Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bondan Tiara Sofyan
"Paduan aluminium banyak dipakai pada aplikasi otomotif, karena berat jenisnya yang rendah dan ketahanan korosinya yang baik. Karena alasan ekonomis, proses pengecoran produk otomotif selalu memakai scrap dalam komposisi yang cukup besar, yang mengakibatkan fluktuasi kandungan unsur paduan, seperti antara lain Zn. Studi ini mempelajari peran Zn sebesar 1 dan 9 wt. % di dalam proses pengerasan presipitasi paduan aluminium AA319. Pengujian kekerasan dan kekuatan dilakukan untuk mengamati sifat mekanik paduan, sementara respons paduan terhadap pengerasan presipitasi diikuti melalui pengujian kekerasan. Evolusi struktur mikro diamati dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM (scanning electron microscope) yang dilengkapi dengan EDS (energy dispersive spectroscopy). Distribusi unsur terlarut dipelajari dengan X-ray mapping pada mode back scattered electron. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Zn sebesar 1 dan 9 wt. % pada paduan AA319 meningkatkan kekerasan dan kekuatan. Selain itu, juga terjadi transformasi morfologi fasa Al-Fe-Mn-Si dari bentuk huruf cina (chinese script) menjadi jarum (needle). Transformasi ini diperkirakan terjadi karena larutnya Zn di dalam matriks aluminium yang mengubah tegangan permukaan antara matriks dan inti fasa interdendritik. Penambahan Zn meningkatkan respons paduan terhadap penuaan alami, namun tidak menyebabkan perubahan signifikan pada penuaan buatan di temperatur 200 oC. Zn diketahui tersegregasi di sekitar fasa Al2Cu.

Aluminium alloys are widely used for automotive application due to its low density and high corrosion resistance. For economic reason, casting of automotive products always uses aluminium scrap as charging materials that may result in fluctuation of content of alloying element, such as Zn. This research studies the role of Zn in precipitation hardening of AA319 aluminium alloys. Hardness and tensile testing were conducted to study the mechanical properties of the alloys, while ageing response was followed by hardness measurements. Evolution of microstructures was observed by using optical microscope and SEM (scanning electron microscope) equipped with EDS (energy dispersive spectroscopy). Distribution of solute elements was detected by x-ray mapping and formation of nanoprecipitates was observed by using TEM (transmission electron microscope). Research results showed that addition of 1 and 9 wt. % Zn on AA310 alloys increases strength and hardness. Morphology transformation of Al-Fe-Mn-Si phase from chinese script into needle shape was detected, and may be due to dissolution of Zn in aluminium matrix that change the interfacial stress between the matrix and interdendritic phases. Addition of Zn also increased response of alloys to natural ageing but no significant change was detected for artificial ageing at 200 oC. Age hardening was contributed by the formation of θ? (Al2Cu) nanoprecipitates. Zn was segregated on the periphery of Al2Cu phase."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Kartika
"Paduan AA 319 menqoakan paduan lgypoeutectic aluminium-sililcon, lennasuk dalam kelompok paduan aluminium seri 310K hasil proses pengecoran. Paduan ini banyak digunakan dalam induslri oromoif Dengan semakin berkembangnya tebiologi rekayasa material, diharapkan dapat diveroleh paduan aluminium yang lebih kuar unrulc dapar menggantikan material ferrous pada aplilcasi arornatyf Pemilihan aluminium paduan terutama karena berat jenisnya yang jauh lebih rendah daripada besi yang secara langsung dapat mengurangi berat kendaraan sehingga diharapkan akan menurunkan 1c0n.s‘um.s’i bahan bakar dan dapat rnengurangi tingkat polusi akibat emisi gas buang. Salah satu cara peningkaian kekuaian paduan aluminium adalah melalui microalioying yang diikuri dengan proses precipitation hardening Telah diketahui bahwa 0,01 wt. % Sn pada paduan Al-1, 7Cu (ar. %) yang mengalami proses precipitation hardening akan rnenghasillcan presipitai yang xanga! halus dan iersebar merata sehingga terjadi peningkatan paduan yang signyifkan. Alcan letapi ejék tersebut beiarn pemalz diieliti untukpaduan yang lebih kornpleks seperli AA 319. Penelitian ini rnelalrukan proses precqziration hardening pada paduan AA 319 dengan penarnbahan 0,1 wt. % Sn. Hasil dari proses precqritation hardening tersebut dilcarakterisasi dengan melakulcan pengujian kekerasan dan penganzatan srruktur mikro. Hasil peneliiian menunjukkan penambahan 0,1 wi. % Sn Ire dalarn paduan AA 319 yang diilcuti dengan precipilation hardening akan meninglcatlcan kekerasan dibanding kondisi as-cast sebesar ~60 %, dari 67 menjadi 105 BHN unnilc paduan basil cetalcan logam dan ~55 %, dari 62 menjadi 101 BHN untuk ceialcan pasir. Penambahan 0,1 wi. % Sn ke dalam paduan AA 319 diindikasikan akan menstim ulasi nukleasi partikel inrerdendritik dan presipitat di dalam matrilrs yang secara signifikan alcan rneningkaikan kekuaran paduan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risly Wijanarko
"Paduan Al 7XXX Al-Zn-Mg merupakan salah satu paduan aluminium yang mampu dilaku panas dan memiliki kekuatan tinggi. Paduan Al 7xxx dapat diperkuat dengan pengerasan pengendapan. Dalam proses pengerasan pengendapan, proses laku pelarutan merupakan tahapan penting dimana fasa kedua larut ke dalam matriks agar dapat bertransformasi menjadi presipitat saat proses penuaan. Selain itu, penambahan Ti dapat memperkuat paduan dengan melakukan penghalusan butir. Penelitian kombinasi laku pelarutan dengan penghalusan butir oleh Ti masih terbatas. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diamati pengaruh temperatur laku pelarutan terhadap struktur mikro dan sifat mekanis paduan Al-5.1Zn-2Mg dengan penambahan 0.1 berat Ti hasil squeeze casting. Paduan Al-5.1Zn-2Mg-0.1Ti hasil pengecoran dihomogenisasi pada temperatur 400 C selama 4 jam. Setelah itu, laku pelarutan dilakukan dengan variasi temperatur 220, 420, dan 490 C, dilanjutkan dengan pencelupan cepat. Selanjutnya, penuaan dilakukan pada temperatur 130 C selama 48 jam. Karakterisasi meliputi pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik, dan Scanning Electron Microscope SEM Energy Dispersive Spectroscopy EDS, pengujian kekerasan Rockwell, X-Ray Diffraction XRD, dan Simultaneous Thermal Analysis STA. Penambahan 0.1 berat Ti dapat memperbulat struktur butir paduan dan menyebabkan tegangan permukaan antarmuka matriks ?-Al menurun sehingga fasa kedua lebih mudah untuk berdifusi ke dalam matriks saat laku pelarutan. Peningkatan temperatur laku pelarutan dapat meningkatkan jumlah fasa kedua yang larut ke dalam matriks. Hal ini dapat ditunjukkan melalui fraksi volume fasa kedua dari kondisi setelah homogenisasi, yaitu 7.07 menjadi 6.74, 3.50, dan 2.75 untuk temperatur laku pelarutan 220, 420, dan 490 C. Banyaknya fasa kedua yang larut berdampak pada kekerasan yang dihasilkan setelah penuaan. Nilai kekerasan penuaan meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur laku pelarutan, yaitu 41.68, 52.46, dan 70.98 HRB pada temperatur laku pelarutan 220, 420, dan 490 C. Selain itu, nilai kekerasan paduan dengan 0.1 berat Ti lebih tinggi dibanding paduan tanpa Ti setelah penuaan karena jumlah fasa kedua yang larut lebih besar sehingga presipitat yang terbentuk menjadi lebih banyak.

Al 7XXX alloy is one of heat treatable aluminium alloy which has superior strength. It can be strengthened by precipitation hardening. Solution treatment in precipitation hardening sequence has an important role in which second phases will dissolve, and vacancies will be quenched in the matrix to form precipitates in the ageing process. Another strengthening can be done by the addition of Ti as grain refiner. However, there is still lack of study concerned on the combination of solution treatment with grain refining by Ti. Thus, this study is aimed to investigate the effect of solution treatment temperature on microstructure and mechanical properties of Al 5.1Zn 2Mg alloy with 0.1 wt. Ti produced by squeeze casting. As cast alloy was homogenized at 400 C for 4 h. Solution treatment was conducted at 220, 420, and 490 C, followed by rapid quenching. The alloy was subsequently aged at 130 C for 48 h. Characterization was performed by optical microscope, Scanning Electron Microscope SEM ndash Energy Dispersive Spectroscopy EDS, Rockwell hardness testing, X Ray Diffraction XRD, and Simultaneous Thermal Analysis STA. The addition of 0.1 wt. Ti resulted in rounder grains which possess lower surface tension between the Al matrix and second phase interface so that the dissolution of it will be much easier while solution treatment. Increasing solution treatment temperature leads to decreasing volume fraction of the second phases at grain boundaries. It can be known by quantitative analysis from as homogenized condition with volume fraction of 7.07 which decreased to 6.74, 3.50, and 2.75 after solution treatment at 220, 420, and 490 C, respectively. The amount of dissolved second phases will affect the final hardness after ageing process, at which the hardness was increasing with increasing solution treatment temperature. The hardness was 41.68, 52.46, and 70.98 HRB with solution treatment temperature of 220, 420, and 490 C, respectively. Besides, the hardness value of 0.1 wt. Ti added alloy was higher than that of the alloy without Ti addition. It was due to higher second phase dissolution which leads to more precipitates formed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Elman
"Penelitian presipitasi pada paduan logam ingat bentuk (shape memory alloy) TiNi dan pengaruhnya terhadap temperatur transformasi, telah banyak dilakukan. Hasilnya antara lain menyatakan bahwa terbentuknya presipitat T13Ni4 dapat mengakibatkan paduan ingat bentuk TiNi peka terhadap perubahan temperatur laku panas, tetapi apabila presipitat tumbuh hingga mencapai fasa kesetimbangan, yaitu presipitat TiNi3, paduan ingat bentuk tidak menunjukan adanya fasa antara saat terjadi transformasi.
Dalam penelitian ini, telah dilakukan penelitian pengaruh proses penuaan terhadap presipitasi dan temperatur transformasi ingat bentuk paduan Ti-50.04%at. Ni, dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik presipitat dan temperatur paduan Ti-50,04%at.Ni yang dituakan pada tempertaur 550 °C selama 1, 2, 5, 10, 20 dan 30 jam, pengamatan dilakukan menggunakan beberapa metoda yaitu mikroskop optik, mikroskop elektron transmisi (Transmission Electron Microscope - TEM) dan metoda tahanan listrik four probe.
Hasil penelitian menunjukan bahwa paduan Ti-50.04%at.Ni, akibat laku panas penuaan berfasa martensit dengan orientasi pelat yang acak. Presipitat yang terbentuk adalah TiNi3 yang tumbuh pada orientasi tertentu, yaitu sesuai dengan hubungan [2021]TmNi3 // [020]Matriks, sedangkan temperatur transformasi tidak menunjukan perubahan yang berarti sebagai akibat perlakuan penuaan.

Examination of precipitate of TiNi shape memory alloy on temperature transformation has been done by many scientists. They observed that Ti3Ni4 precipitate can affect the transformation temperature of the alloy by heat treatment. If precipitate grows into stability phase, i.e. TiNi3 phase, shape memory alloy failed to show intermediate phase. In this research work aging process on precipitation and transformation temperature of Ti-50.04%at.Ni shape memory alloy were carried out.
The aim was study the characteristics of precipitate and transformation temperature of Ti-50.04 %at.Ni alloy which were aged at 550 °C for 1, 2, 5, 10, 20 and 30 hours. The testing method use optical microscope, Transmission Electron Microscope (TEM) and four-probe electric resistance.
Experimental results show that Ti-50.04%at.Ni alloy, which were effected by aging treatment have martensite phase. This martensitic is arranged by fine-laths with random orientation. Type of precipitates observed is TiNi3 and they grow through fixed orientation, i.e. [2021]TiNi3 11 [020]Matrix. Furthermore in this study, the transformation temperature were not significantly affected by aging treatment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rafif Prasetyo
"Penelitian ini merupakan rangkaian dari proses pengolahan bijih nikel laterit hingga menjadi produk antara yakni mixed hydroxide precipitate (MHP) menggunakan proses hidrometalurgi. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kandungan pengotor utama besi dan pengotor lainnya serta meningkatkan efisiensi kandungan elemen berharga seperti nikel dan kobalt. Sampel awal yang digunakan pada penelitian ini berbentuk pregnant leach solution (PLS). Selanjutnya, PLS akan dilakukan proses multistage iron removal dengan menggunakan kalsium karbonat (CaCO3) dengan kadar 25% w/w, 15% w/w, dan 12,5% w/w pada masing-masing tahap. Kemudian sampel dipanaskan pada temperatur 90oC selama 2, 1,5, dan 1 jam pada setiap tahap. Kemudian, penelitian dilanjutkan dengan melakukan presipitasi MHP pada sampel yang telah melewati multistage iron removal. Proses presipitasi MHP dilakukan dengan menggunakan reagen natrium hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi 2,5M. Presipitasi dilakukan hingga mencapai pH 9 lalu dilanjutkan dengan pemanasan pada temperatur 90oC selama 1 jam. Pada penelitian ini, ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan tidak meningkatnya kadar nikel secara signifikan sehingga belum terbentuk produk yang diinginkan. Faktor tersebut diantaranya kadar pengotor lain seperti sulfur dan mangan yang masih cukup tinggi, ageing time yang terlalu lama, kecepatan titrasi yang terlalu tinggi, dan tingkat kejenuhan sampel yang tinggi. Hasil dari proses multistage iron removal menunjukkan bahwa terjadi pengurangan kandungan besi hingga 92% melalui pengujian ICP OES. Sementara itu, pada proses presipitasi MHP dihasilkan nikel dengan kandungan mencapai 18,83%.

This research is a series of processing of lateritic nickel ore to become an intermediate product, namely mixed hydroxide precipitate (MHP) using a hydrometallurgical process. This research aims to reduce the content of the main impurities iron and other impurities and increase the efficiency of the content of valuable elements such as nickel and cobalt. The initial sample used in this study was in the form of pregnant leach solution (PLS). Furthermore, PLS will be carried out a multistage iron removal process using calcium carbonate (CaCO3) with levels of 25% w/w, 15% w/w, and 12.5% w/w at each stage. Then the samples were heated at 90oC for 2, 1.5, and 1 hour at each stage. Then, the research was continued by conducting MHP precipitation on samples that had undergone multistage iron removal. The MHP precipitation process was carried out using sodium hydroxide (NaOH) reagent with a concentration of 2.5M. Precipitation was carried out until it reached pH 9 and then followed by heating at 90oC for 1 hour. In this study, several factors were found that caused the nickel content not to increase significantly so that the desired product had not been formed. These factors include the levels of other impurities such as sulfur and manganese which are still quite high, the aging time is too long, the titration speed is too high, and the sample saturation level is high. The results of the multistage iron removal process show that there is a reduction in the iron content of up to 92% through the ICP OES test. Meanwhile, the MHP precipitation process produces nickel with a content of up to 18.83%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
S28507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Lufthi Herdian
"ABSTRAK
Upaya peningkalan kinerja dan prototipe alat Flame l-Iaxdening dilakukan dengan jalan mengembangkan disain, mempexbaharui fungsi, dan menerapkan sistem kontrol proses yang lebih presisi. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi mcnuntut perencanaan dan kontrol proses yang elisien dan sistematis, yang menjadi fokus utama dalam penelitian. Dan suatu sistem kontrol proses otomatik telah berhasil dirancang bangun dengan tujuan tidal: hanya untuk meningkatkan performa produksi, tetapi juga untuk mempemmdah pengoperasian dan pengendalian proses
Hasil penelitian oleh Heri Kristiyono menunjukkan bahwa keoepatan translasi relatif benda kerja yang terkonirol dapat meningkatkan karakteristik kekemsan permukaan dari sampel produk pisau potong Hal yang sempa juga berlaku untuk sampel produk roda gigi, dirnana Iaju rotasi relatif benda kcrja terhadap pcmanas alcan sangat berpengaruh terhadap transfer panas yang tezjadi di permukaan benda kerja_
Secara signifikan, faktor ini alcan sangat mempengaruhi pembentukan dan U3,l'lSf0ITl'l3Sl strukmr austenitc dan martensite di pennukaan benda kexja sebagai tolak ukur dari kekerasan pemlukaan dari produk.
Berikut merupakan hasil yang diperoleh dari kontrol kecepatan translasi dan rotasi benda kelja yang diperoleh dengan sistem kontrol otomatik.
Pusat sistem kontrol otomatik dikendalikan oleh sebuah chip mikrokontroler yang memiliki antamwka dengan sebuah layar peraga numerik dan tombol-tomboi navigasi, yang didisain untuk menerima input parameter dari pemakai dengan suatu rancangan menu sistem sederhana. Pusat sistem juga memiliki antarmuka dengan unit kontrol ekstemal yang yang mampu mengendalikan kecepatan dan arah putaran dan motor DC, dan sensor~sensor pemantau posisi benda kerja. Mikrokomroler bekelja secara elektronik digital, memiliki program internal, dan mampu mengendalikan Selumh perangkat dalam proses yang terhubung dengan sistem.
Karakteristik produk yang diperoleh dari hasil penelitian pada produk roda gigi memperlihatkan disiribusi struktur mikro manensite halus yang merata pada tiga daerah pennukaan referensi dari benda uji dengan nilai kekerasan tertinggi yang dapat dicapai sekitar 551 I-Iv, yaitu pada daerah puncak gigi. Daerah sisi gigi dan dasar gigi menunjukkan peningkatan kekerasan yang cukup baik dari nilai kekerasan awal sekirar 220 Hv, dengan nilai kekrasan masing»masing 303 Hv dan 269 Hv.
Dirancang bangun untuk skala industri kecil, prototipe alat Flame Hardening ini telah menunjukkan kinezja yang cukup baik dalam hal kemampuan multi-proses, yaitu kemampuan melakukan proses pengerasan pemukaan produk-produk bqja seperti pisau potong (baja karbon medium) dan roda gigi mesin (baja paduan). Selain itu, prototipe juga memiliki kelinearan kecepatan translasi (0,495 - I,606 cm/detik) dan kecepatan rotasi (l,7 - 7,68 rpm), serta sensinvitas sensor pendeteksi gerak benda kerja (resolusi 4,34 mm) untuk kepresisian dimensi yang cukup baik. Hasil ini diharapkan akan dapat mengoptimalkan karakteristik dari produk pengerasan permukaan. Secara teoritis, fungsi-fimgsi tersebut masih dapat dilingkatkan dan dikembangkan lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan produksi akan produk-produk yang memiliki bentuk dan jenis yang iebih bervariasi.

"
2001
S41541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Tri Nugroho
"[Baja Bake Hardening (BH) merupakan baja baru yang mulai digunakan pada industri otomotif karena material ini menjadi solusi dari proses pembentukan panel mobil yang mudah dan keinginan hasil akhir berupa panel yang kuat. Sifat material BH ini yaitu akan menjadi lebih kuat dengan kenaikan yield strength sebesar 30-40 MPa hanya dengan mendapatkan pre-strain / regangan awal minimal 2% dan pemanasan 170°C selama 20 menit. Dalam proses pembuatan mobil, regangan awal didapat saat proses pembentukan panel mobil atau tekanan saat spot welding dan pemanasan didapat saat oven rangka mobil di proses pengecatan. Pada penelitian ini, perubahan parameter arus dan proses pemanasan di teliti dan didapatkan bahwa kekuatan spot welding akan naik setelah mendaptkan pemanasan dan arus yang optimal pada 11kA karena lebih dari itu akan turun. Serta pada arus 8kA sebelum pemanasan tidak terbentuk nugget (cold weld) namun bisa diperbaiki
kualitas nuggetnya dengan pemanasan. Hal ini tidak terjadi pada material bukan BH. Dan secara kekerasan, mulai Base Metal-HAZ-Nugget juga mengalami kenaikan setelah oven. Secara mikrostruktur, berubah mulai dari dominasi ferrite menjadi ferrite-perlite dan pada nugget terdapat bainit walapun dalam jumlah yang kecil.;Bake Hardening Steel is a new material has been using in automotive industry because this material become solution for easy forming panel car and last product is good strength. Characteristic material will increase yield strength until 30-40MPa only by get pre strain minimum 2% and get baking on temperature 170°C at 20 minutes. In Manufacturing Cars, pre-strain get from forming process panel or
pressure during spot welding process and for baking get during oven process body car on painting process. On this research, variation welding current and baking process had been studied and get result strength of spot welding will increase after get baking process and
parameter optimal in current 11kA and if current more than 11kA, strength will decrease. Also for current parameter 8kA before baking nugget not occurred but can be improve after baking. For hardness, from base metal-HAZ-Nugget also increase after baking. And for microstructure, change from dominant ferrite become ferrite-perlite and on nugget small area had bainit., Bake Hardening Steel is a new material has been using in automotive industry
because this material become solution for easy forming panel car and last product
is good strength. Characteristic material will increase yield strength until 30-40MPa
only by get pre strain minimum 2% and get baking on temperature 170°C at 20
minutes. In Manufacturing Cars, pre-strain get from forming process panel or
pressure during spot welding process and for baking get during oven process body
car on painting process.
On this research, variation welding current and baking process had been studied
dan get result strength of spot welding will increase after get baking process and
parameter optimal in current 11kA and if current more than 11kA, strength will
decrease. Also for current parameter 8kA before baking nugget not occurred but
can be improve after baking. For hardness, from base metal-HAZ-Nugget also
increase after baking. And for microstructure, change from dominant ferrite become
ferrite-perlite and on nugget small area had bainit.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Syarif
"ABSTRAK
Alat flame hardening merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan
proses flame hardening. Proses ini ditujukan untuk meningkatkan sifat mekanik
pada permukaan suatu komponen baja. Peningkatan kekerasan pada permukaan komponen dilakukan dengan membentuk struktur martensit pada permukaan bahan sehingga kekerasan permukaannya meningkat. Alat ini bekerja dengan sumber pemanas dari torch welding dengan bahan bakar oksi-asetilen, dan media pendingin air. Alat ini mampu melakukan proses untuk sampel pisau dan roda gigi dengan metode progressive dan spinning.
Pengembangan alat ini ditujukan agar alat ini merniliki muitifungsi, sehingga
dapat memproses sampel roda gigi dan pisau. Kemudahan pengoperasian alat juga menjadi salah satu fokus pengembangan, salah satu kemudahan adalah pengaturan jarak dan sudut torch. Penyempumaan rangka utama menyebabkan alat ini lebih kompak dan kokoh.
Hasil pengujian proses flame hardening menunjukan terbentuknya struktur
martensit pada permukaan sampel sehingga kekerasan permukaan roda gigi
meningkat. Pengujian ini dilakukan dengan memanaskan sampel roda gigi hingga mencapai temperatur austenisasi, setelah itu dilakukan proses quenching pada sampel sehingga terbentuknya siruktur martensit.

"
2001
S41491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noverta Rezeki
"ABSTRAK
Pada industri manufaktur logam, barang impor tidak hanya berupa bahan dasar saja, akan tetapi juga banyak dalam bentuk barang jadi, sehingga bangsa Indonesia hanya sebagai konsumen saja. Hal ini sangat merugikan karena mengakibatkan ketergantungan terhadap barang impor. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan industri kecil sebagai usaha menghidupkan perekonomian kerakyatan. Salah satunya dengan peralatan panas dengan metode progressive flame hardening dengan menggunakan dua torch. Sehingga pada penelitian ini berusaha meneliti kinerja dari alat progressive flame hardening dengan variabe! Kecepatan translasi benda kerja serta jarak antara dua torch terhadap kekerasan permukaan pisau potong.
Pada penelitian ini kecepatan translasi benda kerja yang digunakan yaitu 7 mm/s, 8 dan 9 mm/s' dengan jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan untuk variabel jarak antara dua torch menggunakan jarak 3,5 cm; 5 cm; dan 7,5 cm dengan kecepatan translasi 8 mm/s. Kedua variabel diatas menggunakan posisi pemanas dari samping karena terbukti dengan pemanasan dari samping benda uji tidak mengalami peleburan pada saat pemanasan. Selain itu proses yang digunakan adalah Single pass, karena diharapkan dengan penggunaan dua torch maka masukan panas akan lebih besar sehingga temperatur pengerasan yang diinginkan dapat tercapai.
Pada kecepatan translasi benda kerja, temperatur pengerasan maksimum yang dapat dicapai pada kedalaman 7 mm adalah 597 ?C pada kecepatan translasi 8 mm/s dengan nilai kekerasan mencapai 523 VHN ( 51 HRC) dan total kedalaman pengerasan 2135206 pm (2,l mm). Demikian halnya dengan variabel jarak antara dua torch, temperatur maksimum yang dapat dicapai yaitu sebesar 597C pada jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada jarak antara torch 7,5 cm sebesar 566 VHN (52 HRC) dengan total kedalaman pengerasan sebesar 2575,39 pm (2,6 mm).

"
2001
S41471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>