Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti iddriandika Mauda
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haerul
"Menilai risiko pajanan partikulat PM2.5 dilakukan pada pekerja di industri pengolahan batu kapur di Kecamatan Ciampea, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan besar risiko pajanan yang diterima oleh pekerja. Konsentrasi PM2.5 diukur secara langsung pada 12 titik tungku pembakaran di area pembakran dan data pola aktifitas pekerja dikumpulkan dengan kuesioner pada 50 pekerja. Konsentrasi PM2.5 tertinggi tercatat sebesar 1,141 mg/m3 dan terendah 0,065 mg/m3 dari 12 titik lokasi pembakaran. Perhitungan risiko memperlihatkan adanya kelompok berisiko pada kelompok pekerja di area tungku 1-7 (RQ > 1) sedangkan kelompok tidak berisiko lebih dominan pada area tungku 8-12 (RQ < 1). Meskipun konsentrasi PM2.5 masih dibawah nilai NAB Permenakertrans, lamanya aktifitas kerja meningkatkan risiko pada pekerja. Adanya perbedaan risiko disebabkan karena adanya perbedaan jenis bahan bakar yang digunakan pada setiap tungku. Minimalisasi risiko dilakukan dengan mengurangi waktu kontak dengan pemajan bisa dilakukan dengan menggunakan pengendalian administratif dengan cara mengatur lama pekerja per hari (tE) dan per minggu (fE).

Risk analysis of exposure to particulate matter PM2.5 was conducted on a group of workers at a limestone processing industry in the Ciampea District, West Java. This research was aimed to estimate the risk of PM2.5 exposure received by workers. PM2.5 was measured directly on 12 furnace burning point. Meanwhile workers activity pattern was collected using questionnaire to 50 workers. Highest concentration of PM2.5 was recorded at 1,141 mg/m3 and 0,065 lowest among 12 monitoring points. Risk calculation showed that there was risk group in furnace burning point 1-7 (RQ > 1), while the no-risk group was more dominant in the furnace burning point 8-12 (RQ <1). Although recorded PM2.5 concentration was lower than Permenakertrans threshold limit value, duration of working will increase the risk to workers health. Difference of risk value between each furnace area is caused kind of fuel used and type of fuel. Minimization of risk can be conducted by decreasing time of contact, administrative control by setting time of working per day or per week."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Sawitri Vanani
"PT Multistrada Arah Sarana, Tbk sebagai perusahaan penghasil ban mempunyai salah satu area produksi yang mengeluarkan suhu yang cukup panas yaitu area produksi Departemen Curing. Area curing adalah bagian produksi yang melakukan pemasakan ban setengah jadi (green tire) menjadi ban jadi. Pada saat proses tersebut dibutuhkan suhu dengan panas rata-rata 200°C, sejumlah tekanan dan waktu tertentu. Proses pemasakan ini menggunakan operator manusia dalam mengoperasikan mesin. Adanya interaksi antara manusia dan mesin tentunya memberikan efek pada manusia. Pada area produksi ini salah satu hazard (bahaya) yang terasa adalah pajanan panas lingkungan kepada pekerja, oleh karena itu penulis ingin mengetahui gambaran tekanan panas dan keluhan subyektif pekerja dibagian Curing.
Penelitian ini menggunakan metode observasional, dengan pendekatan cross sectional, dan bersifat kualitatif. Variabel yang di amati adalah kondisi cuaca kerja dan panas metabolisme yang akan menggambarkan tekanan panas yang dialami pekerja. Lalu di ikuti dengan pengumpulan data primer dengan kuesioner yang akan menggambarkan keluhan pekerja pada waktu yang sama Nilai Indeks Suhu Bola Basah rata-rata yang terdapat pada area Curing adalah 29,89°C.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi tekanan panas pada area Curing, karena nilai ISBB yang terdapat pada area Curing telah melebihi Nilai Ambang Batas sesuai dengan standar yaitu Kep-51/Men/1999. Tekanan panas dan keluhan subyektif pada bagian Curing, seyogyanya dilakukan sistem ventilasi yang lebih memadai, evaluasi program aklimatisasi pada pekerja sehingga dapat meminimalkan dampak tekanan panas pada pekerja serta lebih mengoptimalkan fasilitas-fasilitas untuk mengurangi dampak panas seperti ruangan dingin sebagai tempat istirahat para pekerja, penyediaan air minum yang lebih sering untuk pekerja, serta pelatihan-pelatihan mengenai bekerja di lingkungan panas dan dampak tekanan panas pada pekerja."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah Handayani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26549
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Puspita
"ABSTRAK
Pekerja di pabrik pembuatan gong Bogor berisiko mengalami tekanan panas yang berasal dari tungku pembakaran. Tujuan dari penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran keluhan kesehatan akibat tekanan panas. Penelitian dilakukan pada 18 pekerja dengan desain studi deskriptif cross-sectional pada bulan Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan indeks WBGT di ruang produksi melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan dan pekerja mengalami tekanan panas. Keluhan paling dominan yang dirasakan pekerja yaitu banyak berkeringat, cepat haus dan lelah, tidak nyaman dalam bekerja, kulit terasa panas, dan kulit terasa perih kemerahan. Pabrik disarankan memperbaiki lingkungan kerja untuk meminimalisasi keluhan kesehatan dan risiko gangguan kesehatan akibat tekanan panas.

ABSTRACT
Employees of gong factory in Bogor had a risk to experience heat stress from furnace. The aim of this study is to obtain an explanation of health complaint due to heat stress. The subject of the study were 18 employees, and the method used was cross-sectional descriptive study on July 2016. The study found that WBGT index in production area exceeded threshold value, therefore the employees experienced heat stress. The most dominant complaint from the employees were easily getting perspire, thirsty, tired, uncomfortable in working, hot skin, and sore skin redness. The factory was suggested to improve a better work environment to minimize health complaint and risk of heat-related illness."
2016
S63466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Adrianto
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26601
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tabita Majiah
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran keluhan subyektif akibat pajanan tekanan panas pada pekerja kebersihan PT X mitra kerja PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Suralaya (PT IP Suralaya) tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 22 orang. Data primer dikumpulkan dengan melakukan pengukuran iklim kerja, pengukuran berat badan dan tinggi badan serta penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam keluhan dirasakan oleh >50% responden yaitu banyak mengeluarkan keringat (100%), merasa cepat haus (90,9%), kulit terasa panas (86,4%), lemas (63,6%), merasa cepat lelah (59,1%) dan merasa tidak nyaman dalam bekerja (59,1%) serta sebanyak 13 (59,1%) responden mengalami kejadian tekanan panas. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya pengendalian bagi PT IP Suralaya yaitu memperbaiki exhaust di Mezanine unit 5 dan 7, meningkatkan pengawasan secara berkala, melakukan komunikasi dan promosi bahaya tekanan panas serta melakukan pengukuran iklim kerja secara rutin. Sedangkan bagi PT X yaitu memastikan air minum selalu tersedia, menyediakan air minum bersuhu antara 10°C-15°C dan rotasi pekerja yang berusia ≥40 tahun serta saran bagi pekerja PT X yaitu mengganti konsumsi kopi sesaat sebelum memulai bekerja dengan konsumsi 2 gelas air mineral dan 1 gelas air mineral setiap 15-20 menit sekali ketika bekerja di tempat panas.

The objective of the study is to describe the overview of subjective complaints due to heat stress exposure felt by cleaning service of PT X partner of PT Indonesia Power Suralaya Generating Business Unit (PT IP Suralaya) in 2014. This study used a cross-sectional method which samples are 22 people. Primary data were collected by measuring work climate, measurement of sample's weight and height, as well as questionnaires. The study showed that six complaints that felt by >50% are sweating (100%), feeling thirsty gradually (90.9%), skin feels hot (86.4%), feeling tired (59.1%), and feel uncomfortable while working (59.1%) and 13 respondents (59.1 %) experience heat stress. Therefore, some controls that can be undertaken by PT IP Suralaya are fix the exhaust in Mezanine unit 5 and 7, increased periodic inspections, hazard communication programs and measurements of work climate. Other controls that can be undertaken by PT X are ensure the availability of drink water, provide drink water which temperature between 10°C-15°C, and rotating worker. Besides, the workers should avoid the consumption of coffee immediately before start working, as well as drink 2 glasses and a glass of mineral water every 15-20 minutes while working in hot areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfahtun Ni`mah
"Debu batu kapur dihasilkan oleh kegiatan penambangan batu kapur, salah satunya adalah PM2,5. Paparan PM2,5 dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan keterkaitan PM2,5 dengan penurunan fungsi paru pada pekerja. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan teknik total sampling 30 pekerja. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk wawancara, Dusttrak II TSI untuk mengukur konsentrasi PM2.5 dan spirometri untuk mengukur fungsi paru-paru. Berdasarkan hasil penelitian, nilai konsentrasi PM2.5 tertinggi adalah 987 μg / m3 dan terendah 14 μg / m3. Hasil analisis menggunakan Chi-square diperoleh korelasi antara penggunaan alat pelindung diri dengan gangguan fungsi paru-paru (p = 0,000). Selanjutnya, hasil menggunakan uji eksak Fisher, ada korelasi antara konsentrasi PM2,5 dan penurunan fungsi paru (p = 0,002) dan tahun kerja dengan penurunan fungsi paru (p = 0,000). Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan analisis risiko kesehatan lingkungan untuk memperkirakan berdasarkan asupan.

Limestone dust is produced by limestone mining activities, one of which is PM2,5. Exposure to PM2,5 can cause a decrease in lung function. The purpose of this study was to determine the relationship of PM2.5 linkages with decreased lung function in workers. This study uses a cross-sectional study with a total sampling technique of 30 workers. The instruments in this study used questionnaires for interviews, Dusttrak II TSI to measure PM2.5 concentrations and spirometry to measure lung function. Based on the results of the study, the highest PM2.5 concentration values ​​were 987 μg / m3 and the lowest was 14 μg / m3. The results of the analysis using Chi-square obtained a correlation between the use of personal protective equipment with impaired lung function (p = 0,000). Furthermore, the results using Fisher's exact test, there is a correlation between PM2.5 concentration and decreased lung function (p = 0.002) and years of work with decreased lung function (p = 0,000). Further research is needed by using environmental health risk analysis to estimate based on intake."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Mansyur
"ABSTRAK
Pekerja di pabrik pembuatan tempe di Desa Citeureup beresiko mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders yang berasal dari proses kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keluhan Musculoskeletal Disorders. Penelitian dilakukan pada 15 pekerja di 3 tempat dengan desain studi deskripstif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan proses kerja pembuatan tempe di Desa Citereup mempunyai tingkat risiko ergonomi yang cukup tinggi. Dari 10 (sepuluh) Terdapat 4 (empat) aktivitas yang mempunyai tingkat risiko tinggi. Keluhan paling dominan yang dirasakan pekerja yaitu pegal-pegal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan postur tubuh kerja untuk meminimalisasi keluhan Musculoskletal Disorders dan faktor risiko ergonomi.

ABSTRACT
Workers of tempe factory in Desa Citeureup had a risk to experience musculoskeletal disorders complaints that derived from the process of working. The aim of this study is to obtain a description of musculoskeletal disorders complaints. The subject of the study was 15 workers in three places, and the method used was observational descriptive study with cross-sectional design. The result showed that the process of working in the manufacture of tempe have high level of ergonomics risk. There were 4 (four) activities from 10 (ten) that have high risk level. The most dominant complaints most dominant from the workers were stiff. The factory was suggested to improve body posture to minimize musculoskletal disorders complaints and ergonomic risk factor."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>