Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aziza Aulia Irfa
"Prevalensi penyakit kardiovaskular di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Riskesdas 2007 yaitu 8,1% untuk penyakit jantung dan 12,5? untuk penyakit stroke. Prevalensi ini melebihi prevalensi nasional yaitu 7,2% untuk penyakit jantung dan 8,3? untuk penyakit stroke. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pendeteksian dini, salah satunya melalui skoring risiko kardiovaskular. Melihat belum adanya penelitian yang membahas prevalensi dan analisis risiko penyakit kardiovaskular berdasarkan data Riskesdas 2007, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi dan risiko kardiovaskular pada penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan melakukan analisis risiko berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta. Kriteria sampel yaitu responden yang berusia ≥ 25 tahun, total sampel yang dianalisis yaitu 8548 responden.
Hasil penelitian mendapatkan prevalensi penyakit kardiovaskular pada penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta yaitu 12,5%. Persentase penyakit kardiovaskular tertinggi pada responden perempuan (13,5%), usia ≥60 tahun (21,3%), cerai mati (20,3%), tidak sekolah (20,3%), tidak bekerja (20,3%), mantan perokok (20%), aktivitas fisik ringan (17,5%), sering mengkonsumsi makanan berlemak atau jeroan (16,4%), penderita DM (33,2%), hipertensi tingkat 3 (19,7%), dan IMT ≥30 (14%). Berdasarkan analisis risiko penyakit kardiovaskular, penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar masih berisiko rendah penyakit kardiovaskular dengan persentase 50,2%, diikuti berisiko tinggi dengan persentase 23,6% dan berisiko sedang dengan persentase 22,6%.

Prevalence of cardiovascular disease in Province of DKI Jakarta based on National Basic Health Research 2007 were 8,1% for heart disease and 12,5? for stroke. These prevalence were higher than national prevalence, 7,2% for heart disease and 8,3? for stroke. Cardiovascular disease could be prevented by early detection, for example by scoring risk of cardiovascular disease. Purpose of this study was to describe prevalence and risk of cardiovascular disease in adults of DKI Jakarta. This study used cross sectional design and analyzed risk of cardiovascular disease adopted by Jakarta Cardiovascular Score. Criteria of sample were respondents aged ≥ 25 years. Total samples analyzed were 8548 respondents.
The result of this study shown prevalence of cardiovascular disease in adults of DKI Jakarta was 12,5%. The highest percentages of cardiovascular disease were women (13,5%), age ≥ 60 years (21,3%), widowed (20,5%), no educational background (20,3%), unemployed (20,3%), ex-smoker (20%), doing light physical activity (17,5%), often consuming high fat meals (16,4%), diabetic (33,2%), hypertension grade 3 (19,7%), and BMI ≥30 (14%). Based on risk of cardiovascular disease 50,2% adults of DKI Jakarta had low risk cardiovascular disease, 23,6% had high risk cardiovascular disease, and 22,6% had medium risk cardiovascular disease."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharti
"Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui determinan diabilitas pada lanjut usia di Indonesia, khususnya mengenai ketidakmampuan melakukan kegiatan membersihkan seluruh tubuh seperti mandi dan mengenakan pakaian, dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan disabilitas pada lanjut usia di Indonesia adalah tempat tinggal, umur, status kawin, pendidikan, penyakit jantung, diabetes, gangguan sendi, hipertensi, merokok, status ekonomi, dan aktifitas fisik.
Faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian disabilitas pada lanjut usia adalah aktifitas fisik. Untuk meningkatkan aktifitas fisik lanjut usia disarankan untuk aktif dalam mengikuti kegiatan kelompok lanjut usia seperti kegiatan olahraga, pertemuan kekeluargaan dan rekreasi.

This research used cross-sectional design that aimed to identify disability determinants in Indonesia, in relation with inability for bathing and dressing, by using Basic Health Research Data in 2007.
The results of study showed that determinants of disability among elderly in Indonesia were urban and rural, age, marital status, education, heart disease, diabetes, musculoskeletal disorders, hypertension, smoking habit, economic status and physical activity.
The most dominant determinants of disability among elderly were lack of physical activity. To increase physical activity is recommended for elderly people active in participating in the elderly group activities such as sports activities, family meetings and recreation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28453
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahayu Pamungkas
"Pneumonia merupakan penyebab kematian balita setelah diare dan selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pneumonia pada balita di 4 (empat) provinsi di wilayah Indonesia timur, yaitu provinsi Papua, Papua Barat, Gorontalo dan NTT dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2007. Data diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 dengan sampel sebanyak 8631 balita. Desain penelitian ini adalah cross sectional study.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pneumonia pada balita di 4 provinsi di wilayah Indonesia timur sebesar 5,7%. Analisis multivariate dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah riwayat terkena campak (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,000), pengeluaran per kapita (p=0,018).

Pneumonia is the cause of death of children under five years old after diarrhea and always be on the list of 10 diseases that exist in the largest health care facility. This study aims to determine risk factors of pneumonia for children under five years old in the 4 (four) provinces in eastern Indonesia, namely the province of Papua, West Papua, Gorontalo and NTT by using data Riskesdas 2007. Sample size was 8631 infants were obtain from Indonesia Primary Health Research in 2007. This study design is cross sectional study.
The results showed that the proportion of pneumonia in children under five years old in four provinces in eastern Indonesia at 5.7%. Multivariate analysis with multiple logistic regression showed that variables significantly associated with incidence of pneumonia in children under five years old is a history of measles (p = 0.000), maternal employment (p = 0.000), expenditures per capita (p=0,018).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Pujiati
"Pendahuluan, Obesitas merupakan masalah epidemic global diseluruh dunia. dan memperlihatkan kecendrungan yang meningkat secara tajam. Prevalensi nasional obesitas di Indonesia sebesar 19,1% dan 18,8% diantaranya adalah obesitas sentral. Obesitas sentral memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penyakit degenartif dan kematian. Obesitas sentral dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko tersebut dapat berkembang sesuai dengan karakteristik masyarakat dan kondisi ekonomi setempat. Sampai saat ini, penelitian mengenai faktor risiko yang berpengaruh di kota maupun kabupaten masih tergolong langka. Metode penelitian, Disain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Data penelitian adalah data sekunder Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yang diambil dari 440 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Unit analisa yang digunakan adalah penduduk usia dewasa dengan rentang umur 20 sampai 64 tahun sebanyak 448.352 individu. Analisa data yang digunakan adalah analisa Regresi Logistik Ganda untuk mendapatkan model prediksi dan nilai OR dilanjutkan dengan uji interaksi multivariat terhadap variabel status kota berdasarkan pertimbangan logika substantif.
Hasil penelitian, Prevalensi nasional obesitas sentral populasi dewasa sebesar 23,9%. Dengan prevalensi kota 29,5% dan kabupaten 20,5%. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap obesitas sentral dalam model prediksi akhir adalah status kota (OR 1,519) umur (OR 3,314), jenis kelamin (4,480), pendidikan (OR 0,870), aktifitas fisik (OR 1,181), energy total (OR 1,960), Konsumsi karbohidrat (OR 0.860), konsumsi lemak (0,976), perokok (OR 0,616), mantan perokok (0,976) dan alcohol (OR 1,674). Setelah dilakukan uji interaksi terhadap status kota ditemukan bahwa lima variable memiliki interaksi yang bermakna yaitu umur, pendidikan, perokok, karbohidrat dan lemak terhadap status kota. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pengaruh yang berbeda dari kelima variable tersebut di kota dan kabupaten. Sehingga dapat disimpulkan factor risiko obesitas sentral dikota adalah umur diatas 40 tahun (OR 2,309), pendidikan tinggi (OR 1,107) dan karbohidrat berlebih (OR 1,29), sedangkan di kabupaten factor risiko obesitas sentral adalah umur diatas 40 tahun (OR 3,409).

Introduction, the global epidemic of obesity is a problem worldwide. and showed a tendency to increase significantly. National prevalence of obesity in Indonesia amounted to 19.1% and 18.8% of which were abdominal obesity. Abdominal obesity has a worse impact on degenartif disease and death. Abdominal obesity is influenced by various factors. These risk factors can be developed in accordance with the characteristics of the community and local economic conditions. Until recently, research on risk factors that affect the Urban and district is still relatively rare. Research methods, study design used in this study is cross sectional. The research data is secondary data Health Research Association in 2007 which was taken from the 440 districts throughout Indonesia. Unit of analysis used was the adult population with a lifespan of 20 to 64 years were 448 352 individuals. Analysis of the data used is multiple logistic regression analysis to obtain the model prediction and the value of OR followed by a multivariant interaction test variable logic status of the Urban based on substantive considerations.
Results of research, the national prevalence of abdominal obesity 23.9% of the adult population. With a prevalence of 29.5% and 20.5% district. Factors influencing the risk of abdominal obesity in the final prediction model is the status of the Urban (OR 1.519), age (OR 3.314), gender (4.480), education (OR 0.870), physical activity (OR 1.181), total energy (OR 1.960), Consumption of carbohydrates (OR 0860), consumption of fat (0.976), smoking (OR 0.616), exsmokers (0.976) and alcohol (OR 1.674). After interaction test of the status of the Urban found that five variables had a significant interaction such as age, education, smoking, carbohydrate and fat on the status of the city. This indicates that the influence of five variables that are different from those in the cities and counties. It can be concluded in the city's abdominal obesity risk factors are age above 40 years (OR 2.309), higher education (OR 1.107) and an excess of carbohydrates (OR 1.29), while in districts of abdominal obesity risk factors are age above 40 years (OR 3.409).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30837
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lienda Wati
"Di Indonesia, sebagian besar penyebab kematian dikarenakan penyakit infeksi. Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan imunisasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelengkapan imunisasi sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali karena memiliki nilai Odds Ratio tertinggi yaitu 3,61 (95%CI : 1,92-6,78) setelah dikontrol variabel propinsi, kontak dengan media, tempat persalinan dan penolong persalinan. Untuk meningkatkan kelengkapan imunisasi, saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan dapat melakukan temu wicara. Temu wicara yang diberikan meliputi nasehat kehamilan, melahirkan ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI dan imunisasi.

In Indonesian, most of people dead because of infection diseases. Immunization is one of prevention infection disease. This research was conducted in west java and central java to know the completeness of immunization there. This research uses cross sectional design. This research shows that the completeness of immunization is highly affected by variable of ANC ≥ 4 since it has the highest odds ratio which is 3.61 (95%CI: 1.92-6.78) after controlled by several variable which are variable of province, contact with media, birth place and kind of person who helps the birth process. To increase the completeness of immunization, a professional health can give some counseling to pregnant woman who is taking ANC activity. This counseling can be an advice during pregnant phase, a suggestion to use professional health on give birth process, as well as exclusive breastfeeding and immunization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herda Adryani Lidya
"Skripsi ini membahas prevalensi dan determinan hipertensi di propinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Riset Kesehatan Dasar 2007. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain studi cross sectional. Hasil penelitian menemukan prevalensi hipertensi di Prop. Babel tahun 2007 sebesar 39,6%. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan hipertensi (p=0,000; OR=3,749, 95% CI: 2,345 - 5,996); pekerjaan dengan hipertensi (p=0,020; OR=0,591, 95% CI: 0,386 -0,905); kegemukan dengan hipertensi (p=0,000; OR=2,516, 95% CI: 1,594 -3,973); dan diet (pola makan) buah - buahan segar dengan hipertensi (p=0,033; OR=0,618; 95% CI: 0,405 -0,943). Tidak terdapat hubungan yang bermakna pada variabel jenis kelamin, perilaku merokok, aktivitas fisik, diet (pola makan), dan konsumsi alkohol. Prevalensi hipertensi di Prop. Babel dikategorikan tinggi (39,6%). Instansi - instansi kesehatan di Prop. Babel perlu melakukan promosi kesehatan mengenai hipertensi guna meningkatkan awareness masyarakat terhadap hipertensi. Masyarakat perlu memeriksakan tekanan darahnya dan memperhatikan pola makan, aktivitas fisik, berat badan, dan mengubah perilaku merokok untuk melindungi dirinya dari resiko menderita hipertensi.

This thesis discussed about prevalency and determinant of hypertension in Province of Bangka Belitung Archipelago year 2007. The data was secondary data (Riset Kesehatan Dasr 2007). This research was a quantitative research with study design cross sectional. The result of this research found that hypertension prevalency in Prov. Bangka Belitung year 2007 is 39,6%. There were significant relationship between age and hypertension (p=0,000; OR=3,749, 95% CI: 2,345 - 5,996); job and hypertension (p=0,020; OR=0,591, 95% CI: 0,386 -0,905); overweight and hypertension (p=0,000; OR=2,516, 95% CI: 1,594 - 3,973); and diet pattern of fresh fruits and hypertension (p=0,033; OR=0,618; 95% CI: 0,405 - 0,943). There were no significant relationship between gender, smoking behavior, physical activities, diet pattern, and alcohol consumption with hypertension. The prevalency of hypertension in Prov. Bangka Belitung is categorized as high (39,6%). Health institutions in Prov. Bangka Belitung should do health promotion about hypertension to improve community awareness of hypertension. The community need to check their blood pressure, aware about their diet pattern, physical activities and weight, and also change their smoking habit to protect themselves from the risk of hypertension."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Setya Ardiningsih
"Hiperglikemia merupakan masalah di Indonesia yang jumlahnya semakin meningkat dan berdampak pada tingginya angka kematian penduduk. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperglikemia pada orang dewasa di Kota Depok dan Kabupaten Lampung Tengah. Kedua daerah tersebut memiliki prevalensi hiperglikemia cukup tinggi, yaitu sebesar 14.4% di Kota Depok dan 7.7% di Kabupaten Lampung Tengah.
Desain penelitian adalah crossectional menggunakan data penelitian Strategi Nasional mengenai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2010 dengan jumlah sampel 362 orang dewasa.
Analisis data dilaksanakan dengan Regresi Logistik Ganda dan pada permodelan akhir menunjukkan variabel lokasi penelitian (OR=11.9, 95% CI 2.04 – 69.39), tingkat pendidikan (OR= 11.25, 95% CI 1.99 – 63.44), dan asupan lemak (OR=3.44, 95% CI 1.04 – 11.44) memiliki hubungan signifikan terhadap hiperglikemia.
Lokasi penelitian memiliki nilai OR tertinggi sehingga merupakan faktor yang paling dominan terhadap hiperglikemia pada orang dewasa di Kota Depok dan Kabupaten Lampung Tengah. Kemudian terdapat enam variabel perancu (konfounder) yaitu variabel usia, variabel obesitas berdasarkan lingkar pinggang, variabel asupan energi, variabel konsumsi nasi, konsumsi mi, dan konsumsi singkong.

Hyperglycemia is a problem in Indonesia, which is increasing and contributes to the high mortality rate of the population. This study aimed to identify factors associated with hyperglycemia in adults in Depok and Central Lampung regency. Both of these areas have a high prevalence of hyperglycemia, which amounted to 14.4% in Depok and 7.7% in Central Lampung regency.
The study design was cross-sectional study used data on the National Strategy for Communicable Diseases Risk Factors in 2010 with 362 samples of adults.
Data analysis was performed with logistic regression modeling and the result shows the location of the study (OR = 11.9, 95% CI 2.04 - 69.39), educational level (OR = 11.25, 95% CI 1.99 - 63.44), and fat intake (OR = 3.44, 95% CI 1.04 to 11.44) have statistical relationship with hyperglycemia.
Location of the study had the highest OR value that is the most dominant factor for hyperglycemia in adults in Depok and Central Lampung regency. Then there are six confounding variables include age, obesity based on waist circumference, energy intake, rice consumption, noodle consumption, and cassava consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriyatul Arifah
"ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kejadian stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,3? pada tahun 2007 menjadi 12,1? pada tahun 2013. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang mengalami kenaikan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 Tahun di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2007 dan 2013. Penelitian ini merupakan analisis dari Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk provinsi Sulawesi Barat yang berusia ≥ 15 tahun yang berhasil diwawancarai sebagai sampel Riskesdas 2007 dan/atau Riskesdas 2013 dan memiliki data variabel penelitian yang lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada tahun 2007 adalah usia, hipertensi, dan aktivitas fisik sedangkan pada tahun 2013 yaitu usia, hipertensi, obesitas, obesitas sentral dan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Stroke is leading cause of death in Indonesia. According to Riskesdas, prevalence of stroke based on health workers diagnosis in Indonesia has increased from 8,3? in 2007 became 12,1? in 2013. West Sulawesi is one of province that has biggest increasing of stroke prevalence in Indonesia. This study aims to analyze the risk factor that have relationship of stroke cases among population aged ≥ 15 years old in West Sulawesi in 2007 and 2013. This study using cross-sectional design. The participants were member of population of ≥ 15 years old in West Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed that the risk factor that have relationship with stroke cases in 2007 are age, hypertension, and physical activity. In 2013, are age, hypertension, obesity, abdominal obesity, and physical activity."
2016
S65229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Haryanto
"Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Garut mencapat 54,8 per l000 kelahiran hidup pada tahun 2005 dan anglca ini masih jauh diatas AKB Provinsi Jawa Barat (44 per 2000 kelahiran hidup). Rendahnya status kesehatan neonatal di Kabupaten Garut dapat dilihat dari masih banyak ditemukan kasus kematian neonatal dalam tiga tahun temkhir. Tahun 2003 ditemukan ada sebanyak 272 kasus kematian neonatal, dan meningkat pada tahun 2005 menjadi 297 kasus. Penyebab tidak langsung dari kasus kematian neonatal ini adalah karena perilaku masyarakat yang belum mendukung dalam penanganan bayi baru lahir secara adekuat.
Tujuan pcnelitlan ini adalah diketahuinya determinan praktek ibu dalam perawatan neonatal di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2007. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil Survei Data Dasar Kesehatan Bayi Baru Lahir Esensial di Kabupaten Gantt Provinsi Jawa Barat Tahun 2007. Metode penelitian yang digunakan adalah Cross sectional, dengan populasi adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 1-ll bulan yang tinggal menetap di 10 kccamatan di Kabupaten Garut. Sampel berjumlah 577 ot-ang, diambil menggunakan vmetode cluster probability proportionate size.
Hasil penelitian memmjukkan dari 577 ibu, baru 48,5% yang melakukan praktek pcrawatan neonatal baik. Pengetahuan ibu lentang pemwatan neonatal berhubungan dengan praktek ibu dalam perawatan neonatal, dimana ibu bcrpengetahuan baik bepeluang 2,2 kali melakukan praktek perawatan neonatal secara baik dibanding dengan ibu yang berpengetahuan tidak baik, setelah dikontrol penyuluhan oleh tenaga kesehatan, duktmgan keluarga, pendidikan ibu dan pckerjaan ibu (OR = 2,2; 95% Cl = 1,2 ~ 3,7). Dukungan keluarga berhubungan dengan praktek ibu dalam perawatan neonatal, dimana ibu yang mcnilai dukungan keluarganya cukup, berpeluang 1,7 kali melakukan praktek perawatan neonatal sccara baik dibanding dengan ibu yang menilai dukungan kcluarganya kurang, setelah dikontrol oleh pengetahuan ibu, penyuluhan oleh tenaga kesehatan, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu (OR = l,7; 95% Cl = 1,0-3,0).
Oleh karena pcngetahuan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan praktek ibu dalam perawatan neonatal maka disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut uutuk berupaya meningkatkan pengetahuan ibu mclalui pelatihan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi bidan di desa (BdD) dan tokoh masyarakat, sebingga bidan di desa dan tokoh masyarakat terampil dalam menyampaikan intbrmasi tentang perawatan neonatal. Biden di desa perlu meningkatkan kegiatan penyampaian informasi tentang perawatan neonatal yang benar menurut kesehatan dengan lebih memanfaatkan buku KIA dan gambar-gambar dalam lembar balik, pada saat berkunjung ke rumah maupun dilcunjungi para ibu hamil serta ibu nifas dan keluarganya. Kcgiatan pemberian informasi ini agar dilakukan bertahap dan berulang sampai ibu tersebut bcnar-bcnar memahami dan mampu mempralctekkan perawatan neonatal sesuai kesehatan. Bidan di desa juga pcrlu meningkatkan upaya motivasi kepada para ibu hamil dan ibu nifas, agar mereka dapat mengadopsi perilaku sehat untuk diri dan bayinya, melalui kegiatan penyuluhan di posyandu dan di pengajian ibu-ibu.

In Garut District Infant Mortality Rate (IMR) is still low, 54,8_/ 1000 live births in 2005. lt’s higher than Ill/ill in West .lava44 I 1000 live births). The neonatal status in Garut district was still low wich was indicated by high neonatal deaths in the last three years. 'I`he neonatal mortality rate was increased from 272 cases in 2003 to 297 cases in 2005. Indirect causes of neonatal deaths was inadequate newborn care.
The objective of this research is to know the determinants of mother’s pmotico on neonatal sore in Garut district in 2007. This study using data from Baseline Survey of Neonatal Care Essential in Gantt District in 2007. Cross sectional design was used with 577 mothers with babies I-11 months as a sample. Sample design was 2 stages cluster and sample were selected using probability proportionate to size (PPS).
This research showed only 48,5% of mothers practice on neonatal care well. There was a significant relationship between mother’s knowledge and practice on neonatal care after adjusted by education and conselling from health provider, family support. mothers education and motl;or’s worklrlg status. Mothers who had good knowledge about neonatal care had chance 2,2 times to practice well on neonatal care compare to mother with not good of knowledge (OR = 2,2; 95% CI = 1,2-3,7). There was a significant relationship between families support and practice on neonatal care alle: adjusted by mother’s knowledge, education and conselling from health provider, mother‘s education and mother’s working status. Mothers who had enough of families support had chance 1,7 times to practice well on neonatal care compare to mother with not enough families support (OR = l,7; 95% Cl = 1,0-3,0).
Because of mothers knowledge is the most dominant factor significant relationship with practice on neonatal care, suggestions to do like communication skill training, communication, information and education process to increase village midwives’s and community leaders skill ability to give infomation about neonatal care to pregnant women and their ti-smilies, postnatal mother and their families need to be done. information about essential neonatal care, by using Mother and Child books, pictures folds, while health workers visiting mother and her family is important. These activities need to be done repeatedly until mother and her family could adopt and do neonatal care correctly based on health standard. Improve regnant and postnatal women motivation to adopt health behaviour in Posyandu and women religion meeting are very important to be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>