Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sibarani, Evita Marlinang
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1997
S26978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Muzaqi
"IPv6 adalah protokol Internet yang dirancang untuk menggantikan protokol Internet sebelumnya, yaitu IPv4. IPv6 mempunyai lebar pengalamatan 128 bit, sehingga dapat menampung jumlah host lebih banyak dibandingkan IPv4. IPv6 juga memberikan fitur-fitur tambahan seperti autokonfigurasi, header yang efisien dan fleksibel, keamanan yang terintegrasi dan kemampuan mobilitas. IPv4 mendukung 4.249.967.296 (4,294 x 109 x 2564) alamat, dimana tidak cukup dengan perkembangan jumlah host di Internet saat ini. IPv6 mendukung sekitar 3,4 x 1038 (340 undecillion) alamat, atau sekitar 4,3 x 1020 (430 quintillion) alamat per inci persegi di permukaan bumi (Wikipedia). Meskipun IETF telah merekomendasikan IPv6 sebagai protokol Internet pengganti IPv4, namun sampai saat ini belum terlihat implementasi yang signifikan, terutama di Indonesia untuk benar-2 memigrasikan IPv4 ke IPv6. Proyek akhir ini memberikan analisa kelayakan implementasi IPv6 sebagai protokol komunikasi Internet masa depan terkait krisis ruang alamat IPv4. Studi kasus dilakukan pada PT. Excelcomindo Pratama (XL) dan PT. Indo Internet (Indonet), sebagai representasi organisasi yang sudah mengimplementasikan IPv6. Analisa kelayakan ditinjau dari faktor kesiapan infrastruktur, dukungan sistem operasi, ketersediaan aplikasi, regulasi, performa, dan biaya. Faktor performa dan biaya merupakan dua hal yang masih memberikan pertimbangan tersendiri dalam implementasi IPv6.

IPv6 is an Internet protocol which was engineered to replace Internet protocol previously and currently used, which is IPv4. IPv6 has 128-bit addressing space, therefore it can accommodate huge number of hosts more than IPv4. IPv6 provides enhanced features like autoconfiguration, efficient and flexible header, integrated security and mobility. IPv4 supports 4.249.967.296 (4,294 x 109 x 2564) address, which is not sufficient compared to exponential host growth of Internet today. In the other hand, IPv6 supports around 3,4 x 1038 (340 undecillion) address, or nearly 4,3 x 1020 (430 quintillion) address per inch square on earth (Wikipedia). IETF has recommended IPv6 as Internet protocol to replace IPv4, but apparently until now, there is no significant implementation, especially in Indonesia to get IPv6 fully used and migrated to. This final project objective will be giving a feasibility analysis on IPv6 implementation as future Internet communication protocol regarding IPv4 depletion. Case study was conducted at PT. Excelcomindo Pratama (XL) and PT. Indo Internet (Indonet), as organization representation which have implemented IPv6. Feasibility analysis was assessed and seen from 6 factors; infrastructure readiness, operating system support, application availability, regulation, performance, and cost. Performance and cost factors are two most-contributed concerns in implementing IPv6."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3094
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Maruli Tua Edison
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sutedjo Dharma Oetomo
Yogyakarta: Andi, 2003
004.6 BUD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wardhana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Hardiawan
"Protokol modbus merupakan salah satu protokol komunikasi yang digunakan oleh Modicon controller untuk melakukan pertukaran data antar controller dan PC (Personal Computer) atau controler dan controller. Protokol ini memiliki dua bentuk pertukaran data yaitu RTU dan ASCII frame. Pertukaran data dalam protokol modbus mempunyai keamanan data yang baik karena setiap frame menggunakan CRC atau LRC untuk penguji kesalahan. Dengam memiliki kode fungsi hingga 24 instruksi, maka protokol ini dapat diterapkan untuk sistem pengumpul dan pengirim data. Labview (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) adalah sebuah perangkat lunak untuk pengembangan aplikasi (development environment) dengan menggunakan pemrograman secara grafik. Labview dapat digunakan sebagai perangkat lunak untuk berbagai kebutuhan laboratorium atau data akusisi dan aplikasi pengendali. Kemampuan mendukung pertukaran data dengan berbagai perangkat luar, menjadikan labview suatu perangkat lunak yang dapat menganalisan dan menampilkan data dari sistem pengumpul dan pengirim data. Pada tugas akhir ini dirancang dan direalisasikan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak {software} yang berfungsi sebagai sistem pengumpul dan pengirim data. Sistem perangkat keras terdiri dari beberapa modul yang terhubung dalam suatu jaringan multipoint RS-485. Modul yang terhubung dalam jaringan mempunyai fungsi masing-masing seperti DIO (Digital Input Output), ADC (Analog to Digital Converter) dan DAC (Digital to Analog Converter). Kemudian dengan menggunakan modbus sebagai protokol komunikasi, maka direaliasasikan perangkat lunak berbasis Labview untuk menghubungkan antara PC dan sistem pengumpul dan pengirim data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Al Fikri
"Di era saat ini, kepemilikan terhadap informasi strategis dan kemampuan untuk mengelola informasi tersebut secara efektif telah menjadi suatu keunggulan yang signifikan. Berkaca dari pengalaman mengenai serangan terhadap komunikasi strategis di Indonesia diantaranya penyadapan percakapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui jaringan Selular dan penyadapan rumah dinas Presiden Jokowi, kemudian Indonesia menaruh perhatian lebih terhadap keamanan pada sektor ini. Perangkat X adalah salah satu alat komunikasi strategis rahasia yang digunakan di Indonesia. Penggunaan perangkat ini digagas oleh Instansi XYZ. Hingga tahun 2020, telah terdapat 1.284-unit Perangkat X yang digunakan secara luas oleh TNI, POLRI, dan instansi lain yang bersifat strategis di Indonesia. Dalam selang 5 tahun operasional, Instansi XYZ telah melakukan kajian terhadap keamanan algoritma yang digunakan dalam Perangkat X, namun di satu sisi belum pernah dilakukan kajian terhadap keamanan protokol otentikasi dan komunikasi dari perangkat tersebut. Pada peneitian ini dilakukan analisis keamanan protokol komunikasi suara dan otentikasi Perangkat X dengan pendekatan verifikasi formal menggunakan Scyther Tool untuk melengkapi kajian keamanan Perangkat X sebagai salah satu perangkat komunikasi strategis rahasia di Indonesia. Analisis berfokus pada aspek jaminan kerahasiaan informasi dan otentikasi dengan empat kriteria yaitu secrecy, aliveness, synchronization, dan agreement. Hasil percobaan menunjukkan bahwa protokol otentikasi dan komunikasi suara Perangkat X dinilai telah menenuhi kriteria secrecy untuk informasi rahasia yang ditransmisikan namun belum memenuhi kriteria aliveness, synchronization, dan agreement pada beberapa entitas yang terlibat dalam protokol tersebut. Sehingga, protokol otentikasi dan komunikasi suara Perangkat X dapat dikatakan aman berdasarkan aspek kerahasiaan informasi, namun belum aman dilihat dari aspek otentikasi.

In the current era, the ownership of strategic information and the ability to effectively manage it has become a significant advantage. Reflecting on the experience of attacks on strategic communications in Indonesia, including the tapping of President Susilo Bambang Yudhoyono's conversation through the Cellular network and the tapping of President Jokowi's official residence, therefore Indonesia pays more attention to security in this sector. Device X is one of the secret strategic communication tools used in Indonesia. The XYZ Agency initiated the use of this device. Until 2020, there have been 1,284 X Device units widely used by the Army, Police Officer, and other strategic agencies in Indonesia. In 5 years of operation, the XYZ Agency has researched the algorithm security used in Device X, but on the one hand, there has never been a study of the security regarding the authentication and communication protocols of this device. This research aims to make a security analysis of voice communication and authentication protocols of Device X. The research was implemented using Scyther Tool as a formal verification approach. The analysis focuses on aspects of guaranteeing the confidentiality of information and authentication with four criteria, namely secrecy, aliveness, synchronization, and agreement. The experimental results show that the authentication and voice communication protocol of Device X is considered to have satisfied the secrecy criteria for transmitted confidential information but does not satisfy the criteria of aliveness, synchronization, and agreement on several entities involved in the protocol. Thus, the authentication and voice communication protocol of Device X can be claimed to be provably secure based on the confidentiality aspect of information but is not from the authentication aspect."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1997
S26911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ridok
"Keberadaan perangkat lunak sebagai pengontrol suatu sistem, yang termasuk ke dalam kategori sistem tercangkok (embedded system) semakin meningkat, sejalan dengan pemanfaatan komputer dalam berbagai sektor kehidupan. Dalam sistem semacam itu, perangkat lunak ditempatkan pada sebuah atau beberapa komputer yang dihubungkan ke sensor-sensor dan aktuator-aktuator untuk mengontrol perilaku dari lingkungan sistem.
Sistem tercangkok umumnya berinteraksi dengan lingkungannya secara terus-menerus sehingga disebut juga sistem reaktif (reactive system). Rica sistem tersebut diharapkan bereaksi dengan lingkungannya dalam batas waktu yang spesifik, sistem tersebut disebut sistem waktu nyata (real-time system). Contrail sistem terakhir adalah sistem pengatur lampu lalu lintas, sistem pengontrol pembakaran gas, dan pengontrol pintu perlintasan persimpangan rel kereta api dengan jalan raya. Sistem seperti ini harus memenuhi kriteria terpercaya (reliable); dalam arti, untuk menjamin keamanan sistem, waktu respon dari sistem terhadap lingkungannya hams sesuai dengan yang disyaratkan. Kegagalan sebuah sistem dalam merespon lingkungannya dapat menyebabkan terjadinya situasi kritis yang dapat berakibat fatal bagi manusia atau lingkungannya.
Sistem seperti di atas harus dirancang dengan presisi yang cukup tinggi. Penggunaan bahasa alami dalam proses pengembangannya, terutama pada tahap analisis untuk menentukan persyaratan yang dibutuhkan oleh sistem, dapat menimbulkan pemyataan-pemyataan yang ambigu sehingga persyaratan-persyaratan maupun spesifikasi sistem kurang terekspresikan secara akurat.
Salah satu teknik untuk mengembangkan perangkat lunak yang diharapkan memenuhi kriteria terpercaya adalah metoda formal. Terminologi 'metoda formal' menggambarkan suatu deskripsi umum dari penggunaan konsep matematika seperti logika dan teori himpunan untuk menggambarkan spesifikasi dan rancangan perangkat lunak beserta teknik-teknik validasi dan verifikasinya. ide dasar dari metode formal adalah menyediakan bahasa spesifikasi yang tidak ambigu untuk tahap perancangan selama pengembangan sistem sedemikian sehingga rancangan dapat dijustifikasi melalui langkah-langkah pembuktian formal [Franz96]. Bahasa spesifikasi tersebut biasanya terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
Sintaks
Semantik
Himpunan relasi yang mendefinisikan aturan-aturan yang menunjukkan objek-objek yang pantas memenuhi spesifikasi tersebut.
Dengan menggunakan matematika sebagai kerangka dalam perancangan sistem, ide-ide yang ada dapat diformulasikan dengan lebih tepat, sehingga sistem yang lebih terpercaya dapat dihasilkan.
Salah satu formalisasi sistem seperti di atas adalah Duration Calculus (atau disingkat DC) [Zho93, 71-IR91, ZHR92]. DC dikembangkan pertama kali oleh C. Thou, C.AR. Hoare, dan AP. Ravn sekitar tahun 1991. Dalam DC, waktu dimodelkan sebagai bilangan nyata atau real (R), dan keadaan sebuah sistem dimodelkan oleh sejumlah variabel state. Setiap variabel state memiliki nilai Boolean yang direpresentasikan sebagai (0,1). Pada dasamya, variabel state yang bernilai deskrit dapat dimodelkan oleh sekelompok -variabel Boolean. Keadaan sebuah variabel state dari waktu ke waktu dimodelkan oleh sebuah step function dengan domain R dan range {0,1 }. Dengan melakukan integrasi terhadap sebuah step function dalam interval waktu tertentu, kits bisa mendapatkan total durasi di mana variabel state yang dimodelkan oleh fungsi tersebut berada dalam keadaan true (1). Teknik integrasi banyak digunakan dalam DC untuk menggambarkan persyaratan dan rancangan sistem-sistem yang kritis terhadap waktu (time-critical systems), tanpa menyebutkan waktu absolut secara eksplisit. Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen untuk melihat bagaimana metode ini diterapkan untuk masalah aktual, yaitu dengan mencoba melakukan perancangan sistem pada suatu studi kasus."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>