Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1993
S26905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Julius Hotma Baginda
"COVID-19 merupakan penyakit yang telah menjadi pandemi pada tahun 2020. Penyakit ini dinyatakan sebagai pandemi karena menjadi wabah yang sangat luas hingga seluruh dunia terpapar. Dalam usaha penekanan penyebaran penyakit COVID-19, banyak peneliti yang menerapkan deep learning untuk mendeteksi penyakit ini. Convolutional Neural Network(CNN) merupakan jenis deep learning yang paling banyak digunakan untuk usaha mengklasifikasi citra X-ray paru-paru. Algoritma yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan deep learning dengan model CNN ResNet152v2 dengan Python untuk bahasa pemrogramannya serta Keras Tensorflow sebagai API. penelitian ini melakukan beberapa ekperimen untuk meningkatkan akurasi dan performa dengan memvariasikan dataset serta parameter seperti epoch, batch size, optimizer. Performa terbaik didapatkan dengan pengaturan parameter pada jumlah dataset 3000, epoch 15, batch size 16, dan optimizer Nadam dengan nilai akurasi hingga 96%. Hasil akurasi ini merupakan peningkatan yang didapatkan penelitian terdahulu yang menggunakan model VGG16 dengan akurasi hingga 92%.

COVID-19 is a disease that has become a pandemic in 2020. This disease is declared a pandemic because it is an epidemic that is so widespread that the entire world is exposed. In an effort to suppress the spread of the COVID-19 disease, many researchers have applied deep learning to detect this disease. Convolutional Neural Network (CNN) is a type of deep learning that is most widely used to classify X-ray images of the lungs. The algorithm developed in this study uses deep learning with the CNN ResNet152v2 model with Python for the programming language and Keras Tensorflow as the API. This study conducted several experiments to improve accuracy and performance by varying the dataset and parameters such as epoch, batch size, optimizer. The best performance is obtained by setting parameters on the number of datasets 3000, epoch 15, batch size 16, and optimizer Nadam with an accuracy up to 96%. The result of this accuracy is an improvement obtained from previous studies using the VGG16 model with an accuracy of up to 92%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Yohana
"ABSTRAK
Dalam komunikasi radio, diperlukan suatu teknik modulasi yang dapat mengefisiensikan daya dan mengkompensasi pelebarau bandwidth Serta menghasilkan suatu sistem dengan bit error ra (BER) yang kecil. Teknik modulasi yang tepat untuk ketentuan tersebut adalah teknik modulasi kode trellis atau trellis code modulalion (TCM). yaitu teknik modulasi yang mengintegrasikan pengkodean dengan moduIasi_
Agar dapat dihasilkan unjuk kerja sistem yang baik, TCM didesain dengan menggunakan consfrafn length yang panjang. Namun desain tersebut dapat meningkatkan kompleksitas dalam pendekodean. Untuk itu digunakanlah dekoder T-algorfrhm yang dapat mengurangi kompleksitas dekoder Vilerbi algorirhm dalam mendekodekan sinyal pada terminal pcnerima. Dengan dekoder T-algorirhm, TCM dapat didesain dengan menggunakan constrain lenglh yang panjaug tanpa meningkatkan komplelcsitas pendekodean.
Dalam skripsi ini akan dibahas unjuk kerja lrcllis coded quadramre phase shy?
keying (TC-QPSK) dengan dekoder T-algorithm pada kanal fading Rayleigh. Metode yang digunakan untuk menghitung unjuk kerja TC-QPSK ini adalali dengan menggunakan exact bound, karena dengan menggunakan exam bound memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding dengan menggunakan pendekatan Chernnf bound.

"
2001
S39880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Deviani
"Simple-O merupakan sistem penilaian esai otomatis yang menerapkan algoritma Latent Semantic Analysis (LSA). Simple-O dalam penilaian hasilnya menggunakan metode pembobotan. Sebagai sistem penilaian esai otomatis, tentu saja Simple-O diharapkan agar hasil penilaiannya mirip dengan hasil penilaian secara manual (Human Raters). Metode pembobotan awal yang diterapkan pada Simple-O masih memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu pada skripsi kali ini akan diimplementasikan empat belas metode pembobotan (kombinasi tujuh pembobotan lokal dan dua pembobotan global) pada Simple-O dan hasilnya akan dilakukan analisa agar dapat ditentukan metode pembobotan yang mana yang paling cocok diterapkan di Simple-O. Metode pembobotan biner tanpa bobot lokal sejauh ini memiliki kemiripan yang paling tinggi dengan human raters dengan selisih perbedaan dengan human raters 9.255 poin.

Simple-O is an automated essay grading system that complies the Latent Semantic Analysis (LSA) algorithm. Simple-O uses word weighting method in the assessment of the results. As an automated essay grading system, the assessment system in Simple-O is supposedly similar with the manual assessment (human raters). The original Simple-O weighting method still have some flaws, therefore, on this thesis will be implemented fourteen word weighting methods (the combination of seven local weightings and two global weightings) and all of the results will be analyzed to determine which weighting method have the best result to be implemented in Simple-O. Binary weighting method so far have the highest similarity with the manual assessment with the differences by 9.255 point. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Eka Setiawan
"Komunikasi real-time merupakan komunikasi yang dilakukan tanpa adanya waktu transmisi yang signifikan. VoIP dan video telephony merupakan beberapa teknologi komunikasi real-time dimana aliran media dilewatkan dalam jaringan IP. webRTC sebagai teknologi baru, membawa teknologi seperti VoIP dan Video Telephony ke dalam web. Untuk menjamin keamanan data yang dikirimkan, webRTC mengharuskan implementasi dengan menggunakan enkripsi. Namun, RTP yang merupakan protokol komunikasi real-time, tidak menggunakan enkripsi dalam implementasinya sehingga perlu penggunaan protokol yang lebih aman yaitu SRTP. SRTP menggunakan kunci simetris untuk melakukan enkripsi data dalam komunikasi real-time. SRTP menggunakan DTLS untuk melakukan manajemen kunci, pertukaran kunci dan autentikasi. DTLS menggunakan sertifikat digital dan mekanisme tanda tangan digital dalam skema autentikasinya. Kriptografi dengan kunci asimetris diimplementasikan pada skema autentikasi DTLS. Dua algoritma yang pada umumnya digunakan untuk melakukan autentikasi tersebut adalah RSA dan ECDSA. Pendekatan perhitungan antara kedua algoritma tersebut berbeda. RSA menggunakan faktorisasi bilangan prima yang besar sedangkan ECDSA menggunakan perhitugnan pada kurva eliptis. Perbedaan tersebut menghasilkan parameter komputasi yang berbeda. Dalam tulisan ini dilakukan perbandingan algoritma RSA dan ECDSA dalam hal penggunaan sumber daya dan implikasinya dalam webRTC. Tulisan ini menggunakan dua pendekatan dalam percobaan perbandingan. Pendekatan pertama melakukan komputasi langsung dalam sebuah perangkat untuk melihat penggunaan sumber daya yang diperlukan. Perdekatan kedua dilakukan dalam sistem panggilan video sehingga perbedaan terlihat dalam implementasi webRTC. Dari hasil pengujian pada dua pendekatan tersebut, didapatkan bahwa RSA memiliki peningkatan kebutuhan sumber daya dan waktu penyelesaian autentikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ECDSA. Rasio waktu CPU ECDSA terhadap RSA terus berkurang seiring peningkatan tingkat keamanan. Rasio menurun dari 0.2 menjadi 0,0002 pada pembuatan kunci, 2,6 menjadi 0,01 pada pembuatan signature, dan 62,0 menjadi 0,02 pada verifikasi signature untuk tingkat keamanan 80 dan 256. Alokasi memori RSA mendekati sepuluh kali lipat dibandingkan ECDSA pada tingkat keamanan 256 dan diprediksi meningkat seiring meningkatnya tingkat keamanan. Besar kunci yang digunakan mempengaruhi besar sertifikat dan verifikasi yang kirimkan. DTLS dengan maximum transmission unit sebesar 1500 byte memerlukan mekanisme fragmentasi untuk mengirimkan keseluruhan informasi. RSA dengan panjang kunci 15360 bit mengirimkan tiga puluh fragmen untuk sertifikat dan lima belas fragmen untuk verifikasi yang mempengaruhi waktu penyelesaian DTLS.Komunikasi real-time merupakan komunikasi yang dilakukan tanpa adanya waktu transmisi yang signifikan. VoIP dan video telephony merupakan beberapa teknologi komunikasi real-time dimana aliran media dilewatkan dalam jaringan IP. webRTC sebagai teknologi baru, membawa teknologi seperti VoIP dan Video Telephony ke dalam web. Untuk menjamin keamanan data yang dikirimkan, webRTC mengharuskan implementasi dengan menggunakan enkripsi. Namun, RTP yang merupakan protokol komunikasi real-time, tidak menggunakan enkripsi dalam implementasinya sehingga perlu penggunaan protokol yang lebih aman yaitu SRTP. SRTP menggunakan kunci simetris untuk melakukan enkripsi data dalam komunikasi real-time. SRTP menggunakan DTLS untuk melakukan manajemen kunci, pertukaran kunci dan autentikasi. DTLS menggunakan sertifikat digital dan mekanisme tanda tangan digital dalam skema autentikasinya. Kriptografi dengan kunci asimetris diimplementasikan pada skema autentikasi DTLS. Dua algoritma yang pada umumnya digunakan untuk melakukan autentikasi tersebut adalah RSA dan ECDSA. Pendekatan perhitungan antara kedua algoritma tersebut berbeda. RSA menggunakan faktorisasi bilangan prima yang besar sedangkan ECDSA menggunakan perhitugnan pada kurva eliptis. Perbedaan tersebut menghasilkan parameter komputasi yang berbeda. Dalam tulisan ini dilakukan perbandingan algoritma RSA dan ECDSA dalam hal penggunaan sumber daya dan implikasinya dalam webRTC. Tulisan ini menggunakan dua pendekatan dalam percobaan perbandingan. Pendekatan pertama melakukan komputasi langsung dalam sebuah perangkat untuk melihat penggunaan sumber daya yang diperlukan. Perdekatan kedua dilakukan dalam sistem panggilan video sehingga perbedaan terlihat dalam implementasi webRTC. Dari hasil pengujian pada dua pendekatan tersebut, didapatkan bahwa RSA memiliki peningkatan kebutuhan sumber daya dan waktu penyelesaian autentikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ECDSA. Rasio waktu CPU ECDSA terhadap RSA terus berkurang seiring peningkatan tingkat keamanan. Rasio menurun dari 0.2 menjadi 0,0002 pada pembuatan kunci, 2,6 menjadi 0,01 pada pembuatan signature, dan 62,0 menjadi 0,02 pada verifikasi signature untuk tingkat keamanan 80 dan 256. Alokasi memori RSA mendekati sepuluh kali lipat dibandingkan ECDSA pada tingkat keamanan 256 dan diprediksi meningkat seiring meningkatnya tingkat keamanan. Besar kunci yang digunakan mempengaruhi besar sertifikat dan verifikasi yang kirimkan. DTLS dengan maximum transmission unit sebesar 1500 byte memerlukan mekanisme fragmentasi untuk mengirimkan keseluruhan informasi. RSA dengan panjang kunci 15360 bit mengirimkan tiga puluh fragmen untuk sertifikat dan lima belas fragmen untuk verifikasi yang mempengaruhi waktu penyelesaian DTLS.

Real time communication RTC is a communication type without any significant transmission delay. VoIP and Video Telephony is an example of RTC technology where media streams are passed on IP networks. webRTC as a new technology brings VoIP and Video Telephony technologies into the web. To ensure the security data, webRTC requires implementation with encryption. RTP which is an RTC protocol does not implement encryption, so it needs to use a more secure protocol which is SRTP. SRTP uses symmetric keys to perform data encryption in the RTC. SRTP uses DTLS to perform key management, key exchanges and authentication. DTLS uses digital certificates and digital signature mechanisms to authenticate. Cryptography with asymmetric keys is implemented in the DTLS authentication mechanism. Two commonly used algorithms for authentication are RSA and ECDSA. The calculation approach between those two algorithms is different. RSA uses prime factorization while ECDSA uses elliptical curve computation. These differences produce different computational parameters. In this paper we compare the RSA and ECDSA algorithm in terms of resources and its implication in webRTC. This paper uses two approaches for comparative experiments. The first approach is do direct computing in a device to see the use resources. The second approach is done in a video call system so that differences are seen in webRTC implementation. From the test results in both approaches, it was found that RSA has higher resource requirements and process completion times compared to ECDSA. The ratio for CPU time of ECDSA to RSA continues to decrease as security levels increase. The ratios decreases from 0.2 to 0.0002 in key generation, 2.6 to 0.01 in key generation, and 62.0 to 0.02 in key generation for security levels of 80 and 256. RSA memory allocation approximately ten times higher than ECDSA at 256 security level and predicted to increases with increasing of security level. Size of key affect the size of the certificate and the verification in DTLS. DTLS with a maximum transmission unit of 1500 bytes requires a fragmentation mechanism to send whole information. RSA with a key length of 15360 bits sends thirty fragments for certificates and fifteen fragments for verification which affect DTLS completion time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Suharmanto
"[ABSTRAK
Telah diakukan penelitian guna mendelineasi zona prospek sistem panasbumi Daerah „P‟ menggunakan pemodelan multi dimensi data magnetotelurik terintegrasi data geologi dan geokimia. Daerah panasbumi „P‟ secara fisiografi termasuk pada Busur Banda Dalam tak bergunungapi disusun oleh komplek batuan malihan sekis berumur Perm-Trias. Gejala adanya sistem panasbumi pada daerah penelitian ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa enam mata air panas bersuhu (37-67oC), pH (6-7) dan bertipe klorida-bikarbonat. Pembentukan sistem panasbumi diduga berkaitan dengan aktivitas tektonik kuat akibat tumbukan lempeng Pulau Seram dengan Lempeng Benua Australia (Plate Collision) yang memicu pembentukan batuan intrusi di kedalaman sebagai sumber panas. Guna mengetahui informasi subsurface daerah penelitian, dilakukan survei magnetotelurik. Selanjutnya hasil dari data MT akan diintegrasikan data geologi dan geokimia. Pengolahan data MT dimulai dari time-series data hingga mendapatkan kurva resistivitas-frekuensi dan fase, lalu dilakukan filtering noise, rotasi arah strike dan koreksi static shift untuk mendapatkan kualitas kurva MT baik. Selanjutnya dilakukan pemodelan inversi 1D, 2D dan 3D. Temperatur reservoir diduga sekitar 160-180oC termasuk temperatur sedang. Hasil penelitian ini memperlihatkan lapisan konduktif (<15 Ωm) dengan ketebalan ± 500-1000 m diindikasikan sebagai Clay Cap dari sistem panasbumi. Zona resistivitas tinggi (>300 Ωm) dan berbentuk updome, berada di bawah area kemunculan manifestasi (MAP1, MAP2, MAP3, MAP4, dan MAP5) mengindikasikan heat source berada di utara kemudian menerus ke arah tenggara membentuk updome. Model konseptual terpadu sistem panasbumi dibentuk dari integrasi data geologi, geokimia, dan geofisika. Sistem panasbumi daerah penelitian merupakan hidrotermal heat sweep plate collision dengan temperatur sedang, luas area prospek dan rekomendasi titik pemboran diperkirakan ± 3 km2 di sekitar zona Upflow, potensi sumber daya hipotetik dengan metode volume lump parameter menggunakan binary cycle ± 34 MWe.

ABSTRACT
A study for delineating geothermal system of prospect area “P” has been done by using multi-dimensional modeling of magnetotelluric data. Physiographycally, geothermal prospect of “P” area is located at non-volcanic Banda inner arc hosted by Malihan Sekis rock complex with Perm-Trias age. The existance of geothermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestations in form of 6 chloride-bicarbonate hot springs with temperature in the the range of 37 – 67oC, and pH of 6-7. The development of geothermal system is most probably associated with strong tectonic activity caused by the collision between Seram island plate and Australian plate that ignite the occurence of intrussive body as heat source. In order to know the subsurface information of prospect area, magnetotelluric (MT) survey has been done. The processing of MT data was started from time-series data, continued by noise filtering, rotation of strike orientation and static shift correction to obtain better MT curve. The data were then being inversed by means of 1-Dimensional, 2-Dimensional and 3-Dimensional inversion methods. Reservoir temperature is estimated to be around 160-180 oC and classified as moderate temperature. The result of MT data inversions shows the presence of conductive layer (<15 Ωm) with 500 – 1000 m thickness that is interpreted as clay cap og geothermal system. High resistivity zone (>300 Ωm) with updome shape appears underneath the manifestations occurence (MAP1, MAP2, MAP4, and MAP5), indicating that the heat source is located in northern part and elongate to souteast direction. The conceptual model of geothermal system was built based on integrated interpretation of geological, geochemical and geophysical data. The prospect area and recommendation of drilling location is estimated to be ± 5 km2 around upflow zone. Potential hypothetical resource with volume lump parameters method using binary cycle ± 34 MWe., A study for delineating geothermal system of prospect area “P” has been done by using multi-dimensional modeling of magnetotelluric data. Physiographycally, geothermal prospect of “P” area is located at non-volcanic Banda inner arc hosted by Malihan Sekis rock complex with Perm-Trias age. The existance of geothermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestations in form of 6 chloride-bicarbonate hot springs with temperature in the the range of 37 – 67oC, and pH of 6-7. The development of geothermal system is most probably associated with strong tectonic activity caused by the collision between Seram island plate and Australian plate that ignite the occurence of intrussive body as heat source. In order to know the subsurface information of prospect area, magnetotelluric (MT) survey has been done. The processing of MT data was started from time-series data, continued by noise filtering, rotation of strike orientation and static shift correction to obtain better MT curve. The data were then being inversed by means of 1-Dimensional, 2-Dimensional and 3-Dimensional inversion methods. Reservoir temperature is estimated to be around 160-180 oC and classified as moderate temperature. The result of MT data inversions shows the presence of conductive layer (<15 Ωm) with 500 – 1000 m thickness that is interpreted as clay cap og geothermal system. High resistivity zone (>300 Ωm) with updome shape appears underneath the manifestations occurence (MAP1, MAP2, MAP4, and MAP5), indicating that the heat source is located in northern part and elongate to souteast direction. The conceptual model of geothermal system was built based on integrated interpretation of geological, geochemical and geophysical data. The prospect area and recommendation of drilling location is estimated to be ± 5 km2 around upflow zone. Potential hypothetical resource with volume lump parameters method using binary cycle ± 34 MWe.]"
2015
T43733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Azhar Abdillah
"ABSTRACT
Beberapa tahun kebelakang ini telah terjadi pertumbuhan yang sangat cepat di bidang komunikasi radio dan teknologi nirkabel. Seiring munculnya layanan baru, divais nirkabel, dan peningkatan jumlah data yang ditransmisikan antara sesama pengguna divais nirkabel, maka optimasi sistem komunikasi nirkabel di suatu area geografis sangat dibutuhkan. Salah satu caranya adalah dengan membuat model propagasi gelombang. Skripsi ini membahas model propagasi gelombang radio pada lingkungan microcellular menggunakan metode ray tracing. Metode ray tracing yang berdasarkan geometrical optics GO dan uniform theory of diffraction UTD , digunakan untuk menghitung rugi-rugi lintasan sepanjang jalur tertentu pada lingkungan line-of-sight LOS maupun non-line-of-sight NLOS . Konfigurasi dan parameter yang digunakan bertujuan untuk mengetahui karakteristik propagasi gelombang berdasarkan material pemantul, tinggi antena, lebar jalan, frekuensi karir dan jenis polarisasi yang digunakan. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa frekuensi karir yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai rugi-rugi lintasan, kemudian ketika tinggi antennapemancar meningkat, makabreakpoint meningkat sehingga tingkat atenuasi daya berkurang. Diperoleh path loss exponent pada skenario urban canyon berkisar pada 1.1 hingga 2.1. Diperoleh pula hasil simulasi dengan metode ray tracing pada skenario yang spesifik memiliki kecocokan dengan urban microcellular UMi path loss model. Pada area Nihonbashi diperoleh nilaipath loss exponent pada kisaran 1.5 hingga 2.3 dan pada lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada kisaran 1.3 hingga 2.1.

ABSTRACT
In the past few years there has been a very rapid growth in the field of radio communications and wireless technology. As new services emerge, wireless devices, and an increase in the amount of data transmitted between wireless device users, the optimization of wireless communications systems in a geographical area is needed. One way is to make wave propagation model. This thesis discusses radio wave propagation model in microcellular environment using ray tracing method. The ray tracing method based on geometrical optics GO and uniform theory of diffraction UTD , is used to calculate track losses along certain paths in line of sight LOS and non line of sight NLOS environments. The configuration and parameters used to find out the wave propagation characteristics based on reflector material, antenna height, road width, career frequency and type of polarization used. Based on the simulation result, it is found that the career frequency used has a significant influence on the path loss value, then when the transmitter height increases, the break point increases so that the power attenuation level decreases. It is obtained that the path loss exponent in the urban canyon scenario ranges from 1.1 to 2.1. The simulation results obtained by ray tracing method in a specific scenario have a compability with urban microcellular UMi path loss model. In the Nihonbashi area the path loss exponent value is obtained in the range 1.5 to 2.3 and in the environment of the Faculty of Engineering University of Indonesia in the range of 1.3 to 2.1."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Roza Albareta
"ABSTRAK
Sebuah rancangan prosedur operasional standar POS untuk requirement engineering pada pengembangan perangkat lunak di Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data Subdit IPD , Badan Pusat Statistik BPS , telah dihasilkan. BPS merupakan lembaga pemerintah non kementrian yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan sensus dan survei. POS requirement engineering disusun menggunakan soft system methodology SSM yang telah dimodifikasi dan scrum sebagai metode pengembangannya. Kebutuhan POS dirancang berdasarkan studi literatur, SBOK trade; Guide sebagai referensi best practice, serta penelitian sebelumnya untuk menentukan tahapan proses requirement engineering pada scrum. Wawancara dengan analisis tematik juga dilakukan untuk mengetahui kebutuhan organisasi BPS akan POS requirement engineering. Rancangan POS requirement engineering yang dihasilkan terdiri dari tiga buah POS, yaitu POS Tahap Inisiasi, POS Tahap Pengembangan, dan POS Tahap Perencanaan Iterasi. Konsep POS requirement engineering divalidasi kepada narasumber di Subdit IPD BPS yang telah mengikuti pelatihan pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan metode scrum. Selain itu, hasil rancangan POS juga divalidasi kepada Kepala Subdit IPD BPS dan menunjukkan bahwa rancangan POS dapat diimplementasikan namun memerlukan dukungan pimpinan dalam pelaksanaannya. Hasil rancangan POS requirement engineering ditujukan untuk standarisasi proses requirement engineering pada pengembangan perangat lunak di Subdit IPD BPS. Dengan dihasilkannya rancangan POS requirement engineering ini, diharapkan perangat lunak yang dihasilkan oleh Subdit IPD BPS menjadi berkualitas.

ABSTRACT
A design of Standard Operating Procedure SOP for requirement engineering in software development in Data Processing Integration Subdirectorate Statistics Indonesia was resulted. Statistics Indonesia is non ministerial government institution that is responsible for conducting statistical surveys. SOP for requirement engineering was designed using modified soft systems methodology SSM . Scrum method is used as an approach. The needs of SOP is derived from literature, SBOK trade Guide as best practice, and previous research to determine the process in scrum. Interview with thematic analysis was also conducted to determine the needs of requirement engineering SOP from the organizations. The design of requirement engineering SOP consists of three steps Initiation, Development, and Iteration Planning. Concepts of requirement engineering SOP have been validated to the interviewees in Data Processing Integration Subdirectorate, who have had training software development using scrum. Futhermore, The design of SOP has been validated to the Chief of Data Processing Integration Subdirectorate. The result from validation process show that the design of SOP for requirement engineering can be implemented in Data Processing Integration Subdirectorate, but still need the support from high level management. The result is aimed to standardize the process of requirement engineering in Data Processing Integration Subdirectorate. With this SOP design, software produced by Data Processing Integration Subdirectorate is expected to achieve the quality."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yogie Wisesa
"Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Akan tetapi, kondisi cuaca setiap harinya tidak dapat diprediksi karena pengaruh perubahan iklim yang terjadi. Hujan bisa terjadi kapan saja di musim kemarau dan begitu juga sebaliknya. Hal ini menyebabkan perbedaan suhu di setiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh perubahan suhu dan cuaca terhadap penggunaan listrik di gedung kampus pendidikan khususnya penggunaan pendingin ruangan. Untuk itu dilakukan pemilihan fitur data cuaca menggunakan Pearson Correlation Coefficient (PCC) dan user behaviour modelling dengan menggunakan dua metode yaitu Long Short Term Memory (LSTM) dan penambahan lapisan convolutional neural network (CNN) pada metode LSTM. Setelah dilakukan modelling, maka akan dilakukan prediksi dan akurasinya akan untuk menentukan metode mana yang lebih cocok untuk kasus ini. Metode gabungan CNN-LSTM mendapatkan skor tertinggi dengan skor R2 sebesar 0,83 dan MAE sebesar 136,55. Penggunaan data cuaca terbukti memiliki pengaruh terhadap akurasi model. Meskipun cuaca di Indonesia tidak menentu dan penggunaan pendingin ruangan yang tidak teratur, faktor cuaca seperti rata-rata suhu masih memiliki pengaruh terhadap penggunaan pendingin ruangan di gedung institusi pendidikan.

Indonesia is a tropical country that has two seasons, namely the dry season and the rainy season. However, daily weather conditions cannot be predicted due to the influence of climate change. Rain can occur at any time in the dry season and vice versa. This causes temperature differences on a daily basis. This study aims to analyze the influence of temperature and weather changes on electricity use in educational campus buildings, especially the use of air conditioning. For this reason, weather data will be selected using Pearson Correlation Coefficient (PCC) and user behavior modeling using two methods, namely Long Short Term Memory (LSTM) and the addition of a convolutional neural network (CNN) layer to an LSTM method. After modeling, predictions will be made and the accuracy will be measured to determine which method is more suitable for this case. The combined CNN-LSTM method got the highest score with an R2 score of 0.83 and MAE of 136.55. The use of weather data has proven to have an influence on model accuracy. Although the weather in Indonesia is erratic and the use of air conditioning is unmonitored, weather factors such as average temperature and rain still have an influence on the use of air conditioning in educational institution buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaniasih
"Perpustakaan umum, khusus, universitas, dan sekolah di tingkat nasional maupun daerah didukung dengan beragam profesi dan keahlian di bidang ilmu informasi dan perpustakaan (library and information science / LIS) antara lain pustakawan, peneliti informasi, teknisi komputer, dll. Keahlian mereka sangat penting dalam memberikan layanan bagi masyarakat luas, namun nama dan kemampuan mereka belum banyak dikenal karena tidak tersedianya database kepakaran bidang LIS yang dapat diakses dengan mudah. Di Indonesia database pakar (peneliti dan dosen) sudah banyak dikembangkan namun database pakar LIS khususnya pustakawan belum ada. Makalah ini membahas urgensi dan pentingnya database pakar LIS serta studi kelayakan operasional pengembangan sistem tersebut. Berdasarkan kelayakan operasional, pengembangan database ini dapat mendukung visi dan misi perpustakaan, penting bagi peningkatan eksistensi lembaga perpustakaan, pengelolaan SDM, dan karir individu, serta peluang menciptakan kerjasama dan inovasi baru di dunia informasi dan perpustakaan"
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2013
020 VIS 15:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>