerjaan (p= 0,223) dan aktivitas yang diikuti di lingkungan (p= 0,546). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai gejala DBD tergolong kurang, berhubungan dengan usia, pendidikan dan jumlah sumber informasi, dan tidak berhubungan dengan pekerjaan dan aktivitas di lingkungan rumah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems especially in Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society?s knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about eliminition of mosquito breeding places (PSN) and their associatied factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on 30th and 31st of May 2009. The number of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data was analyzed using chi-square fascilitated by SPSS. The outcome shows that 45% of respondents are lack of knowledge, 23% of respondents have adequate knowledge, and 32% has good knowledge about PSN. There are significant difference between respondent's knowledge about DHF and their age (p=0,031), their formal education (p=0,002) and the number of information's sources they received (p=0,016). There are no significant difference between respondent's knowledge about DHF and their work (0,223) and their activity in the environment (0,546). In conclusion the level of knowledge about PSN DBD among housewives in Paseban is mostly poor and has significant difference with their age, level of formal education and number of information source they have got. However it has no significant difference with their job and their activity in the environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Striratnaputri
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan vektor DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30-31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 27 orang (27%), 38 orang (38%) cukup, dan 35 orang (35%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia (p=0,918), pekerjaan (p=0,641), tingkat pendidikan (p=0,790), aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,285) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,541). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD tergolong cukup dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan, aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about elimination of DHF’s vector and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th – 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 27% of respondents are lack of knowledge, 38% of samples has adequate knowledge, and 35% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their age (p=0,918), their work (p=0,641), their formal education (p=0,790),their activity in the environment (p=0,285) and the number of information’s sources they received (p=0,541). In conclusion, mostly the level of knowledge about elimination of DHF’s vector among housewives in Paseban is adequate and has no significant difference with age, work, formal education, activity in the environment, and the number of information’s sources they received."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Gilang Dwiputra
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai vektor DBD dan faktor yang berhubungan.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 44 orang (44%), 24 orang (24%) cukup, dan 32 orang (32%) baik.
Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai vektor DBD dengan usia (p=0,484), pekerjaan (p=0,634), dan tingkat pendidikan (p=0,301), sedangkan terdapat perbedaan bermakna dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,019) dan jumlah sumber informasi (p=0,028).
Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai vektor DBD kurang, berhubungan dengan aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi, tetapi tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan dan pendidikan.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. The objective of this research is to identify the knowledge about vector of DHF and its associated factors among housewives.
The design of this research is cross sectional. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 44% of respondents are lack of knowledge, 24% of samples has adequate knowledge, and 32% has good knowledge about DHF.
There is no significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their age (p=0,484), work (p=0,634), and formal education (p=0,301), but there is significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their activity in the environment (p=0,019) and the number of information?s sources they received (p=0,028).
In conclusion, mostly the level of knowledge about DHF symptoms among housewives in Paseban is poor and has an association with activity in the environment, and the number of information?s sources they received, but doesn?t have association with age, work, and formal education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Geumala Hayati
"Penyakit demam berdarah masih merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di Kota Tangerang, demam berdarah masih merupakan masalah kesehatan yang serius untuk ditangani. Salah satu strategi untuk mengurangi angka kejadian demam berdarah adalah dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga baik dengan menggunakan metode ceramah dengan powerpoint maupun dengan ceramah dengan media film dan juga untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap setelah dilakukan intervensi. Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen pra-pasca tes dalam satu kelompok. Pengetahuan dan sikap diukur dengan lembar kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji coba.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan dan sikap secara bermakna setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai pasca tes pada kelompok ceramah dengan media powerpoint maupun ceramah dengan media film. Penyuluhan dengan metode ceramah dan media powerpoint maupun dengan ceramah dengan media film sama-sama dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga dalam kegiatan PSN DBD. Kedua metode ini dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam PSN DBD.

Dengue Haemorrhagic Fever is a disease that recently becomes a public health problem. In the city of Tangerang, Dengue fever remains a serious health problem to be solved. One strategy to reduce the incidence of dengue fever is to provide counseling to the community about the Nest Mosquito Eradication of Dengue Hemorrhagic Fever activities.
This study was aimed to evaluate influence of health counselling on increasing knowledge and attitude of housewifes who joint the health information both in the form by lecture with powerpoint and lecture with film as well as to find out the different level of the improvement before and after intervention. This research used quasi eksperiment with non randomized pretest-posttest control group design. Knowledge and attitudes were measured by questionnare which has been previously conducted trials.
The results showed that there were changes in knowledge and attitudes significantly after counselling. This can be seen from the increasing post test result after intervention using both of methods. Counselling with lecture and powerpoint and lecture with film are equal in increasing knowledege and attitudes. Both methods can be used as an alternative in improving the knowledge and attitudes of society about PSN DBD."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasip
"Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) merupakan kegiatan yang ditujukan dalam pemberantasan vekior DBD yang dilakukan oleh masyarakat secara kontinyu dan berkesinambungan. Kegiatan yang dilakukan masyarakat ini dikatakan berhasil jika dapat menurunkan jumlah sarang nyamuk yang ada di rumah dengan menggunakan indikator ARJ untuk dapat menurunkan morhiditas penyakit DBD maka ABJ harus Lebih atau sama dengan 95%. ABJ di Kota Pontianak belum mencapai target yang diharapkan, salah satunya akibat belum memadainya pelaksanaan PSN-DBD.
Kegiatan PSN-DBD yang dilakukan oleh masyarakat dipengaruhi oleh peranan ibu rumah tangga. Ibu memegang peranan panting karena keberadaannya di rumah lebih banyak dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya, sehingga memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan PSN-DBD lebih banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang bagaimana pelaksanaan PSN-DBD oleh ibu-ibu rumah tangga di Kota Pontianak, dan hal-hal yang berperan terhadap perilaku ibu-ibu tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali perilaku ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan PSN-DBD di Kota Pontianak. Jumlah informan sebanyak 91 orang yang terdiri dari l orang penanggung jawab program DBD Kota, 2 orang pengelola program puskesmas, 1 orang tokoh masyarakat, dan 87 orang ibu rumah tangga. Pelaksanaan pengumpulan data pada ibu rumah tangga dengan cara Diskusi Kelompok Terpadu (DKT), yang terbagi menjadi 10 kelompok DKT terdiri dari 5 kelompok DKT pada ibu yang rumahnya positif jentik dan 5 kelompok DKT pada ibu yang rumahnya negatif jentik. Pengumpulan data pada petugas kesehatan dan tokoh masyarakat dilakukan dengan cara wawancara mendalam.
Dari hasil penelitian terlihat peranan yang mempengaruhi kegiatan PSN-DBD yaitu: distribusi abate tidak mencukupi, pelaksanaan kegiatan menguras, menutup, mengubur belum dilaksanakan dengan benar, dan Pokjanal DBD belum melakukan tugas dan fungsinya. Perilaku kelompok ibu yang rumahnya positif jentik berbeda dengan kelompok ibu yang rumahnya negatif jentik dalam melakukan kegiatan PSN-DBD. Perbedaan perilaku antara dua kelompok yaitu: pada ibu kelompok negatif jentik melakukan pengurasan wadah air secara kontinyu dan ada kalanya disertai penaburan abate sedangkan ibu dalam kelompok positif jentik menguras berdasarkan batas limit volume dalam wadah air. Cara menaburkan abate ke dalam wadah air ibu dalam kelompok negatif jentik memperhatikan volume air (penuh) sebelum ditaburkan, sedangkan pada kelompok ibu positif jentik kurang memperhatikan isi (volume air) dalam wadah. Kebiasaan menutup wadah air dengan benar banyak dilakukan oleh kelompok ibu yang negatif jentik dari pada yang dilakukan oleh kelompok ibu yang positif jentik.
Agar tercapai kelestarian program pemberantasan vektor DBD sangat penting memusatkan pada pembersihan sumber larva dengan menggunakan semua metode yang tepat aman, murah, dan ramah lingkungan.Untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan PSN-DBD dan dengan keterbatasan pemerintah mencukupi keperluan abate dalam program pemberantasan vektor DBD maka disarankan: penggalangan dana oleh masyarakat untuk mencukupi keperluan abate secara mandiri, penyebarluasan informasi cara penaburan abate kedalam wadah air dengan benar, melakukan penutupan wadah air dengan benar dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar oleh masing-masing keluarga, serta mengoptimalkan fungsi dan tugas Pokjanal melalui Dinas Kesehatan Kota sebagai leading sektor.
Daftar bacaan: 21 ( 1980 - 2000 )

Analysis of Housewives' Conduct in Elimination of Dengue Fever Mosquito's Breeding (EDFMB) in Pontianak City of West Kalimantan Year 2000Elimination of Dengue Fever Mosquito's Breeding (EDFMB) is a program aimed at eliminating Dengue Fever (DF) vector and is conducted by people continuously and sustainable. This program of the people is considered effective provided that it decreases the mosquito's breeding inside the people's houses. The effectiveness of the program is measured by means of ABJ assessment indicators. To decrease the morbidity of DF disease, ABJ has to be more than or equal to 95%. ABJ in Pontianak City has not reached the set target; therefore, the quality of PSN-DBD program needs to be improved.
The EDFMB program conducted by each family is influenced by housewives. Housewives play an important role for their length of stay in the houses is longer than other familly members. This enables them to carry out the EDFMB program more often.
This study was aimed at obtaining deeper information concerning the implementation and obstacles of EDFMB conducted by housewives in Pontianak City and factors that affected such housewives' conduct. This study employed a qualitative research approach to examine the housewives' conduct in carrying out the EDFMB in Pontianak City. The number of respondents was 91 people consisting of 1 person in charge of the city DF program, 2 administrators of puskesmas programs, 1 local public figure, and 87 housewives. Data collection from housewives used Integrated Group Discussion (IGD) technique. The housewives were divided into 10 groups including 5 groups the houses of which were mosquito larvae positive and 5 others the houses of which were mosquito larvae negative. Data from health workers and local public figure were gathered by in-depth interview technique.
The study result reveals factors affecting the effectiveness of EDFMB that include inadequate abate distribution, inappropriate implementation of draining, closing and burying activities and low performance of DF National Work Group in carrying out its tasks and functions. In carrying out the EDFMB program, the housewives' conduct the houses of which are mosquito larvae positive is different from the others the houses of which are mosquito larvae negative. Such difference is: housewives of mosquito larvae negative houses seem to drain the water container regularly and occasionally pour abate powder into such container; on the other hand, housewives of mosquito larvae positive houses seem to ignore the water volume in the container. Closing the water container appropriately is more likely to be done by housewives of mosquito larvae negative houses than by the opposite.
To sustain the DF vector elimination program, it is important to focus on cleansing the larvae source by applying the most effective, safe, inexpensive and environment-friendly methods. To improve the effectiveness of EDFMB program with little government support in distributing the abate powder for the program, it is recommended that: fund should be raised from the people for meeting their own abate powder supply, information concerning the correct procedure of the use of abate powder should be disseminated, appropriate closing of water container and keeping the cleanliness should be carried out by each fan-Lilly, as well as functions and tasks of National Work Group through the City Health Department as a leading sector should be maximized.
References: 21 (1980 - 2000)"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T5213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindia Larasati
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai gejala DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 80 orang (80%), 9 orang (9%) cukup, dan 11 orang (11%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai gejala DBD dengan usia (p=0,891), pekerjaan (p=0,966), tingkat pendidikan (p=1,000), aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,560) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,518). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai gejala DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan, aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta.There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about DHF symptoms and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th ? 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using Kolmogorov-Smirnov facilitated by SPSS.
The outcome shows that 80% of respondents are lack of knowledge, 9% of samples has adequate knowledge, and 11% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent?s knowledge about DHF and their age (p=0,891), their work (p=0,966), their formal education(p=1,000),their activity in the environment (p=0,560) and the number of information?s sources they received (p=0,518). In conclusion, mostly the level of knowledge about DHF symptoms among housewives in Paseban is poor and has no significant difference with age, work, formal education, activity in the environment, and the number of information?s sources they received.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niluh Archi Sri Ramandari
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai penatalaksanaan DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 60 orang (60%), 26 orang (26%) cukup, dan 14 orang (14%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai penatalaksanaan DBD dengan usia (p=0,786), pekerjaan (p=0,162), tingkat pendidikan (p=0,813) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,921), tetapi terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan mengenai penatalaksanaan DBD dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,007). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai penatalaksanaan DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan serta jumlah sumber informasi. Namun, tingkat pengetahuan mengenai penatalaksanaan DBD berhubungan dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta.There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about treatment of DHF and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th – 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 60% of respondents are lack of knowledge, 26% of samples has adequate knowledge, and 14% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their age (p=0,786), their work (p=0,162), their formal education (p=0,813) and the number of information’s sources they received (p=0,921). But, there is a significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their activity in the environment (p=0,007). In conclusion, mostly the level of knowledge about treatment of DHF among housewives in Paseban is poor and has no significant difference with age, work, formal education and the number of information’s sources they received. But, there is a significant difference between respondent’s knowledge about treatment of DHF and their activity in the environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
"Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue ( PSN-DBD ) merupakan kegiatan yang ditujukan dalam pemberantasan vektor DBD yang dilakukan oleh masyarakat secara kontinyu dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikatakan berhasil jika dapat menurunkan populasi nyamuk, dengan mengunakan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) harus lebih atau sama dengan 95 % . Angka Bebas Jentik di Kota Padang khususnya didaerah endemis DBD belum mencapai target yang diharapkan (masih < 95 %), sebagai salah satu akibatnya resiko penularan DBD masih tinggi.
Berbagai teori dan penelitian terdahulu menyatakan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dalam menurunkan kasus DBD, di samping itu tak kalah pentingnya adalah penyuluhan kesehatan tentang PSN-DBD yang kurang, sikap tokoh masyarakat dan tim pokjanal DBD dalam melaksanakan PSN - DBD belum optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD di Kecamatan Padang Barat Kota Padang pada tahun 2003 dengan desain penelitian Cross Sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya PSN-DBD memiliki nilai median 6,90 pada nilai terendah 3,80 dan tertinggi 13,80, sedangkan penyuluhan, sikap tokoh masyarakat dan sikap tim pokjanal memperlihatkan bahwa sikap tim pokjanal dimasukkan kedalam kategori paling kurang. Dari hasil analisis bivariat diketahui penyuluhan, sikap tokoh masyarakat dan tim pokjanal DBD mempunyai hubungan yang bermakna terhadap gabungan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD. Dalam uji multivariat variabel sikap tokoh masyarakat mempunyai hubungan yang paling dominan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar peran serta tokoh masyarakat perlu ditingkatkan dalam upaya menurunkan kasus DBD dengan cara melakukan pertemuan kelompok, memberikan peyuluhan serta ikut mendukung kegiatan pokjanal DBD.

Factors Related to Community is Knowledge, Attitude, and Practice on Dengue Haemorrhogie Fever Vector Nest Control in Padang Barat Sub District, Padang Municipality 2004Dengue Hemorrhagic Fever control is a community action in order to control DHF vector through source reduction program that should be conducted in a continuous way. This action is considered success ful if it could reduce mosquito population indicated by Larvae-Free Rate (Angka Bebas Jentik=AJB) of ? 95%. The AJB rate in Padang municipality and particularly in Dengue Hemorrhagic Fever endemic area was still under 95% and might cause high risk of Dengue Hemorrhagic Fever transmission.
Community knowledge, attitude, and practice on Dengue Hemorrhagic Fever mosquito nest control are important factor to reduce prevalence of Dengue Hemorrhagic Fever case. Other important factors are health education on PSN-DBD, attitude of informal leader, and the implementation of PSNDBD by national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce.
This study aimed to obtain information on factors related to knowledge, attitude, and practice of community regarding PSN-DBD in Padang Barat sub district, Padang City year 2003. This study was a cross-sectional study and data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate logistic regression analyzes.
The study shows that knowledge, attitude, and practice of community on PSNDBD was less than 6,90 while analysis on education, attitude of informal leader, and attitude of national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce showed that the attitude of national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce was the least category. Bivariate analysis indicated that education, informal leader's attitude, and national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce's attitude were all significantly related to knowledge, attitude, and practice of community regarding PSN-DBD. Multivariate analysis showed that the most dominant factor was informal leader's attitude.
It is suggested to improve and increase the quantity and quality of health education, participation of informal leader, and participation of national DHF taskforce in order to reduce the prevalence of Dengue Hemorrhagic Fever case.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Fariatul Aeni, Lis Triswanah
"Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap kondisi kesehatan atau kejadian suatu penyakit adalah lingkungan, dan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dan dipengaruhi pula oleh perilaku individu adalah demam berdarah dengue (DBD). Tipologi kelurahan jagasatru yang relatif padat penduduk dan pusat perdagangan lintas daerah, dimungkinkan menyimpan berbagai persoalan kesehatan, khususnya berkaitan dengan kesehatan lingkunagn (santiasi), baik di lingkungan perumahan maupun tempat-tempat umum lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktek dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD). penelitina ini merupakan jenis penelitian eksplanasi (explanatory research) dengan pendekatan metode cross sectional. Jumlah sampel yang diamati dalam penelitian ini sebanyak 333 kepala keluarga (KK) dari popolasi sebesar 2.497 KK secara sampel acak sistematis (sistematic random sampling) di Keluarah Jagasatru Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara wawancara langsung dan uji sistematic yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dalam PSN dengan kejadian DBD, ada hubungan antara sikap terhadap PSN dengan kejadian DBD, tidak ada hubungan antara praktek dalam PSN dengan kejadian DBD. berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan teknik pengumpulan melalui metode self-report dan menambah cakupan penelitian, serta kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat lebih ditingkatkan dalam gerakan PSN melalui 3M plus. "
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>