Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandra Fikawati
"Berat lahir bayi, khususnya bayi dengan berat badan lahir rendah, merupakan masalah gizi intergenerasi yang akan mempengaruhi kualitas kesehatan sepanjang daur kehidupan seorang manusia. Diet vegetarian dianggap berisiko karena konsumsi makannya yang terbatas dikhawatirkan dapat menyebabkan rawan terjadinya defisiensi zat gizi. Penelitian dengan desain retrospektif ini bertujuan mengetahui hubungan antara status gizi ibu hamil vegetarian (indeks masa tubuh/IMT prahamil dan kenaikan berat badan hamil) dengan berat lahir bayi pada kelompok vegetarian di DKI Jakarta.
Sampel adalah 85 anak berumur 1 bulan-5 tahun yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IMT prahamil sebesar 20,2 kg/m2 (±3,2 kg/m2), kenaikan berat badan hamil 15,5 kg (±6,4 kg) dan berat lahir bayi 3212 g (±417,7 g). IMT prahamil dan kenaikan berat badan hamil berhubungan signifikan dengan berat lahir bayi vegetarian. Tidak ada hubungan antara IMT prahamil dan kenaikan berat badan hamil.
Berdasarkan analisis multivariat ditemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan berat lahir bayi adalah IMT prahamil, asupan protein, vitamin B12, Fe, Zn, dan jenis kelamin. Disarankan agar ibu vegetarian dapat memperoleh informasi mengenai pentingnya status gizi prahamil, kenaikan berat badan hamil yang optimal, serta menjaga kecukupan asupan protein, vitamin B12, Fe dan Zn selama hamil.

Infant?s birth weight, especially low birth weight (LBW), are intergenerational issues that will affect the cycle of life. Vegetarian diets are at risk because limited food consumption could cause nutrient deficiencies. This retrospective study aims to determine the relationship between maternal nutritional status (pre-pregnancy body mass index (BMI) and weight gain during pregnancy) and infant?s birth weight among vegetarians in Jakarta.
The total sample of 85 children aged 1 month to 5 years was selected purposively. Results showed that the mean of pre-pregnancy BMI of vegetarian mothers is 20.2 kg/m2 (±2.2 kg/m2), pregnancy weight gain is 15.5 kg (±6.4 kg) and infant?s birth weight is 3212 gs (±417.7 gs). Pre-pregnancy BMI and pregnancy weight gain were significantly associated with infant?s birth weight of vegetarians. There is no relationship between pre-pregnancy BMI and pregnancy weight gain.
Multivariate analysis found that pre-pregnancy BMI, protein, vitamin B12, iron, and Zn intakes and sex has relationship with infant?s birth weight. It is recommended that vegetarian mothers should get information about the importance of pre-pregnancy nutrition, optimal pregnancy weight gain, and maintaining adequate intake of protein, vitamin B12, iron, and Zn during pregnancy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyifa Rahma Maulida
"Keragaman makanan telah diketahui berhubungan dengan kecukupan dan status gizi. Sehingga, metode skor keragaman makanan sebagai indikator yang mudah untuk memprediksi berat lahir bayi memiliki ketertarikan untuk diketahui. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang di Jakarta Timur yang terdiri dari 288 ibu hamil, usia 19?44 tahun pada umur kehamilan >32 minggu.
Hasil menunjukkan bahwa keragaman makanan berhubungan secara statistik dengan berat lahir dan merupakan prediktor yang paling kuat (Adj.OR=2.8) dari faktor lainnya yang dapat meningkatkan berat badan lahir bayi ≥ 3.000 gram secara statistik, seperti usia ibu (Adj. OR=2.5) dan berat ibu di trimester tiga (Adj. OR=2.6). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trikorian Adesanjaya
"Saat ini, Maternal agency diketahui memiliki pengaruh terhadap keluaran kesehatan anak di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Namun, masih sedikit studi yang menjelaskan hubungan antara maternal agency dan berat lahir. Oleh karena itu, dilakukan penelitian potong lintang melibatkan 283 Ibu hamil pada 10 Puskesmas Kecamatan se-Jakarta Timur. Hasil menunjukkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara maternal agency atau komponennya pada berat lahir, tetapi terdapat tren menuju signifikan pada komponen pengambilan keputusan (p=0.071) setelah dikontrol dengan tinggi Ibu dan tipe keluarga. Pada analisis multivariat, pengambilan keputusan merupakan prediktor pelindung terhadap berat lahir <3000 gram.

Maternal agency has been recently identified to influence child health outcome in some developing countries including Indonesia. However, studies to assess the relationship between maternal agency and infant birth weight are lacking. A cross sectional study was conducted involving 283 pregnant women aged 19?44 years old in ten sub-district primary health center in East Jakarta. None of maternal agency or its component factors showed significant correlations with infant birth weight, though there was a trend toward significant (0.071) in decision-making autonomy, after controlled by maternal height and family type. Furthermore, maternal decision-making was a protective predictor against birth weight less than 3000 gram, in adjusted logistic data."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Halim Santoso
"Berat badan bayi merupakan salah satu variabel epidemiologi yang berhubungan dengan mortalitas di tahun pertama kehidupan bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) maupun besar masa kehamilan (BMK) berisiko mengalami gangguan pada usia lebih lanjut. Berat badan bayi dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain asupan gizi ibu dan status gizi ibu. Asupan zat gizi yang optimal akan bermanfaat untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin. Peningkatan berat badan ibu juga merupakan faktor ang menentukan outcome bayi. Ibu hamil dengan peningkatan berat badan yang kurang selama kehamilan akan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur. Mikrobiota adalah kumpulan mikroorganisme yang hidup berdampingan dengan inangnya. Ditenggarai adanya peran mikrobiota terhadap berat badan lahir bayi. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang bertujuan untuk melihat korelasi antara jumlah mikrobiota usus dan asupan zat gizi ibu hamil trimester ketiga dengan berat badan lahir bayi di Jakarta Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di 10 puskesmas kecamatan se Jakarta Timur pada bulan Februari-April 2015. Dari 315 subjek ibu hamil trimester ketiga yang sesuai kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian dengan menanda tangani informed consent, didapatkan 52 subjek yang dapat dianalisis. Subjek yang dapat dianalisis dilakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), wawancara asupan makanan, pengukuran sampel feses dan pengukuran berat badan lahir bayi. Sebaran data karakteristik menunjukkan 82,7% subjek berpendidikan menengah rendah, 59,6% memiliki pendapatan dibawah UMP, 82,7% subjek tidak mendapatkan asupan energi yang cukup per harinya, dan 73,1% status gizi trimester pertama subjek tergolong berlebih hingga obese. Pada penelitian ini tidak didapatkan korelasi antara asupan zat gizi ibu hamil trimester ketiga dengan berat badan lahir, dan tidak didapatkan korelasi antara mikrobiota Bifidobacterium (r = 0,134; p>0,05), Lactobacillus (r = -0,118; p>0,05) dan Staphylococcus (r = 0,43; p>0,05) ibu hamil dengan berat badan lahir bayi.

Baby birth weight is one epidemiological variables associated with mortality in the first year of life. Both baby with low birth weight (LBW) and large for gestational age (LGA) posses risk of having complication at later age. Birth weight is affected by many factors, such as maternal nutritional intake and nutritional status. Optimal intake of nutrients would be beneficial to support fetal growth and development. Maternal weight gain is also a factor determining the outcome of baby . Pregnant women with less weight gain during pregnancy are at greater risk of premature birth.Microbiota is a group of microorganism coexist with its host. It was suspected that there is a role of the microbiota on birth weight. This study is part of the research in department of nutrition, faculty of medicine, university of Indonesia that aims to see the correlation between the number of guy microbiota and nutritional intake in third semester pregnant women with birth weight in East Jakarta.
This study was a cross-sectional study conducted in 10 distriect health centers throughout East Jakarta in February to April 2015. Of the 315 subjects enrolled, 52 subjects could be analysis. Subjects were measured for body weight (BW), height, food intake interviews, fecal sample measurement and birth weight measurement. Characteristic of the subjects showed that 82,7% has middle to lower education level and 59,6% has revenue under provincial minimal wage. More than eighty percent of subjects did not receive adequate energy intake per day, and 73,1% subjects were categorized as overweight to obese. In this study, there are no correlation between nutrition intake and birth weight. There is also no correlation between gut microbiota Bifidobacterium (r = 0,134; p>0,05), Lactobacillus (r = -0,118; p>0,05) and Staphylococcus (r = 0,43; p>0,05) and birth weight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Phowira
"kesehatan masyarakat global. Paparan tembakau intrauterin dipahami merupakan faktor risiko penting terhadap BBLR. Melihat kecenderungan peningkatan prevalensi merokok di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara status merokok orang tua selama kehamilan dan BBLR. Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan secara studi potong lintang dilakukan selama 8 bulan dari Desember 2019 - Juli 2020 pada sampel acak dari orang tua dengan anak berusia 0-5 tahun dari 5 pusat kesehatan masyarakat di DKI Jakarta, Indonesia. Sebanyak 145 subjek memenuhi kriteria dan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics. Uji chi-square dan analisis regresi logistik multivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara kebiasaan merokok orang tua dengan prevalensi BBLR. Hasil: Dalam penelitian ini, 11% bayi lahir dengan BBLR. Prevalensi merokok pada ayah dan ibu masing-masing adalah 55,2% dan 3,4%. Status merokok ayah secara signifikan dikaitkan dengan BBLR (p <0,05). Meskipun tidak signifikan secara statistik, ada hubungan dosis-respons antara jumlah rokok per hari ayah dan durasi merokok ayah dengan BBLR. Status merokok ibu (p = 0,448) tidak terkait erat dengan BBLR dalam penelitian ini, yang mungkin disebabkan oleh kecilnya sampel ibu yang aktif merokok. Dari regresi logistik multivariat, status merokok ayah, kelahiran prematur, urutan kelahiran, dan asupan makanan yang tidak memadai selama kehamilan secara signifikan dan individual terkait dengan prevalensi BBLR (p <0,05). Kesimpulan: Paparan tembakau selama kehamilan dari ayah merupakan prediktor signifikan BBLR. Terdapat hubungan dosis-repons tidak bermakna antara jumlah rokok per hari ayah dan durasi merokok ayah dengan BBLR.

Introduction: Low birth weight (LBW), a major determinant of neonate morbidity and mortality, remains a global public health concern. Intrauterine exposure to tobacco has been discerned as an important risk factor for LBW. Acknowledging an increasing trend of smoking prevalence in Indonesia, this study aims to investigate the association between parental smoking during pregnancy and LBW. Methods: An analytical cross-sectional study was conducted for 8 months from December 2019 - July 2020 on a random sample of parents with child aged 0-5 years old from 5 health centres in DKI Jakarta, Indonesia. A total of 145 subjects met the criteria and were analysed. Data analysis was carried out using IBM SPSS Statistics software. Chi-square test and multivariate logistic regression analysis were performed to identify the association between parental smoking habits with the prevalence of LBW. Results: In the present study, 11% of infants were born with LBW. The prevalence of smoking in fathers and mothers were 55.2% and 3.4%, respectively. Paternal smoking status was significantly associated with LBW (p < 0.05). Although not statistically significant, there was a dose-response relationship between paternal number of cigarettes/day and duration of smoking with LBW. Maternal smoking status (p = 0.448) was not closely associated with LBW in this study, which might be due to a fairly small number of actively smoking mothers. From multivariate logistic regression, paternal smoking status, premature delivery, birth order and inadequate food intake during pregnancy were significantly and individually associated with the prevalence of LBW (p < 0.05). Conclusion: Paternal tobacco exposure during pregnancy is significant predictor of LBW. Although not statistically significant, there is a dose-response relationship between paternal number of cigarettes/day and duration of smoking with LBW."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhora Yufita Nurfitriani
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan (Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Desain penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD KiSA Kota Depok, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD KiSA Kota Depok Tahun 2022. Sampel penelitian terdiri dari 72 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 72 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (2500grm) sebagai kontrol. Hasil penelitian proporsi Anemia pada ibu hamil lebih banyak pada kelompok BBLR (43,1%) daripada yang tidak BBLR (22,2%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR   dengan nilai P-value 0,001. (95% CI 1.88 – 13.04).  Ibu yang menderita anemia pada kehamilan memiliki resiko 4,96 kali untuk mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia, setelah dikontrol variable paritas, usia kehamilan dan hipertensi.

Low Birth Weight (LBW) is a birth weight of less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (SGA) or a combination of both. The purpose of this study was to see the effect of anemia in pregnant women on LBW, with a case control study design. The design of this study used medical record data at KiSA Hospital, Depok City, the population of this study were mothers who gave birth at KiSA Hospital, Depok City in 2022. The study sample consisted of 72 mothers who gave birth with LBW as cases and 72 mothers who gave birth with normal BBL (> 2500grm). ) as a control. The results of the study showed that the proportion of anemia in pregnant women was higher in the LBW group (43.1%) than those who were not LBW (22.2%). From the results of this study it can be concluded that there is a significant relationship between anemia in pregnant women and the incidence of LBW with a P-value of 0.001. (95% CI 1.88 – 13.04). Mothers who suffer from anemia in pregnancy have a 4.96 times the risk of experiencing LBW compared to pregnant women who are not anemic, after controlling for parity, gestational age and hypertension variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melyani Chandra
"Menopause adalah keadaan dimana berhentinya menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium. Cepat lambatnya menopause terjadi dapat mempengaruhi peningkatan risiko penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran usia menopause serta menganalisis hubungan usia menopause dengan pola diet vegetarian, asupan, aktivitas fisik, dan faktor lainnya pada wanita di Jakarta Barat pada tahun 2014. Disain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian dilakukan pada wanita yang mengalami menopause alami di vihara terpilih di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan April ? Mei 2014. Jumlah responden yang diperoleh adalah 124 orang. Rata-rata usia menopause di Jakarta Barat adalah 50,52 tahun dengan proporsi menopause dini sebesar 46,8%. Ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan tempe dengan usia menopause (p value = 0,023). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai usia menopause dengan variabel-variabel yang belum diteliti pada penelitian ini.

Menopause is a state which menstruation stopped permanently because of activity lost in follicle ovary. Timing of menopause is associated with increasing risk of degenerative disease. The objective of this study was to describe age at natural menopause and to find the association of it with vegetarian dietary patterns, dietary intake, physical activity, and other factors in West Jakarta in 2014. The design of this study was cross sectional. The population of this study were women who experienced natural menopause at four chosen temple that were located in West Jakarta. This study was conducted in April ? May 2014. Total respondent in this study were 124 respondent. Age at natural menopause was known by interview. The mean of age at natural menopause in this study was 50.52 years and the proportion of women who experienced early menopause was 46.8%. Tempeh intake (p value = 0,023) was associated with age at natural menopause. Further study about age at natural menopause and its association with other variables that have not been researched in this study is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cendekia Sri Murwani
"Pola makan berenergi lebih dan kadar !emak tinggi seperti makananfastfood mengakibatkan gizi lebib dan timbu!nya obesitas. Gizi !ebih dan Obesitas rnerupakan faktor risiko rnuncu!nya penyakit degeneratif. Faktor resiko lain yang menyebabkan muncu!nya penyakit degeneratif antara lain kenaikan tekanan darah, rasio pinggang-panggul yang besar, kadar gula darah pua.a tinggi dan meningkatnya kadar kolesterol. Data total ko!estero!telah dilakukan di Indonesia, antara lain Surkesnas 2001 pada usia 25-64 tahun prevalensi kolesterol tinggi ( >200 mgldl) 6%, SKTR 2004 usia 25-64 tahun prevalensi kolesterol tinggi (200 - 249 mg/dl) 11,6 %, sedangkan survei di Depok pada usia 25-65 tahun 2003 prevalensi kolesterol tinggi sebesar 6,6%. Salah satu alternalif untuk mengamngi kadar kolesterol tinggi dan obesitas dengan melakukan diet vegetarian. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kadar kolesterol total adalah asupan lemak (p-value < 0,05; OR21,95 ; Cl 95%: 1,95-46,82), Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kadar kolesterol HDL adalah asupan serat (p-va/ue < 0,05; OR = 6,86 ; CI 95% : 2,47 - 47,74}. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kadar kolesterol LDL adalah asupan serat (p-value < 0,05; OR = 8,20 ; CI95% : 2,33 -28,85), Sedangka.n faktor yang paling dominan berhubungan dengan kadar trigliserida adalah asupan serat (p-value < 0,05; OR= 7,80 ; CI 95%: 2,16- 29,43). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pengganaan sampel yang lebih besar dengan Iallcangan studi cohort, atau penelitian dengan menggunakan studi case-control maupun studi eksperimen untuk melihat pengaruh den faktor Iainnya yang berkaitan kadar lipid darah.

Eating pattern which tends to prefer food witb high energy and high fat content such as fust food can cause overweight and ohesity. Overweight and obesity consider as risk factors for degenerative disease. Other risk factors associated with degenerative disease are high blood pressure, waist-hip ratio, and high blood-glucose level at fasting period and hypercholesterolemia. Prevalence survey for high total cholesterol had besn done in Indonesia, including: Surkesnas 200I showed 6% prevalence of high cholesterol (> 200mgldl) of 25-64 year of ages. The SKTR 2005 soowod prevalence of high cholesterol level (200-249 mg!dl) at the same age group was 11.6% while in Depok was 6.6%. One of alternative ways to reduce the high cholesterol level and obesity are by practicing vegetarian diet This research aimed to analyses the factors associated with blood lipid profile (p-value < 0,05; OR 8,20 ; CI 95% : 2,33 - 28,85). Furthermore, the most dominant factor for triglycerides level was also fiber intake (p-value < 0,05; OR =7,80; CI95%: 2,16- 29,43). Futher studies with bigger amount of samples using cohort study design or research with case-control study or experimental study are needed in order to investigate other factors inflWlce the lipid profile of adult vegetarians."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32375
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfatun Nazifah
"Salah satu penyebab kematian bayi dan neonatal terbesar indonesia adalah BBLR. Angka kejadian BBLR di Indonesia yaitu 11,1 % dan di Propinsi Sumatera Barat 6,0 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor ibu dengan kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol dengan memanfaatkan data rekapan kohort ibu dan catatan persalinan di seluruh puskesmas di Kota Pariaman. Kasusnya ibu yang melahirkan bayi BBLR dan kontrolnya ibu yang melahirkan bayi bukan BBLR pada tahun 2011-2012. Pengambilan sampel metode simple random sampling.
Hasil uji statistik mendapatkan 33,3 % kejadian BBLR. Variabel yang secara statistik memiliki hubungan dengan kejadian BBLR adalah jarak kehamilan (nilai p = 0,001), status anemia (nilai p = 0,002), kejadian perdarahan dalam kehamilan (nilai p = 0,001),Pre/eklampsi (nilai p=0,007) kejadian hipertensi dalam kehamilan (nilai p = 0,001), Diabetes mellitus dalam kehamilan (nilai p = 0,006) dan Frekuensi ANC (nilai p = 0,016).

One of the causes of infant mortality and Indonesia is the largest neonatal LBW. The incidence of LBW in Indonesia at 11.1% and 6.0% of West Sumatra Province. The purpose of this study was to determine the relationship of maternal factors with the incidence of LBW. This study uses a case-control design by exploiting the cohort of mothers date and birth records in all health centers in Pariaman. Case is the mother who gave birth to LBW infants and mothers who gave birth control instead of LBW infants in 2011-2012. Sampling simple random sampling method.
Results of statistical tests to get 33.3% incidence of LBW. Variables that were statistically linked to the incidence of low birth weight is the distance of pregnancy (p = 0.001), anemia (p = 0.002), the incidence of bleeding in pregnancy (p = 0.001), pre/eclampsia (p value = 0.007) incidence of hypertension in pregnancy (p = 0.001), diabetes mellitus in pregnancy (p = 0.006) and frequency of ANC (p value = 0.016).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Megawaty
"Masalah gizi timbul akibat texjadinya kctidakseimbangan energi yang dikonsumsi (asupan) dengan energi yang dikeluarkan (kebutuhan). Masalah kelcurangan dan kelebihan gizi yang 16118415 pada orang dewasa (usia lcbih dad 18 tahun) merupakan masalah penting. Selain mempcngaruhi produktivitas ke1ja juga memiliki risiko terhadap penyakit-penyakit tertentu. Makanan yang dikonsumsi setiap orang akan terefleksi pada status gizi dan hal ini dapat diketahui melalui pengukuran IMT. Dari hasil penelitian di beberapa negara diketahui bahwa proporsi vegetarian yang mengalami masalah gizi lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak vegetarian Di Indonesia khususnya kota Jambi penelitian Indeks Massa Tubuh pada vegetarian dewasa belum pemah dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran umum maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan IMT pada vegetarian dcwasa dj Pusdiklat Budhis Putra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi. Penelitian dengan desain cross seciional ini dilaksanakan pada bulan Januari-Febmari tahun 2008 dengan sampel 51 orang vegetarian dewasa. Untuk mengetahui gambaran umum karaktezistik, asupan energi, konsumsi suplemen, tipe vegetarian, lama menjadi vegetarian di kota Jambi, persentase status gizi kurang, baik, lebih berdasarkan IMT, dan hubungan antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, status perkawinan, stains pekexjaan, pendidikan) dengan IMT, hubungan antara asupan energi dengan IMT, hubungan amara lama menjadi vegetarian dengan IMT, hubungan antara pengetahuan gizi dengan IMT, hubungan status kesehatan dengan IMT pada vegetarian dewasa di pusdiklat Pulra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi maka dilakukan pengumpulan data dengan wawancara dan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan. Kemudian data dianalisa melalui tahapan analisis univariat, bivariai dan multivariat.
Dari hasil analisis bivariai diketahui bahwa ada hubungan antara jcnis kelamin (OR = 0,3l3), status perkawinan (OR = 0,42l) dan asupan energi (OR = 6,5). Setelah dilakukan analisis multivariat, maka variabel yang berhubungan dengan indeks massa tubuh adalah asupan en¢1'8i setelah dikontrol status perkawinan dan status pcrkawinan setelah dikontnol asupan energi. Variabel paling dominan yang berhubungan dengan IMT adalah asupan energi dengan OR = 8,915. Vegetarian dewasaldi kota Jambi dengan asupan ergi yang tidak baik akan berisiko mengalami 8,9 kali kegemukan setelah dikontrol Status perkawinan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi vegetarian agar membatasi asupan energi yang berasal dari lemak agar tidak mengalami kelebihan berai badan atau gemuk tingkat ringan maupun tingkat bemt. Melakukan pemcriksaan rutin indeks masse tubuh untuk mengeiahui status Mempertahankan berat badan normal menurut klasiiikasi indeks massa tubuh.

Nutritional problem are arised due to energy imbalance of intake consumed and energy released. Insuhiciencies and excess nutrition problems that incured in adult (age more than 18 years old) are important problems; They influence productivity and also give risk to such kind of disease. Food consume by people is reflected in nutritional status and it’s can be known by measuring BMI. Studies hom some states showed that proportion of nutritional problem insured in vegetarian more than that in non vegetarian. In Indonesia especially in Jambi, the research of Body Masslndex of adult vegetarian is not available yet.
This research was aimed to 'rind description and factors related to BMI of adult vegetarian in Buaams center of sensation an Prime (Pusdiklat) namely Pm Maitreya and Avaloketasvara in Jambi town. Research design was cross sectional. Itis done in January to February in 2008 with 51 samples of adult vegetarians. To find the description of characteristic, energy intake, supplement consumed, vegetarian type, periods of being a vegetarian, percentage of nutritional status (tmderweighg normal and overweight) measured by BMI, and to find relationship between respondent characteristics (age, gender, marriage status, work status, education) and BMI, the relationship between energy intake with BMI, the relationship between periods of being a vegetarian with BMI, relationship between nutritional knowledge with BMI, relationship between health status with BMI in adult vegetarian in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvara in Jambi. Data collected by interviewing and measuring body weight and body height. Data was analized by univariate, bivariate and multivariate steps.
Bivariate analysis showed that there were relationship between gender (OR = 0,313), marriage status (OR == 0,421) and energy intake (OR = 6,5) with BMI. Multivariat analysis showed that variables that related to energy intake alter it was controlled by marriage status and marriage status was controlled by energy intake. The most dominant variable which is closely related to BMI is energy intake by OR = 8,915. Adult vegetarian with bad energy intake in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvarain Jambi, had risk of 8,9 times to be overweight after controlled by marriage status.
From result of the study, we recommended vegetarians to restrict energy intake that contain much fat in order In not becoming mild to severe overweight and to do routine examination BMI to know the nutritional status, and to maintain normal body weight according to BMI classification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34420
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>