Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1996
S27495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Raharjo
"Tingginya harga tanah, rumah maupun biaya hidup di Kota Jakarta membuat Kota Bogor dijadikan alternatif sebagai tempat bermukim bagi para pekerja yang mencari nafkah di Kota Jakarta. Hal ini membuat Jalan Raya Bogor memiliki peranan yang sangat penting sebagai akses antara Kota Bogor dengan Kota Jakarta. Meskipun ada Jalan Tol Jagorawi dan rel kereta api komuter yang menghubungkan antara kedua kota tersebut, Jalan Raya Bogor tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang memiliki kepentingan di bagian timur Kota Jakarta atau yang memiliki kendaraan pribadi yang enggan mengeluarkan uang tambahan untuk biaya tol.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran tingkat Level of Service di Jalan Raya Bogor berdasarkan pusat-pusat kegiatan yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial dan deskriptif dimana dilakukan pengamatan pada waktu jam-jam sibuk yaitu pada pukul 06.00 - 09.00 dan pukul 16.00 - 19.00. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti; volume kendaraan yang melintas, hambatan samping, dimana titik-titik yang memiliki Level of Service (LoS) tinggi, geometrik jalan, yang mana nantinya akan dihubungkan dengan keterkaitan pusat aktivitas seperti keberadaan kawasan industri, pasar, sekolah, dan pemukiman.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tingkatan LoS di Jalan Raya Bogor ditentukan oleh jenis pusat kegiatan di lokasi tersebut. Permukiman merupakan penyebab LoS tertinggi di pagi hari, sedangkan pada sore hari LoS tertinggi terjadi di lokasi industri. Faktor penyebab LoS tinggi di lokasi permukiman adalah karena fungsi permukiman sebagai bangkitan perjalanan sedangkan LoS tinggi di lokasi industri pada sore hari adalah karena waktu yang bersamaan pekerja pabrik berjalan kaki dan menunggu kendaraan.

The high price of land, home or the living cost in Jakarta creates an alternative that Bogor city (Suburban) as a place of living for the workers earning their living in Jakarta. This case makes Jalan Raya Bogor has a very important role as an access between Bogor and Jakarta. Although there are Jagorawi toll and railways commuter trains connecting the two cities, Jalan Raya Bogor remains as the top choice for the people having an interest in the eastern part of Jakarta or those having private vehicles are reluctant to spend extra money for toll charges.
The purpose of this study is to know pattern of spreading Level of Service along Jalan Raya Bogor according to center of activity. The used method in this study is spatial analysis and descriptive. Will be done surveying during the rush hour at 6:00 to 9:00 AM and at 4:00 to 07:00 PM. The observations were made to obtain data required in this study, such as the volume of passing vehicles, side friction, the type of passing vehicles, the points congestion, travel, geometric of road, which will be connected with the existence center of activity such as industrial linkages, shopping centers, residential and school.
The result of this study shows that Level of Service in Jalan Raya Bogor is depend on type of center activity in the location. Settlement is highest cause which made LoS very high in the morning, while on the afternoon high LoS is caused by the Industry. Faktor causing high LoS at the location of settlements is due to the settlement as a function of trip generation, then in industrial area LoS is cause by the workers walk aways and wait for public transportation in the same time.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2012
S42043
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Arifin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model yang menyatakan hubungan antara tingkat kebisingan dengan volume kendaraan (kend/jam), kecepatan (km/jam), persentase kendaraan berat (% KB) dan jarak pengamatan (meter) dengan mengabaikan pengaruh kondisi geometrik jalan dan kondisi sekitarnya.
Pengembangan model dilakukan dengan 2 (dua) cara. Model I dibentuk berdasarkan interval persentase kendaraan berat dengan jarak pengamatan dianggap linear. Pada model 2 jarak pengamatan dianggap kuadratis dan persentase kendaraan berat dimasukkan langsung sebagai variable bebas.
Uji data terhadap paramater lalu lintas dan pengamatan kebisingan pada ruas jalan tol dan jalan alteri dilakukan dengan pendekatan Statistik Non parametrik yakni metoda Kruskal Wallis. Regresi untuk mendapatkan model terbaik (the most plousible value) dilakukan berdasarkan kriteria waktu sibuk (peak hour) dan waktu lengang (off peak). Selain dilakukan analisis variansi juga dihitung besarnya penyimpangan berdasarkan pendekatan statistik deskriptif dan hasilnya dibandingkan dengan hasil perhitungau metoda DOT HMSO Welsh Office maupun FHWA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T40551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irvan Prawira Satyaputa
"Pertumbuhan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi Indonesia yang sangat pesat, telah berdampak langsung terhadap perkembangan kota-kotanya. Selain manfaat positif yang didapatkan, terjadi pula dampak negatif yaitu terjadinya proses perkembangan kota yang kurang baik, dari segi bentuk fisik maupun kelancaran lalu lintas sebagai sarana bagi berlangsungnya mobilitas dan kegiatan perikehidupan rnasyarakat. Hal ini terjadi sebagai akibat dari belum Iengkapnya peraturan, ketidakcukupan aparat dan kekurangan keahlian di bidang penataan bangunan dan lingkungan..
Sejak perubahan status Depok menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II yang dikukuhkan oleh Undang-Undang No.15 tahun 1999, maka perkembangan Kota Depok berlangsung sangat pesat bahkan diperkirakan akan Iebih pesat lagi pada masarnasa yang akan datang. Padahal sebelum Depok berstatus sebagai kota otonom pun, kota ini telah banyak mengalami pergeseran-pergeseran peruntukan maupun fungsi lahan, terutama di kawasan koridor Margonda sebagai pusat kota utamanya.
Pergeseran dan perubahan fungsi lahan di kawasan Jalan Margonda Raya tersebut banyak dialami oleh bangunanbangunan rumah yang berubah fungsi menjadi kegiatan komersial berupa toko, restoran, apotik dan kegiatan perdagangan lainnya. Sedangkan areal-areal permukiman Baru yang berada di daerah belakang dari blok kavling sepanjang Jalan Margonda Raya ini semakin lama semakin banyak. Hal ini mengakibatkan menjamumya gerbang-gerbang dari masingmasing kawasan permukiman tersebut secara individual dan mengakibatkan ketidakjelasan karakter koridor Margonda sebagal kawasan pusat kota utama Kota Depok.
Pola perkembangan dan perubahan kota Depok ini, tidak terlepas dari tekanan-tekanan akibat kedekatannya secara geografis dengan Kota Jakarta sebagal ibukota negara Indonesia dan pengembangan sistem megapolitan Jabodetabek. Sejalan dengan tekanan-tekanan perkembangan kota berikut perubahanperubahan yang mengikutinya tersebut, maka hal ini akan berpengaruh terhadap pola tata bangunan dan lingkungan di kawasan Jalan Margonda Raya. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan tanpa antisipasi melalui suatu perangkat acuan atau pedoman tertentu, maka secara umum yang akan terjadi adalah pola perkembangan kota yang tidak terkendali dan lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas kota, baik secara fungsional, visual maupun lingkungan.
Indikasi penurunan kualitas kota dapat dilihat pada pola aktivitas kegiatan yang semrawut , kemacetan lain lintas, buruknya kualitas visual lingkungan kota dan hilangnya kenyamanan bagi masyarakat untuk beraktivitas di kawasan tersebut. Untuk mengantisipasi munculnya permasalahan yang Iebih kompleks, maka perlu diadakan usaha-usaha untuk menanggulanginya.
Kondisi tata ruang di kawasan Jalan Margonda Raya yang demikian itu masih pula diperparah dengan sistem transportasi dan infrastruktur jaian yang ada di Kota Depok, mengingat bahwa infrastruktur dan sistem tranportasi di kota Depok keberadaannya belum sebanding dengan tingkat kebutuhan di Depok sebagai kawasan penyangga Ibu kota Jakarta. Pergerakan masyarakat Kota Depok yang begitu dinamis dengan mobilitas yang tinggi belum ditunjang oleh infrastruktur yang memadai sehingga berbagai ancaman dan permasalahan lalu lintas tidak terhindarkan. Dan masalah kemacetan di Jalan Margonda Raya kini menjadi fenomena yang tak terelakkan dan menjadi masalah serius yang merugikan semua pihak balk secara ekonomis maupun sosial, terutama masyarakat pengguna jalan yang melintasi kawasan ini."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Guntur Nurcipta
"Pertumbuhan penduduk yang tinggi sering menimbulkan berbagai masalah perkotaan, diantaranya jumlah volume kendaraan yang tinggi dan menimbulkan kemacetan. Kota Depok sendiri merupakan kota termacet nomor 5 di Indonesia, dan Jalan Margonda Raya merupakan jalan yang memiliki volume kendaraan paling tinggi di Kota Depok. Volume kendaraan yang tinggi selain menimbulkan kemacetan, juga menimbulkan masalah lain yaitu kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kebisingan lalu lintas di Jalan Margonda Raya dan hubungannya dengan volume kendaraan berdasarkan pembagian segmen menurut RTBL Kota Depok tahun 2005. Menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW) dan regresi linier, diketahui bahwa kebisingan paling tinggi terjadi di segmen utara Jalan Margonda Raya, lalu yang kedua di segmen tengah Jalan Margonda Raya, dan yang paling tenang di segmen selatan Jalan Margonda Raya. Secara spasial kebisingan di Jalan Margonda Raya dipengaruhi oleh aktivitas pusat kegiatan seperti kampus, terminal, atau pertokoan dan fasilitas lalu lintas seperti lampu lalu lintas atau penerapan Jalur cepat-Jalur lambat. Hubungan tingkat kebisingan dengan volume kendaraan cukup bervariasi, pada segmen selatan memiliki hubungan dengan kategori lemah, pada segmen tengah memiliki hubungan dengan kategori lemah, dan segmen utara tidak memiliki hubungan.

High population growth causes various urban problems, including a High number of vehicle volume and traffic jam. Depok city itself has been nominated by transportation minister as number five the most traffic cities in Indonesia, and Margonda Raya road as the highest traffic volume in Depok. High traffic volume not only causes traffic jam but also traffic noise. In this study, which aimed to explain the road-traffic noise spatial patterns on Margonda Raya road and its correlation with the traffic volume. Based on Depok Building and Environment Plan 2005 as a research location and using Inverse Distance Weight (IDW) interpolation method to generate noise model. The result of this research showed that the north segment is the noisiest part in Margonda Raya road, then the middle segment, and the south segment is the noiseless segment. Spatially noise in Margonda Raya road affected by some point of interest activity such as mall, bus station, or education building. Beside that, activity of road facility gives an impact too like existence of traffic light or fast-slow track lane. The correlation between traffic volume and noise showed have a vary correlation on each segment. South segment and middle segment have a weak correlation category and north segment didn?t have a significance correlation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tambunan, Mangapul Parlindungan
"Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukmajaya yang merupakan wilayah lokasi industri yang bertumbuh dan berkembang secara alami (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan pemerintah) yang merupakan limpahan dan ketidaksiapan infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung. Tujuan dari penelitian, yaitu: (1) Untuk mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang; (2) Untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap; Pertanyaan penelitian yang dapat dikedapankan adalah: (1) Di mana terdapat lokasi industri sedang dan bagaimana pola keruangan (spasial) persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor? dan (2) Berapa banyak tenaga lokal terserap pada kegiatan industri sedang? Metode penelitian berupa ex post facto, dan survai lapangan. Metode yang dipergunakan untuk memilih sampel pekerja industri sedang dan tipologi lingkungan industrinya ialah dengan kombinasi purposive sampling dan simple random sampling. Analisisnya berupa overlay peta dan analisis tetangga terdekat. Kesimpulan (1) Lokasi industri skala sedang di wilayah penelitian, terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan Sukamaju dengan pola keruangan/spasial persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota Depok. Pola keruangan persebaran industrinya yang mengelompok (cluster pattern) dengan nilai indeks skala T (0 - 0,7), terdapat di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak; Pola keruangan persebaran industrinya yang tidak merata/acak (random pattern) dengan nilai indeks skala T (0,7 - 1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, dan Jatijajar; Pola keruangan persebaran industrinya yang merata (dispersed pattern/uniform) dengan nilai indeks skala T (1,4 - 2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug, dan Sukamaju. (2) Tenaga kerja lokal yang terserap pada kegiatan industri berdasarkan pada tingkat pendidikan, adalah sebagai berikut: pada tingkat pendidikan menengah (SLTP/Sederajat dan SMU/Sederajat) 62,04%, kemudian tingkat pendidikan rendah (SD/Sederajat) dan tinggi (D3 dan S1), sedangkan tingkat pendidikan sangat rendah atau tidak sekolah mempunyai jumlah yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total respoden pekerja industri."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>