Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian bertujuan mengkaji kuantitas. Kualitas, kelayakan ekologis dan ekonomis pembuatan nata de pina limbah cair nanas (LCN). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu (A) LCN tanpa penambahan nutrisi; (B) LCN dengan penambahan nutrisi dan (C) LCN penyimpanan 6 bulan dengan penambahan nutrisi. Produk nata meliputi berat, tebal, warna, kecerahan. Kandungan serat dan sisa limbah dianalisis dengan Anova. Analisis deskriptif untuk kelayakan ekologis dan ekonomi. Hasil penelitian terdapat perbedaan yang sangat nyata perlakuan fermentasi LCN. Ketebalan nata berturut-turut dari dari tinggi kerendah perlakuan B 1,58 cm A 1,24 cm, dan C 0,88 cm. Berat nata B 889 gr, A 616,4 gr, dan C 477, 8 gr. Kadar serat C 9,3%, B 7,6% dan A 6,9% dengan kualitas warna, kecerahan, dan serat, sesuai standar untuk makanan. Pembuatan nata de pina mengurangi volume LCN 46,2-89,1% (Sig. 0,001). Berdasarkan baku mutu limbah, biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD) dan total suspended solid (TSS) di bawah ambang batas yang dipersyaratkan kecuali pH. Secara ekonomi pembuatan nata depina layak (BC ratio 4,7). Secara keseluruhan pembuatan nata de pina dari LCN menghasilkan nata yang baik serta layak secara ekologis dan ekonomis.

This research aims to study the quantity, quality, ecological and economic feasibility of nata de pina production (NP) from pineapple liquid waste (PLW). The design of the study employs complete random design (CRD) with three treatments: PLW without nutrients addition (A), PLW nutrients addition (B), and PLW stored for six months with nutrients addition (C). The nata de pina?s production factors measured were weight, thickness, fiber content, color, brightness, and residual waste. The highest weight was reached in treatment B (899 grams), followed by treatment A (616.4 grams), and C (477.8 grams). The thickness of NP of the height and low as in treatment B (1.58 cm) followed by treatment A (1.24 cm) and C (0.88 cm), respectively. The highest fiber content was found in treatment C (9.3%) followed by treatment B (7.6%) and A (6.9%), respectively. Th e fiber content, along with color quality and brightness fit with food standards. The production of NP may reduce the volume of the PLW from 46.2% to 89.1% (p=0.001). Based on the standard value of biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total suspended solid (TSS) below to the required threshold except pH. The production of NP is economically feasible to 4.7 BC ratio. The overal manufacture of nata de pina from PLW produces better and feasible product ecologically and economically."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanaman nanas (Ananas comosus) merupakan salah satu tanaman yang banyak ditanam oleh petani di Indonesia, terutama di daerah Sumatera dan Jawa. Pada tahun 2005 produksi nanas di Indonesia mencapai 925,082 ton dan 1.427,781 ton pada tahun 2006. Berdasarkan habitatnya, tanaman nanas dibagi menjadi empat jenis golongan antara lain: cayenne, queen, spanyol, dan abacaxi. Tanaman nanas jenis queen paling banyak ditemukan di Indonesia dan dimanfaatkan sebagai nata. Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, bentuknya menyerupai gel dan terapung pada permukaan media yang mengandung gula serta asam yang dihasilkan bakteri Acetobacter xylinum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi kondisi optimum yang mempengaruhi pembuatan produk nata de phina dari bonggol buah nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengenceran filtrat bonggol nanas, konsentrasi ekstrak bonggol nanas dan kacang hijau. Variabel untuk melihat kualitas nata de phina adalah ketebalan, massa, persen massa produk, dan kandungan gizi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kondisi optimum pembuatan nata de phina dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen dari ekstrak kacang hijau, berada pada perbandingan volume pengenceran bonggol nanas 1:4 dengan variasi penambahan ekstrak kacang hijau 10%. Nata de phina dari bonggol nanas dengan penambahan sumber nitrogen alami ekstrak kacang hijau yang optimum, mempunyai ketebalan sebesar 0,91 cm, persen massa produk 60%, kadar monosakarida 0,2445%, kadar disakarida 0,3252%, kadar nitrogen 0,0278%, kadar protein 0,1613%, kadar air 95,3559%, dan kadar serat sebesar 3,5596%"
541 JSTK 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Zaglul Pasya
"ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang timbulan dan komposisi limbah padat yang dihasilkan oleh Apartemen Margonda Residence 3. Metode yang digunakan untuk teknis pengabilan sampah adalah metode SNI 19-3964-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil penelitian adalah alternatif sistem teknis operasional, yang dimulai dari pewadahan hingga pembuangan akhir. Timbulan sampah yang dihasilkan oleh apartemen adalah 0.213 kg/orang/hari dan 1.7 L/orang/hari. Komposisi yang terdapat pada gedung Apartemen Margonda Residence 3 setelah melakukan sampling selama 8 hari adalah sampah organik sebesar 552.881, sampah plastik 17.819, sampah kertas 15.356, sampah pampers dan pembalut 5.085, sampah kaca 3.440 sampah logam 1.570, sampah tekstil sebesar 1.010, sampah B3 0.163 dan sampah lainnya seperti karet, sterofoam, kayu sebesar 2.768. Komposisi yang terdapat pada area parkir dan jalan pada apartemen adalah sampah kertas sebesar 43.091, sampah plastik sebesar 46.136, sampah logam 3.981, sampah kaca 2.576, sampah tekstil 1.639, sampah B3 1.405 dan sampah lainnya 1.171. Perencana pemanfaatan limbah pada anorganik pada apartemen adalah dengan menerapkan sistem bank sampah dan untuk sampah organik dengan melakukan pengomposan agar dapat meminimalisasi timbulan sampah yang dihasilkan.

ABSTRACT
This research discusses about solid waste generation and composition at Margonda Residence Apartmen 3. The method which being used is SNI 19 3964 1994 on Methods Of Sample Collection and Measurement Of The Compositian and Urban Waste. The result of study alternative are technical operational system, which start from lug to landfill. Generation of solid waste generated apartement is 0,213 kg person day and 1,7 L person day. The composition of solid waste in Margonda Residence 3 Apartment after sampling for eight days is organic waste 552,881 , plastic 17,819 , paper 15,356 , garbage diapers and sanitary napkins 5,085 , glas 3,440 , metal 1,570 , garbage textiles by 1010 , 0163 B3 and other debris such as rubber, Styrofoam, wood amounted to 2,768 . The composition contained in the parking area and the road to the apartment is a waste of paper 43,091 , plastic 46,136 , metals 3,981 , 2,576 glass , 1,639 textile trash, B3 1,405 and 1,171 more. Planning inorganic waste utilization in the apartment is to implement the system of waste banks and for organic waste by composting in order to minimize the generation of waste generated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Mulya Iresha
"Timbulan sampah di DKI Jakarta sebesar 5.598 ton per hari (BPS DKI Jakarta, 2012) dapat menimbulkan masalah bila tidak dikelola dengan baik dan terintegrasi. Pengelolaan limbah padat dengan model Divided Transit Material Processing (DTMP) menekankan pemikiran proaktif dan sistem desentralisasi terutama di daerah apartemen. Hasil dari penelitian ini yaitu besar potensi pengurangan sampah yang terjadi menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di apartemen Essence on Darmawangsa. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Dari hasil pengukuran, didapat timbulan rata-ratanya sebesar 0,578 kg/orang/hari dan volume rata-ratanya sebesar 5,07 L/orang/hari dengan komposisi sampah terdiri dari 39,4% sampah organik, 21,4% kertas, 17,0% pamper dan pembalut wanita, 14,0% plastik, 4,00% kaca, 1,40% logam, 0,50% tekstil, 0,100% kayu, dan 2,20% sampah lain-lain. Untuk potensi sampah layak jual yaitu sebesar 18,1% dan sampah layak kompos sebesar 31,5% dari total timbulan rata-rata. Sementara itu, teknis operasional dirancang dengan menggunakan model DTMP yang terdiri dari pemilahan yang disertai pemikiran proaktif, pewadahan dan pengumpulan yang terdiri dari organik dan anorganik, pengolahan yang dilakukan pengelola sampah, serta pemindahan dan pengangkutan residu. Selain itu, dirancang pula Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R. Potensi pengurangan sampah adalah sebesar 39,4% yang diharapkan dapat mengurangi beban TPA Bantar Gebang.

The waste generation in Jakarta at 5,598 ton per day (BPS DKI Jakarta, 2012) can cause problems if it is not well managed and integrated. Solid waste management (SWM) with Divided Transit Material Processing (DTMP) model emphasizes proactive thinking and decentralized systems, focusing on SWM in apartments. The aim from this study is to measure the waste reduction potential of Essence apartment on Darmawangsa. The method used is SNI 19-3964-1994 on methods of sampling and measurement of the waste generation and composition of the municipal waste. The average waste generation is measured at 0.578 kg/person/day and the average volume at 5.07 L/person/day with the waste composition of 39.4% organic waste, 21.4% paper, 17.0% pamper and sanitary napkins, 14.0% plastic, 4.00% glass, 1.40% metals, 0.50% textiles, 0.100% wood, and 2.20% other waste. The potential reduction of recyclable waste is equal to 18.1% and compostable waste is about 31.5% of the total waste generation. Meanwhile, technical operation designed using DTMP model consists of separation with proactive thinking, storage and collection consisting of organic and anorganic fraction, waste processing, and transfer and transport of residue. In addition, Material Recovery Facility (MRF) was designed as a solid waste treatment facility. The potential waste reduction is obtained at 39.4%, expected to reduce the load impact on Bantar Gebang landfill."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Wijayanti
"Kegiatan industri yang semakin meningkat di Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas, menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan. Salah satu dampak negatif akibat adanya kegiatan industri tersebut adalah menumpuk dan tidak terolahnya limbah, baik padat maupun cair sehingga meningkatkan peluang pencemaran lingkungan.
Penggunaan perekat kayu lapis dalam industri kayu semakin lama semakin tinggi sesuai kebutuhan akan kayu olahan baik bagi industri maupun rumah tangga. PT. Lakosta Indah mempunyai kapasitas produksi sebesar 40.000 MT/Tahun. Seiring dengan itu pula limbah sludge perekat kayu lapis hasil sisa industri perekat kayu lapis semakin tinggi (735 ton/Tahun), sehingga dikawatirkan menimbulkan dampak negatif karena menumpuknya limbah tersebut. Limbah ini digolongkan sebagai limbah B3 sehingga perlu penanganan khusus supaya tidak mencemari lingkungan.
Beberapa akibat merugikan yang disebabkan oleh adanya limbah sludge perekat kayu lapis ini adalah : 1.Gangguan terhadap kesehatan; 2. Gangguan terhadap kehidupan biotik ; dan 3. Gangguan terhadap keindahan dan kenyamanan.
Limbah tersebut biasanya dibakar dalam insenerator dan dapat menimbulkan masalah baru karena selain biayanya cukup mahal juga menghasilkan gas buang dan debu yang dapat mengganggu kenyamanan. Sisa pembakarannya pun masih harus disimpan karena tetap digolongkan sebagai bahan B3.
Untuk mengantisipasi semakin menumpuknya limbah tersebut, saat ini sedang dikembangkan bermacam- macam penelitian untuk menanggulangi limbah tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Pedoman Minimisasi Limbah (Bapedal,1992). Di antaranya yang penulis lakukan yaitu studi pendaur ulangan limbah sludge perekat kayu lapis menjadi bahan pengisi dalam campuran perekat kayu lapis.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium Research and Development PT. Lakosta Indah - Samarinda.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data tentang pengaruh ukuran dan komposisi campuran tepung limbah sebagai bahan pengisi perekat kayu lapis terhadap keteguhan dan daya rekat kayu lapis dalam pendaur ulang limbah guna mengurangi pencemaran lingkungan. Sedangkan manfaat penelitian adalah sebagai bahan informasi kepada industri kayu lapis sehingga dapat membantu menekan biaya maupun menanggulangi dampaknya terhadap lingkungan.
Sampel limbah sludge diambil dari bak penampung limbah yang sudah dikeringkan. Prinsip dasar dari penelitian ini adalah mengubah sludge menjadi tepung dengan cara fisis yang sederhana yaitu dikeringkan, ditumbuk dan disaring dengan ukuran butiran sebesar 100 mesh, 140 mesh,dan 200 mesh. Dengan komposisi limbah di dalam campuran perekat kayu lapis sebagai bahan pengisi sebesar 5 gram, 10 gram,dan 20 gram.
Data hasil eksperimen dianalisis secara deskriptif dan terhadap parameter utama dilakukan analisis statistik berupa uji ANOVA untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh antara parameter-parameter tersebut. Hasil eksperimen dapat disimpulkan sebagai berikut.
Dengan diperolehnya limbah sludge yang dapat didaur ulang, akan memberikan banyak keuntungan di antaranya mengurangi limbah B3 yang selama ini pengolahannya hanya dibakar. Selain itu akan mengurangi penggunaan sumberdaya alam dan memberikan sumbangan informasi kepada industri kayu lapis sehingga dapat membantu menekan biaya pengelolaan limbah dan mendapat keuntungan yang lebih banyak dari hasil pendaur ulangan limbah tersebut.

Sludge Glue Plywood Recycle as a Filler (A Case Study in PT. Lakosta lndah - Samarinda)The increasing Industrial activities in Indonesia, in quantity as well as quality, caused a negative impact on the environment. One of the negative impacts is the increasing industrial residue/waste in solid or liquid form which increased the environment pollution.
The increasing utilization of plywood glue is in accordance with the demand for processed wood for the industry as well as for the household. Pt. Lakosta Indah has the capacity of 40.000 MT/year. As a consequence the sludge of the plywood glue as waste of the industry increases (735 ton/year). This caused a grave concern because the waste keeps on increasing. The waste is regarded as a B3 waste so that it needs special handling to prevent it from polluting the environment.
Some detrimental effects caused by the plywood sludge are : 1. Health hazard ; 2. Disturbance of the biotic life ; 3. Disturbance about the landscape and comfort.
The waste is usually burned in an incinerator that can cause new problems because apart from the high expenses incurred it emits gas and dust that makes living uncomfortable. The residue after incineration must be kept saves because it is still regarded as B3 material.
In anticipation of the increase of waste, at this moment several kinds of research is being conducted to handle the waste in accordance with the government policy contained in Pedoman Minimisasi limbah (Bapedal, 1992). Among others what the writer is doing the recycling of glue sludge form plywood to make it as an ingredient in the plywood glue mixture.
This is an experimental research conducted in the Research and Development Laboratory of PT. Lakosta Indah-Samarinda. The purpose of the research is to get data about the effect of measurements and composition of the mixture of waste powder as an ingredient for filling the plywood glue in connection with the powder and glue capacity for plywood, in order to reduce the environment pollution.
The benefit of the research is in providing information for the plywood industry so that they can reduce cost as well as to overcome the problem of environment pollution.
The sludge waste is collected from the waste basin which, is already dried. The basic principle is to alter the sludge into powder by ordinary. physical process of drying, grinding and seeping into granules of 100, 140 and 200 mesh. The composition of waste material in the mixture of plywood glue is 5, 10 and 20 grams. The experiment data is analyzed by description and to the main parameters a statistical analysis is made by applying the ANOVA test to know the strength of influences among the parameters.
The availability of recycled waste sludge brings advantages among others the reduction of B3 waste that up to now was only burned. Besides that it will reduce the use of natural resources and will reduce the use of natural resources and will provide information to the plywood industry so that it can reduce the cost of waste processing and get more profit from the recycling of waste.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T10137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Winda Anggreni
"Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta (2009), timbulan limbah padat DKI Jakarta yang dihasilkan sebesar 6.594 ton/hari. Kantor Pusat PT. Pertamina, yang meliputi Pertamina Pusat dan Gedung Kwarnas, memiliki TPS sebagai fasilitas pemilahan limbah padat. Namun, kegiatan tersebut kurang berjalan dengan baik karena semua limbah padat tercampur kembali dan langsung diangkut ke TPST Bantargebang. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengurangan timbulan limbah padat dari sumber melalui perumusan Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan limbah padat dalam bentuk flowchart yang berlandaskan konsep Green Building.
Hasil sampling menunjukkan bahwa rata-rata timbulan Gedung Utama sebesar 3,36 L/orang/hari, Gedung Annex sebesar 2,26 L/orang/hari, dan Gedung Kwarnas sebesar 4,55 L/orang/hari. Hanya Gedung Perwira yang mempunyai nilai rata-rata timbulan sesuai standar SNI 3242:2008 (0,5-0,75 L/orang/hari), yaitu sebesar 0,64 L/orang/hari. Analisa hasil sampling dan kuesioner menunjukkan bahwa SOP yang efektif untuk diterapkan pada area tersebut meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir.
Terdapat dua rencana upaya pengolahan limbah padat, yaitu penerapan bank sampah dan pengomposan. Target penerapan bank sampah Pertamina Pusat dan Gedung Kwarnas masing-masing sebesar 35 % dari limbah padat anorganik. Sedangkan target pengomposan Pertamina Pusat dan Gedung Kwarnas pada hari Selasa dan Kamis masing-masing sebesar 30% serta Jumat sebesar 45% dari limbah padat organik. Dengan adanya upaya pengelolaan limbah padat tersebut, diharapkan timbulan limbah padat pada Pertamina Pusat yang diangkut ke TPST Bantargebang diperkirakan berkurang sekitar 32,4% dan Gedung Kwarnas sekitar 34,1% dari total timbulan limbah padat.
Based on data from Cleansing Office DKI Jakarta (2009), waste generation in DKI Jakarta is about 6.594 ton/day. Head Office of PT. Pertamina, which includes Pertamina Pusat and Kwarnas Building, have TPS as solid waste sorting facility. However, such activities do not work well because all wastes are mixed again and instantly transported to TPST Bantargebang. Therefore, reduction of solid waste from the source is required by formulating a Standard Operating Procedure (SOP) of solid waste in form of flowchart based on the concept of Green Building.
Based on the results of measurements, the rate of generation of Utama Building is 3,36 L/person/day, Annex Building is 2,26 L/person/day, and Kwarnas Building is 4,55 L/person/day. There is only one building in Head Office of PT. Pertamina, which is Perwira Building, that has a proper rate of generation (0,64 L/person/day) with SNI 3242:2008 (0,5-0,75 L/person/day). Further analysis of sampling and questionnaire results, indicate that the effective SOP that can be applied on that area, includes storage, collection, transfer, transportation, treatment, and final disposal.
There are two plans for solid waste treatment, namely waste bank and composting. The reduction target of waste bank application in Pertamina Pusat and Kwarnas Building is 35% from inorganic wastes. While the reduction target of composting in Pertamina Pusat and Kwarnas Building on Tuesday and Thursday is 30% and 45% from organic wastes on Friday. Through this waste management plan, it is expected that the generation of solid waste in Pertamina Pusat which is transported to TPST Bantargebang will be reduced about 32,4% and Kwarnas Building about 34,1% from total waste generation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42829
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Septianty Magdalena
"Air lindi sampah merupakan salah satu konsekuensi dari adanya aktivitas landfilling di TPA yang mengandung senyawa organik dan anorganik serta beberapa bakteri patogen yang tinggi. Karakteristik air lindi dengan nilai COD tinggi dan rasio BOD/COD yang rendah menunjukkan air lindi bersifat non-biodegradable sehingga pengolahan air lindi secara biologis kurang sesuai. Proses Fenton merupakan salah satu metode oksidasi yang menghasilkan radikal hidroksil (•OH) untuk mendegradasi polutan organik dan meningkatkan nilai biodegradabilitas pada air lindi. Pada penelitian ini akan dikaji potensi kombinasi proses Fenton heterogen menggunakan katalis daur ulang dengan proses biologis untuk mengolah air lindi dari TPST Bantar Gebang. Proses Fenton akan memanfaatkan penggunaaan limbah padat yaitu abu terbang dan lumpur aluminium. Ada tiga tahapan utama pada penelitian ini yaitu screening katalis dari dua sumber limbah berbeda, eksperimen parametrik proses Fenton serta kombinasi hybrid proses Fenton dengan pengolahan biologis. Hasil penelitian menunjukkan abu terbang dapat dijadikan sebagai katalis proses Fenton hetrogen untuk mengolah air lindi. Hasil optimum dengan penyisihan COD 42,95% dan penyisihan DOC 42,99% dengan rasio biodegradabilitas DOC/TC 0,99 (fully biodegradable) didapatkan dengan kondisi operasional proses Fenton dengan konsentrasi katalis 2 g/L; rasio H2O2 1x; dan pH 3. Hasil proses Fenton sebagai pre-treatment pengolahan biologis menunjukkan air lindi yang diolah dengan proses Fenton dapat menaikkan biodegradabilitas pada air lindi. Pengolahan hybrid proses Fenton dengan pengolah biologis lumpur aktif menunjukkan penyisihan COD 65,23% lebih tinggi dan konsentrasi akhir DOC 538 mg/L lebih rendah daripada air lindi tanpa pengolahan pendahuluan dengan penyisihan COD 47% dan konsentrasi DOC pada akhir proses 887 mg/L.
.....Landfill leachate is one of the consequences of landfilling activities in landfills which contain high levels of organic and inorganic compounds and several pathogenic bacteria. The characteristics of leachate with a high COD value and a low BOD/COD ratio indicate that leachate is non-biodegradable so that biological treatment of leachate is not suitable. The Fenton process is an oxidation method that produces hydroxyl radicals (•OH) to degrade organic pollutants and increase the biodegradability of leachate. In this study, the potential for a combination of heterogeneous Fenton processes using recycled catalysts and biological processes to treat leachate from Bantar Gebang TPST will be studied. The Fenton process will utilize the use of solid waste, namely fly ash and aluminum sludge. There are three main stages in this research, namely screening catalysts from two different waste sources, parametric experiments with the Fenton process and a hybrid combination of the Fenton process with biological treatment. The results showed that fly ash can be used as a catalyst for the heterogeneous Fenton process to treat leachate. Optimum results with 42.95% COD removal and 42.99% DOC removal with a DOC/TC biodegradability ratio of 0.99 (fully biodegradable) were obtained with Fenton process operating conditions with a catalyst concentration of 2 g/L; ratio H2O2 1x; and pH 3. The results of the Fenton process as a pre- treatment for biological treatment show that leachate treated with the Fenton process can increase the biodegradability of leachate. Fenton process hybrid treatment with activated sludge biological processor showed 65.23% higher COD removal and 538 mg/L lower final DOC concentration than leachate without pre-treatment with 47% COD removal and 887 mg/L final DOC concentration at the end of the process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiratama Hadi Ramanto
"The study was conducted to explore the feasibility of using concrete sludge waste (CSW) and coconut fiber to manufacture paving blocks. The CSW were collected from a ready-mix concrete plant, while the coconut fibers were sourced from a coconut husk processing plant. The CSW was sun-dried for two days and only aggregates passing the No. 4 sieve were used to replace natural sand at replacement levels of 25%, 50% and 100% by weight with an aggregate/cement ratio of 1:3. The untreated coconut fibers were manually cut into a fiber length of 5 cm and were used in the paving block mix at proportions of 0%, 1%, 2% and 3% by weight of cement. The compressive strength, flexural strength, absorption and abrasion resistance of the resulting paving block specimens were tested to study whether or not the paving blocks has sufficient mechanical properties that allow them to have a quality classification grade under Indonesian national standards. The results of the study indicate that the paving blocks show sufficient compressive strength and abrasion properties to achieve a quality grade of A and B, respectively. However, the absorption level turned out to be the limiting constraint, where all of the paving block specimens resulted in an absorption level above the maximum allowable level under national standards.

Studi ini dilakukan untuk meninjau kelayakan penggunaan limbah adukan beton (CSW) dan serat kelapa untuk memproduksi paving block. CSW diambil dari pabrik beton ready-mix, dijemur selama dua hari dan hanya aggregat yang melewati saring No. 4 digunakan sebagai subtitusi pasir alam pada tingkatan 25%, 50% dan 100% dengan rasio aggregat-semen 1:3. Serat kelapa dipotong secara manual menjadi panjang 5 cm dan digunakan dalam campuran paving block pada proporsi 0%, 1%, 2% dan 3% dari berat semen. Sifat mekanik paving block yang diuji meliputi kuat tekan, kuat lentur, absorpsi dan ketahanan aus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paving block yang dihasilkan menunjukkan kuat tekan dan ketahanan aus yang cukup untuk mencapai kualitas kelas A dan B, berdasarkan SNI 03-0691-1996. Namun, semua spesimen paving block yang dihasilkan menghasilkan absorpsi di atas batas yang ditentukan SNI 03-0691-1996."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre
"Dalam penelitian ini meninjau penggunaan serbuk kerang sebagai substitusi perekat semen sedangkan agregat halus untuk Campuran mortar dengan bahan limbah berupa Concrete Sludge Waste (CSW) sebagai substitusi pasir. Sifat mekanik Paving block yang diuji dengan total benda uji sebanyak 180 buah. Yang meliputi kuat tekan sebanyak 60 benda uji sesuai SNI 03-0691-1996, kuat lentur sebanyak 60 benda uji sesuai standar ASTM C 78-94, absorpsi sebanyak 60 benda uji sesuai SNI 03-0691-1996.
Pengujian kuat tekan hingga umur benda uji 28 hari, dibagi menjadi 4 variasi pengujian sehingga didapat variasi optimum untuk komposisi semen, agregat halus 1:4,5 , yang terdiri dari 98 % semen, 2 % serbuk kerang dan 100 % CSW didapatkan nilai kuat tekan optimum sebesar 10.05 MPa. Pengujian kuat lentur hingga umur benda uji 28 hari dengan variasi yang sama didapatkan kuat lentur optimum sebesar 6.42 MPa. Pengujian absorpsi hingga umur benda uji 56 hari dengan variasi yang sama didapatkan nilai absorpsi sebesar 5.51 %. Dengan nilai yang diharapkan maka paving block dapat diaplikasikan dalam pembuatan bata beton (paving block) kelas pedestrian.
This reseach aims to observe the use of shell powder as a substitute of adhesive cement while Concrete Sludge Waste (CSW) as a substitute of sand for paving block. The mechanical properties tested in the laboratory with 180 samples of total samples. Comprising 60 samples for testing of the compressive strength refers to SNI 03-0691-1996, 60 sample for testing of flexural strength refers to C 78-94, 60 samples for testing of absorption refer to SNI 03-0691-1996.
Testing of the compressive strength performed up to 28 days is divided into 4 variations. From this research, variation for composition cement, Aggregate 1:4,5, consist of 98% cement 2% shell powder as an adhesive materials and 100% CSW as an aggregate getting 10.05 MPa as an optimum compressive strength. Testing of the flexural strength performed up to 28 days with the same variation getting 6.42 MPa as an optimum flexural strength. Testing of the absorption performed up to 56 days with the same variation getting 4,84 % as an optimum absorption. With this value, hoped can be applied in the manufacture of concrete bricks (paving blocks) for pedestrian class.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42726
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrin Gabriela Janet Karafir
"Timbunan sampah di Pasar terus meningkat berasal dari aktivitas pengunjung di Pasar setiap harinya. Pasar Youtefa merupakan pasar tradisional yang berada di Kota Jayapura. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daur ulang dan alur perjalanan material sampah daur ulang serta upaya meningkatkan daur ulang sampah di TPS Pasar Youtefa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan nilai potensi recycling rate sebesar 97,31 walaupun nilai recycling rate dari penjualan material daur ulang sebesar 0,08. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap harinya adalah Rp 1.789.300,- dan setiap bulannya adalah Rp 53.679.000,- belum termasuk keuntungan kompos dan material lain yang berpotensi didaur ulang. Perjalanan material daur ulang sampah, dimulai dari TPS Pasar Youtefa, lapak kecil, lapak besar dan industri daur ulang.
Residu sampah yang diperoleh di TPS Pasar Youtefa, terdiri dari tisu, tekstil, plastik kemasan, tisu, debu, kayu, dan spons. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah memaksimalkan pemilahan di sumber, perbaikan kinerja pelaku daur ulang di Kota Jayapura, serta dibangun industri plastik di Kota Jayapura untuk mempersingkat alur perjalanan material sampah daur ulang dan menghemat biaya. Nilai recycling rate eksisting menunjukkan pemanfaatan sampah dari TPS Pasar Youtefa belum maksimal mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaian nilai ekonomi belum maksimum.
Solid waste generation in market continues to increase as a result of the activity of visitors in the market every day. Youtefa market is a traditional market located in Jayapura City. This research was conducted to know the potential and the material flow of recycle waste and measures to increase recycling waste of Youtefas Market MRF.To obtained the data, can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and surveying.
From the research, MRFs Youtefa Market showed the potential of recycling rate is 97,31, only reach 0,08, while the economic value which is obtained every day is about Rp 1.789.300, and every month is about Rp 53.679.000, but excludes compost and other materials potential to recycling. Flow of material recycle waste from Youtefas Market MRF, small stalls, large stalls and recycling industries.
The waste residue obtained at the Youtefa rsquo s Market MRF, consisting of tissue,textiles, plastic bag, wood,and sponge. While effort to increase recycling are to maximize the sorting at the source, improvment of performance of recycling actors, as well as constructed plastic industry in Jayapura City to shorten the flow of recycle waste material journey and save cost. Through the existing recycling rate, the Youtefas Market MRF is not yet maximum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>