Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Fitriasih
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26756
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26826
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
N. Shelly Cahyadi
"Karies gigi merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak terutama kelompok usia 12 tahun; kelompok usia ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan saat terjadinya transisi pergantian gigi susu ke gigi tetap. Hasil penelitian Evaluasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah untuk murid SD kelas 5 dan 6 di wilayah DKI Jakarta, prevalensi karies gigi cendrung meningkat dari 89.60% pada tahun 1988 menjadi 93.72% pada tahun 1996, namun demikian angka rata-rata anak yang mengalami karies gigi ( DMF-T) sedikit menurun dari 2.98 gigi menjadi 2.66 gigi. Dari kunjungan murid-murid SD ke Balai Pengobatan Gigi Puskesmas selama 3 tahun terakhir ini, proporsi karies gigi dan kelanjutannya tampaknya masih menduduki porsi tertinggi ( 75.88% - 78.75%) dibandingkan penyakit gigi dan mulut lainnya.
Tujuan daripenelitian ini untuk memperoleh informasi tentang hubungan faktor-faktor dengan status karies gigi anak SD; jenis disain penelitian adalah 'Analyzed cross sectional'. Lokasi penelitian di 106 SD dari 112 SD yang ada di kecamatan Tanjung Priok. Sampel yang diteliti adalah murid SD kelas 6 yang diambil secara 'systematic random sampling" sehingga diperoleh sejumlah 443 anak. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner wawancara untuk factor-faktor demografi, pola konsumsi makanan anak sehari-hari ( food recall 3 kali) disertai kebiasaan sikat giginya; disamping itu juga dilakukan pemeriksaan gigi. Data kemudian diolah secara statistik mulai dari analisis univariat, bivariat sampai multivariat yaitu dengan multipel regresi linier dan multipel regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi karies gigi ( DMF-T) anak SD kelas 6 di kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara 70.9% dengan rata-rata angka pengalaman karies 1.657 ± 1.487 gigi per anak; dan komposisi 'decayed" sebesar 61.3% , ?missing? 4.5%, dan tilled' 5.1% . Hasil model akhir menunjukkan, bahwa terjadinya karies gigi ( DMF-T) 43.78% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebagai. berikut yaitu OHI-S, frekuensi sikat gigi yang secara bersamaan harus diimbangi dengan ketepatan waktu sikat gigi, dan bentuk molar satu bawah yang secara bersamaan harus diimbangi dengan jumlah karbohidrat lekat. yang dimakan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan . setiap penambahan 5 gram konsumsi karbohidrat lekat, kemungkinan akan meningkatkan karies gigi 3%. Juga ada interaksi frekuensi sikat gigi sikat gigi kurang dan- waktu sikat gigi tidak tepat dengan jumlah karbohidrat lekat yang dimakan; dimana dengan jumlah minimal karbohidrat lekat yang dimakan sebesar 8.85 gram per hari mempunyai resiko terjadinya karies gigi 2.08 kali; jumlah karbohidrat yang dimakan maksimal yaitu 98.10 gram temyata dapat meningkatkan resiko karies sebesar 235.40 kali. Dan ada hubungan sebab akibat antara bentuk molar satu bawah dengan terjadinya karies gigi, ini mungkin disebabkan karena gigi tersebut tumbuh lebih dahulu yaitu pada usia 6-7 tahun; pembentukan benih gigi dengan anatomi yang tidak normal sudah terjadi pada masa janin berusia 5 minggu dalam kandungan dan ada hubungannya dengan keturunan dan rasnya ; selain itu juga adanya pengaruh gravitasi sehingga sisa makanan lebih banyak mengumpul pada gigi rahang bawah tersebut.
Disarankan program penyuluhan oleh team UKGS ditingkatkan yang isinya mengubah pola kebiasaan sikat gigi anak yaitu dari sebelum makan dan sambil mandi menjadi sesudah makan dan minimal sikat gigi dua kali yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Disamping itu untuk menanggulangi masalah bentuk anatomi gigi molar satu bawah, dapat dilanjutkan pelaksanaan penambalan fissure sealant maupun tumpatan baru 'Atraumatic Restorative Treatment'.

Factors Related To Dental Caries Status Of The Sixth Grade Primary School Children In Tanjung Priok Subdistrict Of Northern Jakarta, 1997.Dental caries is a disease affecting children especifically 12 years old ; this age group needs special attention since the transition from the deciduous dentition to the permanent dentition occured in this age group. The evaluation study of School Dental Health Programs for 5th and 6th grades in the Jakarta , shows an increase in dental caries prevalence from 89.60 % in 1988 to 93.72% in 1996; the average DMFT figures however, went down from 2.98 to 2.66 teeth in the same period. Proportionally, dental caries and its sequela still in the first rank compared to other oral diseases in primary school children who were treated at the Health Centre Services.
The aims of the study is to obtain information on the relation between determinant factors and dental caries in primary school children; with an "Analyzed Cross Sectional" design. The study was done in 106 primary school out of 112 Primary school in the subdistrict of Tanjung Priok. The study sample comprises 6th grades through a "systematic random Sampling ", Total sample was 443 children. Data was obtained by questioners for demographic factors, daily food consumption patterns ( 3 times food recall ) and tooth brushing habits. Apart from that, dental examination was carried out. The data was statistically processed, from univariat, bivariat and multivariat analysis with multiple linear regression and multiple logistic regression.
The results show a dental caries prevalence ( DMF-T) of 70,9 % of 6 grades in the Tanjung Priok subdistrict with average of 1,657 ± 1.487 caries teeth; encompassing 61.3% decayed, 4.5% missing and 5.1% filled teeth. The latest model indicates that the 43.78% dental caries rate (DMF-T) may be explained by, independent variables : Oral Hygiene Index Simplify, frequency of brushing , shape of lower first molar, all of which have to be balanced by the amount of consumed " sticky" carbohydrate consumption may increase dental caries by 3 %. Interaction were found between good frequency of tooth brushing and incorrect brushing times, between insufficient frequency of tooth brushing and correct brushing times, between insufficient frequency of tooth brushing and incorrect brushing times. The latest interaction show that with the amount of sticky carbohydrate consumed, in which a minimum of 8.85 grams of sticky carbohydrates daily, caries risks will increase 2.08 times; a maximum of 98.10 gram will increase caries risks with 235.40 times. A cause and effect relationship between lower first molar anatomical shape and dental caries is presumably caused by the fact that the tooth in question is a the first permanent element to erupt, which is around 6-7 years of age, by tooth formation with abnormal anatomy would already occur at 5 weeks of intrauterine life and had a relationship with heredity and race, in addition to influence of gravitation causing much more food rests to accumulation teeth of the lower jaw.
It is suggested that school dental health education be improved to change the child's tooth brushing habits from "before meals" and "during bath" to "after meals" and a minimum of two times daily, which is after breakfast and before retiring at night. To cope with the problem of the anatomical shape of the lower first molar, fissure sealants and Aritmatic Restorative Treatment fillings may be employed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samiyah Nida Al Kautsar
"Latar belakang: Kejadian malnutrisi pada anak dapat terjadi karena mengonsumsi makanan yang tidak beragam sehingga asupan zat gizi tidak adekuat (UNICEF,2020). (UNICEF, 2020). Keragaman konsumsi pangan yang tinggi berhubungan dengan rendahnya kejadian stunting dan underweight pada balita (Modjadji et al., 2020). Keragaman konsumsi pangan tersebut mengacu pada peningkatan konsumsi berbagai jenis kelompok bahan makanan yang dapat memenuhi zat gizi untuk kesehatan yang optimal. Kualitas gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keberagaman asupan makanan yang dikonsumsi.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keragaman konsumsi pangan anak dan faktor dominan terhadap keragaman konsumsi pangan pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara tahun 2023.
Metode: desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 188 anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok selama bulan Juni 2023. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan di tiga kelurahan terpilih, yaitu Kelurahan Kebon Bawang, Kelurahan Sunter Jaya, dan Kelurahan Warakas. Skor keragaman konsumsi pangan diambil menggunakan food recall 1x24 jam berdasarkan 9 kelompok pangan dan dikategorikan menjadi tidak beragam (< 5 kelompok pangan) dan (≥ 5 kelompok pangan). Analisis penelitian ini menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda.
Hasil: Hasil penelitian menggunakan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ayah (p value = 0,022) dengan keragaman konsumsi pangan anak, pengetahuan gizi ibu/pengasuh (p value = 0,036) dengan keragaman konsumsi pangan anak, dan ketahanan pangan (p value = 0,030) dengan keragaman konsumsi pangan anak. Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa status pekerjaan ayah merupakan faktor dominan dari keragaman konsumsi pangan anak (OR = 67,5).
Kesimpulan: Status pekerjaan ayah menjadi faktor dominan keragaman konsumsi pangan anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara tahun 2023

Background: Malnutrition in children can occur due to consuming foods that are not diverse, so the intake of nutrients is not adequate (UNICEF, 2020). A high diversity of food consumption is associated with a lower incidence of stunting and underweight in toddlers (Modjadji et al., 2020). Diversity in food consumption refers to increased consumption of various types of food groups that can fulfill nutrients for optimal health. Nutritional quality and completeness of nutrients are influenced by the diversity of food intake consumed.
Objective: To find out the factors related to the dietary diversity of children's and the dominant factors on the dietary diversity of food consumption in children aged 24-59 months in Tanjung Priok District, North Jakarta in 2023.
Method: The method of this research is cross-sectional with a sample size of 188 children aged 24- 59 months in Tanjung Priok District during June 2023. The sampling technique used was simple random sampling. The research was conducted in three selected subdistricts, namely Kebon Bawang Subdistrict, Sunter Jaya Subdistrict, and Warakas Subdistrict. Food consumption diversity scores were taken using a 1x24 hour food recall based on 9 food groups and categorized into non-diverse (< 5 food groups) and (≥ 5 food groups). The analysis of this study used the chi-square test and multiple logistic regression tests.
Results: The results of the study showed that there was a significant relationship between the father's employment status (p value = 0.022) and the diversity of children's food consumption, the nutritional knowledge of mothers/caregivers (p value = 0.036) with the diversity of children's food consumption, and food security (p value = 0.030) with the diversity of children's food consumption. The results of multiple logistic regression analysis showed that the father's employment status was the dominant factor in the diversity of children's food consumption (OR = 67,5).
Conclusion: Father's employment status is the dominant factor in the diversity of food consumption for children aged 24- 59 months in Tanjung Priok District, North Jakarta in 2023.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurulhuda Arfiyani
"Pemberian ASI yang tidak optimal memberi andil terhadap terjadinya 45% kematian akibat infeksi neonatal, 30% kematian akibat diare dan 18% akibat infeksi saluran napas pada balita. Di negara berkembang, sekitar seperempat sampai setengah dari kematian di tahun pertama kehidupan terjadi dalam minggu pertama kelahiran. Banyak intervensi yang dapat meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir dengan biaya yang relatif rendah dan layak untuk diimplementasikan, salah satunya adalah pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif pada minggu pertama kelahiran.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada tujuh hari pertama kelahiran di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara. Desain penelitian adalah cross sectional dengan sampel penelitian 79 responden. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia tujuh hari di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada satu pun hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif pada tujuh hari pertama kelahiran dengan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, IMD, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan.

An Unoptimized ways of breastfeeding have played the role in 45% baby mortality of neonatal infection, 30% mortality of diarrhea and 18% mortality of respiratory tract infection. In developing countries, more than 25% mortality within one year lifespan occur in the first week of birth. There are so many ways of intervention that could increase the health and surviving chance of the newbornn with relatively inexpexsive method, which are also very much worth to be implemented. Early Initiation of Breastfeeding and Exclusive breastfeed within first week of birth are those methods mentioned above.
The objective of this research is understanding the factors of giving exclusive breastfeed within first seven days of birth in North Jakarta Kecamatan Tanjung Priok Public Health Center area. Design of this research is cross sectional with 79 respondents research sample. The population is mothers with seven days old baby within the said hospital area.
The result of the research conclude that there are not even one significant relation between giving exclusive breastfeed within first seven days of birth with age, education, occupation, parity, knowledge, Early Initiate Of Breastfeeding, spouse's support and medical attendant’s support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enik Sulistyowati
"Kesegaran jasmani merupakan salah satu tolok ukur kesehatan masyarakat. Manurut Pocock (1987: 131) kondisi kesegaran jasmani seseorang ditentukan oleh beberapa komponen yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan (health related fitness). Orang usia lanjut mengalami penurunan komponen-komponen kesegaran jasmani.
Komponen kesegaran jasmani yang paling penting adalah daya tahan kardiorespirasi yang ditunjukkan oleh nilai V02 max. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992 ; 3) V02 max yang baik akan diperoleh dengan status gizi dan kesehatan yang baik disamping latihan fisik teratur. Hasil penelitian Astrand dan Rodahl (1986: 344) ditemukan bahwa V02 max laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Perbedaan ini disebabkan perbedaan massa lemak.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang V02 max orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 dan hubungannya dengan faktor-faktor dalam dirinya yang meliputi karakteristik individu, status gizi dan status kesehatan.
Penelitian ini menggunakan rancangan belah lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder. Data diambil dari rekaman hasil pemeriksaan kesehatan dan kesegaran Jasmani orang usia lanjut binaan puskesmas yang dilakukan oleh Balai Kesehatan dan Olahraga Masyarakat (BKOM) pada bulan Agustus - September 1998. Sampel dari penelitian ini adalah orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta yang berumur diatas 55 tahun dan berhasfl dilakukan pengukuran V02 max.
Dari hasil penelitian diketahui orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 yang mempunyai VO2 max kurang sebesar 70,4%. Proporsi orang usia lanjut perempuan (79,3%) jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Rata-rata IMT orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 adalah 23,8. Rata-rata ini lebih tinggi dibandingkan orang usia lanjut di 12 kota di Indonesia tahun 1996. Rata-rata PLT orang usia lanjut perempuan 20,74 % dan laki-laki 15,87 %. Orang usia lanjut yang menderita kelainan fisik hanya 28,5%. Kelainan fisik yang diderita sebagian besar adalah jantung ringan yaitu 24,7%.
Penelitian ini menemukan tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin dan status kesehatan dengan V02 max. Sedangkan yang berhubungan dengan V02 max adalah status gizi menurut IMT dan status gizi menurut PLT. Berdasarkan pertimbangan statistik serta kemudahan dan kepraktisan cara pengukuran maka yang terpilih adalah variabel status gizi menurut IMT.
Nilai OR untuk orang usia lanjut yang berstatus gizi kurus tingkat ringan adalah 0,2538 ( 95%CI=0,1145-0,5625), untuk status gizi gemuk tingkat ringan 1,8368 (95%CI=1,0713-3,1497) dan untuk status gizi gemuk tingkat berat 5,2001 (95%CI=2,4221-11,73). Sebagai kelompok pembanding orang usia lanjut yang berstatus gizi normal. Dalam analisis ini mengabaikan variabel aktivitas fisik.
Penelitian ini menyarankan orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta 1998 yang mempunyai status gizi gemuk harus berupaya menurunkan berat badannya dengan cara olahraga dan mengurangi konsumsi makanan terutama sumber energi. Nilai V02 max orang usia lanjut perlu ditingkatkan, dengan cara peningkatkan pembinaan olahraga bagi orang usia lanjut. Untuk melengkapi basil penelitain ini, perlu dilakukan penelitain lebih lanjut dengan menganalisis semua faktor yang berhubungan dengan V02 max prang usia lanjut.

Factors Related to Maximum Oxygen Volume of Fostered Elderly People by Health Centers in Jakarta 1998Physical fitness is one of the indicators of public health. According to Polack (1987:131) the condition of physical fitness is determined by several components that closely related to the health (health related fitness). The elderly tend to experience the decreasing of their physical fitness.
The most important component of physical fitness is the cardiorespiratory endurance as indicated by maximum oxygen volume. As stated by Departement of Education and Culture (1992:13), a good maximum oxygen volume is influenced by nutrition status and health as well as physical practice regularly. The result of Astrand and Rodahl's research (1986 : 344) found that maximum oxygen volume in men was relatively higher than in women. It was caused by the difference of body fat mass.
The purpose of this research is to obtain information of maximum oxygen volume of fostered elderly people by health centers in Jakarta 1998 and its relation to the internal factors which including individual characteristic, nutrition and health status.
The research used cross sectional design. The data used was secondary data. The data was taken from the result of health examination and physical fitness of fostered elderly people by health centers in Jakarta, conducted by the institution of Public Health and Sport in Agust to September 1998. The samples were fostered elderly people by health centers in Jakarta with aged of up to 55 years and had maximum oxygen volume measurement.
This research found that low maximum oxygen volume of the elderly people is 70,4%. The proportion in women (79,3%) is relatively high than in man. The average of body mass index is 23,8. This is higher than the elderly people of the other 12 towns in Indonesia 1996. The average body fat of the female elderly people is 20,74 % and male is 15,87%. The elderly with physical handicap is only 28,5%. Many of them had heart disease of 24,7%.
There is no relation between age, sex and health status with maximum oxygen volume. Factors related to maximum oxygen volume are nutrition status according to body mass index and body fat. Based on statistical analysis and practical measurement consideration, the chosen variable is nutrition status according to body mass index.
Odds ratio of the elderly people with mild thinness is 0,2538 (95% CI = 0,11145-0,5625). The elderly people with mild overweight is 1,8368 (95 % CI = 1,0713-3,1497) while those with severe overweight is 5,2001 (95 % CI = 2,4221 - 11,73). The analysis used the elderly people with normal nutrition status as comparative group. This analysis neglected the variable of physical activity.
The founding of the research suggest that fostered elderly people by health centers in Jakarta 1998 who had overweight should decrease their weight through sport and decrease food consumption particulary the food of energy source. The value of maximum oxygen volume of the elderly people is needed to increase, by increasing sport maintenance for them. Finally to develop the result of this research , the follow up research is needed by analyzing all factors related to maximum oxygen volume of the elderly people.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuni
"Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Osteopenia atau berkurangnya densitas (kepadatan) tulang merupakan prediktor awal akan terjadinya osteoporosis (keropos tulang) di waktu yang akan datang. Penyebab osteopenia salah satunya adalah karena kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan. Kebiasaan makan pada diet vegetarian (tidak mengkonsumsi daging hewani) berbeda dengan kebiasaan makan masyarakat pada umumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran osteopenia dan faktor? faktor yang berhubungan dengan osteopenia pada kelompok vegetarian umur 20-35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Faktor?faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah osteopenia (variabel dependen), umur, jenis kelamin, IMT (Indeks Massa Tubuh), pengetahuan tentang osteoporosis, jenis vegetarian, lama vegetarian, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, konsumsi makanan sumber kalsium, konsumsi susu dan hasil olahannya, konsumsi kacang-kacangan dan hasil olahannya, konsumsi sayuran dan buah-buahan konsumsi kafein, konsumsi alcohol dan konsumsi suplemen.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, FFQ, pengukuran tinggi badan dan berat badan serta pemeriksaan tulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi osteopenia pada kelompok vegetarian umur 20-35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira Jakarta Barat sebesar 34,5 %. Faktor-faktor yang berhubungan dengan osteopenia adalah jenis kelamin dan pengetahuan. Faktor-faktor yang tidak berhubungan secara signifikan adalah umur, IMT (Indeks Massa Tubuh), jenis vegetarian, lama vegetarian, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, konsumsi makanan sumber kalsium, konsumsi susu dan hasil olahannya, konsumsi kacang-kacangan dan hasil olahannya, kebiasaan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, konsumsi kafein, konsumsi alkohol dan konsumsi suplemen. Namun pada penelitian ini, terdapat kecendrungan proporsi osteopenia lebih besar pada IMT < 18 kg/m2, lama vegetarian > 5 tahun, pernah merokok, tidak olah raga, konsumsi sumber kalsium/hari ≤ median (≤ 4,47), tidak mengkonsumsi susu, konsumsi kafein/hari > median (> 0,34), konsumsi alkohol dan tidak mengkonsumsi suplemen.
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan seperti peningkatan pengetahuan secara optimal bagi kelompok vegetarian laki-laki dan perempuan dalam mencegah terjadinya osteopenia dan osteoporosis dikemudian hari, dengan mengkonsumsi makanan sumber kalsium seperti susu dan hasil olahannya, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti susu kedele, sayuran dan buah-buahan. Olah raga yang dianjurkan untuk pencegahan osteopenia dan osteoporosis adalah olah raga dengan pembebanan (weight-bearing exercises) 3-5 kali seminggu selama 30-45 menit, dilakukan pagi hari di luar ruangan (outdoor) yang cukup Vitamin D dari sinar matahari serta batasi konsumsi makanan atau minuman penghambat penyerapan kalsium seperti kafein (teh, kopi, soda), alkohol dan kebiasaan merokok."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rita Nirmaya Dewi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Myta Triendah Astuti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26818
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>