Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London : Westview Press, 1985
330.994 FRE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Carre, Jean Jacques
Stanford, California: Stanford University Press, 1975
339.5 CAR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hackett, John T.
Cambridge, UK: Harvard University Press , 1963
338.944 HAC e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Sari Utami
"Pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa pada tahun 1957 yang diawali dengan pembentukan Masyarakat Batu Bara dan Baja Eropa pada tahun 1951 dicetuskan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Robert Schuman yang melanjutkan gagasan Jean Monnet, tokoh rekonstruksi ekonomi Prancis. Penelitian dalam skripsi ini diawali dengan timbulnya asumsi bahwa Jean Monnet dan Robert Schuman yang mempelopori berdirinya Masyarakat Batu Bara dan Baja Eropa yang diperluas menjadi Masyarakat Ekonomi Eropa, membawa kepentingan Prancis di dalamnya. Untuk itu, dalam analisis diuraikan keadaan politik dan ekonomi Prancis pasca-Perang Dunia II yang mendorong Prancis untuk memprakarsai pembentukan badan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S16389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ormsby, H.
London: Methuen, 1956
944 ORM f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Andini
"Prancis merupakan salah satu negara terkaya di Uni Eropa. Data statistik dari Stasista melaporkan bahwa setiap tahunnya hampir 15 juta turis mengunjungi kota Paris. Prancis dikenal oleh dunia karena kecantikan arsitekturnya, kemewahan modenya, serta kelezatan dan keunikan gaya masakannya yaitu paling kenal dengan gaya masakan haute cuisine.Dunia haute cuisine Prancis mengalami guncangan saat tahun 2009, sewaktu Prancis mengalami krisis ekonomi terparah pasca Perang Dunia ke-2, dengan naiknya harga bahan baku dan meningkatnya pengangguran mulai menggerogoti perekonomian negara. Tentu saja tidak hanya industri kuliner yang terkena dampak krisis ini namun juga banyak industri lain. Haute cuisine menjadi salah satu industri yang memperoleh perhatian khusus dari pemerintah karena industri kuliner berperan penting dalam perekonomian Prancis. Tidak sedikit restoran haute cuisine di Prancis yang gulung tikar karena terkena dampak dari krisis ekonomi, hal ini membuat kondisi industri kuliner Prancis mengkhawatirkan. Krisis ekonomi tahun 2009 juga mengubah cara masyarakat Prancis dalam mengkonsumsi sesuatu. Masyarakat Prancis yang cenderung memilih untuk menghemat membuat pendapatan negara semakin menurun. Metode penelitian yang digunakan ialah dari metode kuantitatif yaitu penulis mengumpulkan data-data yang ada, kemudian mengaitkannya untuk menghasilkan penjelasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa dan atau bagaimana suatu fenomena terjadi.

France is one of the richest countries in the European Union. Statistical data from Stasista reports that almost 15 million tourists visit Paris each year. France is known by the world for its architectural beauty, fashion elegance, as well as the delicacy and uniqueness of its cooking style, which is best known for its haute cuisine style.The world of haute cuisine France experienced a shock in 2009, when France experienced the worst economic crisis after World War II, with rising raw material prices and rising unemployment began to undermine the country 39;s economy. Of course not only the culinary industry is affected by this crisis but also many other industries. Haute cuisine is one of the industries that receive special attention from the government because the culinary industry plays an important role in the French economy. Not a few haute cuisine restaurants in France are out of business because of the impact of the economic crisis, this makes the condition of the French culinary industry worrying. The economic crisis of 2009 also changed the way the French people consumed something. The French people who tend to choose to save make state revenues decline. The research method used is from quantitative methods, the writer collects existing data, then associates it to produce an explanation that can answer the question of why and or how a phenomenon occurs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Madya Wisaksana
"Alasan pemilihan judul skripsi ini adalah ketertarikan saya untuk melihat lebih jauh kondisi buruh Perancis pada masa Belle Epoque, karena Belle Epoque dikenal sebagai masa yang penuh dengan kestabilan dan kemakmuran bagi masyarakat Perancis. Skripsi sesuai dengan judulnya, berisi tentang kondisi buruh Perancis pada masa Belle Epoque. Belle Epoque, bagi masyarakal Perancis, merupakan suatu masa yang dikenang sebagai masa kemakmuran dan masa ini berlangsung sejak tahun 1896 sampai dengan tahun 1914. Pada masa Belle Epoque ini, pertumbuhan ekonomi Perancis mencapai 1,6 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi sebesar 1,6 persen pada masa tersebut, didukung oleh sektor industri Perancis yang mengalami pertumbuhan produksi sebesar 2,6 persen per tahun pada periode 1896--1906 (kemudian meningkat menjadi 5 persen per tahun pada periode 1906--1913). Peningkatan taraf hidup yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Perancis pada masa Belle Epoque, ternyata tidak dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Lapisan masyarakat yang tidak merasakan peningkatan taraf hidup adalah masyarakat buruh, walaupun pada hakekatnya buruhlah yang berperan penting dalarn terciptanya pertumbuhan ekonomi Perancis melalui peningkatan produksi sektor industri. Taraf hidup masyarakat buruh yang tidak mengalami peningkatan disebabkan oleh upah yang rendah dan jam kerja yang cukup tinggi. Penderitaan yang dialami oleh buruh Perancis diperparah oleh kondisi lingkungan sosial tempat mereka tinggal, selain itu tingkat pendidikan yang diterima oleh anak-anak buruh juga sangat rendah. Kondisi ekonomi dan sosial buruh Perancis yang tidak mengalami peningkatan, mendorong buruh untuk membentuk serikat-serikat buruh. Tujuan pembentukan serikat buruh adalah untuk memperjuangkan hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh buruh. Upaya yang dilakukan oleh serikat buruh bervariasi, artinya ada yang melalui cara-cara pendekatan politis seperti yang dilakukan oleh SFIO (Societe Francaise de l'Internationale Ouvriere), dan ada yang melalui cara-cara konfrontasi langsung dengan pihak pemerintah seperti yang dilakukan oleh CGT (Confederation Generale du Travail). SFIO merupakan serikat buruh yang dibentuk pada tahun 1905, sedangkan CGT dibentuk pada tahun 1895. SFIO, dalam memperjuangkan nasib buruh, mengubah bentuk dari serikat buruh menjadi partai buruh dan menjadi salah satu partai peserta pemilihan urnum pada tahun 1914 yang memperoleh 1.400.000 suara Sementara CGT, untuk memperjuangkan nasib buruh, melakukan aksi-aksi langsung, seperti pemogokan dan unjuk rasa. Upaya yang dilakukan oleh CGT merupakan wujud dari doktrin poiitik yang dimiliki, yaitu Piagam Amiens yang memungkinkan buruh melakukan aksi pemogokan dan unjuk rasa. Kedua serikat buruh inilah yang berperan penting dalam mengupayakan peningkatan taraf hidup buruh Perancis pada mass Belle Epoque. Sebagai kesimpulan, perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat buruh Perancis mesa Belle Epoque adalah perjuangan yang mereka lakukan lebih terorganisir, karena rnereka telah memiliki serikat buruh sebagaii sarana perjuangan meningkatkan taraf hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S14302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanley, D.L. (David L.), 1944-
London: Routledge, 1989
944.082 HAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"In the first decade of the twenty-first century, the biggest event of worldwide proportion was the 2008 global financial crisis, which was caused primarily by ineffective governance, failed surveillance systems, and implementation flaws. While fiscal and monetary policies succeeded in pulling many countries out of a financial freefall, most economies have performed beneath pre-recession levels as governments continued to struggle with their finances. Examining the financial crisis from the viewpoint of intangible assets provides a different perspective from traditional economic approaches. National Intellectual Capital (NIC), comprised mainly of human capital, market capital, process capital, renewal capital, and financial capital, is a valuable intangible asset and a key source of national competitive advantage in todays knowledge economy. The authorspioneers in the fieldpresent extensive data and a rigorous conceptual framework to analyze the connections between the global financial crisis and NIC development. Covering the period from 2005 to 2010 across 48 countries, the authors establish a positive correlation between NIC and GDP per capita and consider the impact of NIC investment for short-term recovery and long-term risk control and strategy formulation. Each volume in a series of SpringerBriefs on NIC and the financial crisis provides in-depth coverage of the impact of the crisis, the aftermath, future prospects, and policy implications for a regional cluster. This volume focuses on France, Germany, Ireland, and the United Kingdom"
London: Springer, 2014
330.94 NAT (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boeke, J.H.
New York: Institute of Pacific Relations, 1953
330.991 BOE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>