Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adillla Novita Sari
"Propranoloi hidroklorida merupakan obat antihipertensi yang mempunyai waktu paruh sekitar 2-6 jam. Mikrokapsul propranoloi hidroklorida dibuat dengan metode penguapan pelarut menggunakan etil selulosa sebagai pembentuk dinding dengan perbandingan obat-polimer 1:1, 1:2, dan 1:3 untuk penghantaran obat secara oral dengan pelepasan diperlambat {sustained release). Mikrokapsul kemudian dievaluasi dengan analisis distribusi ukuran partikel, bentuk dan morfologi (SEM), kandungan obat dan uji disolusi. Uji disolusi secara in vitro dilakukan dengan menggunakan alat tipe II (dayung) dengan medium dapar klorida pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,8. Perbandingan obat-polimer mempunyai pengaruh terhadap laju pelepasan obat dari mikrokapsul, dimana peningkatan jumlah polimer dapat menyebabkan penghambatan pelepasan obat yang lebih besar.

Propranolol hydrochioride is antihypertension agent that has a short biological half life of 2-6 hours. Microcapsules of propranolol hydrochioride are prepared by solvent evaporation method using ethylcellulose as a wall material with the drug-polymer ratio 1:1, 1:2, and 1:3 for sustained release oral delivery. The microcapsules were then evaluated by particle size distribution analysis, shape and morphology (SEM), drug content, and dissolution studies. In vitro dissolution was studied using the dissolution apparatus II (paddle) with chloride buffer (pH 1,2) dan phosphate buffer (pH 6,8) medium. The drug-polymer ratio have an important influence on drug release from microcapsules where the increase of polymer cause the higher drug release inhibition.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
S70489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sukma Inggit D.F.
"Penggunaan polimer yang biodegradable dan biocompatible sebagai penghantar obat, memberikan banyak keuntungan. PLGA merupakan kopolimer asam laktat dan asam glikolat, yang memiliki sifat biodegradable dan biocompatible. Pada penelitian ini dilakukan studi pendahuluan pembuatan mikrokapsul diltiazem hidroklorida dengan penyalut PLGA menggunakan metode penguapan pelarut. Etil selulosa digunakan sebagai pembanding. Mikrokapsul diltiazem hidroklorida dibuat dengan perbandingan obat-polimer 1:1, 1:2, dan 1:3. Mikrokapsul kemudian dievaluasi dengan analisis bentuk dan morfologi menggunakan SEM, kandungan obat dan uji disolusi. Uji disolusi secara in vitro dilakukan dengan menggunakan alat tipe I (keranjang) dengan medium asam klorida 0,1 N dan dapar fosfat pH 6,8. Sampel dianalisis secara spektrofotometri.
Hasil penelitian menunjukkan pembuatan mikrokapsul salut PLGA belum optimal. Secara fisik, mikrokapsul salut PLGA menunjukkan hasil yang lebih halus dibandingkan etil selulosa. Selain itu, didapatkan bahwa jumlah polimer mempengaruhi laju pelepasan diltiazem hidroklorida dari mikrokapsul, di mana penghambatan pelepasan obat yang terbesar diperoleh pada perbandingan obat-polimer = 1:3."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutriyo
"Propranolol hydrochloride is antihypertension agent that has a short biological half life of 2-6 hours. Microcapsules of propranolol hydrochloride are prepared by solvent evaporation method using ethylcellulose as a wall material with the drugpolymer ratio 1:1, 1:2, and 1:3 for sustained release oral delivery. The microcapsules were then evaluated by particle size distribution analysis, shape and morphology (SEM), drug content, and dissolution studies. In vitro dissolution was studied using the dissolution apparatus II (paddle) with chloride buffer (pH 1,2) dan phosphate buffer (pH 6,8) medium. The drug-polymer ratio have an important influence on drug release from microcapsules where the increase of polymer cause the higher drug release inhibition."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tjahjoadi
"Telah dilakukan penelitian mengenai mikroenkapsulasi furosemida dengan metode penguapan pelarut. Penyalut yang digunakan adalah beberapa turunan selulosa; sedangkan pelarut yang digunakan adalah campuran metilen klorida dengan beberapa pelarut organik. Furosemida didispersikan dalam larutan penyalut, lalu dispersi di tuang ke dalam air sambil diaduk dengan kecepatan 5000 rpm pada suhu 50° C selama 30 menit, kemudian disaring dan dikeringkan pada suhu 100° C selama 2 jam. Mikrokapsul furosemida berhasil dibuat dengan menggunakan campuran etil seluaosa hidroksi propil metil selulosa (HPMC) sebagai penyalut dan campuran metilen klorida metanol (1:1) sebagai pelarut. Uji disolusi mikrokapsul furosemida dilakukan dengan menggunakan alat Sartorius Dissolution Simulator. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penglepasan furosemida di perlambat dalam bentuk mikrokapsul. Makin kecil kandungan HPMC dalam penyalut, makin memperlambat penglepasan furosemida."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S31878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Oktarian
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1996
S32067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Husnul Khotima
"Tokotrienol merupakan senyawa alam turunan vitamin E yang berwujud minyak dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan tokoferol. Namun, tokotrienol bersifat kurang stabil sehingga membatasi penyimpanan dan penanganannya dalam sediaan. Pada penelitian ini, minyak tokotrienol diubah menjadi serbuk melalui mikroenkapsulasi untuk meningkatkan kestabilannya dengan metode penguapan pelarut dan semprot kering menggunakan penyalut etilselulosa. Evaluasi mikrokapsul yang dilakukan yaitu bentuk dan morfologi, ukuran, efisiensi penjerapan, uji perolehan kembali, sifat alir, kadar air, indeks mengembang, dan uji disolusi. Selain itu, dilakukan pula uji stabilitas pada suhu kamar dan stabilitas dipercepat pada suhu yang dinaikkan pada mikrokapsul dan minyak tokotrienol.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mikrokapsul yang dihasilkan berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan dengan morfologi tak beraturan, berukuran 1-60 μm, dengan efisiensi penjerapan 21,60-99,75%. Hasil uji stabilitas pada suhu kamar selama 12 minggu penyimpanan menunjukkan bahwa kadar tokotrienol tersisa dalam mikrokapsul adalah 96,46–97,74%. Pada uji stabilitas dipercepat didapat nilai k25 untuk mikrokapsul kedelapan formula berkisar dari 102x10-7 hingga 132x10-7 jam-1. Nilai t90 tokotrienol dalam mikrokapsul F1-F8 diperoleh dalam kisaran 11,01-14,27 bulan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa mikroenkapsulasi menggunakan penyalut etilselulosa melalui metode penguapan pelarut dan semprot kering dapat mengubah tokotrienol cair menjadi serbuk dan dapat meningkatkan kestabilannya.

Tocotrienol as one of vitamin E compounds is an oily natural compound which has greater antioxidant activity than tocopherol. However, tocotrienol is unstable which may limit its handling and storage in product. In this study, tocotrienol oil is converted into powder through microencapsulation to enhance its stability by solvent evaporation and spray dry methods using ethyl cellulose as coating material. Microcapsules were characterized in terms of shape and morphology, size, entrapment efficiency, percentage yield, flow properties, water content, swelling index, and drug release studies. Moreover, stability test at room temperature and accelerated stability with elevated temperature were studied on microcapsules and tocotrienol oil.
The evaluation results showed that microcapsules were white yellowish powder form with irregular morphology, size 1-60 μm, with entrapment efficiency were 21.60-99.75%. After 12 weeks storage at room temperature, the remaining level of tocotrienol in microcapsules was 96.46 to 97.74%. The accelerated stability test found that k25 values within the range from 102x10-7 to 132x10-7 hour-1. The predicted shelf life (t90) of the tocotrienol in microcapsules F1-F8 was found between 11.01 and 14.27 months.
The results of this study revealed that tocotrienol could be converted into powder through microencapsulation using ethyl cellulose coating by solvent evaporation and spray dry methods and might enhance the stability of tocotrienol.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mikrokapsul adalah sediaan obat yang dapat memberikan pola pelepasan obat secara lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pelepasan propranolol hidroklorida dari mikrokapsul yang dibuat dengan menggunakan pati singkong suksinat sebagai bahan penyalut. Mikroenkapsulasi dilakukan menggunakan metode penguapan pelarut dengan perbandingan zat aktif-penyalut 1:1, 1:2, dan 1:3. Mikrokapsul yang dihasilkan dievaluasi ukuran partikel, kandungan zat aktif tersalut, dan pola pelepasan obatnya. Pola pelepasan obat diamati dengan uji disolusi menggunakan alat Tipe I (keranjang) dengan medium dapar klorida pH 1,2 selama 2 jam dan dapar fosfat pH 6,8 selama 6 jam. Mikrokapsul yang dihasilkan tidak menunjukan pola pelepasan obat secara lambat, pada jam ke-2 propranolol hidroklorida yang telah dilepas sebanyak 85-91% dan pada jam ke-8 telah dilepas sebanyak 92-95%. Pelepasan obat dari mikrokapsul terjadi secara cepat karena propanolol hidroklorida tidak tersalut dengan baik sehingga tidak dihasilkan mikrokapsul yang bagus. Hal ini diperkirakan karena pati singkong suksinat tidak cocok sebagai bahan penyalut mikrokapsul, atau metode yang dipergunakan tidak cocok untuk melakukan mikroenkapsulasi menggunakan pati singkong suksinat."
Universitas Indonesia, 2006
S32576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sutriyo
"Chitosan is a polycatonis biopolymer that can form gel in acidic environment so that can be used as a hydrophilic matrix in controlled release drug delivery system. In this research, propranolol hydrochloride controlled release granule was made in chitosan matrix. Granules were made by wet granulation method with variety of matrices, i.e. chitosan, hydroxypropyl mthylcellulose (HPMC) and ethyl cellulose (EC). HPMC and EC were used as a comparing matrix. The release rates of propranolol HCl from matric were determined by using dissolution apparatus type I with 50 rpm stirring rotation in acidic media of pH 1,2 and base media of pH 7.5 for 8 hours. Sample was taken at certain time and the samples were anakyzed by spetrophotometer. The result showed that the release of propranolol hydrocholride from chitosan matrix was the slowest compared to the other matrices."
2005
MIKE-II-3-Des2005-145
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Chitosan is a polycatonic biopolymer that can form gel in acidic environment so that can be used as a hydrophilic matrix in controlled release drug delivery system. In this research, propranolol hydrochloride controlled release granule was made in chitosan matrix. Granules were made by wet granulation method with variety of
matrices, i.e. chitosan, hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) and ethyl cellulose (EC). HPMC and EC were used as a comparing matrix. The release rates of propranolol HCl from matrix were determined by using dissolution apparatus type I with 50 rpm stirring rotation in acidic media of pH 1,2 and base media of pH 7,5 for 8 hours. Sample was taken at certain time and the samples were analyzed by spectrophotometer.The result showed that the release of propranolol hydrochloride from chitosan matrix was the slowest compared to the other matrices."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>