Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186828 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kemas Nazaruddin
"ABSTRAK
Farmasi Rumah Sakit adalah salah satu bagian yang penunjang dan menyempurnakan semua pelaksanaan fungsi Rumah Sakit terutama dalam menunjang pelayanan penderita. Telah dilakukan penelitian dengan cara survey dan wawancara langsung di Farmasi Rumah Sakit dari Rumah Sakit di Jakarta, untuk mengetahui secara dekat mengenai pola distribusi obat dan alat kesehatan, sebagai salahsatu aktivitas Farmasi Rumah Sakit. Hasil penelitian 1. Farmasi Rumah Sakit hanya akan berfungsi dengan baik dan tepat jika ditunjang oleh unsur-unsur manajemen, organisasi, fasilitas, sarana, personalia, sistim distribusi dan unsur-unsur lainnya yang sesuai dan tepat tanpa melupakan Rumah Sakit sebagai induknya. 2. Menciptakan satu sistem dan prosedur dalam penggelolaan Farmasi Rumah Sakit yang harus memenuhi pelayanan cepat dan tepat, memerlukan suatu metode yang khas dengan memperhatikan pelbagai faktor intern dan ekstern Rumah Sakit. 3. Sistem distribusi obat dan alat kesehatan yang digunakan di ke 4 Rumah Sakit yang di survey adalah kombinasi antara "Individual Prescription Order System " dengan Complete Floor Stock System yang sudah dimodifikasi sesuai dengan kondisi masing-masing Rumah Sakit, Dua Rumah Sakit diantaranya selin memakai sistem tersebut diatas, juga menerapkan sistem dosis unit yang disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S31793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwitasari Restuning Ayu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1798
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Iva Diansari
"Distribusi merupakan salah satu fungsi dalam siklus logistik dimana dilakukan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang farmasi dari tempat penyimpanan (gudang farmasi) ke tempat pemakai, sehingga terjamin kelancaran pelayanan farmasi bermutu yang pada gilirannya akan menentukan keberhasilan terapi yang diberikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh garnbaran proses distribusi obat dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi RSPC, yaitu dengan Cara mengidentifikasi faktor yang menghambat proses pendistribusian mulai dan gudang farmasi sampai ke pemakai (pasien rawat inap RSPC). Disamping itu juga melakukan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari sistem distribusi yang sedang berjalan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu observasi di Instalasi Farmasi RSPC dan wawancara langsung dengan Manajer Menengah, Manajer Puncak serta Petugas Pelaksana, data sekunder diperoleh dengan cara survey lapangan dan dari data penunjang lainnya Dari data yang diperoleh, Standart Operating Procedure tentang distribusi walau ada di tingkat manajer puncak belum dijabarkan secara tertulis hingga tingkat pelaksana, adanya pemisahan gudang obat dan gudang alkes, sarana dan fasilitas alat angkut belum sempurna, adanya sisa obat pada pasien rawat inap.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa distribusi obat di RSPC sudah berjalan cukup baik Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pendistribusian obat dan alkes di RSPC segera dibuat standart of procedur baku dan tertulis sampai petugas pelaksana dan untuk memudahkan distribusi obat ke ruang rawat inap. Diusulkan pemberian secara dosis unit serta penggabungan gudang obat dan gudang alkes menjadi Gudang Farmasi, sehingga distribusi obat dan alkes dari gudang farmasi ke Apotik lalu ke unit pemakai.

Analysis Of Medicine Distribution And Medical Equipment In The Pharmacist Puri Cinere HospitalDistribution is one of the function in logistic cycle when management, arrangement and removing arrangement of medicine from warehouse in the user and guarantee the flow of service of qualified medicine to ascertain the success of therapy.
The aim of this research is to get a picture in distribution of medicine and medical equipments in the Installation Pharmacist RSPC by indicating the obstruct factor of distribution process beginning from warehouse to the user (patients in the Hospital RSPC). Besides conducts of analyze in order to know the benefit and weakness of the distribution system in process.
The method which is used in this research is descriptive method using primer data such as observation in Pharmacy Installation of RSPC and direct interviewed with top manager, middle manager and the workers, second data was received from field survey and from other data. From data which received, standard procedure of distribution in the top management was not analyzed in worker level, where warehouse of medical equipments were not in one unit, not complete, unused medicine left by patient.
From the survey concluded that the distribution of medicine in RSPC is running well. To achieve the optimum result from medicine and medical equipments at RSPC, standard of procedure will be made in written as soon as possible up to the worker level in order to make easy the distribution of medicine to the patient, suggested the giving medicine of medicine in doses unit and joining together warehouse of medicine and warehouse of medical equipments in to one warehouse of Pharmacy, the distribution of medicine and medical equipments from warehouse to dispensary and then to the user.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
NI Luh Komang Anik Susiana Oktavia
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Purwanto
"Instalasi Farmasi yang merupakan suatu bagian pelayanan (servicing departement) terhadap bagian-bagian medis dalam organisasi rumah sakit yang bertang gung jawab terhadap pengelolaan obat-obatan yang meliputi kegiatan penyediaan, penyimpanan dan penyaluran obat-obatan serta pengadministrasiannya. Mengingat Rumah Sakit Ketergantungan Obat merupakan suatu rumah sakit khusus yang berbeda dari rumah sakit umum lainnya, maka perlu diketahui peranan bagian Instalasi Farmasi dalam mengelola obat dan masalah-masalah yang dihadapi.
Tujuan dari penelitian mengenai pengelolaan obat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat adalah memperoleh deskripsi tentang pelaksanaan fungsi-ftingsi kegiatan dalam pengelolaan obat, mengidentifikasi masalah pada komponen input yaitu tenaga kerja, sarana dan tata Iaksana (prosedur) serta masalah-masalah pada proses pelaksanaan pengelolaan obat, dan menganalisis obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Penelitian yang dilakukan merupakan suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif. Data dihimpun melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif.
Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pelaksanaan fiingsi-ftingsi logistik pada bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ketergantungan Obat, secara umum sudah berjalan dengan baik, pengembangan proses dari fungsi logistik dan administratif tergantung pada pengembangan dari komponen input. Tidak adanya tata laksana (prosedur) tertulis dalam kegiatan pengelolaan obat di rumah sakit, menyebabkan tidak adanya ketentuan standar yang disepakati bersama oleh berbagai pelaksana yang terkait dalam pelayanan penge!olaan obat. Obat-obatan yang digunakan dalam terapi pada Rumah Sakit Ketergantungan Obat Iebih banyak digunakan dari golongan Neuroleptik (Trankuilizer) dari pada golongan Anti Depresan, selain itu digunakan pula obat-obatan dari golongan Antibiotik, Vitamin, Neuromialgikum, obat saluran pernapasan, obat saluran cenna; Anti Influenza, Anti Alergi, Anti Radang dan Antiseptik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S31986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Ayi Raffiah
"Rumah sakit sebagai suatu sarana penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu. Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan farmasi dengan baik, maka diperlukan perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai yang baik. Adanya kese njangan dalam pengadaannya antara rencana dan realisasi obat dan alat kesehatan habis pakai, akan mengurangi kelancaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Tangerang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran ruang perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tangerang, dan memperoleh saran untuk peaingkatan sistem perencanaan obat dan aalat kesehatan habis pakai di Rumah Sakit Umum Tangerang.
Metodologi yang digunakan adalah metode telaah kasus dan pendekatan pemecahan masalab, dirnana pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara, pengarnatan langsung, dan rangkuman data sekunder. Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa mekanisme perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai sudah mengikuti pedoman yang aada, namun masih ada kelemaahan dalam hal input, mengenai ketenagaan, sarana, dan sistem informasi, dalam hal proses, terutarna dalam menentukan kebutuhan dan realisasi pengadaannya.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini ternyata unsur-unsur input dan proses adalah sangat menentukan dalam penyusunan suatu perencanaan.
Saran yang diajukan adalah: bahwa untuk mendapat perencanaan yang baik perlu evaluasi terhadap realisasi dari rencana tersebut secara periodik, agar tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar. Apabila terjadi penyimpangan yang cukup besar harus dilakukan perencanaan ulang.

Profile of Medical Supplies and pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation in General Hospital TangerangHospital as a medium implementation servicing of health prosecuted to give a good servicing and high quality Pharmacy servicing is one of form inseparable activities from all servicing hospital. To give a good implementation servicing of health, so it's need medicine and pharmaceuticals. There is a gap for supplying between planning and realization of medical supplies and pharmaceuticals will decrease fluency servicing of health in general hospital Tangerang.
Purpose of this research is getting illustration about medical supplies and Pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation General Hospital Tangerang and Find suggestion for increase system planning of medicine and pharmaceuticals in General Hospital Tangerang.
Methodology which used by analyze of case and approach the problem solving, collecting data by interview, direct observation and secondary data summary.
Analyzing data by qualitative descriptive from the result of analyzing finding of data that mechanism of medical supplies and pharmaceuticals planning has already accompanied of work, but there are still weakness for input, personnel, facilities, and information system in process, especially for establish requirement and rraIimtion of procurement.
Summary of this analyzing, appears that input element and process are very establish for arrange a planning. Suggestion was given from the planning, its need evaluation toward realization. from the planning, its need evaluation toward realization from the planning in a periodic manner, in order that there isn't too big divergence. If there's quite big divergence occur, it must be repeatedly of planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni`matullah
"Pembangunan kesehatan dalam PJP II ditekankan pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, sejalan dengan globalisasi dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan berkualitas yang makin meningkat. Manajemen SDM Medis memegang posisi sentral dalam manajemen rumah sakit terutama bila dihubungkan dengan kualitas pelayanan medis. Kenaikan jumlah dokter spesialis di Indonesia jauh tertinggal dari kenaikan jumlah rumah sakit, sehingga rumah sakit kekurangan tenaga dokter spesialis. Oleh karena kekurangan tenaga dokter tetap, pada umumnya rumah sakit swasta mempekerjakan dokter PNS yang bekerja di rumah sakit pemerintah sebagai dokter tamunya. Keadaan inimengakibatkan timbulnya masalah pelayanan medis baik di rumah sakit pemerintah maupun di rumah sakit swasta itu sendiri. Pola hubungan kerja dokter dengan rumah sakit swasta sangat bervariasi di berbagai rumah sakit swasta. Sampai saat ini belum ada pedoman yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola hubungan kerja tersebut. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pola hubungan kerja dokter spesialis dengan rumah sakit swasta tersebut secara deskriptif analitik dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara karakteristik rumah sakit swasta dan karakteristik dokter spesialis dengan pola hubungan kerja diantara keduanya di berbagai rumah sakit swasta di wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pola hubungan kerja sangat berhubungan dengan jenis karakteristik rumah sakit swasta dan karakteristik dokter spesialisnya. Persamaannya adalah adanya dokter tetap dan dokter tidak tetap, sedangkan perbedaannya terletak pada variasi bentuk pola dokter tidak tetap, juga pada cara pembayaran dan pembagian jasa medisnya. Peneliti menyarankan kepada rumah sakit swasta dan dokter spesialis untuk memilih pola yang sesuai dengan karakteristik rumah sakit dan dok ter spesialisnya. Dan bagi pemerintah peneliti sependapat untuk terus memotivasi rumah sakit swasta agar memiliki dokter tetap dan meningkatkan produksi dokter spesialis di masa yang akan datang.

Pattern of Relationship Between Specialist's Doctor and Private Hospital in West Java and JakartaQuality of health service become the Government priority in the development of health program in The Second Long Development Plan (PIP II). Medical Staff management has been placed in the central position in hospital management, since medical staff has a strong impact on the quality of medical services. Pattern of relationship between specialist's doctor and private hospital is not clearly described. No studies has been done on this subject yet. The study objective is to analyze the pattern of relationship between specialist's doctor and private hospital. Specifically, the study could like to describe the relationship between hospital characteristic and specialist's in private hospitals.
The study found that pattern relationship is influenced by hospital characteristic such as : type of ownership, class of hospital, establishment of hospital and bed capacity. The study suggests that private hospital should have their own full time specialist's doctors, therefore the education of specialist's doctor should be increased the near future."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan , 1976
362.11 HAS (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bowo Waluyo Bunyamin
"Ketepatan (accuracy) dan ketelitian (precision) alat kesehatan hanya ditunjukkan dari kegiatan kalibrasi yang benar, dan dibuktikan melalui hasil pengukuran dapat ditelusuri kembali ke standar internasional. Tak terkecuali alat kesehatan baru, tetap harus dikalibrasi dahulu sebelum dioperasikan. Suatu sikap yang sebaiknya diambil sebagai pegangan untuk setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Dengan melaksanakan kegiatan kegiatan tersebut diatas akan didapat tersedianya Alat Kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat.
Suatu penelitian cross-sectional telah dilaksanakan di RSCM dan ditunjang oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan, Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi BATAN dan Penyalur Alat Kesehatan sebagai pelaksana kalibrasi. Data penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam terhadap 16 responden, dengan keabsahannya melalui triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukan kebijakan kalibrasi alat kesehatan di RSCM didasarkan pada mata anggaran No.350, dengan pelaksanaannya dipercayakan kepada Penyalur Alat Kesehatan untuk alat canggih yang ada di ICU dan Radiologi, Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi BATAN untuk alat yang mengandung bahan radiasi dan pesawat radioterapi dan alat kesehatan yang sederhana dilakukan sendiri oleh Instalasi Pemelihara Sarana RSCM. Sedangkan kemampuan sumberdaya di RSCM Tenaga yang ada masih kurang, dengan latar belakang pendidikan bidang S1 elektro, D3 elektro medik dan penata ronsen, biaya pemeliharaan alat kesehatan 30% dari biaya pemeliharaan keseluruhan.
Guna meningkatkan mutu alat kesehatan, prinsip kecermatan dan ketelitian perlu ada pada setiap alat kesehatan, dengan melaksanakan kalibrasi untuk selang waktu tertentu dan disarankan alat kesehatan yang dioperasionalkan di RSCM selalu laik pakai.

The accuracy and precision of medical devices only comes from the right calibration which is proven through its measurement results which in turn can be traced back to the international standard. Even though the medical devices are still new, they should remain calibrated before operated. One disposition should be kept as a principle that each instruments should be considered not good until it is proven that the instrument is really good through calibration and testing.
A cross-sectional research has been done in the Cipto Mangunkusumo Hospital and supported by the Bureau 1 Laboratory for Safety of Health Facilities, the Center of Standardization and Research of Radiation Safety of BATAN (National Atomic Agency) and Distributor of medical devices performance of the calibration. The data is obtained from in-depth interview of 16 respondents, with the verification through the resource triangulasi.
The proceeds of the research indicate that the calibration policy of the medical devices in the Cipto Mangunkusumo Hospital based on the budget item N.350, the realization of which is authorized to the Distributor of the medical devices for sophisticated instruments which is available in the ICU and Radiology, Standardization Center and Research for Radiation Safety of BATAN(National Atomic Agency) for instruments which contain the radiation material and radiotherapy equipment and other simple ones. While the ability of the human resources in the RSCM is still limited: lack of the personnel with educational background of graduate study of electronics, Diploma program of electronics and x-ray operator, the maintenance cost of the medical devices is 30% of the total maintenance cost.
In order to increase the quality of the medical devices, the accuracy and precision principle should be exist for each medical devices by performing the calibration for certain time interval and the medical devices should be proposed to be calibrated."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T1072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>