Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elva Indri Yani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lifa Hanifah
"Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor risiko untuk penyakit jantung koroner (PJK). Penurunan lipid telah terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya PJK. Untuk mengatasinya dapat dilakukan diet sebagai terapi awal atau dengan menggunakan obat hipolipemik. Adanya sintesis obat baru golongan statin yang berkhasiat sebagai obat hipolipemik diharapkan dapat memberikan efek yang lebih baik. Untuk menjamin penggunaannya perlu diuji dengan penelitian ilmiah, yaitu dengan mengamati gejala toksik yang mungkin terjadi pada obyek uji dengan penggunaan dalam jangka waktu lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian obat LS secara oral selama 60 hari terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin tikus putih galur Sprague Dawley. Tikus dibagi dalam tiga kelompok dosis uji, kelompok I, II, III adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis 0,9; 1,8; dan 3,6 mg/200 g bb dan satu kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Masing-masing kelompok terdiri dari 12 ekor tikus; 6 ekor tikus jantan dan 6 ekor tikus betina yang ditempatkan secara terpisah. Pemeriksaan jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke-0, 31 dan 61.
Berdasarkan hasil uji statistik (ANAVA) satu arah diperoleh bahwa pemberian obat LS tidak berpengaruh terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin tikus putih (p>0,05).

Hyperlipidemia is one of the risk factor for coronary heart disease (CHD). The Reduction of lipid level has been proven to the declining of the coronary heart disease. The reduction can be done by dietary as an early therapy or by using hypolipemic agents. The existence of new synthetic drugs in statin group which is useful as hypolipemic drugs is expected to give better effect. To guarantee its usage needs to be examined by scientific research that is by observing the toxic symptom which maybe happened to experimental object in a long periode usage.
The study had an aim to observe the influence of LS drug orally for 60 days towards the total of erythrocyte, leucocyte, thrombocyte and the level of hemoglobin of albino rats strain Sprague Dawley. The experimental rats were divided into three groups of dosage, group I, II, III were given LS drugs with 0.9, 1.8 and 3.6 mg/200 g of body weight repeating and one group as control (group IV) was given CMC 0,5%. Each group consists of 12 rats, 6 male albino rats and 6 female albino rats, both of sex placed separetly. The examination of the total erythrocyte, leucocyte, thrombocyte and the level of hemoglobin were carried out on 0, 31st and 61st day.
Based on statistical analysis by one way ANOVA shows that giving LS drug doesn’t influence the total of erythrocyte, leucocyte, thrombocyte and the level of hemoglobin of The albino rat (p>0,05).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Ariasih
"Obat herbal atau jamu banyak digunakan masyarakat sebagai pengobatan alternatif yang bersifat empiris, satu diantaranya adalah untuk melangsingkan tubuh. Penggunaan obat herbal untuk pemeliharaan kesehatan perlu didukung dengan pengujian ilmiah untuk menjamin keamanan penggunaannya, yaitu dengan mengamati gejala toksik yang mungkin terjadi pada hewan uji dengan penggunaan dalam jangka waktu lama. Pada penelitian ini jamu pelangsing diberikan setiap hari secara oral selama 90 hari untuk mengetahui pengaruh hematologis tikus putih galur Sprague Dawley. Tikus dibagi dalam 3 kelompok dosis uji yaitu berturut-turut 1,35; 2,70; dan 5,40 g/kg bb dan 1 kelompok kontrol yang masing-masing terdiri atas 20 ekor tikus (10 ekor tikus jantan dan 10 ekor tikus betina). Pemeriksaan jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke-0, 46, dan 91. Penilaiannya dapat dilihat dari uji statistik (ANAVA) satu arah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian sediaan jamu tidak berpengaruh terhadap jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzenah
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Bunga Anggraini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32768
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yunita Kurniawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32914
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Nugraha
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33076
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqy Ifada
"Bahan obat herbal 'X' merupakan hasil fraksinasi ekstrak etil asetat dari daun sukun. Uji pra klinik yang telah dilakukan terhadap hasil fraksinasi ekstrak etil asetat dari daun sukun ternyata memberikan efek inotropik negatif pada hewan coba. Penggunaan bahan obat herbal 'X' dalam jangka waktu lama menyebabkan perlu dilakukan pengujian keamanannya terhadap organ vital tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan obat herbal 'X' selama 90 hari terhadap fungsi ginjal ditinjau dari kadar kreatinin plasma dan gambaran histologi ginjal pada tikus putih. Bahan obat herbal 'X' diberikan secara oral pada 40 ekor tikus jantan dan 40 ekor tikus betina, yang masing-masing dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, II, dan III masing-masing diberikan dosis 83,33; 166,67; dan 333,33 mg/kgbb tikus, sedangkan kelompok IV merupakan kelompok kontrol normal yang hanya diberikan larutan CMC 1 %. Pada hari ke-91 dilakukan pengambilan darah dan organ ginjal untuk mengetahui kadar kreatinin plasma dan gambaran histologi ginjal.
Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dari kadar kreatinin plasma dan gambaran histologi ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengunaan bahan obat herbal 'X' selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi ginjal pada tikus putih.

Herbal medicine 'X' material is fractionation result of ethyl acetate extract of breadfruit leaves. Pra-clinical study have done to the fractionation result of ethyl acetate extract of breadfruit leaves and given a negative inotropic effect. Using a herbal medicine 'X' material for a long period cause important to examine its savety level to vital organ in the body.
The aim of this study was to know the effect of herbal medicine 'X' material for 90 days to the kidney function considered to creatinine plasma level and kidney's histology in rat. Herbal medicine 'X' material was given orally to 40 male rats and 40 female rats, each of them were divided into four groups. Group I, II, and III were given herbal medicine 'X' material with the following doses 83,33; 166,67; and 333,33 mg/kg wb. Whereas group IV as a normal control group which were given only CMC 1 %. At the 91st day, the blood and kidney were taken to measure creatinine plasma level and histological of the kidney.
The result of one way ANAVA test (α = 0,05) showed that there is no significant difference at the level of creatinine plasma and histological of the kidney between control group and treatment group. Therefore, it was concluded that the usage of herbal medicine 'X' material for 90 days was given no effect to the kidney function.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S33061
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa Jamal
"Daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) telah lama digunakan oleh masyarakat antara lain untuk mengobati reumatik. Pemanfaatan tanaman ini perlu ditunjang oleh data ilmiah dengan melakukan uji keamanan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai potensi toksisitas relatif (LD50) ekstrak etanol daun gandarusa dan mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin.
Sebanyak 50 ekor mencit jantan dan 50 ekor mencit betina dikelompokkan menjadi 5 kelompok mengikuti rancangan acak lengkap. Kelompok II, III, IV dan V merupakan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis berturut-turut 4; 8; 16; dan 32 g/kg bb. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest. Pengamatan jumlah hewan uji yang mati dilakukan setelah 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan LD50 ekstrak etanol daun gandarusa yaitu sebesar 31,99 g/kg bb untuk jantan dan 27,85 g/kg bb untuk betina dengan kategori tidak toksik. Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin sebelum perlakuan, setelah 24 jam dan setelah 14 hari perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat erbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun gandarusa tidak mempengaruhi jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Didiek Rahmadi
"Bahan obat herbal "X" merupakan hasil fraksinasi dari daun sukun (Artocarpus altilis) yang digunakan sebagai obat maka harus disertai dasar ilmiah yang jelas yaitu salah satunya melalui uji keamanan (uji toksisitas subkronik) yang bertujuan untuk mengamati pengaruh pemberian bahan obat herbal "X" secara oral terhadap fungsi hati tikus putih ditinjau dari aktivitas enzim alanin amino transferase (ALT) dan alkali fosfatase (ALP) plasma. Uji ini menggunakan 80 ekor tikus jantan dan betina yang dibagi secara acak kedalam empat kelompok perlakuan. Kelompok I, II dan III adalah kelompok uji yang diberi suspensi bahan obat herbal "X" dengan dosis 83,3, 166,7, dan 333,3 mg bahan obat herbal "X"/kg bb tikus, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 1%. Pengukuran aktivitas ALT dan ALP plasma tikus putih dilakukan setelah 90 hari pemberian suspensi bahan obat herbal "X" dengan metode spektrokolorimetri. Berdasarkan uji ANAVA terhadap hasil pengukuran menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara aktivitas enzim pada kelompok uji (kelompok I, II, dan III) dengan aktivitas enzim pada kelompok kontrol (kelompok IV) yang mengindikasikan bahwa pemberian suspensi obat herbal "X" secara oral tidak mempengaruhi fungsi hati tikus putih.

Herbal medicine "X" material which fractionationed from sukun (Artocarpus altilis)"s leaves that used as medicine must be followed by scientific base which one is through safety test (subchronic toxicity test) that have a purpose to monitor the effect of herbal medicine "X" material orally giving, toward white rats hepatic function which observed from activity of alanine amino transferase (ALT) enzyme and alkaline phosphatase (ALP) enzyme in plasma. This test use 80 male and female white rats that divided in random manner in to four treatment groups. Group I, II and III are treatment groups which given herbal medicine "X" material suspension with 83,3, 166,7, and 333,3 mg herbal medicine "X" material/mass body kg in dose, while group IV is control group which given CMC 1% solution. Measuring activity of ALT and ALP white rats plasma done, after 90 days treatment of herbal medicine "X" material suspension giving with spectrocolorimetry method. Based on ANAVA test toward measuring result show that there isn`t difference between enzyme activity of experiment groups (group I, II and III) with enzyme activity of control groups (group IV) that indicate herbal medicine "X" material suspension giving, not effecting hepatic function of white rats."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32770
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>