Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Design for Assembly (DFA) adalah salah satu sistem perencanaan perakitan, yang menganalisa desain komponen maupun produk secara keseluruhan, yang dimulai dari awal proses desain hingga menjadi produk yang dapat dipasarkan (marketable). Model perancangan ini bertujuan untuk mendapatkan sejumlah perubahan desain yang secara tidak langsung dapat mengurangi biaya dan waktu, sekaligus memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan
pengembangan produk vaccine carrierbox dengan mempertimbangkan metode Product Design dan Design For Assembly pada perancangannya. Dari hasil perancangan dan analisa DFA pada produk
vaccine carrier box, didapat total waktu perakitan untuk desain awal adalah sekitar 519 detik dengan nilai efisiensi sekitar 18% sedangkan total waktu perakitan untuk produk redesain adalah sekitar 405
detik dengan nilai efisiensi 24%.

Abstract
Design for Assembly (DFA) is a model of assembling planning system that analyzed component design and overall product from beginning to be a marketable product. DFA is used to simplifie an assembling process and to reduce it?s cost to meet the consumer requirement. This research consist to analyze a design model of vaccine carrier box using the DFA and product design concept to reach a minimum production time and design efficiency.The results show that the assembling time can be reduce from 519 seconds to 405 seconds and the design efficiency increase from 18% to 24%.. This mean that the production cost can be minimize as well as the need of the market competitive."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Sepeda lipat adalah salah satu alternatif untuk mengatasi masalah dalam membawa sepeda pada saat tidak dikendarai, sehingga sepeda dapat dilipat dengan ukuran seminimal mungkin tanpa mengurangi ukuran normalnya pada saat akan dipakai. Caranya adalah dengan merubah sistim rakitan rangkanya, yaitu dengan memberi atau memasangkan engsel pada rangka tersebut sehingga bisa dilipat pada saat dibawa dan diasembling kembali pada saat akan dipakai. Engsel dan rangka adalah bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam proses desain, proses asembling dan manufakturnya. Untuk itu harus diterapkan konsep Design for Manufacture dan Assembly (DFMA) pada proses produksinya, yang harus dilakukan dari awal design secara terintegrasi. DFMA merupakan gabungan dari Design for Assembly (DFA) dan Design for Manufacture (DFM). Hal tersebut bertujuan untuk mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk (waktu disain, manufaktur dan perakitan), sehingga jam kerja mesin, upah tenaga kerja, biaya energi listrik dan lainnya dapat direduksi sekecil mungkin. Dari penerapan DFA pada engsel yang diambil sebagai contoh maka didapat dari disain awal (sepeda yang sudah ada) jumlah komponen adalah 12 buah dengan waktu assembly 72,45 detik dan efisiensi assembly sebesar 41%. Tapi setelah dilakukan pengembangan disain jumlah komponen berkurang menjadi 7 buah, waktu assembly 33,1 detik dan efisiensi assembly 63 % dan bila DFA diterapkan pada seluruh engsel dan rangka maka waktu assembly total sebesar 795,1 detik Melalui pemilihan bahan dan proses didapat bahan untuk rangka adalah pipa baja karbon rendah (Mild Steel) dan untuk engsel dan sambungan lainnya juga dari baja karbon rendah (Mild Steel). Selanjutnya dari penerapan DFM pada proses pembuatan engsel dan rangka maka didapat waktu permesinan bubut 40,6 menit, milling 106,53 menit, press/punch 40,67 menit, bor 13,83 menit, las 15 menit, bending 6 menit, presstool 40,67 menit dan alat-alat bantu lainnya 90 menit. Bila nilai tersebut kalikan dengan harga yang berlaku dan ditambah biaya-biaya lainnya seperti biaya bahan, operator, listrik dan lain-lain, maka didapat harga pabrik sepeda lipat sebesar Rp 565.000,- (lima ratus enam puluh lima ribu rupiah).

Folding bike is one of alternatif to solve the problems of carried the bicycle when we do not ride it, so that the bicycle can be fold in minimal size without lessening the normal size. We can change the assembling system of the frame and attached a hasp at the frame, so that frame can be fold when we carried and can be assembly when we want to ride it. Hasp and frame must be a special attention in the design process, assembly process and manufacture process. So, the Design for Manufacture and Assmbly (DFMA) system must be applied in the production process from the begining of design and that must be integrated each other. DFMA is a combination of Design for Assembling and Design for manufacture. The mentioned aims are to reduce the time required to produce the product (time for desain, manufaktur and assembling) So that, the machine hours, labour costs, energi costs and the other can be reduced. The aplication of DFA to hasp as a sample, old design consist of tweleve parts (compnents), assembling time is 72,45 second and design efficiency (Assembly index) is 41%. After re-design (Desing development) the hasp consist of 7 (seven) parts (components), assembling time is 33,1 second and design efficiency is 63%. If the DFA aplied to whole hasp and frame, teh assembling time 795,1 second. From selection of materials and prosesess, we got a Mild Steel for the tube (Material for frame), for the hasps and the other joint materials. In the aplication of DFM to hasp and frame manufacturing, the machining time for turning is 40,6 minute, milling is106,53 minute, press/punch is 40,67 minute, drilling is 13,83 minute, welding is 15 minute, bending is 6 minute, presstool is 40,67 minute and other supporting tools is 90 minute. If the cost of that value added by other cost like material cost, energy, operator and the other, the manufacturing cost of folding bike is Rp 565.000,-"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Djatmiko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faroji
"Meningkatnya persaingan di dunia industri terutama industri elektronik menuntut semua perusahaan berusaha untuk meningkatkan daya jual produknya dengan cara menurunkan harga produk tanpa mengurangi kualitasnya. Sebagai perusahaan manufaktur PT. Tokyo Pigeon Indonesia juga harus mampu untuk menurunkan biaya produksinya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mengurangi biaya operator dengan cara berpindah lokasi dari daerah Bogor ke Sukabumi karena upah minimum daerahnya lebih murah, Suatu permasalahan muncul akibat dari kepindahan lokasi tersebut Salah satunya adalah permasalahan proses produksi. Proses produksi yang sudah stabil di lokasi yang lama harus disesuaikan dengan kondisi baru . Kondisi baru tersebut di antaranya yaitu sistem lini panjang diganti dengan lini pendek, operator lama diganti dengan oprator yang baru dan cara kerja duduk diganti dengan berdiri. Karena itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui menganalisa dan mengatasi permasalahan proses produksi yang ada di lokasi baru. Permasalahan utama yang akan diteliti adalah permasalahan produktivitas yang erat hubunganya dengan perhitungan waktu proses produksi, waktu kerja, jumlah produk yang akan dibuat dan jumlah operator yang dibutuhkan. Proses penelitian akan difokuskan pada perhitungan waktu standar untuk mengetahui keseimbangan waktu produksi dalam satu line produksi perakitan sehingga dapat..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redford, Alan
London: McGraw-Hill, 1994
670.42 RED d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Sebagai sebuah produk baru, perusahaan belum memiliki Cara kerja baku yang efektif untuk tipe VR-188, sebab itu target produksi yang diinginkan belum dapat tercapai terutama pada lini perakitan total assy yang terjadi ketidakseimbangan beban kerja, antar operator sehingga mengakibatkan produktifitasnya rendah.
Untuk mengatasi masalah di atas maka diusulkan untuk menyeimbangkan lini tersebut. Dalam usaha penyeimbangan lini digunakan dua metode, yaitu deterministic, yang menganggap waktu proses tidak bewariasi (invariant) dan menggunakan probabilistic line balancing didapat tujuh kemungkinan yang ada namun masing-masing kemungkinan tersebut memiliki cycle time, line ehirciency, dan smoothness index yang berbeda-beda. Dari hasil pengelompokan semua kemungkinan maka yang diusulkan digunakan dalam perusahaan adaiah hasil pengelompokan secara probabilistik dengan p = 0,05 yang memiliki cycle time terkecil, yaitu 23140644 detik, line efficiency tertinggi, yaitu 98,920 %, dan smoothness index terkecii, yaitu 7,328 detik.
Hasil dari penyeimbangan lini tersebut tetap tidak dapat memenuhi target produksi perusahaan, yaitu 140 unit/hari dengan 25 orang tenaga kerja (operator), karena itu perlu dilakukan penambahan jam kerja sebanyak 61,71 menit/hari serta penambahan
biaya untuk keperluan tersebut adalah sebesar Rp. 28.203,19/hari.
Penyeimbangan Iini yang diusulkan tersebut tidak akan dapat menghasilkan sejumlah produk seperti yang diharapkan jika tidak didukung oleh kompresor rakitan hasil pengelasan yang datang tepat waktu ke lini totai assy itu sendiri untuk diproses. Dalam kenyataannya, kedatangan hasii pengelasan tersebut sering mengalami keterlambatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu adanya buffer storage dan dari hasil perhitungan diperlukan buffer sejumlah 6 unit. Jumlah tersebut ditentukan berdasarkan patokan biaya minimal yang dilakukan secara trial and error, yaitu sebesar Rp.98.259,8122"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Purwadi
"Adanya kemudahan dalam memiliki sepeda motor mengakibatkan jumlah sepeda motor meningkat pesat. Hal ini menyebabkan pula meningkatnya kebutuhan akan aksesoris sepeda motor yang salah satunya adalah box sepeda motor. Box sepeda motor yang ada di pasaran dipergunakan untuk menyimpan barang, terpikirlah suatu ide untuk meningkatkan fungsi box sepeda motor yang dapat dipergunakan untuk menyimpan barang/bahan yang memerlukan kondisi dingin seperti makanan dan minuman dan untuk keperluan delivery darah (blood carrier), vaksin ataupun ASI.
Coolbox sepeda motor ini telah mengalami pengembangan sejak dimulai 2008 lalu, namun pengembangan hanya diarahkan untuk mencapai target temperatur yang serendah mungkin dengan melakukan berbagai modifikasi terhadap box sepeda motor yang telah ada. Setelah target temperatur sudah terpenuhi, timbul pertanyaan baru yaitu tentang bagaimana cara membuat coolbox ini layak untuk diterima konsumen karena coolbox yang ada masih belum dapat diproduksi secara masal disebabkan proses produksinya yang rumit dan ti dak standar.
Oleh karena itu penulisan skripsi ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan tersebut yaitu pembuatan coolbox dengan mempertimbangkan aspek desain untuk manufaktur dan perakitan atau yang lebih dikenal dengan istilah Design for Manufacturing and Assembly (DFMA). Dari hasil penerapan Design for Assembly (DFA) didapat total waktu perakitan coolbox untuk desain awal sekitar 399,16 detik dan nilai efisiensi sekitar 8%, sedangkan total waktu perakitan unutk redesain adalah sekitar 313,01 detik dengan nilai efisiensi 10%.

Acquring motorcycle in Indonesia is relatively very easy, thats why the number of motorcycle in Indonesia is increasing very high. Because of the increase of the number of motorcycle, there are the increase of number of motorcycle accessories and one of them is motorcycle box. Motorcycle box in the market was only used to store some stuff such as helm or jacket. Then comes an idea to add more value to the motorcycle box to be used as a coolbox that can store goods/stuff that need to be stored in cool condition like food and beverages or maybe as a blood carrier, vaccine carrier or ASI.
This coolbox already undergo some developments since it?s debut in 2008 but this development only targeted to make a coolbox that can reach as low as temperature possible with any neccessary modification. After the target temperatur can be reached, then comes a question on how to make this coolbox acceptable to the market since this coolbox was not yet ready for the mass production because the manufacture of this coolbox is really complicated and not following any standards.
Therefore the writing of this thesis aimed to answer that questions on how to create a coolbox by considering the principle of design for manufacturing and assembly (DFMA). From the results of the application of Design for Assembly (DFA) obtained coolbox total assembly time for the intial design of approximately 399,16 seconds and the value of efficiency of about 8%, while the total assembly time for the redesign is about 313,01 seconds with a value of effficiency about 10%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1872
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Bintang Nugraha
"Pertumbuhan industri otomotif yang semakin meningkat di Indonesia membuat persaingan menjadi semakin ketat, sehingga mengharuskan perusahaan untuk membuat inovasi untuk tetap memenuhi permintaan pelanggan agar kepuasan pelanggan tetap terjaga. Hal ini dapat dicapai dengan membuat sistem manufaktur yang fleksibel pada lini perakitan untuk dapat mengatasi fluktuasi permintaan yang tinggi akibat pertumbuhan industri. Penelitian ini bertujuan untuk merancang lini perakitan berbasis mixed-model yang fleksibel melalui Value Stream Mapping dan Line Balancing sebelum melakukan simulasi. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi perubahan jumlah operator beserta elemen kerjanya pada lini perakitan.

Automotive industry growth are increasing in Indonesia and made competition becomes increasingly fierce, so it requires companies to make innovation to meet customer demand in order to keep customer satisfaction is maintained. This can be achieved by creating a flexible manufacturing system on the assembly line to be able to cope with fluctuations in high demand due to the growth of the industry. This research aims to design assembly lines based mixed-model flexible through Value Stream Mapping and Line Balancing before the simulation. The results of this study is operator number recommendation for the assembly line."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Maruli
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>