Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yuyun Rani
"Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam kehidupan seorang manusia, dimana pada masa ini individu berada dalam masa transisi antara masa anak-anak dengan masa orang dewasa. Meningkatnya masalah seksualitas remaja seksual remaja berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja itu sendiri. Pada masa remaja karena hormon-hormon seksual sudah berfungsi secara aktif Hal ini menyebabkan secara alamiah remaja mengalami dorongan seksual yang diekspresikan dalam bentuk perilaku seksual.
Perilaku seksual remaja tentulah sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan, mulai dari lingkungan keluarga, kelompok sebaya, sampai dengan media massa, semuanya dapat memiliki peran sebagai sumber informasi bagi remaja. Bila remaja tidak dapat menyeleksi berbagai pengaruh informasi yang kini semakin mudah di akses, akan dapat memancing remaja untuk mengadopsi kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang. Pada akhimya secara akumulatif kebiasaan tersebut mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada perilaku seksual berisiko.
Tujuan dan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor -faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja siswa kelas 2 SMUN di kota Bogor. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pada keluarga, serta kelembagaan dari masyarakat, untuk membina kesehatan reproduksi khususnya perilaku seksual pra nikah.
Jenis penelitian kuntitatif dengan pendekatan cross sectional, populasinya adalah siswa kelas 2 Sekolah Menengah Umum Negeri kota Bogor dengan jumlah sampel 476 siswa. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dengan uji Chi-Square dan multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil analisis bivariat yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis kelamin, pengetahuan kesehatan reproduksi, ketaatan beragama dan media pornografi. Sedangkan hasil analisis multivariat menunjukkan variabel pengetahuan sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku seksual.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan program pendidikan seks atau reproduksi sehat perlu diberikan dikalangan remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah, untuk mendapatkan persepsi yang benar mengenai seks dan seksualitas. Perlu adanya pemahaman agama yang mendalam untuk pengendalian perilaku yang negatif. Selain itu, perlu meningkatkan penyuluhan kesehatan reproduksi melalui orang tua siswa dan peer group agar informasi kesehatan reproduksi menjadi lebih efektif dan tidak terjadi kesalahan dalam persepsi tentang kesehatan reproduksi.

Adolescent period is the most critical period in human life span, a transition from childhood to adult period. The increase of sexual problem among adolescent related to the growth and development of the adolescent period where sexual hormones has actively functioned. This will naturally increase sexual drive among adolescent which is expressed in various sexual activities.
Adolescent sexual behavior is greatly influenced by social environment including family, peer group, and mass media, all play important roles as source of sexual information for adolescent. Without proper filtration, adolescent could easily trapped to adopt unhealthy behavior such as smoking, alcoholic drinking, and drug abuse. These behaviors will cumulatively accelerate the beginning of sexual activity and could lead to risky sexual behavior.
The aim of this study is to obtain information o factors related to sexual behavior among Grade 2 high school student in Bogor city. It is expected that this study could provide relevant information to public, family, and community organization, as to improve the reproductive health aspect of adolescent, particularly pre marital sexual behavior.
This study is a quantitative one with cross sectional design. The population is Grade 2 students of state high schools in Bogor city with sample of 476 students. Data was analyzed using univariate, bivariate using chi square, and multivariate using logistic regression.
The bivariate analysis showed that gender, knowledge on reproductive health, religious piousness, and pornographic media have significant relationship to sexual behavior. The multivariate analysis showed that knowledge is the most dominant variable related to sexual behavior where better knowledge related to heavier sexual activity.
It is suggested to evaluate the on-going sexual and reproductive education among adolescent as to refine the perception on sexuality and its relevant aspect. There is a need to emphasis the religious understanding and activity as to prevent negative unhealthy sexual behavior. There is also a need to improve the effectiveness of reproductive health education and extension through parents and peer group approach to avoid misperception about reproductive health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustri Widaningsih
"Permasalahan remaja semakin Jama dirasakan semakin kompleks dan memprihatinkan Khususnya yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi remaja. Selain berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja itu sendiri, faktor lingkungan sosial dan budaya yang negatif juga merupakan faktor risiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku yang bertsiko terhadap kesehatan dan keselamatan remaja.
Dewasa ini telah terjadi perubahan sejumlah nilai dari tradisional ke nilai yang oleh sebagian masyarakat disebut modern. Hubungan antar bangsa yang menjadi lebih mudah menyebabkan terbawanya budaya dan kebiasaan asing kedalam masyarakat kita. Pengaruh komunikasi-informasi yang begitu cepat dan tanpa hambatan juga mempercepat perubahan ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pandangan perilaku seksual pada remaja antara lain adalah pengawasan dan perhatian orang tua dan keluarga yang semukin longgar, orang tua yang mengizinkan pola pergaulan yang bebas lepas, lingkungan yang semakin permisif, semakin banyaknya hal-hal yang memberikan rangsangan seksual yang sangat mudah dijumpai dan fasilitas yang mendukung untuk itu yang sering kali diberikan oleh Keluarea itu sendirt tanpa disadari.
Tujuan dart penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual tersebut.
Manfaaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikun informasi kepada instansi terkait dalam merencanakan program promosi kesehatan, konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
Jenis penclitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional , populasinya adalah siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dengan jumlah sampel 480 orang. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji regrest logistik dan uji interaksi.
Hasil analisis multivariat yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis kelamin, umur pubertas, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap terhadap kesehatan reproduksi. Sedangkan hasil uji interaksi menunjukan variabel sikap terhadap kesehatan reproduksi sebagai variabel yang dominan berhubungan dengan perilaku seksual remaja setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan program pendidikan seks dan reproduksi sebat perlu diberikan dikalangan remaja baik disekolah maupun diluar sekolah sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Selain itu perlu lebih memperketat sensor tayangan media elektronik yang bersifat pornografi melalui undang-undang penyiaran, memperketat akses terhadap situs porno di internet dan memperketat aturan tentang jual beli media cetak yang bersifat pornografi.

Teenagers problem is felt getting more complex and concerd especially which related to teenager repreduction health. Beside related to growth and development of the teenagers themseives, the factor of social and cultural environmenthat are negative which also is the riskful factor for teenagers to be trapped in some riskful behaviour to the teenagers health and savety.
Nowadays, there has been changes a number of traditional value to a value that by some people is called modern. The relation among nation become easier caused of communication — information which is so rapid and no delayed are also accelerated this changes.
The factor that caused of changing of sexual behaviour aspects on teenagers, one of the reasons is surveillance and attention from parents or family that is getting loose, parents who permit community pattern totally free, the environment which is getting permissive, the increasing of some things which give sexual attemtion that is so easy to be found and facility that support for that is many times given by the family itself without it’s being realized.
The purpose of this study is to gain the information about factors which related to teenagers sexual behaviour of State High School Students in Tangerang Regency and factors which related to the sexual behaviour itself.
The benefit of this study is excpected to be able to give information to the related institution/Departement in Planning of Health Promotion Program, Counselling and Teenagers reproduction health service.
The type of quantitative study with sectional cross approach, its population is state highschool students in Tangerang Regency in number of sample of 480 people. The data management is done by univariat analysis, bivariat wih chi square test and multivariat with logistic regressive test.
The result of multivariant analysis which has meaningful relation is gender, puberity ages, the knowledge of health reproduction and manners of healh reproduction which has ever had. The clarity of any printed medias and with media cf information, meanwhile the result of interaction test showed variable manners of healh reproduction of which have ever had as vartable that was dominant related to teenager sexual behaviour after the knowledge of health reproduction control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2010
S26851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solha
"Masa remaja adalah periode yang paling rawan sepanjang daur kehidupan , yaitu masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Pada masa ini sering tenjadi masalah seksual yang berhubungan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan mereka, dimana honnon hormon seks yang mulai aktif berfungsi. Keadaan ini merupakan hal yang normal. Seiiring dengan meningkatnya aktititas seksual mereka, dimana akhirnya mereka ekspresikan dalam berbagai bentuk perilaku seksual.
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul akibat dorongan seksual, dan menjadi perhatian besar dikalangan remaja yang apabila tidak mendapat penyaluran yang tepat akan mengakibatkau masalah dalam kesehatan reproduksi seperti hamil diluar nikah, KTD, aborsi, penyakit menular seksual dan lain lain.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMU kelas 2. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan keluarga, untuk membina kesehatan reproduksi khususnya perilaku seksual pada remaja_ Penelitian ini adalah Studi kuantitatif dengan rancangan cross-sectional serta melihat hubungan antar variabel jenis kelamin, umur, pengetahuan, sikap, tempat tinggal, pcrnanfaatan layanan konsultasi, hubungan dengan orang 1118. dan sumber sumber informasi terhadap perilaku seksual pada remaja SMU kelas 2.Penelitian dilakukan pads bulan April 2007 dan lokasi penelitian adalah SMU 7, SMU Pusri, SMU Sultan Mahmud. B H, SMU Bina Cipta, SMU PGRI yang seluruhnya berada dalam wilayah Kecamatan kalidoni Palembang dengan jumlah sampcl sebanyak 240 responden.
Hasil penelitian mcnunjukkan proporsi murid yang berisiko terhadap perilaku seksual scbesar 20,4% dcngan umur dialas 15 tahun sebesar (20,9%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 38,8% atau 31 mmid. Sebanyalc 14 orang (45%) dari siswa laki-laki tersebut telah melakukan hubungan seksual, 3 orang diantaranya teljadi kehamilan yang tidak diinginkan pada remaga perempuan yang menjadi pasangannya yang akhirnya melakukan penggugumn kandungan.
Delapan variabel yang diuji, terdapat hubungan yang bennakna dengan perilaku seksual adalah variabel jenis kelamin, pemanfaatan layanan konsultasi dan variabel sumber informasi. Namun analisis multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang paling berpengamh terhadap perilaku selmual.

Youngster is a critical time during the life where transition between childish to adult was begun. On this time the sexual problem is often happened in conjuction with the growing process and their development, where sexual hormon is actively ftmgtional. This condition is a normal event. In relation to increasing its sexual activities, the behaviour is expressed in various sexual actions.
Sexual behaviour is action that may arise as a result of sex willingness and will become big attention among the youngster if it doesn?t have correct guideline and will cause to reproductive health problem like unwanted pregnancy, abortion, infected sexual disease etc.
The goal of this research is to verify some factors that related to sexual behaviour of 2 ed grade of High School students. The function of this research is expected to give some informations to the community and families to guide reproduction health especially about sexual behaviour for youngster.
The research is a quantitative study with cross - sectional reference in conjuction among sex variable, age, knowledge, attitude, living house, parents relationship, usage of consultation services and information resources against yoimgster sex behaviour The research is perfonned on April 2007 and the location is SMU 7, SMU Pusri, SMU Sultan Mahmud B H, SMU Bina Cipta, SMU PGRI in Kalidoni district, Palembang with the total sample of 240 respondences.
The research show that proportional student has risky sex behaviour amount 20,4% with the age above 15 years is 20,9% and for male is 38,8% or 31 students. There arc 14 male students (45%) who had already had sexual intercouse, three of the male couple happened to have unwanted pregnancy, which led them to do an abortion. Eight variable tested there are significant relation on sexual behaviour is sexual variable, the application of consultation services and the variable of information source. Eventhough, the multivariation analysis shows that sexual variable is the most dominant factor of sexual behaviour."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kusumawati
"Remaja di dunia maupun di Indonesia yang jumlahnya sekitar seperlima dari jumlah penduduk sering mendapat hambatan didalam tumbuh kembangnya. Sifat rasa ingin tahu remaja yang besar serta keberanian untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan dampaknya sering membuat remaja terjerumus kedalam berbagai bentuk perilaku bersiko, salah satunya perilaku seksual beresiko. Penelitian dengan disain potong lintang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja. Penelitian dilakukan pada 187 orang responden siswa kelas XI SMA sederajat di Kota Jambi dilaksanakan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 89,8% siswa memiliki perilaku seksual resiko rendah dan 10,2% siswa memiliki perilaku seksual resiko tinggi. Usia termuda responden yang telah melakukan hubungan seks adalah 14 tahun dan tertua 17 tahun; bentuk hubungan seksual yang dilakukan adalah seks oral (4,81%), seks anal (1,60%) dan seks vaginal (3,74%). Hasil analisis mutivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang paling berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin (laki-laki) dan umur pubertas (dini) dengan Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 ? 15.212) untuk jenis kelamin dan 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056) untuk umur pubertas. Oleh karena itu, disarankan agar para pemangku kepentingan utama serta para orang tua untuk dapat segera mengambil tindakan sesuai dengan porsi masing-masing. Hal ini demi menyelamatkan generasi muda dari kehancuran moral dan masa depan bangsa ini.

Adolescents of Indonesia and even the whole world constitute one fifth of total number of human. They often face various problems during their growth. Their curiousity and courage to try new things whilst ignoring the effects lead them entangled into many risky behaviour, sexual risky behavior. This cross-sectional is intended to find out factors related to adolescent sexual behavior. This research has 187 respondents who are students of 11thGrade of Senior High School in Kota Jambi for April 2014.
The results are 89,8% for low risk sexual behaviour while 10,2% for high risk sexual behaviour. It is also surprisingly found that youngest respondent had sexual intercourse is 14 years of age while the oldest is 17 years; sexual activities among respondents are 4,81% for oral sex, 1,60% for anal sex and 3,74% for vaginal. Multivariate analysis results in gender (male) and age of puberty (earlier) as dominant factors with each Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 - 15.212) and 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056), repectively. Therefore, it is highly envisaged that primary stake holders, including Dinas Kesehatan Kota Jambi, Dinas Pendidikan Kota Jambi, Kemenag Kota Jambi, Kementerian Kesehatan RI, schools and parents shall take proper actions and policies. This objective is to save our adolescents from moral failure and our nation?s future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Amalia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Een Sukaedah
"Kesehatan reproduksi remaja bukan hanya masalah biomedis semata-mata, melainkan juga merupakan masalah sosial budaya. Salah satu masalah sosial budaya adalah sikap terhadap kesehatan reproduksi remaja yang berkaitan dengan masalah budaya berbeda-beda, khususnya menganggap tabu jika membicarakan masalah seksual oleh orang yang belum menikah.
Menurut survei yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 1999, terdapat 46,2% remaja masih percaya mereka tidak akan hamil setelah melakukan hubungan seks untuk yang pertama kali.
Sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi di Kota Tangerang belum diketahui tetapi dapat digambarkan dari usia perkawinan remaja putri rata-rata 16 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap terhadap kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas dua Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri di Kota Tangerang tahun 2001. Tujuan khususnya untuk mendapatkan informasi mengenai faktor karakteristik dan juga sumber informasi terhadap sikap kesehatan reproduksi remaja.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross- sectional. Populasinya adalah siswa kelas dua SMU Negeri di Kota Tangerang dengan sampel sebanyak 200 orang. Penelitian ini menggunakan analisis dengan uji univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,5% remaja bersikap positif terhadap kesehatan reproduksi remaja, sementara 54,5% bersikap negatif. Secara bivariat variabel-variabel yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis kelamin, pendidikan ayah, pengetahuan, peran media massa dan peran agama. Secara multivariat variabel yang paling dominan berhubungan bermakna dengan sikap terhadap kesehatan reproduksi adalah variabel atau faktor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan nilai OR sebesar 3,24.
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi pada remaja sedini mungkin. Hal ini dapat melibatkan lembaga pendidikan, orang tua, masyarakat untuk mencegah sikap negatif terhadap kesehatan reproduksi.

Factors Related to the Teenager's Attitude on Reproductive Health in Second Class Students of Government Senior High School in Tangerang Municipality, Year 2001Teenager's reproductive health is not only biomedical but also sociocultural problem. The teenager's attitude concerning sociocultural are different, especially taboo for sexual discussion.
According to the survey conducted by Demographic Institution of Economic Faculty, University of Indonesia (LDFEUI) and National Board on Family Planning (BKKBN), 46,2% of teenagers still believe that they will not getting pregnant after having sexual intercourse for the first time.
The teenager's attitudes on reproductive health especially in Tangerang Municipality haven?t been known. The purpose of this research is to know the factors related to the teenager's attitude on reproductive health in students of Senior High School in Tangerang Municipality especially getting information on characteristic factors as well as information source to the attitude of reproductive health.
The research used cross sectional design, the population was second class students of Government Senior High School in Tangerang with 200 samples. This research used univariate, bivariate and also multivariate analysis.
The result showed that 45, 5% of teenager's attitudes were positive while 54, 5% were negative. Those variables which have significant values are sex, father's education, knowledge as well as mass media and religion. The most dominant variable is knowledge on reproductive health with OR. = 3, 24.
Considering the result of this research, I suggest to give information of reproductive health to the teenagers as early as possible. This could involve education institutions, parents and community in order to prevent negative attitude on reproductive health."
2001
T8184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Husna Hadianti
"Remaja merupakan kelompok yang berpotensi berisiko tinggi atas perilaku seksual mereka seperti Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), Infeksi Menular Seksual (IMS), dan HIV/AIDS, sehingga perlu mendapat perhatian serius. Keadaan emosi yang cenderung meninggi selama masa remaja diperoleh dari kondisi sosial yang mengelilingi remaja masa kini. Studi ini berjenis kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan di 3 SMAN Kabupaten Biltar. Sampel berjumlah 217 dari siswa- siswi yang diambil dengan metode simple random sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar (59%) remaja SMA di Kabupaten Blitar telah melakukan perilaku seksual pranikah berisiko berat. Dari 90,8% remaja yang pernah atau sedang memiliki teman kencan (pacar) sebanyak 7,1% diantaranya telah melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan analisis bivariat, jenis kelamin, sikap terhadap seksualitas, pengaruh dari teman sebaya, dan paparan media pornografi memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku tersebut.
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak orang tua, sekolah, dan dinas terkait memberikan perhatian serta informasi yang intensif terhadap remaja tentang kesehatan reproduksi supaya dapat meningkatkan pemahaman remaja, sehingga mereka akan berpikir dengan cermat sebelum melakukan perilaku seksual pranikah.

Adolescents are important groups that reported have potentially high risk from unwanted pregnancy, STIs and HIV/AIDS infections, so that needs serious attention. Social conditions that surround today’s youth make emotional condition increase during adolescence. This type of quantitative study with cross-sectional approach were performed in 3 SMAN Biltar Regency. The sample totaled 217 of the students were taken by simple random sampling method.
The results of this study are mostly (59%) high school teens in Blitar have premarital sexual behavior risk weight. 90.8% of teens who have or are having a date (exfriend) as much as 7.1% of them have had sexual intercourse before marriage. Based on bivariate analysis, gender, attitudes toward sexuality, peer pressure, and media exposure to pornography have a significant relationship to such behavior.
From this study, it is expected that parents, school, and related agencies provide intensive care, attention and information to adolescents about reproductive health in order to improve understanding of youth, so that they will think carefully before doing premarital sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Rimawati
"Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran perilaku seksual berisiko remaja dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhinya di Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri Kelas X dan XI di Kota Bengkulu Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 693 orang siswa dari Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri yang terpilih sebagai sampel penelitian ini. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Gambaran perilaku seksual remaja ditemukan sebanyak 5,3% remaja mengatakan sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Hasil analisis menunjukkan bahwa niat remaja untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah, teman sebaya dan sikap remaja terhadap seksualitas memiliki hubungan dengan perilaku seksual berisiko yang dilakukan remaja (p value < α). Disarankan adanya kerjasama antara instansi pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk meningkatkan layanan kesehatan reproduksi, khususnya layanan informasi, edukasi dan konseling yang turut melibatkan remaja secara langsung dalam program yang ramah remaja.

Adolescence is characterized by growth, change, the emergence of a variety of opportunities and often run the risk of reproductive health. This study was conducted to see the picture of adolescent risky sexual behavior and the factors that associated with in Three Public High School Grade X and XI in Bengkulu City in 2013. This study uses cross-sectional design with a sample size of 693 students from Three Public Senior High Schools that were selected as the study sample. Collecting data in this study using a structured questionnaire and was conducted in May 2013.
The result show that adolescents that engage with risky sexual behavior found as many as 5.3%. The results showed that adolescents intention to have sexual intercourse before marriage, peers and adolescent attitudes toward sexuality have relationships with adolescent risk sexual behavior (p value <α). The suggestion that could be given by this study is the collaboration between government agencies, schools, and communities to improve reproductive health services, especially information services, education and counseling that also directly involve youth in youth-friendly programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>