Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1993
S26890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Firdaus
"Menyimpan berkas tetap yang berukuran besar seperti teks terjemahan AlQuran, GBHN, KUHP, dan yang sejenisnya sangat makan tempat (storage). Mengubah berkas tetap ini ke dalam bentuk kode merupakan alternative lain untuk memampatan data. Permasalahannya, bagaimana mendapatkan kode yang optimal. Dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan struktur pohon Seimbang (Balance Tree), pohon Alfabet (Alphabetic Tree), dan pohon optimal Alfabet (Optimal Alphabetic Tree). Penelitian ini dibagi lagi menjadi dua kelompok. Percobaan yang pertama kode dibuat berdasarkan karakler, sedangkan percobaan kedua berdasarkakn kata. Hasil dari percobaan kedua selalu lebih baik dari percobaan pertama dimana jumlah storage cost yang dibutuhkan lebih kecil. Namun percobaan kedua mempunyai kendala, yaitu tidak dapat mengakases data masukan yang berukuran > 30 kbyte disebabkan keterbatasan mesin yang dipergunakan. Dari seluruh metoda yang diuji, struktur pohon Optimal Alfabet merupakan metoda yang terbaik. Ini dapat dilihat dari nilai ratio pemampatan yang dihasilkana yang dapat mencapai < 50% dari berkas sumbernya. Kedua metode yang lain ratio pemampatannya berkisar antara 70 % s/ d > l00%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusumoantono
"ABSTRACT
Natural forest in Java is recently limited in the mountain area. Most of these forest areas are legally protected, however these forests are still utilized illegally by people for fuel and sawn wood production. This forest has important role for life; therefore, the sustainability of the original mountain forest ecosystem should be maintained. Gunung Halimun National Park is one of the mountain rain forests having high biological diversity.
The objective of this research is to understand the composition and structure of tree communities in the national park edge area and the influence of trees to the undergrowth species, in such away the degree of forest disturbance and its causes could be identified.
Data collection was carried out between April and September 1995 in five edge national park areas, i.e. Cisarua I, Cisarua II, Legok Heulang, Pongkor and Citalahap: Floristic enumeration was done by transect-plot method. First transect-plots of 500 x 20 meter were established perpendicular to the national park border. Each transect plot was divided by 25 plot of 20 m x 20 in for trees (DBH > 10 cm) enumeration, 25 sub plot of 5 m x 5 m for sapling (2 cm < DBH > 10 cm), and 25 sub plot of 1 m x 1 m for undergrowth plants (diameter < 2 cm).
Sorensen similarity indices show the variation among the five study sites. Three sites Cisarua I, Cisarua II, and Legok Heulng have value more than 50 %, while the similarity of two other sites, i.e. Pongkor and Citalahap is lower, less than 36 %, indicates the different community types. Those variations seem to be resulted from different environmental conditions and degrees of disturbance.
From the five transect-plots of 500 m x 20 m, 89 trees species were recorded, belonging to the 33 genus and 62 families. Citalahap is an area having the highest species diversity, i.e. 48 species, followed by Pongkor (38 species), Legok Heulang (37 species), Cisarua II (35 species), and Cisarua I (33 species). Communities of Cisarua I, Cisarua II and Legok Heulang were dominated by Tinmannia blumei, Syzygium lineatum, Schefflera arornatica, Schima wallichii, Eurya acuminata, Quercus pycnan hum. Based on important index values, it was apparent that the Cisarua I is a consociation of Vkinmannia blumei, while Cisarua II and Legok Heulang are association of Ni,inmantiia blumei - Syzygium lineatum. The community in Pongkor area is an association of Castanopsis acurninatissima - Quercus pyriformis, dominated by Castanopsis acuminatissima, Quercus pyriforntis, Schima ~vallic/: i, Altingia excelsa; while the community in Citalahap is an association of Altingia excelsa - Quercus garnelli.fora, dominated by Altingia excelsa, Quercus gamelkflora, Quercus pyrifnrmis, Schima wallichii, and Litsea di versifolia.
Based on the sapling composition in the 125 sub plots of 5 m x 5 m, 68 species were recorded belonging to the 31 genus and 53 families. The most important species of saplings were Camellia sinensis, Macaranga triloba, Syzygium lineatum. Sciu:fera annnatica, Castanopsis acuminatissima, Gyathea contaminans.
Within 125 sub plots of 1 m x 1 in, 205 undergrowth species were recorded belonging to 72 genus and 155 families. Based on the life form, it composed of 71 seedlings, 37 shrubs, 2 palms, 14 ferns, 2 orchids, 22 lianas, 58 herbs. Composition of undergrowth plants could be classified into three communities. The first community represents Cisarua I, Cisarua II, and Legok Heulang. This community is dominated by light demanding (intolerant) species, such as Gleichenia linearis, Clidemia hirta, Sphaeranthus liulicus, Eupatorium intrlifoliun1. Macaranga triloba, and Helminthostachys zelylanica. The second community represents Pongkor area, dominated by shade tolerant species, such as Castanopsis acuminatissima, Maschalacotytnutio cotynrbosus, Conunc'linrt diftsa, Plectocomia elonngata, and the third community represent Citalahap area dominated by Alangium indict's, Begonia robusta, and Strobilanthes blumei. The growth of tolerant and intolerant species is influenced by tree crown covers and density. This is proved by Pongkor area which has highest trees density (373 trees/ha), and the lowest is Legok Heulang (190 trees/ha). Species diversity in five research locations is relatively high (3.46), compared with interior forest 2.49 (Hadi, 1994).
Based on calculation, basal area of trees in five research locations are lower compared with other forest areas in West Java (Yamada, 1975; Yusuf, 1988; Hadi, 1994). This means that trees in five research locations have smaller sizes. This is also indicated by class diameter distribution by which trees having diameter at 10-20 cm on the highest rank in five locations. The analysis of class diameter distribution of the sample trees from Citalahap and Pongkor area shows the normal curve (7 up-side down shaped). This means that the forest in two areas were relatively undisturbed. On the other hand, class diameter distribution from Cisarua I, Cisarua II, and Legok Heulang shows that the class diameter curve is not normal. Most of the diameter > 40 cm has been removed illegally by local communities. From the observation in the field, there are 32 to 88 illegal left-over cut logs per hectare with the diameter more than 25 cm. Based on this fact, it is shown that the forest area in the three locations has been very highly disturbed by local community, mainly with illegal cutting of the trees with diameter > 25 cm. In order to maintain the natural ecosystem in three locations of the Gunung Halimun National Park, the protection system in the park area should be improved."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sutrisno
Jakarta: Gramedia, 1983
724.9 SUT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jusuf Panglaykim, 1922-1986
Djakarta: Pembangunan, 1962
658.47 PAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Egawarman
"ABSTRAK
Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota organisasi. Hal ini tidak terkecuali berlaku pula bagi organisasi pemerintahan yang bersifat nonprofit. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuannya secara optimal tanpa kontribusi dari segenap jajaran pegawainya. Program kerja yang telah disusun sedemikian rupa dalam rangka mencapai target-target tertentu bisa sia-sia apabila tidak disokong oleh kinerja pegawai yang optimal. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja merupakan faktor yang tidak bisa ditawar dalam kehidupan organisasi, karena kinerja ádalah prasyarat dan sekaligus modal dasar untuk membangun kinerja organisasi. Kinerja organisasi tidak akan optimal tanpa dukungan kinerja pegawai yang optimal pula.
Bagi organisasi pemerintahan yang memberikan pelayanan publik, kinerja dapat terkait dengan pelayanan publik (masyarakat) sebagaimana yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan segenap Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak yang berada di bawah naungannya. Sebagai unit organisasi pemerintah, DJP memberikan pelayanan publik dalam bidang perpajakan. Namun, seperti unit kerja organisasi pemerintah lainnya, kinerja pegawai pajak yang dilakukan DJP tidak selamanya mulus. Indikasinya antara lain tampak dari masih adanya keluhan masyarakat atas pelayanan yang diberikan aparatur DJP, misalnya yang terkait dengan kekurangramahan aparatur saat memberikan pelayanan, kekurangtanggapan aparatur terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat wajib pajak, dan kekurangsabaran aparatur dalam membantu wajib pajak yang mengalami kesulitan mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Kecenderungan seperti ini tidak terkecuali juga muncul di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Timur, yang menjadi obyek penelitian ini.
Kondisi tersebut tentu saja tidak berdiri sendiri. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan tugasnya, yang diantaranya adalah: motivasi, kemampuan, harapan, aktualisasi diri, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, sikap, kepuasan kerja, pengetahuan, kreativitas, persepsi, kompetensi, disiplin, komitmen organisasi, komunikasi organisasi, pelatihan, kepemimpinan, koordinasi, iklim organisasi, kompensasi, manajemen sdm, budaya organisasi, konflik peran, karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja, penilaian kinerja, dan Pelaksanaan pengawasan wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakannya maka pemerintah melalui instansi Direktorat Jenderal Pajak berupaya untuk senantiasa memantau potensi penerimaan pajak. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi umum dan dalam negeri, yaitu Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tersebut hanya atas konsumsi barang kena pajak dan atau jasa kena pajak yang dilakukan di dalam negeri.
Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan pernyataan yang tercantum dalam kuesioner yang diberikan terdapat 18 (delapan belas) variabel yang mempengaruhi kinerja, dimana terdapat 4 ( empat ) faktor yang mempunyai mempengaruhi signifikan terhadap kinerja pegawai yaitu kreativitas, kemampuan melayani dengan sigap dan tepat waktu, kepuasan dan manajemen sumber daya manusia . Sedangkan 14 (empat belas) faktor yang lain ternyata tidak mempunyai dampak yang signifikan dengan kinerja yaitu, harapan, motivasi, sikap, kepuasan, komitmen, kompensasi, iklim organisasi, penilaian kinerja, kompetensi, kebersediaan untuk berbagi, kenyamanan untuk saling menghargai, kesiapan melayani tanpa diskriminasi, aktualisasi diri, dan pimpinan.
Dengan adanya faktor-faktor yang signifikan semoga menjadi perhatian Direktorat Jenderal Pajak, khususnya Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur, agar dapat mengaplikasikan faktor yang signifikan tersebut terkait dengan kinerja para pegawainya. Sedangkan terhadap faktor ? faktor yangtidak berpengaruh secara signifikan menjadi perhatian bagi para pimpinan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, agar proses modernisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak tidak terganggu. Faktor-faktor tersebut dapat ditingkatkan lebih baik lagi, supaya dapat bersinergi dengan empat faktor yang signifikan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Timur, sehinggaa visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak secara keseluruhan dapat terwujud.

ABSTRACT
It is impossible for an organization to achieve its goal without the support from its members. It applies also to non profit governmental organization without exception. It is impossible for an organization to achieve the goal optimally without the contribution of all of its employees. The work program already prepared in such a way in the frame of achieving the certain targets will be useless if not supported by the optimum performance of the employees. It indicates that the performance is the undeniable factors in the life of organization, because it is the prerequisite as well as basic capital to establish an organization performance. The organization performance will not be optimum without the support from the employee having optimum performance too.
For a governmental organization giving the public service, the performance may relate to the public service as done by the Directorate General of Taxes with all of Territorial Offices and Tax Service Offices under its shelter. As a governmental organization unit, Directorate General of Taxes gives the public service in tax matter. However, like other governmental organization work unit, the tax service performance of Directorate General of Taxes will not always be smooth. It is indicated among others from the grievances conveyed by the people about the service rendered by the apparatus of Directorate General of Taxes, for example the unfriendly apparatus when rendering the service, non responsive apparatus to the problem encountered by taxpayers and impatient apparatus in assisting the taxpayers having difficulty in filling in Tax Annual Return (SPT) Form. This kind of tendency is also occurred in Territorial Office of Directorate General of Tax of East Jakarta being the object of this research.
Such condition is of course not independent. There are many factors that may affect the performance of someone in performing his tasks which are among others motivation, ability, hope, self actualization, emotional intelligent, spiritual intelligent, attitude, work satisfaction, knowledge, creativity, perception, competence, discipline, organization commitment, organization communication, training, leadership, coordination, organization climate, compensation, human resources management, organization culture, role conflict, work characteristic, work environment, performance evaluation and taxpayer supervision to improve the obedience of fulfillment of tax obligation, the government through Directorate General of Tax endeavors to always monitor the tax revenue potency. The Value Added Tax is the tax of public and domestic consumption, namely the imposition of such Value Added Tax will only be on the taxable consumptive goods and or taxable service made in the home country.
Based on the research findings in accordance with the statement contained in the questioner already given there are 18 (eighteen) variables affecting the performance, where 4 (four) out of it giving the significant influence to the employee?s performance namely creativity, ability to serve skillfully and timely, satisfaction and human resources management. While 14 (fourteen) other factors are proven having no significant impact to the performance namely hope, motivation, attitude, satisfaction, commitment, compensation, organization climate, performance evaluation, competence, willingness to share, convenience for mutual appreciation, readiness to serve on non discriminative basis, self actualization, and leadership.
By those significant factors may the Directorate General of Taxes gives its attention, especially Territorial Office of Directorate General of Taxes of East Jakarta in order to be able to apply the significant factor relating to the performance of its employees. Whereas regarding the insignificant affecting factors, the management within the environment of Territorial Office of Directorate General of Taxes should pay the attention in order that the modernization process will not be uninterrupted. Those factors are improvable to the better manner that it can be synergized with the four significant factors in the frame of improving the service performance of Territorial Office of Directorate General of Taxes of East Jakarta that the vision and mission of Directorate General of Taxes can entirely be realized."
2007
T19485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Meyer Agnes Monang
"Sejak tahun 1991 perkembangan pasar modal Indonesia terasa sangat pesat, bahkan pada tahun 1996 Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa terbaik di Asia Tenggara. Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat ini temyata didorong oleh minat para investor asing yang masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Tingkat penyertaan investor intemasional di pasar modal Indonesia sangat tinggi hila dibandingkan dengan pasar modal negara lain. Sebaliknya kurang dari 0,22% penduduk Indonesia yang turut serta menjadi investor di pasar modal. Investor-investor asing umumnya hanya tertarik pada saham-saham yang blue chip dan sebagai akibatnya dalam batas tertentu pasar modal Indonesia akan mudah terkena goncangan seperti yang terjadi pada pertengahan tahun 1998 di mana para investor asing banyak yang melepas sahamnya di Bursa Efek akarta.
Dengan kenyataan seperti di atas. upaya meningkatkan peran investor lokal di pasar modal Indonesia sangatlah penting. Melalui pemberlakuan Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, peq~erintah sesungguhnya telah menggalakkan kembali pengumpulan dana dan sekaligus meningkatkan peranan investor lokal dengan pembentukan lembaga investasi yang dikenal dengan reksa dana. Namun. karena reksa dana merupakan salah satu altematif investasi yang masih tergolong baru dan semakin banyak manajer investasi yang menawarkan produk-produk reksa dana dengan berbagai jenis dan komposisinya serta menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat menarik, maka seringkali timbul persaingan di antara manajer investasi dalam menarik calon investor. Dan sebagai akibatnya manajer investasi berusaha untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return) reksa dananya yang lebih tinggi dari manajer investasi lainnya.
Berangkat clan teori pasar yang efisien, John C Bogle seorang investor Amerika yang dikenal sebagai Bapak Reksa Dana Indeks dalam bukunya Bogle on Mutual Funds menyampaikan salah satu kiat untuk mendapatkan reksa dana saham dengan tingkat pengembalian yang lebih baik dari reksa dana saham lainnya, yaitu dengan strategi investasi yang pasif. Strategi mi diterapkan dengan membentuk reksa dana saham yang portofolionya meniru indeks pasar atau yang dikenal sebagai reksa dana indeks. Karena reksa dananya dibuat persis, maka kinerjanya sama dengan kinerja indeks pasar. Dan kenyataannya, indeks pasar berkinerja lebih baik dari sebagian besar reksa dana saham, sehingga reksa dana saham yang meniru indeks pasar mi juga berkinerja lebih baik dan sebagian besar reksa dana saham lainnya.
Penelitian mi bertujuan untuk meneliti apakah kiat investasi pada reksa dana saham di pasar modal Indonesia dengan cara meniru portofolio indeks seperti yang dilakukan oleh John C Bogle dapat membenikan tingkat pengembalian yang lebih baik bila dibandingkan dengan reksa dana saham lainnya yang dibentuk secara strategi aktif.
Analisis yang digunakan di dalam penelitian mi adalah analisis perbandingan kinerja dari lima reksa dana saham yang telah efektif sebelum Januani 1997 dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan ( [HSG) dan indeks LQ-45 yang diasumsikan sebagai reksa dana indeks. Adapun data untuk pengukuran kinerja reksa dana saham digunakan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) harlan dan data indeks 1HSG dan LQ-45 harian untuk reksa dana indeks. Selanjutnya untuk perhitungan kinerja digunakan dua metode yaitu metode Tingkat Pengembalian dengan Memperhatikan Risiko (Return-Risk Adjusted Method) dan metode Holding Period Return (HPR) yang tidak memperhatikan faktor risiko.
Penelitian mi dibagi atas dua periode yaitu periode Januari sampai Juli 1997 dan periode Januari sampai Desember 1997. Hal mi dilakukan karena pada pertengaban tahun 1997 Indonesia mengalami suatu krisis ekonomi yang diperkirakan mempengaruhi baik kinerja reksa dana yang diteliti maupun indeks.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa umumnya reksa dana saham yang diteliti memiliki kinerja di atas indeks atau pembandingnya, namun perbedaan return yang ada tidaklah signifikan. Dengan demikian data empiris tidak mendukung conventional wisdom yang menyatakan bahwa portofolio yang dikelola pakar investasi akan memberikan risk adjusted return yang secara signifikan lebih tinggi dari portofolio pasar. Selain itu belum berhasilnya kinerja reksa dana indeks yang dibentuk secara pasif untuk mengalahkan reksa dana saham yang dibentuk secara aktif seperti yang terjadi di negara-negara yang pasar modalnya telah maju dapat disebabkan kondisi pasar modal Indonesia yang belum terlalu lama dibandingkan pasar modal negara-negara lain yang Iebih dulu berkembang yang mengakibatkan harga sekuritas seringkali belum mencerminkan informasi yang sesungguhnya dan pengambilan keputusan investasi masih sering terpengaruh issue atau rumor yang beredar di samping informasi yang ada belum cukup transparan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifien Finansiani
"Telah dilakukan penelitian mengenai stabilita formulasi tablet Furosemide dalam berbagai bentuk kemasan dan kondisi penyimpanan. Kemasan yang digunakan botol bening (vial), botol putih (P.E), botol coklat, blister (P.V.C) dan strip (Al foil). Ternyata pada penelitian ini terlihat jelas stabilita warna tablet Purosemide terpengaruh oleh cahaya.
Jika kondisi penyimpanan baik (tidak terkena cahaya langsung) kemasan tidak berpengaruh. Tapi jika faktor cahaya tidak diperhatikan, maka kemasan yang digunakan harus tahan cahaya, misalnya botol coklat. Hal ini dapat dilihat pada tablet dalam kemasan botol bening dan blister yang disimpan di rumah kaca setelah penyimpanan selama 15 minggu, warnanya menjadi kuning coklat. Jika ditinjau pada formula dan kondisi penyimpanan yang sama terhadap waktu hancur, keregasan dan kekerasan antara tablet dalam kemasan blister dan kemasan lainnya menunjukkan perbedaan yang nyata. Tablet dalam kemasan blister cenderung lebih rapuh, sehingga waktu hancurnya lebih cepat. Jika ditinjau pada formula dan kemasan yang sama ada pengaruh kondisi penyimpanan terhadap waktu hancur, keregasan dan kekerasan. Tablet yang disimpan di rumah kaca cenderung lebih rapuh, sehingga waktu hancurnya lebih cepat."
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1985
S31933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Martin J.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
TA2738
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>