Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Industri konstruksi dikenal sebagai industri yang tidak efisien. Penerapan lean construction khususnya pengelolaan rantai pasok, atau Supply Chain Management (SCM), adalah salah satu usaha
yang berpotensi untuk meningkatkan efisiensi suatu pelaksanaan proyek konstruksi. Pada proyek pembangunan gedung bertingkat tinggi,
terdapat kecenderungan peningkatan peran pemilik proyek
dalam penyusunan jaringan supply chain konstruksi. Strategi pemecahan kontrak merupakan upaya pihak pemilik untuk meningkatkan value atas biaya yang sudah dikeluarkannya. Namun, jaringan supply chain konstruksi yang efektif selayaknya adalah jaringan yang dapat meningkatkan value bagi seluruh pihak yang terlibat. Untuk mengetahui gambaran kinerja supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung, telah dilakukan survei ke empat lokasi proyek di Jakarta. Dengan menggunakan sepuluh indikator yang dipilih berdasarkan konsep-konsep lean construction (conversion, flow, dan value), didapatkan gambaran karakteristik kinerja proyek-
proyek yang memiliki bentuk supply chain yang berbeda. Analisa terhadap nilai-nilai indikator menunjukkan bahwa para
kontraktor secara umum telah menjalankan konsep conversion. Pembentukan hubungan kerjasama jangka panjang dengan pihak
subkontraktor dan supplier, serta pengadaan material strategis secara terpusat adalah upaya kontraktor dalam SCM. Di sisi lain, implementasi konsep flow dan value dalam proyek konstruksi masih lemah.

Abstract
Construction has not been considered as an efficient industry. The application of lean construction principles, particularly the Supply Chain Management (SCM), is potential to improve the efficiency of
construction processes. Recent trends show the increasing role of owners in selecting the construction supply chains on high-rise building projects. Owners prefer to deal with different partners using
separate contracts in order to increase value of their expenses. While this strategy has benefited owners, however, an effective supply chain should also increase values for all the parties involved in the supply chain. The effect of separating contract on supply chain performance
has been contemplated; thus, the first step of the study was
to obtain a general portrayal of supply chain performance.
Surveys to four high-rise building construction sites in Jakarta, each had different characteristics, were conducted and by using the previously developed performance indicators, arough assessment on
their performances has been identified. The indicators include three aspects, namely, ?conversion,? ?flow,? and ?value.? The findings
indicate that among the three issues, the concept of ?conversion? is the most realized in construction projects. The study also found that contractors maintain long term partnerships with subcontractors and
suppliers; furthermore, contractors have implemented central-based strategic material procurement. Although ?flow? and?value?
concepts have only been partially recognized, these findings demonstrated that contractors had implemented strategies in line with supply chain management."
[Fakultas Teknik UI, Institut Teknologi Bandung. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri konstruksi memiliki tingkat fragmentasi yang tinggi. Salah satu kemungkinan solusi dalam mengatasinya adalah dengan penerapan konsep konstruksi ramping (lean construction), khususnya
dalam pengelolaan rantai pasok, atau supply chain management. Berbagai studi mengenai kinerja supply chain pada industri manufaktur telah dilakukan, namun pengembangan indikator kinerja supply chain
dalam industri konstruksi masih belum banyak dikenal. Pada makalah ini dibahas pengembangan indikator-indikator sebagai alat bantu untuk mengevaluasi kinerja terkait efektifitas dan efisiensi supply chain pada proyek konstruksi di Indonesia, dalam konteks pencapai
an proses produksi yang lebih ?ramping.? Metoda penyusunan dimulai dengan identifikasi jenis-jenis data yang tipikal tersedia dalam
proyek-proyek konstruksi (kontraktor besar) melalui survey. Studi litera
tur terhadap berbagai indikator yang biasa digunakan dalam sektor manufaktur juga dilakukan untuk kemungkinan proses adopsi maupun adaptasi. Setelah indikator-indikator disusun, dilanjutkan dengan telaah potensi penggunaannya pada proyek konstruksi. Sepuluh indikator diusulkan dan potensi penggunaannya cukup baik, terutama pada perusahaan kontraktor besar. Penggunaan indikator dalam menunjang tercapainya konstruksi ramping ini akan menjadi lebih optimal apabila terdapat beberapa perbaikan kondisi yang diharapkan,
yaitu: pencatatan data mengenai monitoring kedatangan material;pembakuan seluruh formulir yang diperlukan; dan dokumentasi hal-hal yang berhubungan dengan keluhan berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. Hal ini akan bermanfaat dalam upaya perbaikan pencapaian value bukan saja bagi pihak owner namun juga bagi seluruh pihak yang terlibat.

Abstract
The fragmented nature of the construction industry can be alleviated by implementing the concept of ?lean construction,? particularly supply chain mangement. Studies on the performance of supply chains
in manufacturing industry are accessible, however, its adaptation in
developing performance indicators of supply chains in construction industry is much needed. The development of performance indicators
suitable for the construction industry is discussed in this paper. These indicators can be used as tools for evaluating the performance of supply chains in the context of their effectiveness and efficiency during
production process towards lean condition, on Indonesia n construction projects. The attempt to formulate these indicators involved identifying the types of data commonly recorded on typical large construction projects, based on field surveys. The survey was supported with literature study on the indicators used in manufacturing industry for possible adaptation. The potential application of the initial set of indicators were then verified on several construction sites, and resulted in ten indicators recommended for
application on large construction projects. Because most large projects have implemented comprehensive data recording system, these data should optimally be used for analyzing the production process in the efforts to minimize wastes. It is recommended that contractors improve their data recording systems by adding monitoring of material arrivals, formulating standard forms, and documenting customers? complaints. This can benefit a contractor?s efforts in providing the value demanded by the client, but also the satisfactory of and positive cooperation from other stakeholders in the supply chains."
Fakultas Teknik UI, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The fragmented nature of the construction industry can be alleviated by implementing the concept of
"lean construction, " particularly supply chain management. Studies on the performance of supply chains
in manufacturing industry are accessible, however, its adaptation in developing performance indicators
of supply chains in construction industry is much needed. The development of performance indicators
suitable for the construction industry is discussed in this paper. These indicators can be used as tools for
evaluating the performance of supply chains in the context of their efectiveness and efficiency during
production process towards lean condition, on Indonesian construction projects. The attempt to formulate
these indicators involved identifying the types of data commonly recorded on typical large construction
projects, based on _field surveys. The survey was supported with literature study on the indicators used in
manufacturing industry for possible adaptation. The potential application of the initial set of indicators
were then verified on several construction sites, and resulted in ten indicators recommended for
application on large construction projects. Because most large projects have implemented comprehensive
data recording system, these data should optimally be used for analyzing the production process in the
efforts to minimize wastes. It is recommended that contractors improve their data recording systems by
adding monitoring of material arrivals, formulating standard forms, and documenting customers'
complaints. This can benefit a contractor efforts in providing the value demanded by the client, but also
the satisfactory of and positive cooperation from other stakeholders in the supply chains.
"
Jurnal Teknologi, 22 (3) September 2008 : 169-178, 2008
JUTE-22-3-Sep2008-169
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aryati Indah Kusumastuti
"Proyek konstruksi melibatkan banyak pihak dalam pengerjaannya, dari pemilik, kontraktor, konsultan pengawas, konsultan perencanan, supplier, subkontraktor dan instansi terkait lainnya dengan banyak kegiatan yang perlu dilakukan dengan cepat. Komunikasi diperlukan untuk sating berinteraksi, kolaborasi dan kooperasi antar anggota tim dan untuk memonitoring aktivitas proyek sudah sesuai dengan rencana yang ada. Proses komunikasi terjadi disetiap lini perusahaan dan bawah sampai tingkat atas, kemampuan komunikasi sangat diperlukan karena komunikasi yang buruk dapat menyebabkan dampak pada pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman tehadap yang dikerjakan dan penurunan kinerja, hal ini menyebabkan keterlambatan pelaksanaan sehingga terjadi penyimpangan waktu dari rencana.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor komunikasi yang berpengaruh dan berhubungan dengan kinerja waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Sedangkan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan sampel acak (strat ed random sampling). Motode analisa data yang digunakan adalah metode resiko dan Analisa Hierrarchy proses (AHP) untuk menentukan factor resiko atau ranking dampak - dampak komunikasi yang buruk terhadap kinerja waktu, analisa statistik dengan uji non parametrik untuk mengetahui hubungan antara kualitas komunikasi dengan kinerja waktu sedangkan untuk mempertegas dan mengukur variabel-variabel yang didapat menggunakan analisa statistik uji parametrik.
Hasil pengujian didapatkan resiko pada kualitas komunikasi ada tiga kemungkinan yaitu resiko dengan rangking tinggi berkorelasi dengan signifikan, resiko dengan rangking tinggi tetapi tidak berkorelasi signifikan dan resiko dengan rangking kecil tetapi berkorelasi dengan signifikan. Dengan analisa Cluster ditemukan kualitas komunikasi yang terjadi ada tiga yaitu kualitas komunikasi rendah, sedang dan tinggi. Bukan sebagai peramalan pada uji parametri didapatkan persamaan - persamaan yang membuktikan bahwa kualitas komunikasi mempengaruhi kinerja waktu ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
TA3420
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ismail
"Proyek konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya pernbangunan suatu bangunan infrastmktur, yang umurnnya mencakup pekeljaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Pekezjaan konstruksi memberikan tantangan yang bersifat khusus karena hampir setiap konstruksi bangunan apapun macamnya selalu direncanakan atau dilaksanakan dengan menggunakan sistern rekayasa tertentu yang khusus diperuntukkan bagi bangunan tersebut. Hampir tidak pernah ditemui struktur suatu bangunan yang tepat sama atau merupakan duplikasi dari bangunan lainnya.
Penggunaan Manajer Proyek sangat berguna bagi perusahaan jasa konstruksi, sehingga dapat mengendalikan tenaga dan sumber daya yang ada dilapangan menjadi efektif dan produktitf Manajer Proyek merupakan organisator dan koordinator proyek yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek secara keseluruhan baik secara teknis maupun administratimi keuangan dan lingkungan. Manajer Proyek bertugas memimpin, mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan proyek, selanjutnya juga bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan proyek sesuai dengan sistem manajemen proyek yang disetujui pemilik proyek. Dengan tujuan agar proyek menmpai sasaran tepat waktu, mutu, biaya serta aman dalam pelaksanaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat adanya huhungan secara kuantitatif melalui analisis statistik peran dari Manajer proyek terhadap kinerja akhir dari pelaksanaan proyek konstruksi. Kinerja yang akan diamati adalah kinerja waktu, sedangkan proyek konstruksi yang dijadikan :ampel adalah proyek bangunan gedung bertingkat yang berada di wilayah Jabotabek. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada Manajer Proyek.
Setelah dilakukan analisis secara statistik dapat diperlihatkan suatu hasil yang menyatakan bahwa peran Manajer Proyek untuk meningkatkan kinerja waktu dengan model persamaan non linier dan variabel-variabel penentu adalah melaporkan secara rutin kemajuan proyek Serta menentukan teknik monitor dan penjadwalan. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa ada korelasi yang positif antara variabel-variabel penentu bebas peran Manajer Proyek dengan peningkatan kinerja waktu pada proyek bangunan gedung bertingkat di Jabotabek pada tahap pelaksanaan konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arif Rahmadi
"Lingkup pengadaan dalam proyek konstruksi yang menempati porsi dengan nilai terbesar akan berpengaruh secara langsung terhadap struktur pendanaan dan pengelolaan cash flow proyek, dan tentunya juga cost of money yang akan timbul. Kesalahan dalam pelaksanaan proses pengadaan tersebut di atas akan menyebabkan terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan, permasalahan dalam pengelolaan cash flow dan juga menyebabkan keterlambatan jadwal pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan proyek. Suatu alternatif model supply chain management dan pengelolaan inventory yang tepat akan meminimalisir terjadinya kesalahan-kesalahan yang bisa menyebabkan kerugian pada tahap konstruksi atau penyelesaian proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari atau mengkaji penerapan manajemen supply chain pada proyek konstruksi. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, dengan bentuk pertanyaan penelitian "bagaimana" dan "mengapa". Metode penelitian dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur. Variabel-variabel penelitian ditentukan berdasarkan landasan teori mengenai supply chain management.
Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara dan membagi kuesioner di kantor pusat dan meneliti tiga proyek konstruksi di lingkungan PT. X. Hasil dari wawancara dan kuesioner akan dipetakan melalui sebuah matrik dan tabulasi data, baru kemudian dianalisa untuk mengetahui sistem proses logistik di PT. X, dan kajian penerapan manajemen supply chain, Selanjutnya hasil pembahasan divalidasi ke sejumlah pakar dan profesional.
Dari penelitian ini diperoleh temuan dan saran dalam melakukan penerapan manajemen supply chain pada proyek konstruksi khususnya pada PT. X. Beberapa saran yang diberikan adalah sebagai berikut : pengembangan mitra strategis, perencanaan material requisition planning yang benar, penekanan pada perencanaan jadwal pekerjaan proyek, tim pelaksana supply chain, koordinasi pada semua tingkatan supply chain, dan arus informasi yang didukung oleh sistem teknologi informasi yang memadai.

Procurement scope in a construction project taking possession of portion with biggest value, will have an effect on project cash flow management and financing structure, and perhaps also arise cost of money. Mistakes in procurement execution process mentioned will arise the increasing of the executions expenses, problem of management cash flow and also completion of task and delay of project's execution schedule. An alternative model of correct supply chain management and inventory management will minimize some mistakes which can cause loss of construction phase or solving of project.
This research aims to learn or study applying of supply chain management at construction project. The approach taken in this research is case study, by giving the research's question; "how" and "why".
Research method was conducted through semistructure's interview. Variables of research determined by pursuant based on supply chain management theory. Research conducted by interview and distribute questioner in head office and check three projects of construction in environment of PT. X. Result from the questioner and interview will be mapped through a matrix and data tabulation, then to be analyzed to know process logistics system in PT. X, and study of applying the supply chain management. Hereinafter result of the solution will be validated to an expert and professional.
From this research will be obtained a suggestion and finding in conducting application of supply chain management at construction project specially at PT X. Some suggestion given shall be as follows : strategic partner development, real correct material requisition planning, emphasis on project work schedule planning, executor supply chain team, co-ordination at all of level supply chain, and the information current supported by adequate information technology system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40728
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Avianto
"Dengan adanya peningkatan persaingan dalam pasar industri konstruksi, perusahaan-perusahaan yang berurusan dengan proyek besar atau kecil harus secara efektif melakukan usaha pengendalian jadwal dan biaya sesuai dengan tipe dan ukuran proyek serta jenis kontraknya. Penerapan pengendalian jadwal dan biaya tersebut berperan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan proyek selama masa konstruksi. Dalam penelitian ini variabel-variabel dari proses pengendalian jadwal dan biaya akan dibahas peranannya terhadap variabel kinerja. Adapun variabel kinerja yang akan dibahas di dalam penelitian adalah penyimpangan waktu (schedule variance).
Penelitian ini berupaya merumuskan suatu mekanisme agar kontraktor atau pemilik proyek dapat menyesuaikan usaha pengendalian jadwal dan biaya berdasarkan kebutuhan proyeknya dengan tidak mengabaikan tujuan dasar dari pengendalian jadwal dan biaya tersebut, yaitu pengendalian perubahan-perubahan terhadap anggaran proyek. Penerapan dari konsep dasar pengendalian jadwal dan biaya tersebut dapat mendukung manajemen proyek dalam peningkatan kinerja pelaksanaan konstruksi agar total biaya optimum, tingkat pengendalian tinggi, dan penggunaan komputer secara efisien.
Selain itu, pola pengendalian jadwal dan biaya tersebut memberi kemudahan bagi pernilik atau kontraktor untuk memilih ataupun merancang pelaksanaan proyek yang seefektif mungkin, sehingga dapat mengidentifikasi masalah yang berpotensi mempengaruhi kinerja berikut tindakan perbaikan yang perlu dilakukan setiap saat sedini mungkin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi
"Kebijakan subkontraktor dalam suatu proyek konstruksi dapat mencapai 80 - 90% dari total biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut sehingga subkontraktor mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja biaya akhir proyek. Kebijakan tersebut mencakup berbagai proses konstruksi, salah satu di antaranya adalah pengawasan dan pengendalian. Terdapat beberapa faktor dalam pengawasan dan pengendalian yang berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek. Walaupun faktor-faktor yang teridentifikasi tersebut mempunyai peluang terjadi yang hampir sama, penilaian terhadap masing-masing faktor tersebut berbeda-beda pada tiap-tiap proyek konstruksi. Sehingga untuk mengetahui besarnya cost overruns yang sebenarnya ditimbulkan digunakan analisis dengan metode fuzzy. Namun, sebelumnya dilakukan analisis resiko, analisis korelasi, dan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan 2 (dua) faktor yang berpengaruh paling signifikan dan prioritas tertinggi. Kedua faktor tersebut digunakan dalam kuisioner untuk mendapatkan data primer untuk analisis dengan metode fuzzy. Analisis resiko, korelasi, dan AHP menghasilkan 2 (dua) faktor yang signifikan dan prioritas tertinggi yaitu Monitoring dan pengendalian tidak efektif akibat kurang baiknya administrasi dan dokumentasi serta Monitoring dan pengendalian tidak efektif akibat konflik akibat informasi yang tidak jelas. Analisis menggunakan metode fuzzy dengan 25 kombinasi tingkat pengaruh dari kedua faktor tersebut menghasilkan cost overruns 0,54 - 0,71% dari total biaya subkontraktor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>