Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonnke, Reinhard
tidak diketahui kota terbit: Light , 2011
121.7 BON ft
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Asril
Jakarta: Rajawali, 2012
371.102 ZAI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Surna
"Pengajuan masalah ini bersumber dari pengamatan, ungkapan kalangan pemakai jasa pendidikan, pengamat pendidikan di mana kinerja mengajar guru khususnya guru tamatan IKIP Manado program strata satu (S1) yang sudah mengajar pada Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan di Kotamadya Manado, Kabupaten Minahasa dan Bolaang Mongondow belum.menampakkan kinerja mengajar yang diharapkan. Mereka siap untuk ditatar dan bukan siap untuk mengajar. Isu yang dilekatkan juga adalah menurunnya prestasi belajar subjek didik Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan terutama dapat dilihat dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) dan hasil ujian tulis Sipenmaru dari tahun ke tahun, di mana hasilnya menempati urutan yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan basil yang dicapai oleh subjek didik dari daerah lainnya di Indonesia.
Setelah ditelusuri bahwa ruang hidup psikologis guru diasumsi iaempunyai hubungan tertentu dengan kinerja menaaiarnya. Ruang hidup psikologis adalah inti teori Lewin. Ruang hidup psikologis adalah hasil interaksi antara pribadi, dengan lingkungan psikologisnya yang dihadapi sekarang ini (prinsip kekinian Lewin). Ada sebelas variabel yang diamati dalam ruang hidup psikologis guru. Lima variabel yaitu (1) sistem budaya birokrasi daerah, (2) gaya hidup masyarakat, (3) kepemimpinan kepala sekolah, (4) pelaksanaan tugas administrasi, dan (5) penghargaan masyarakat terhadap profesi guru ditetapkan sebagai variabel lingkungan psikologis. Enam variabel yaitu (1) keterpanggilan untuk menjadi guru, (2) kebutuhan hidup guru, (3) penghayatan terhadap pekerjaan guru, (4) komitmen terhadap etika profesi, (5) konsep diri guru, dan (6) sikap terhadap profesi guru ditetapkan sebagai variabel pribadi. Hasil interaksi antara variabel-variabel lingkungan psikologis dengan variabel-variabel pribadi diamati kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
D364
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Zamri
"Penulisan karya akhir ini bertujuan mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran sastra dengan menggunakan media audio visual di MTs dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sebagai sumber data, dipilih materi pembelajaran berdasarkan proses reduksi dan pengelompokan data. Dari hasil deskripsi langkah-langkah pembelajaran terhadap sumber data tersebut, terungkap bahwa pembelajaran sastra dengan menggunakan media audio visual dapat memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang lebih konkret, dan menarik bagi peserta didik di MTs. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran sastra dengan menggunakan media audio visual layak diterapkan di MTs.

This final paper is arranged to describe the steps of planning, implementation, and evaluation of teaching literature using audio visual media at MTs. The teaching materials are chosen based on reduction proces and data grouping become the source data. The result of the steps description planning, implementation, and evaluation cocerning source data, teaching literature using audio visual medium can give students more concrete and interesting knowledge, attitude, and skill. Thus, it can be affirmed that teaching literature using audio visual media is eligible to be applied in MTs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26258
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzie Z. Abidin
"Program pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian dari pengembangan tenaga kesehatan dengan tujuan untuk tetap meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kesehatan yang mampu untuk mengemban tugasnya kearah perubahan, pertumbuhan dan pembaharuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, seperti yang tertuang dalam SK Menkes Nomor. 558/Menkes/ SK/84. mempunyai togas dan fungsi melaksanakan, mengkoordinasikan dan membuka pendidikan tenaga kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan. Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan kualitas masukan dan kualitas proses pembelajaran. Upaya untuk peningkatan kualitas lulusan lembaga pendidikan tenaga kesehatan hendaknya mencakup peningkatan kualitas masukan dan kualitas proses pembelajaran. Masukan utama mencakup mahasiswa, dosen, kurikulum dan perangkat pembelajarannya. Dosen memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi mahasiswa, dan untuk itu doses haruslah yang berkualitas. Peran, fungsi dan tanggung jawab dari profesi dosen dalam mengajar menuntut kompetensi yang tinggi dalam tugasnya. Penelitian ini secara umum bettujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen dalam mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang tahun 2001. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan (Akper), Akademi Gizi (Akzi), Akademi Kebidanan (Akbid) Depkes Palembang. Sampel penelitian adaiah seluruh dosen tetap yang mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang sebanyak 66 orang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengalaman kerja, pelatihan dan sumber daya mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen dalam mengajar. Dan basil analisis multivariat dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengalaman kerja merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan kinerja dosen dalam mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang tahun 2001 (OR= 4,69 dan 4,53). Berdasarkan basil penelitian, ada berbagai saran yang perlu ditindak lanjuti. Agar pihak Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan perlu meningkatkan pelatihan bagi dosen terutama yang sesuai dengan materi kuliah yang diajarkan; selain itu perlunya meningkatkan penyediaan saran prasarana yang menunjang dalam proses belajar mengajar. Bagi pihak institusi Akademi Kesehatan Depkes Palembang hendaknya mengaktifkan peran dosen senior dalam membimbing dosen yunior selain itu agar staf dosen diberi kemudahan untuk mengikuti pelatihan secara bergantian. Perlunya penelitian lanjutan terhadap faktor-faktor yang ada diluar faktor-faktor dalam penelitian ini.

Factors Related to the Performance of Lecturers within The Academy of Health Minister of Health Palembang in The Year 2001.Educational program for health professional is a part of human resource for Health (HRH) development, which have objectives to add its quantity and also to improve their quality. So that, they contribute significantly to health service changes, growth and innovations (Minister of Health Decree Number: 158/MenKes/SK/84). Quality of education is very much related with quality of input and process factors. It is therefore, input and process factors should always be considered in any effort to improve learning process. Factor within input are the students, lecturers, curriculum and educational infra structures. Lecturers are believed to have significant roles in improving students achievements, and therefore, their quality should always be monitored and improved. Their roles, functions and responsibilities demand high competencies. This study has objective to describe factors related to the performance of lecturers within the Academy of health , Ministry of Health Palembang in the Year 2001. The study used cross sectional design, which covered lecturers within Nurse, Nutrition, and Midwives Academics, Ministry of Health Palembang_ (Total population = 66 ).
The study showed that work experience, previous training and education resources variables have significant relationship with the performance. Furthermore using multivariate statistic, it is shown that previous training and work experience variables are dominantly related to performance (OR =4.69 and = 4.53 respectively). This study reccomrnends to The Central for Health Professional Education (Pusdiknakes) to add more training for lecturers especially training that are related to courses teached by them. Furthermore, Pudiknakes should always maintain and improve education resources in supporting learning process in each Academy. This study also suggest that the Academy of Health Ministry of Health Palembang should develop a system of young lecturers mentoring and support strongly and open widely any training opportunity for them. At last this study recommends to continue the study to explore others than factors examined."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudibyo
"Pendidikan diploma III keperawatan . merupakan salah satu jenis pendidikan tenaga keperawatan profesional pemula, yang akan mengambil bagian dalarn pelayanan kesehatan, sehingga kualitasnya perlu mendapat perhatian penyelenggara pendidikan. Pendidikan diploma III keperawatan merupakan bagian terbesar (61,74 %) dari jenjang pendidikan diploma III di bidang kesehatan. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional tahun 1999, yang sebelumnya adalah kurikulum 1984.
Persyaratan mahasiswa diploma III keperawatan adalah dari Sekolah Menengah umum, Madrasah Alliyah dan Sekolah Perawat Kesehatan. Program Studi Keperawatan Tangerang menyelenggarakan kelas dengan dasar SMUTAliyah dan SPK dengan jumlah 40 mahasiswa dari SMU/Alliyah dan 40 mahasiswa dad SPK. Untuk menghasilkan kinerja yang adekuat dalam suatu profesi keperawatan, diperlukan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan. Pencapaian kompetensi yang tidak mencapai target akan menyebabkan kurangnya kemandirian, kurang mampu bersaing dan mutu lulusan kurang baik. Pada tahun 2000 sampai dengan 2002 pencapaian kompetensi mahasiswa D III Keperawatan Program studi keperawatan Tangerang rata-rata berkisar pada 90%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
persepsi mahasiswa tentang pengajaran klinik dengan pencapaian kompetensi di Program Studi Keperawatan Tangerang tahun 2004.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh populasi mahasiswa D III Keperawatan tk III pada Program Studi Keperawatan Tangerang. Pengumpulan data melalui penyebaran angket dengan menggunakan kuesioner dan observasi pencapaian kompetensi oleh tim pengamat (observer). Data diolah dengan program komputer dan dianalisis secara statistik dengan teknik chi square dan Uji r dengan derajat kemaknaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (68,76%) mempunyai persepsi yang baik terhadap pengajaran klinis dan (31,24%) berpersepsi kurang baik terhadap pengajaran klinis. Dan hasil analisis bivariat didapatkan 5 variabel yaitu tempat tinggal, persepsi tentang tujuan pengajaran klinis, persepsi tentang metoda pengajaran klinis, persepsi tentang evaluasi pengajaran klinis dan persepsi tentang pengajaran klinis secara keseluruhan mempunyai hubungan secara statistik bermakna dengan pencapaian kompetensi. Sedangkan variabel-variabel umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, persepsi tentang media pengajaran klinis, persepsi tentang materi pengajaran klinis dan persepsi tentang pengajaran klinis tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan pencapaian kompetensi.
Dengan diketahuinya terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa tentang pengajaran klinis dengan pencapaian kompetensi, maka penelitian ini memberikan saran sebagai berikut : (a) untuk institusi pendidikan, hendaknya dalam pemberian pengajaran klinis tidak membedakan kepada mahasiswa yang berlatar belakang SMA maupun SPK, perlunya institusi memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mau tinggal di asrama dan memberikan fasilitas yang lengkap untuk menunjang proses pembelajaran. (b) Bagi para pengajar terutama pengajar klinik, perlu meningkatkan strategi pengajaran klinik yang dapat menambah minat mahasiswa terhadap pengajaran klinik yang dapat menunjang pencapaian kompetensi yang baik, perlunya mempersingkat jarak antara pemberian materi dengan praktik klinik sehingga mahasiswa tidak lupa dengan teorinya, perlunya pemberian metoda dan media yang bervariatif serta memberikan evaluasi untuk melihat pencapaian tujuan dan memberikan reward berupa nilai bagi mahasiswa pada seluruh proses pembelajaran.

Analysis Relation Students Perception About Teaching Clinical With Students' Competence Achievement In D III Nursing Program Study Healthy Politecnic Bandung In Tangerang.In Diploma III Nursing Education Constitute is one of education for a professional nurse that will take part in health serve, so they need more attention in education quality. Diploma III Nursing Education is biggest {51,74%) in health. It used national curriculum 1999 before it used curriculum 1984.
The requirement for Diploma III Nursing Student are High school, Islamic School, and SPK. Nursing Program Study in Tangerang, they have two classes, 40 students graduated from high school/Islam School and the other class, 40 students graduated from SPK. It produced hard working in nursing profession; they need competence knowledge and skill. If the competence is not get reach target, caused it is not independent, not competitive and the quality is not good.
In 2000 until 2002 got reach student competence D III Nursing Program Study average 90%. The purpose of researcher to know relation of teaching clinical between students perception with competence reach in Nusrsing Study Program in Tangerang 2004.
The research use plan crossed sectional. Research sample took all students population D III Nursing at third semester in Nursing Study Program in Tangerang. The researcher distributed questionnare and observed to take data for reach competence by observer. Data processing with computer and analysis in a statistics chi square technique and Uji t with 95% degree purpose.
The research result indicated that more than half respondents (68,76%) had good perception about teaching clinical and (31,24%) had not good perception about it. From bivariat analysis result got 5 variabels are: place to live, purpose of teaching clinical, perception of teaching clinical method, perception of teaching clinical that has relation meaning in a statistic with competence reaching. In age, sex, education background variabel, perception of teaching clinical aid, perception of teaching clinical material and perception of teaching clinical is not relation meaning in a statistic with competence reaching.
It is known get relation students' perception with teaching clinical to competence reaching, so this research gave some suggestions; a. For education institution , in teaching clinical, we cannot discriminate students background education SM.] or SPK, we must give them motivation to live in dormitory and give competence facility in learning support. B. For teaching clinic teacher he/she needs increase teaching clinic strategy for students inters in teaching clinic that can support to reach good competence, need short time to given material with clinic practices so students cannot forget it, given method and variation media to given evaluation for purpose reach and give values reward to students as a whole laerning process.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liu, Fuhua
Beijing China : Language and Culture University Press, 2009
SIN 495.18 LIU tk (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Liu, Fuhua
Beijing China : Language and Culture University Press, 2009
SIN 495.LIU ts (1);SIN 495.18 LIU ts (2);SIN 495.18 LIU ts (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiz Makarim
"Salah satu permasalahan yang ditemukan pada masa perubahan pembelajaran masa pandemi dan tatap muka adalah keterlibatan agentik dalam belajar, hal tersebut erat kaitannya dengan persepsi gaya mengajar controlling guru serta locus of control pada siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran internal locus of control dan external locus of control sebagai moderator dalam hubungan antara persepsi gaya mengajar controlling guru dengan keterlibatan agentik pada siswa SMA. Responden penelitian berjumlah 1474 siswa SMA di Jakarta. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur, yaitu Agentic Engagement Scale, Perceived Teacher’s Teaching Style Scale, dan Levenson Multidimensional Locus of Control. Pengolahan data dilakukan menggunakan analisis regresi berganda menggunakan perangkat JASP. Hasil analisis menemukan bahwa internal locus of control memoderasi hubungan antara perspsi gaya mengajar controlling dengan keterlibatan agentik siswa SMA. Kemudian ditemukan juga bahwa external locus of control memoderasi hubungan antara persepsi gaya mengajar controlling guru dengan keterlibatan agentik siswa SMA. Hasil ini menjelaskan bahwa kedua locus of control memiliki peran dalam memoderasi hubungan antara persepsi gaya mengajar controlling dengan keterlibatan agentik pada siswa SMA. Implikasi dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah, terutama guru dan konselor di SMA untuk dapat memberikan gaya mengajar yang tepat bagi siswa dalam rangka meningkatkan keterlibatan dalam belajar.

One of the problems found during the pandemic and face-to-face learning changes is agentic engagement in learning, which is closely related to the perception of the teacher's controlling teaching style and locus of control in high school students. This study aims to examine the role of internal and external locus of control as moderators in the relationship between controlling teaching style and agentic engagement in high school students. The research respondents totaled 1474 high school students in Jakarta. This study used three measuring instruments, namely Agentic Engagement Scale, Perceived Teacher's Teaching Style Scale, and Levenson Multidimensional Locus of Control. Data processing was conducted using multiple regression analysis using the JASP tool. The analysis found that internal locus of control moderated the relationship between perceived controlling teaching style and agentic engagement. It was also found that external locus of control moderated the relationship between perceived controlling teaching style and agentic engagement. These results explain that both locus of control have a role in strengthening or weakening the relationship between perceived controlling teaching style and agentic engagement in high school students. The implication of this study can be an input for schools, especially teachers and counselors in high school to be able to provide the right teaching style for students in order to increase engagement in learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafasya Ramadini Maura
"

Skripsi ini membahas tentang pengalaman individu dalam menjalin hubungan antarpribadi yang melibatkan konteks agama sebagai salah satu bentuk dimensi budaya. Komunikasi antarpribadi yang dimaksud mencakup kegiatan presentasi diri, memilih pasangan potensial, dan mengembangkan hubungan dengan match(es). Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang berusaha untuk mempelajari realitas sosial yang terbentuk oleh individu. Studi kualitatif dengan desain penelitian deskriptif ini menerapkan metode wawancara mendalam dan observasi nonpartisipan terhadap enam individu yang aktif menggunakan situs matrimonial Muzmatch untuk memperoleh data primer. Dengan metode pengambilan data tersebut—ditambah dengan pengumpulan data sekunder berupa tinjauan literatur, penelitian ini menemukan bahwa pengguna melihat agama sebagai sebuah cara hidup yang mengatur setiap aspek kehidupan mereka, termasuk dalam hal pernikahan. Pengguna melakukan berbagai cara untuk menemukan pasangan hidup, baik di ranah luring maupun daring. Pengguna dengan sifat ekstrover dan moderat menggunakan kedua medium, sedangkan pengguna introver hanya memanfaatkan aplikasi kencan. Secara luring, pengguna menjalin hubungan dengan lawan jenis yang ada di sekitarnya, meminta dikenalkan dengan rekan teman, melakukan taaruf, dan ingin melangsungkan perjodohan sebagai alternatif terakhir. Sementara itu, secara daring pengguna memanfaatkan situs matrimonial Muzmatch karena Muzmatch mengklaim dirinya sebagai aplikasi kencan halal yang dapat mempertemukan pengguna dengan pasangan hidup. Muzmatch dianggap sesuai dengan konteks agama yang mereka miliki dan bagi mereka, Muzmatch berperan sebagai mediator yang dapat mempertemukannya dengan jodoh. Hal ini tercermin melalui profil pengguna, kegiatan chatting, dan kesediaan pengguna untuk melanjutkan hubungan dengan match. Mereka berusaha untuk mempresentasikan diri secara autentik karena ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pasangan potensial. Kemudian, pengguna tertarik untuk bertukar kontak SNS lain dengan match apabila sudah merasa nyaman. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengguna mengembangkan hubungan dengan match ke tahapan yang beragam, tetapi sebagian besar hubungan masih bersifat kasual. Walaupun begitu, pengguna bersedia untuk melanjutkan dan memperdalam hubungan dengan match apabila merasa cocok.

 


This thesis discusses the lived experiences of individuals in establishing interpersonal relationships, considering religious context as a form of cultural dimension. Interpersonal communication discussed involving self-presentation, selecting potential partners, and develop relationships with match(es). This study uses a constructivist paradigm that seeks to understand the social reality formed by individuals. This qualitative research with a descriptive design applies in-depth interviews and nonparticipant observations to six individuals who actively use matrimonial site Muzmatch to obtain primary data. Through applying this data collection method—as well as secondary data gathering through literature review, this study found that all users see religion as a way of life that regulates every aspect of their lives, including marriage. Users use a variety of ways to find a life partner, both on the offline and online platforms. Users with extroverted and moderate nature use both mediums, while introverted users only utilize dating applications. To be able to find a spouse offline, they maintain relationships with the opposite sex in their surroundings, ask to be introduced to their friends’ colleagues, perform taaruf, and planning to have arranged marriage as a last option. Meanwhile, users actively use matrimonial site Muzmatch because Muzmatch claims to be a halal dating application that can bring users together with their spouses. In addition to that, Muzmatch is considered to be under their religious context and for them, Muzmatch serves as a mediator who can unite them with a life partner. This is reflected through the users’ profile, their chat activities, and their willingness to continue the relationship with matches. They try to present themselves authentically because they want to establish long-term relationships with potential partners. Then, users are interested in exchanging other SNS contacts with matches that they feel comfortable with. This study also found that users develop relationships with matches to various stages, but the majority of relationships are still casual. Even so, users are interested to continue and deepen relationships with matches if they feel that they are suitable.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>