Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209451 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irmawati Ummi Masitha
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
"Rumah sakit sebagai unit usaha yang menghasilkan suatu jasa harus memperhatikan persediaan obat, barang atau peralatan yang dibutuhkan dalam memproduksi jasa tersebut. Rumah sakit Pertamina Jaya mempunyai kurang lebih 2800 item obat dan jumlah obat antibiotik kurang lebih 380 item. Karena banyaknya item yang digunakan maka penelitian ini dibatasi untuk golongan obat antbiotik saja. Obat antibiotik ini merupakan salah satu persediaan farmasi yang utama karena obat golongan ini sering dipakai untuk mengobati penyakit infeksi. Penelitian dilakukan pada Sub Unit Apotik Rumah Sakit Pertamina Jaya tentang pengendalian persediaan obat antibiotik dengan menggunakan metode analisis ABC, EOQ dan ROP periode Januari ? Maret 2008. Persediaan obat antibiotik di analisis dengan metode ABC serta melakukan perhitungan EOQ dan ROP. Hasil pengelompokkan analisis ABC untuk obat antibiotik kelompok A mempunyai nilai investasi sebesar Rp. 207.932.656 (80,11%) dari total investasi obat antibiotik. Kelompok B mempunyai nilai investasi sebesar Rp. 41.149.237 (15,85%) dari total investasi obat antibiotik. Sedangkan kelompok C mempunyai nilai investasi sebesar Rp. 10.461.233 (4,03%) dari total investasi obat antibiotik.
Berdasarkan hasil yang telah dihitung, untuk 11 item obat yang termasuk dalam kelompok A didapatkan jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) yang bervariasi mulai dari 11-1045 unit untuk setiap kali pesan, untuk obat kelompok B mulai dari 1-691 unit untuk sekali pesan sedangkan untuk obat kelompok C mulai dari 1-15 unit. Jumlah kuantitas pesan ekonomis yang diperoleh tersebut bila ingin diterapkan perlu banyak penyesuaian.
Untuk perhitungan ROP obat kelompok A didapatkan titik pesan kembali untuk obat antibiotik yang bervariasi mulai dari 4-473 unit, obat kelompok B mulai dari 1-263 unit sedangkan obat kelompok C mulai dari 1-45 unit. Untuk kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan, model ROP ini dapat dikombinasikan dengan Safety Stock.
Dengan penelitian ini diharapkan manajemen farmasi terutama sub unit apotik dapat lebih memperhatikan pemakaian obat dan dapat melakukan perencanaan pemesanan obat yang tepat dan memakai dasar perhitungan yang ada seperti data pemakaian periode lalu, sisa stok dan kecenderungan pola penyakit. Dengan melakukan proses pencatatan yang baik, melakukan pengelompokkan obat dengan analisis ABC, melakukan perhitungan EOQ dan ROP, manajemen apotik dapat mengendalikan persediaan obat terutama obat antibiotik sehingga meminimalisir terjadinya kekosongan obat."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S5259
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulastri
"Untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) di gudang farmasi dan jumlah persediaan obat berkurang terus menerus maka perlu menentukan batas minimal pemesanan (ROP) dan jumlah stock pengaman (buffer stock) selama masa tenggang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Cara pengambilan data adalah wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen dengan jumlah sampel 332 item.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengklasifikasian obat antibiotik berdasarkan pemakaian yaitu fast moving sebanyak 41 item (12,35%), moderate sebanyak 65 item (19,58% ) dan slow moving sebanyak 226 (68,07%) dari total 332 item obat antibiotik.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah buffer stock dan Reorder Point (ROP) untuk kelompok fast moving, moderate dan slow moving obat antibiotik di RS Haji bervariasi dan menunjukkan angka dibawah standar ideal.
Untuk itu diharapkan jumlah buffer stock dan ROP di unit gudang RS Haji dapat ditingkatkan lagi untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) sehingga pelayanan dapat terpenuhi tepat waktu dan sesuai kebutuhan.

To prevent a stock out fast decresing in drug stock in pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta, it needs to determine ROP and buffer stock the lead time.
This research uses qualitative and quantitative, Information was obstained from indep interview, observasion and dokumen review with a total sample of 332 antibiotics item.
The results showed that the classification based on the use of antibiotic drugs fast moving (40 items), moderate (66 items) and slow moving (226 items) from the total 332 antibiotic items.
Base on the calculation, the amount of buffer stock and ROP for fast, moderate and slow moving antibiotics are still under the ideal standard.
Therefore, it needs to increase the number of buffer stock ang ROP in the pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta in order to give a good pharmaceutical service to the patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maisa Rasyida Pancaputri
"Rumah Sakit memiliki fungsi utama dalam menyelenggarakan kesehatan yang peripurna melalui usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan farmasi merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang bermutu. Penelitian ini membahas mengenai perencanaan dan pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), dan Min-Max Analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian obat pada tahap perencanaan di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra belum belum optimal. Penghitungan perencanaan obat masih manual menggunakan metode konsumsi. Analisis ABC menunjukkan bahwa dari 764 jenis obat di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra, 96,15% jenis obat kelompok A menghabiskan 69,85% biaya obat. Obat kelompok B yakni 12,30% jenis obat menghabiskan 20,09% biaya obat, dan obat kelompok C dengan 81,54% jenis obat menghabiskan 10,05% biaya obat. Hasil analisis EOQ, RO), Min-Max Analysis untuk obat kelompok "A" menunjukkan hasil yang bervariasi mulai dari 1-37 unit obat, 1-241 unit obat, 1-372 unit obat, dan 1-532 unit obat. Hasil penghitungan analisis ABC, EOQ, ROP, dan Max-Min Analysis dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra.

Hospital has main function to held plenary health through promotion, prevention, curative, and rehabilitative. Pharmacy service is inseparable part from health service system oriented to the patient service and quality drug supply. This research examine about supply control using ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), and Min-Max Analysis.
Result from this research shows that drugs control at the planning stage in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation still not optimal. Drugs planning calculation has been done manually using consumption method. ABC analysis shows that from 764 types of drugs in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation, 96.15% type A of drugs spend 69.85% drugs cost. Drugs type B, that is 12.30% spend 20.09% drugs cost, and drugs type C with 81.54% types of drugs spend 10.05% drugs cost. Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), Min-Max Analysis result group ?A? shows vary results start from 1-37 drugs unit, 1-241 drugs unit, 1-372 drugs unit, and 1-532 drugs unit. Calculation result from ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), dan Max-Min Analysis are expected can be used as consideration in conducting drugs supply supervision and control in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yunita Kartika Sari
"Klinik Insani memiliki permasalahan mengenai pengelolaan obat yaitu kekosongan stok obat, stok obat yang berlebih, dan obat yang kedaluwarsa. Hal ini menyebabkan pengeluaran klinik untuk pembelian obat cito menjadi lebih tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan metode pengendalian persediaan obat di Klinik Insani dengan metode analisis matriks ABC-VEN, economic order quantity (EOQ), dan reorder point (ROP) untuk memastikan jumlah stok yang cukup dan menentukan prioritas pengawasan terhadap obat. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dilakukan retrospektif diperoleh dari data pemakaian obat selama satu tahun dan data lainnya di Instalasi Farmasi Klinik Insani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 kelompok obat berdasarkan analisis nilai kritis dan nilai investasi (analisis matriks ABC -VEN) yaitu kelompok AV (3 item); kelompok BV (11 item); kelompok CV (43 item); kelompok AE (79 item); kelompok BE (73 item); kelompok CE (195 item); kelompok AN (12 item); kelompok BN (13 item); dan kelompok CN (46 item). Perhitungan EOQ pada penelitia memiliki nilai bervariasi, nilai EOQ terendah berada pada satuan pembelian 1 box/botol dan nilai EOQ tertinggi berada pada satuan pembelian 258 tube. Perhitungan ROP menghasilkan titik pemesanan kembali yang memiliki nilai bervariasi, titik terkecil ROP berada pada nilai 0 dari berbagai macam bentuk sediaan dan titik tertinggi ROP berada pada nilai 4216 tablet (43 box). Klinik Insani perlu menerapkan suatu sistem informasi manajemen dengan metode pengendalian analisis matriks ABC-VEN, EOQ dan ROP untuk prioritas pengawasan, menghindari terjadinya permasalahan seperti stockout dan overstock dengan biaya anggaran pengadaan yang minimal.

Insani Clinic has problems regarding drug management, the problem of drug stock vacancies, excess drug stocks, and expired drugs. This causes clinic expenses to purchase drugs by cito to be. For this reason, it is necessary to apply the method of controlling drug inventory at the Insani Clinic with the ABC-VEN matrix analysis method, economic order quantity (EOQ), and reorder point (ROP) ) to ensure sufficient stock quantities and determine drug control priorities. Data collection using secondary data was carried out retrospectively, obtained from data on drug use for one year and other data at the Insani Clinical Pharmacy Installation. The results showed that there were 9 groups of drugs based on critical value and investment value (ABC-VEN matrix analysis), namely AV group (3 items); BV group (11 items); CV group (43 items); AE group (79 items); BE group (73 items); CE group (195 items); group AN (12 items); BN group (13 items); and the CN group (46 items). The EOQ calculation in the study resulted in the number of economical orders that had varied values, the lowest EOQ value was in the purchase unit of 1 box/bottle and the highest EOQ value was in the purchase unit of 258 tubes. The reorder point (ROP) based on calculations has varying values, the smallest point of ROP is at a value of 0 from various dosage forms and the highest point of ROP is at a value of 4216 tablets (43 boxes). The Clinic needs to implement a management information system with the ABC-VEN, EOQ and ROP matrix analysis control methods for monitoring priorities, avoiding problems such as stockouts and overstocks with minimal procurement budget costs. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedicta Dwi Ariyanti
"Rumah sakit memiliki fungsi utama yaitu menyelenggarakan kesehatan yang paripurna melalui usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan farmasi merupakan kegiatan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang bermutu. Pada data pemakaian obat pada tahun 2011 didapat total investasi RS untuk pembelian obat antibiotik sebesar Rp. 1.866.502.206 dan terjadi kekosongan pada persediaan obat sehingga pemberian obat kepada pasien tidak tepat jumlah. Penelitian ini menggunakan analisis ABC untuk mengetahui pengelompokan obat berdasarkan katagori A, B dan C serta perhitungan EOQ dan ROP. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen, kuesioner dan wawancara mendalam kepada informan.
Hasil penelitian ini menunjukkan obat kelompok A terdiri dari 11 item obat dengan persentase sebesar 4,25 % dari total obat dengan nilai investasi Rp. 876.329.723. Pada kelompok B terdiri 96 item obat dengan persentase 37, 07 % dari total obat dengan nilai investasi Rp. 785.005.348. Sedangkan sisanya, 152 item obat dengan persentase 58, 68 % dari total obat dengan nilai investasi Rp. 205.166.955 merupakan kelompok C. Sedangkan perhitungan ekonomis pada kelompok A didapat bervariasi antara 3 hingga 67 unit untuk sekali pesan. Sedangkan ROP untuk obat kelompok A indeks kritis didapat titik pesan kembali untuk obat antibiotik bervariasi dari 9 hingga 126 unit. Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan obat (stock out), maka ROP dapat dikombinasikan dengan safety stock. Dari hasil penelitian, rumah sakit melakukan analisis ABC untuk mengetahui kelompok obat sehingga dapat dilakukan pengawasan yang ketat.

The hospital has a main function that is held through a joint plenary health promotive, preventive, curative and rehabilitative. Pharmacy services are an integral part of the activities of the health care system-oriented health services and the provision of patient care quality medicines. On drug consumption in 2011 obtained a total investment of RS to purchase antibiotics Rp. 1,866,502,206 and a vacancy occurs on the drug supply so that application of the drug is not appropriate number. This study uses ABC analysis to determine the classification of drugs based on category A, B and C as well as the calculation of EOQ and ROP. Results was collected through document review, questionnaires and interview the informant.
The results of this study showed the drug group A consisted of 11 items with a percentage of the drug is 4.25% of the total drugs with an investment of Rp. 876.329.723. In group B, comprised 96 items with a percentage of 37,07% of the total drugs with an investment of Rp. 785.005.348. In group C have 152 items with a percentage of the drug 58,68% of the total drug with an investment of Rp. 205.166.955. While the economic calculations in group A gained varies between 3 and 67 units for a single message. While the ROP for the drug group A critical indices obtained reorder point for antibiotics varies from 9 to 126 units. To anticipate stock out, then the ROP can be combined with the safety stock. From the research, hospitals ABC analysis to determine the drug so it can be done surveillance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Zakiyah Arifah
"Persediaan obat yang tidak sesuai selama ini mengakibatkan Klinik Medifarma mengalami kekurangan atau kelebihan stok sehingga menyebabkan kerugian, baik secara biaya maupun pelayanan karena menurunnya kualitas dari pelayanan apabila obat yang diresepkan oleh dokter tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai klasifikasi obat dengan menggunakan Analisis Matriks ABC-VEN, perhitungan jumlah efektif dan waktu yang tepat obat dengan perhitungan EOQ dan ROP. Pengumpulan data dilakukan dengan metode deskriptif observasional dan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder pada tahun 2019. Hasil penelitian menunjukan terdapat 9 kelompok obat kelompok AV (33 item); kelompok BV (29 item); kelompok CV (44 item); kelompok AE (67 item); kelompok BE (78 item); kelompok CE (284 item); kelompok AN (7 item); kelompok BN (21 item); dan kelompok CN (105 item). Untuk meningkatkan keuntungan dan efisiensi persediaan obat dapat juga melakukan perhitungan dengan metode EOQ dan ROP. Berdasarkan perhitungan EOQ untuk jumlah pemesanan efektif untuk 628 obat tersebut bervariasi mulai dari 1-34 box, 1-18 tube, dan 1-15 botol. Berdasarkan perhitungan ROP untuk waktu pemesanan kembali sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh waktu tunggu dari setiap obat yang berbeda-beda. Pengendalian persediaan ini penting untuk dilakukan guna menjaga keseimbangan antara kebutuhan persediaan dan kebutuhan permintaan.

Inaccurate drug supply has resulted in Medifarma Clinic experiencing a shortage or excess stock, causing losses, both in terms of costs and services, as the drugs prescribed by doctors are not available, resulting in a decline in service quality. The purpose of this research is to analyze various drug classifications using the ABC-VEN Matrix Analysis, and also to calculate the effective amount and timing of drugs using the EOQ and ROP calculations. The data were collected by using a descriptive observational method and a cross-sectional study design. Data were collected retrospectively using secondary data obtained from 2019. The study reveals that there were 9 groups of drugs in the AV group (33 items); BV group (29 items); CV group (44 items); AE group (67 items); BE group (78 items); the CE group (284 items); AN group (7 items); BN group (21 items); and the CN group (105 items). To increase the profit and efficiency of drug supplies, calculations can also be made using the EOQ and ROP methods. Based on the EOQ calculation, the effective order quantities for the 628 drugs varied from 1-34 boxes, 1-18 tubes, and 1-15 bottles. Based on the calculation of ROP for reordering time varies widely, this is influenced by the lead time of each different drug. Inventory control is necessary for keeping a balance between supply and demand needs."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70501
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Nur Zuliani
"Biaya pemakaian obat di Indonesia mencapai 39% dari biaya kesehatan, variasi obat yang luas menyebabkan banyaknya obat-obatan yang tidak berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kelompok obat antibiotik dengan nilai investasi dan pemakaian tinggi, sedang dan rendah, mengetahui tingkat kekritisan obat serta pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh dokter-dokter yang terlibat dalam peresepan dan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen dan studi kepustakaan. Dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis di dapatkan kelompok A sebanyak 12 item. Pada kelompok B terdapat 84 item, sedangkan item obat pada kelompok C berjumlah 176 item. Pengendalian pada kelompok A Indeks Kritis dilakukan dengan menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) dan Reroder Poin (ROP).

Medicine Cost in Indonesia reaches 39% of health cost. The purpose of this research to describe high, medium and low investation and use antibiotic medicine group, know medicine critical level and stock control with ABC Critical Index analysis. Method used in this research is quantitative descriptive. Primary data was gotten from questionnaire filled by doctors involved in medicine preparation and secondary data was gotten from analyzed document and literature study with ABC Critical Index analysis reached 12 items in Group A. These are 84 items in group B and there are 176 items in group C. Controlling in group A, Critical Index Analysis is done with Economic Order Quantity (EOQ) Model and Reorder Point (ROP) Model."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>