Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda anugrah Ramadhani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26608
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Narulita Kurnia Setianggraeni
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annisa Putri Handayani
"Skripsi ini membahas tentang gambaran keselamatan pejalan kaki yang ada di Jalan Margonda Raya, tepatnya Jalan kober hingga Depok Town Square. Penilaian keselamatan tersebut didasarkan atas tindakan aman atau tidak aman dan kondisi aman atau tidak aman. Yang bertujuan untuk melihat besarnya proporsi keselamatan dari pejalan kaki pada area ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa proporsi tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman masih mendominasi tingkat keselamatan pejalan kaki di area tersebut. Oleh karena itu perlu diadakan rehabilitasi secara bertahap pada fasilitas pejalan kaki, relokasi area pedagang, dan penegakan peraturan lalu lintas."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ekrem Tarik Supardi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26446
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herlinda
"Pemulung adalah pekerja yang memilah sampah yang masih bernilai guna untuk didaur ulang. Sepanjang hari pemulung bekerja dengan sampah sehingga membuat mereka mempunyai risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kesehatan dan keselamatan yang terjadi adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Kesadaran dan keyakinan pemulung untuk mau menggunakan APD dibangun oleh pengetahuan dan pengalaman mereka yang menjadikan mereka memiliki persepsi sendiri terhadap risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang ada.
Health Belif Model (HBM) digunakan untuk menjelaskan persepsi pemulung terhadap risiko kesehatan dan keselamatan kerja tersebut. Dengan mengetahui persepsi pemulung terhadap risiko kesehatan dan keselamatan kerja dikaitkan dengan penggunaan APD, maka akan diperoleh alasan utama mengapa selama ini pemulung tidak menggunakan APD selama bekerja. Dengan diketahui alasan utama ini, maka akan dapat dijadikan dasar pengembangan program peningkatan daerajat kesehatan dan keselamatan pemulung sesuai kebutuhan mereka.

Scavengers are workers who collect and sort solid waste that has value as recyclable materials. Scavengers who work all-day long with waste face high risks related to occupational health and safety. One of the efforts that could be carried out to reduce their health and safety risks is by using Personal Protective Equipment (PPE). The awareness and conviction by scavengers to want to use PPE are based on their knowledge and experience and personal perception towards the risk of occupational health and safety.
The Health Belief Model (HBM) will be used to explain scavengers‟ perceptions of their health and safety risks. By understanding the perception of scavengers towards the risk of occupational health and safety linked to PPE use, we will know the main reasons why scavengers do not use PPE while working. Based on this awareness, a foundation will be established for the development of programs to improve the health and safety of scavengers in accordance with their needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28451
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranty Ferlisa
"Faktor perilaku manusia memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Cara kerja seseorang dan bagaimana orang tersebut bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dengan baik, dipengaruhi oleh persepsi dari orang tersebut terhadap pekerjaannya. Bagian produksi sebagai salah satu tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin, menjadi tempat dengan potensi bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi.
Oleh karena itu, persepsi terhadap risiko K3 di bagian produksi penting untuk diidentifikasi sehingga dapat menjadi data dasar bagi perusahaan dalam rangka menciptakan budaya K3. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggambarakan persepsi pekerja di Unit Produksi II/III terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilihat dari variabel independen, yaitu pengetahuan pekerja, lama kerja, serta sikap pekerja terhadap variabel dependen yaitu persepsi pekerja terhadap risiko K3. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner penelitian yang terdiri dari pengisian data demografi, pertanyaan pilihan ganda, dan pernyataan sumber informasi dengan menggunakan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan pekerja, lama kerja, dan sikap dengan persepsi pekerja terhadap risiko K3 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang tahun 2008 (= 0,05).
Saran yang diberikan oleh penulis adalah dengan pemberian reward dan punishment sebagai realisasi mendisiplinkan pekerja, pengawasan dan komukasi yang efektif, mengoptimalisasikan informasi K3 sebanyak-banyaknya dan pelatihan K3 yang reguler dan tepat sasaran, serta mempertimbangkan dan mengutamakan keberadaan Biro K3LH sebagai biro yang penting dan memiliki wewenang untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan K3LH. Selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang lebih banyak dan menggunakan instrumen penelitian yang validitas dan reliabilitasnya baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Suryo Herdiansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran persepsi risiko pengguna laboratorium kimia di Universitas X tahun 2015 menggunakan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 107 responden pada bulan Mei-Juni 2015 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah skala likert dengan nilai 1(sangat tidak setuju)—4 (sangat setuju). Nilai rata-rata masing-masing dari 9 dimensi paradigma psikometri dihitung untuk melihat kecenderungan persepsi responden terhadap 9 dimensi paradigma psikometri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai dimensi paradigma psikometri tergolong sedang (2,45—2,91 dari skala 4). Dimensi knowledge about risk in science, control over risk dan newness memiliki nilai persepsi yang paling rendah oleh seluruh responden. Persepsi risiko berdasarkan jenis kelamin dan status responden memiliki kecenderungan yang sama. Pelatihan secara kontinu perlu diberikan kepada pengguna laboratorium untuk melengkapi pelatihan di awal aktivitas maupun ketika aktivitas sedang berjalan, serta pelatihan untuk penyegaran secara periodik. Pelatihan ini harus dapat memastikan bahwa pemahaman dan kemampuan untuk melaksanakan tindakan perlindungan yang cukup guna mengurangi potensi bahaya yang ada dan risiko yang berhubungan dengan aktivitas di laboratorium.

The purpose of this study is to provide an overview of chemical laboratory user risk perception at University X 2015 using psychometric paradigm. Research conducted on 107 respondents in the May-June 2015 using cross-sectional design, the primary data is obtained from questionnaire. This study used likert scale as follows : 1 (strongly disagree) -4 (strongly agree). The average value of each of the nine dimensions of psychometric paradigm is determined by the value of 1 (low), 2-3 (moderate), 4 (good).
The results showed that the average value of psychometric paradigm dimensions were moderate (2.45 to 2.91 on a scale of 4). Dimensions of knowledge about risk in science, control over risk and newness has the lowest perceived value. Risk perception based on gender and status of the respondent shows the similar tendency. Continuous training should be provided to the user in the laboratory to complete the initial training activities as well as ongoing activities, as well as periodic refresher training. This training must be able to ensure that the understanding and ability to implement sufficient protection measures to reduce the potential hazard and risk associated with the activity in the laboratory.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Mayasari
"K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) RS adalah suatu Panitia yang dibentuk untuk menjamin keamanan, kesehatan dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai dan pengunjung serta lingkungan rumah sakit. Di RS PMI Bogor terjadi kenaikan kecelakaan kerja pada karyawan pada tahun 2009 hingga 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi karyawan non medis RS PMI mengenai K3 RS pasca akreditasi 12 pelayanan dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sebanyak 100 self administered questionnaires disebarkan dan hanya 85 kuesioner lengkap yang kembali. Dalam penelitian ini persepsi karyawan non medis yang baik terhadap K3 RS sebanyak 48,2% dan persepsi karyawan non medis yang kurang baik terhadap K3 RS sebanyak 51,8%.
Dari hasil uji chi square, variabel pengetahuan, pengalaman dan lingkungan kerja terkait K3 RS berhubungan dengan persepsi karyawan non medis terhadap K3 RS. Peneliti menyarankan diadakan pelatihan K3 RS untuk karyawan non medis agar lebih memahami mengenai K3 RS.
Occupational Health and Safety (OHS) in hospital is a committee that formed to keep the security, health, and safety life patients, staffs and visitors and hospital environment. In PMI Bogor hospital, work accidents of employee in 2009 to 2011 are increased.
The purpose of this study is to describe non medical staff perceptions regarding Occupational Health and Safety (OHS) in PMI Bogor hospital Post Accreditation 12 Service and related factors. This research is descriptive by using cross-sectional design. Total of 100 self-administered questionnaires distributed and only 85 complete questionnaires were returned. In this study the good perception of non-medical staffs of Occupational Health and Safety (OHS) in Hospital are 48,2% and the bad perception of non-medical staffs are 51,8%.
From the results of chi square test, the variables of knowledge, experience and work environment related to Occupational Health and Safety (OHS) in hospital associated with non-medical staff's perception of the Occupational Health and Safety (OHS) in hospital. Researcher suggests that Occupational Health and Safety (OHS) in hospital committee in PMI Bogor hospital need to conduct training for non medical staffs to get more understanding about Occupational Health and Safety (OHS) in hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>