Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Robeth Viktoria
"Nitrat salah satu unsur hara utama yang diperlukan dalam pertanian. Ketersediaan nitrat di dalam tanah pertanian juga terbatas karena sifatnya yang mudah tergerus oleh air hujan sehingga proses penambahan melalui pemberian pupuk yang berlebih dapat menyebabkan pencemaran air tanah, di samping itu terjadi inefisiensi dalam pertanian jika pemberian pupuk dilakukan seragam tanpa dilakukan analisis kondisi lahan terlebih dahulu. Oleh sebab itu dibutuhkan sistem sensor untuk mengukur kandungan unsur nitrat di dalam tanah. Sistem sensor pendeteksi kadar nitrat ini terdiri atas divais sensor nitrat, rangkaian pengkondisi sinyal dan rangkaian data akusisi. Dalam tulisan ini dijelaskan proses desain dan pembuatan rangkaian pengkondisi sinyal yang di intergrasikan ke dalam sistem sensor pendeteksi kadar nitrat yang diaplikasikan pada lahan pertanian. Divais sensor ion nitrat ini menggunakan prinsip amperometrik dengan konfigurasi tiga elektroda: working, reference, dan auxiliarry dengan membran sensitif yang digunakan adalah konduktif polimer. Teknik screen printing teknologi lapisan tebal dipilih sebagai teknik fabrikasi elektroda sedangkan teknik deposisi membran menggunakan metoda elektro-polimerisasi. Pengujian kinerja divasi sensor dilakukan dengan menguji kemampuan sensor dalam mengukur larutan nitrat standar dengan rentang konsentrasi 1 μM?1 mM. Pengujian memperlihatkan respon yang baik dengan rentang arus dari 2,8?4,71 μA dengan faktor linieritas 99,65% dan waktu tanggap 250 detik.

Nitrate is one of macro nutrients very important for agriculture. The availability of nitrate in soil is limited because it is very easy to leaching by rain, therefore nitrate could be contaminated ground water by over-process of fertilizer. This process could also produce inefficiency in agriculture if it happened continuesly without pre-analysis of farm field. The answer those problems, it is need to develop the ion sensor system to measure concentrations of nitrat in soil. The system is consist of nitrate ion sensor device, signal conditioning and data acquisition circuit. The design and fabrications of signal conditioning circuit which integrated into ion nitrate sensor system and will apply for agriculture. This sensor has been used amperometric with three electrodes configuration: working, reference and auxiliarry; the ion senstive membrane has use conductive polymer. The screen printing technique has been choosen to fabricate electrodes and deposition technique for ion sensitive membrane is electropolymerization. The characterization of sensor has been conducted using nitrate standard solution with range of concentration between 1 μM?1 mM. The characterization has shown that sensor has a good response with cureent output between 2.8?4.71 μA, liniearity factor is 99.65% and time response 250 second."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rivai, Author
"Pengenalan bermacam gas aroma dapat dilakukan dengan menganalisa pola keluaran dari bermacam sensor gas aroma. Makalah ini membahas pembuatan sistim pengenal jenis gas aroma dan Jaringan Syaraf Tiruan sebagai pengenal pola aroma, berdasarkan proses adsorbsi-deadsorbsi molekul gas. Sistim ini menggunakan empat buah sensor resonator kwarsa dengan frekuensi dasar 10 Mhz, masing-masing dilapis dengan membran sensitif yang mempunyai karakteristik berbeda. Adsorbsi molekul gas aroma dalam membran sensitif akan menurunkan frekuensi dasar sensor, dan ini berkaitan langsung dengan jenis gas aroma yang dideteksi. Berdasarkan larva tanggapan 4 sensor dengan membran yang berbeda akan didapatkan suatu pole tertentu bagi setiap gas masukan. Masa percobaan menunjukkan tanggapan sensor berbanding lurus dengan konsentrasi molekul gas aroma. Semakin tinggi suhu pengukuran, tanggapan sensor semakin tidak stabil. Sistim ini dapat mengenal beberapa aroma minyak alam yang mudah menguap dan juga dapat mengenal jenis gas etanol dengan konsentrasi larutan yang berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiansyah
"Pada penelitian ini dirancang sebuah sensor dari rangkaian elektronik yang dinamakan osilator. Rangkaian osilator adalah suatu rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan osilasi tanpa diberikan sinyal secara eksternal. Sinyal tersebut timbul karena adanya noise pada setiap komponen yang digunakan. Osilasi tersebut timbul juga karena adanya rangkaian resonator yang menyebabkan sinyal tersebut beresonansi dan amplifier yang menguatkan sinyal tersebut sehingga tidak teredam. Osilator yang digunakan adalah jenis LC dimana rangkaian penyusun resonatornya yaitu induktor dan kapasitor. Dengan mengubah nilai induktansi dan kapasitansi pada resonatornya, maka frekuensi osilasinya akan berubah. Perubahan frekuensi terhadap perubahan nilai komponen induktor dan kapasitor tersebut dijadikan sebagai karakteristik sensor induktif dan kapasitif dalam hal sensitivitas, range, dan linieritas dari perubahan tersebut. Osilator yang digunakan yaitu tipe Colpitts dan Hartley, dimana setiap tipe memiliki konfigurasi resonator yang berbeda dengan amplifier yang sama. Karakteristik dari setiap tipe osilator akan dibandingkan sehingga akan didapat karakteristik sensor yang baik dalam penggunaannya. Dari hasil penelitian, didapat karakteristik sensor induktif yang baik pada tipe Colpitts dengan nilai sensitivitas yaitu -78 kHz/μH pada range perubahan induktansi 2-40 μH dan perubahan frekuensi sekitar 3.889-0.921 MHz. Untuk sensor kapasitif memiliki karakteristik yang baik pada tipe Hartley dengan sensitivitas yaitu -1.983 MHz/nF pada range perubahan kapasitansi 0.05-1.5 nF dan perubahan frekuensi 3.695-0.819 MHz.

In this research was design an electronic sensor is called oscillator. Oscillator circuit is an electronic circuit produce oscillation without signal from external. Signal exist in this circuit because the noise signal from the components of the circuit. Signal will resonance because the resonator and will amplify by the amplifier. Oscillator circuit using LC oscillator. When the inductive and capacitive components are changed, oscillation frequency will change. Change of frequency and component value will be taken for sensor characteristic. Type of oscillators will be used are Colpitts and Hartley. Each of type is different in resonator configuration but same in amplifier. Each of characteristic is compared which is one better. Colpitts has a good characteristic in inductive sensor with sensitivity value is -78 kHz/μH at inductive range 2-40 μH and frequency range is 3.889-0.921 MHz. For capacitive sensor, Hartley has a good characteristic with sensitivity value is -1.983 MHz/nF at capacitive range is 0.05-1.5 nF and frequency range is 3.695-0.819 MHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harry Ramza
"Pengukuran dengan menggunakan sensor serar optik (SSO), pada penelitian ini menggunakan konsep Mach Zehnder Interferometer (MZI) Dimana kedua lintasan yang ada digantikan dengan serat optik yang sensitif terhadap perubahan besaran fisis sekitarnya. Lengan pertama sebagai referensi dan lengan kedua sebagai sensing elemen.
Gelombang akustik merupakan gangguan eksternal pada sensing elemen yang akan menimbulkan perubahan fase lintasan relatif terhadap fase lintasan lengan referensi. Perubahan fase lintasan diukur melalui fotodetektor serta hasil yang didapatkan ditampilkan melalui Multi Channel Analyzer (MCA).
Sebagai bahan perbandingan juga diperlihatkan hasil pengukuran dengan osiloskop dengan beberapa variasi frekuensi gangguan yang dibangkitkan oleh generator fungsi pada bagian apendik. Bentuk serat optik yang digunakan sebagai sensor adalah serat optik yang lurus, pola Mandrell dan pola MZI. Fotodetektor bekerja sebagai mengubah besaran optik ke besaran listrik sehingga dapat diproses lebih lanjut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T6362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Hafidzun Alim
"ABSTRAK
Pengukuran kualitas udara telah menjadi instrumen yang penting sejak
meningkatnya polusi udara. Metode untuk mengukur kualitas udara sebagian besar
menggunakan instrumen konvensional seperti spektrometer dan kromatograf gas.
Pengukuran dilakukan pada stasiun-stasiun tetap atau kendaraan pengukur kualitas
udara. Metode konvensional ini memiliki kekurangan, yakni harga instrumen yang
mahal dan lahan yang luas untuk mengoperasikannya. Mahalnya harga instrumen
dan luasnya lahan yang dibutuhkan menyebabkan pengukuran hanya bisa dilakukan
pada tempat terbatas, sehingga titik pengukuran tidak banyak.
Penulis merancang metode pengukuran baru menggunakan sensor gas.
Sensor gas dapat mengganti peran instrumen konvensional, sehingga menjadi
sebuah alternatif. Penggunaan sensor gas untuk mengukur kualitas udara memiliki
kelebihan seperti harga yang terjangkau dengan pembacaan yang kontinu. Sehingga
titik pengukuran dapat tersebar luas.
Sensor gas MQ-135 digunakan sebagai sensor dengan Modul WiFi
ESP8266-01 sebagai pengirim data sensor ke titik akses. Arduino Uno digunakan
sebagai mikrokontroler untuk memroses data yang diperoleh dari sensor. Kalibrasi,
pengukuran responsivitas dan konsumsi daya dilakukan melalui metode ini. Hasil
menunjukkan bahwa sensor butuh 11 menit untuk stabil, simpul sensor dapat
merespon hingga 102 m, dan konsumsi daya dari 0-100 m adalah 1 W.

ABSTRACT
Air quality measurement has become an important tool since air pollution
increases. Most of the method used for measurement utilizes conventional
instruments such as spectrometers and gas chromatographs. Measurements takes
place in fixed stations or mobile stations (which use large vehicle). Since wide
spaces are occupied and instruments are expensive, it is not feasible to create a
massive amount of measurement nodes and continuous measurement through this
conventional method.
A new method of measurement is proposed using gas sensor. Gas sensor has
become an alternative for air quality measurement. Through this new method
proposed, a gas sensor is used to replace the conventional instruments. Since it is
small and affordable, it is possible to create multiple sensor nodes and continuous
measurement.
MQ-135 gas sensor is used as the sensor with WiFi Module ESP8266-01 as
data transmitter. Arduino Uno works as the microcontroller to process data obtained
from sensor. Callibration, responsivity of node, and power consumption are
measured. Results have shown that gas sensor took 11 minutes to stabilize, sensor
node is able to respond up to 102 m, and power consumption of node from 0-100
m is 1 W."
2016
S63214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Nur Istiqomah
"Pemeriksaan di instalasi radiologi setiap tahun semakin bertambah jumlahnya yang menyebabkan meningkatnya resiko bahaya radiasi pada petugas yang bekerja di medan radiasi. Pemantauan dosis radiasi telah dilakukan pada setiap petugas menggunakan dosimeter analog akan tetapi alat yang digunakan hanya dapat dibaca dalam 3 bulan sekali dan memiliki efek fading atau hilangnya dosis selama pemakaian. Lamanya waktu pembacaan dosis pada alat dosimeter analog menyebabkan petugas tidak menerima hasil bacaan tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dosimeter secara digital yang mampu menampilkan hasil secara real-time dan memiliki penyimpanan yang baik pada website berbasis internet of things. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sensor Geiger Muller M4011, rangkaian tegangan tinggi 350-400 Volt DC, rangkaian pembaca sinyal dan mikrokontroler ESP32. Pengujian kemampuan alat dilakukan dengan cara memberikan radiasi gamma pada alat prototipe dan dibandingkan hasilnya dengan alat standar Fluke 481. Analisis data dilihat rata-rata tiap pengujian dan standar deviasinya. Uji statistik menggunakan aplikasi Graphad Prism 9 untuk menyajikan statistik deskriptif dan uji beda menggunakan Mann Whitney test. Hasil perakitan sensor Geiger Muller M4011 dihubungkan dengan rangkaian tegangan tinggi 400 Volt dan mikrokontroler NodeMCU ESP32 DevKit V1 berhasil dirancang. Hasil dosis radiasi yang telah diolah ditampilkan dalam display OLED 128×64 dan aplikasi ThingSpeak melalui jaringan Wi-Fi. Prototipe mampu menangkap radiasi dengan rata-rata dan standar deviasi 0,02±0,01, pada alat standar Fluke 481 yaitu 0,01±0,002 pada jarak 15cm, 0,01±0,01 dan 0,009±0,00 pada jarak 30cm dan 0,008±0,009 dan 0,009±0,00 pada jarak 45cm. Hasil uji beda menggunakan Mann Whitney test mendapat p-value 0,0015, >0,9999, dan 0,018. Perbaikan dimensi alat dan pemilihan jenis sensor dapat dilakukan meningkatkan kemampuan prototipe serta pengujian alat menggunakan sumber radioaktif berenergi besar atau menggunakan pesawat sinar-X untuk melihat kemampuan alat menangkap energi terendah dan tertinggi.

Examinations at radiology installations are increasing every year which causes an increased risk of radiation hazards for officers working in the radiation field. Radiation dose monitoring has been carried out for each officer using an analog dosimeter, but the tool used can only be read once every 3 months and has a fading effect or loss of dose during use. The length of time it takes to read the dose on the analog dosimeter device causes officers not to receive the readings on time. This study aims to create a digital dosimeter capable of displaying real-time results and having good storage based on internet of things (IoT). The research was conducted using the Geiger Muller M4011 sensor, a high voltage circuit of 350-400 Volt DC, a signal reader circuit and an ESP32 microcontroller. Testing the capability of the device is carried out by giving gamma radiation to the prototype and comparing the results with the standard Fluke 481. Data analysis looks at the average of each test and its standard deviation. The statistical test used the Graphpad Prism 9 application to present descriptive statistics and the different test used the Mann Whitney test. The results of the Geiger Muller M4011 sensor assembly connected to a 400 Volt high voltage circuit and the NodeMCU ESP32 DevKit V1 microcontroller were successfully designed. The processed dose results are displayed on a 128×64 OLED display and the ThingSpeak application via a Wi-Fi network. The prototype captured radiation with a mean and standard deviation of 0.02±0.01, on the standard Fluke 481 0.01±0.002 at 15cm distance, 0.01±0.01 and 0.009±0.00 at 30cm distance and 0.008±0.009 and 0.009±0.00 at a distance of 45cm. The different test results using the Mann Whitney test got p-values of 0.0015, >0.9999, and 0.018. Improvements to the dimensions of the tool and the selection of the type of sensor can be carried out to increase the ability of the prototype as well as testing the device using high-energy radioactive sources or using an X-ray machine to see the ability of the device to capture the lowest and highest energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1994
621.381 SEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herdianto Wibowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnaldo D’Amico, editors
"In recent years, the importance of biogas energy has risen manifold and has become universal. This is due to the realization that biogas capture and utilization has great potential in controlling global warming. By capturing biogas wherever it is formed, we not only tap a source of clean energy, but we also prevent the escape of methane to the atmosphere. Given that methane has 25 times greater global warming potential than CO2, methane capture through biogas energy in this manner can contribute substantially towards global warming control."
New York: [Springer, ], 2012
e20418429
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>